Share

Dia Siapa, Mas?

Penulis: Cahaya Asa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-20 20:32:45

"Dek, Ke-kenapa kamu ada di sini?" tanya Damar gelagapan.

Tentu saja dia tidak mempersiapkan apapun untuk menghadapi kedatangan Tiara yang tiba-tiba. Dia bahkan tidak tahu kalau Tiara bisa mengetahui keberadaannya. Karena selama ini lelaki itu bisa bermain dengan cantik dan Tiara tak pernah curiga apapun tentangnya.

"Kenapa aku ada di sini? Harusnya aku yang yang bertanya padamu, Mas kenapa bisa ada di sini? Bukankah tadi kamu pamitnya mau keluar kota? Oh, apa ini tugas dari bosmu yang katanya harus lakukan perjalanan bisnis lama beberapa hari itu?" Tiara menatap nyalang suaminya yang terlihat gelisah.

Damar berusaha untuk meraih tubuh Tiara namun wanita itu berusaha untuk menghindar. Tidak, sebelum semuanya jelas siapa wanita itu.

"Dek, dengerin Mas dulu. Ayo kita keluar Mas akan jelaskan semuanya," bujuk Damar pada wanita yang dia nikahi dua tahun yang lalu.

"Tidak. Katakan saja di sini, Mas! Kenapa harus keluar? Oh ... apa kamu takut kalau wanita itu terbangun dan melihatku ada di sin?" Tiara tersenyum sinis.

Dengan gerakan cepat Ibu satu anak itu mendekati ranjang pasien yang di atasnya tergeletak seorang wanita dengan wajah sangat pucat. Tiara menatap wanita itu dengan tatapan tajam. Hatinya bergejolak membayangkan suaminya memiliki wanita lain selain dirinya.

Damar melangkah mendekati Tiara lalu memegang kedua pundak istri yang sudah memberinya seorang anak itu dan mencoba untuk membawanya keluar. Namun laki-laki Tiara menolak sentuhan suaminya.

"Jangan sentuh aku Mas!"

Gurat kecewa terlihat jelas di wajah Damar. Istrinya wanita yang selama ini iya sayangi dan ia cintai tiba-tiba menolak sentuhannya. Tentu saja Damar tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi kemarahan Tiara yang biasanya lemah lembut.

"Dek, tenangkan dirimu. Ayo kita bicara!" Damar berucap selimut mungkin agar Tiara tidak merasa diduakan.

Sementara Dina hanya bisa bungkam di pojok ruangan menyaksikan drama sahabat tercintanya. Wanita itu juga tidak percaya dengan apa yang terlihat di depan mata. Selama ini Tiara selalu membangga-banggakan suaminya pada Dina dan itu cukup membuat Dina tahu kalau Damar adalah sosok yang lembut dan penyayang.

Tiara memejamkan mata, menghirup udara banyak-banyak untuk mengisi paru-parunya yang tiba-tiba sesak. Dalam hati ia terus beristighfar agar kemarahan tidak menguasai dirinya. Ya dia harus mendengar penjelasan suaminya supaya kesalahpahaman ini tidak berlarut-larut. Namun satu sisi dia takut mendengar fakta yang akan membuatnya kecewa dan sakit hati.

Perlahan Tiara berjalan menuju sofa yang ada di pojok ruangan. Menjatuhkan bobot tubuhnya lalu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Bahu wanita itu terguncang hebat menandakan betapa sesak adanya menanggung semua ini.

Damar menyusul. Jangan lembut iya mengelus punggung Tiara dengan menggunakan tangan kanan sedang tangan kirinya menggenggam jemari Tiara yang sudah berada di atas pangkuan.

"Dek, maaf kalau sudah membuatmu kecewa." Damar menjeda kalimatnya, menunggu respon dari Tiara.

Sayangnya Ibu dari anaknya itu memilih untuk tetap bungkam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Meski hal itu menguntungkan baginya karena dia bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, tapi diabaikan seperti ini juga membuat hati Damar seperti disayat-sayat.

"Maaf kalau Mas nggak bisa jujur sama kamu, Dek. Mas nggak bisa melihatmu kecewa jika mendengar kenyataannya," lirih Damar.

Spontan Tiara menatap suaminya dengan tatapan tajam. Seolah dari sorot matanya itu mampu mencabik-cabik jantung Damar.

"Itu artinya kamu menyembunyikan sesuatu yang besar dariku, Mas? Tega kamu, Mas! Kupikir kamu seorang imam yang sempurna. Imam yang senantiasa melindungi dan menjaga hati istrinya. Nyatanya kamu sudah menorehkan luka yang teramat dalam di hatiku."

Tiara benar-benar kecewa pada suaminya. Selama ini dia terlalu percaya dengan mulut manis Damar yang selalu membuatnya mabuk kepayang. Laki-laki yang sayangnya suaminya itu sudah membuat dirinya jatuh hati sedalam-dalamnya. Namun di saat yang sama dia juga menorehkan luka yang teramat dalam.

"Aku punya alasan yang kuat untuk menyembunyikan ini, Dik. Makanya nggak ingin kamu terluka. Kamu pasti tidak akan bisa menerima emas kalau Mas jujur sama kamu!" jelas Damar.

Lelaki tu tidak sadar kalau ucapannya sudah membuat Tiara penasaran.

"Jadi benar selama ini kamu membohongiku, Mas?" lirih Tiara.

Air mata Ibu satu anak itu sudah menganak sungai di pipinya. Hidung mancungnya memerah dan sepasang matanya yang jernih berubah menjadi merah saking banyaknya air mata yang tumpah. Entah mimpi apa dia semalam hingga disuguhi oleh kenyataan pahit seperti ini.

"Maaf," ulang Damar.

"Sekarang kamu jujur, Mas siapa wanita itu?" teriak Tiara membuat pasien yang menjadi perdebatan pasangan suami istri itu membuka matanya. Pertama kali pemandangan yang ia lihat adalah pertengkaran antara Damar dan Tiara.

"Dek, pelankan suaramu! Ini di rumah sakit. Jangan sampai security masuk untuk mengusirmu karena sudah mengganggu ketenangan para pasien di rumah sakit ini," ucap Damar gemas dengan Tiara yang sudah dikendalikan.

Biasanya Tiara selalu menurut padanya. Perangainya yang lembut dan tutur katanya yang sopan membuat Damar jatuh cinta. Namun kini Tiara seolah menjadi pribadi yang lain yang bertolak belakang dengan sifat aslinya.

"Kenapa memangnya? Apa Mas takut kalau perempuan itu bangun dan mengetahui keberadaanku di sini? Atau jangan-jangan dia juga tidak tahu kalau Mas sudah punya anak dan istri?" Tiara menatap sinis suaminya.

Entah bagaimana lagi cara Damar mengendalikan istrinya yang sedang kalap ini. Dia benar-benar tidak memiliki ide untuk mengendalikannya. Pasalnya selama ini Tiara tidak pernah berbuat seperti ini.

"Dek, please ... jangan seperti ini. Tiara yang aku kenal orangnya lemah lembut dan tidak mudah emosi. Tolong kendalikan dirimu, Dek," mohon Damar.

"Ya, itu dulu. Sebelum aku mengetahui kebusukanmu, Mas! Menurutmu apa aku masih bisa seperti dulu sementara kamu sudah membohongiku, Mas? Kamu sudah menodai kepercayaanku. Kamu sudah menorehkan luka dalam hatiku." Tiara tergugu.

Wanita itu kembali menangis dengan menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangan. Saat Damar hendak memeluknya lagi wanita itu kembali menepisnya.

"Jangan sentuh aku, Mas! Tolong, jangan sentuh aku!" pinta Tiara dengan tatapan terluka.

Tak hanya Tiara, Damar juga merasakan luka yang sama ketika melihat kondisi Tiara yang seperti ini.

"Tiara? Kamu datang? Akhirnya kamu datang?" Tiara mendadak merinding mendengar suara itu.

Wanita yang berbaring di atas ranjang itu mengenal dirinya? Apa dia saja yang selama ini seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa? Perlahan Tiara menoleh pada sosok yang tersenyum padanya.

"Kalian jangan bertengkar lagi!" ucap wanita itu. "Bukan Mas Damar yang salah, Ra. Kalau ada yang perlu dipersalahkan di sini adalah aku," lanjut wanita itu dengan suara lemah.

Tanpa aba-aba Tiara bangkit dan berjalan menuju ranjang pasien. Tatapannya tak pernah lepas dari wajah pucat yang memandangnya dengan tatapan teduh itu.

"Kamu siapa?" tanya Tiara.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
damar menikahi tiara atas persetujuan istri pertama
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Ternyata Suamiku Sudah Beristri    Bab 99

    Baru saya Jek mau mengangkat panggilan itu tiba-tiba dering ponsel berhenti. Tak berselang lama sebuah pesan masuk dari nomor yang sama."Katakan pada bosmu, aku sudah bisa melacak keberadaan Melisa."Kalimat yang cukup singkat tapi sangat membawa pengaruh yang cukup besar bagi perubahan lewat wajah asisten pribadi Samudra itu. Ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu sejak satu bulan yang lalu. Setelah melalui berbagai macam cara tidak mendapatkan informasi apapun tentang wanita ini pernah mengusik rumah tangga atasannya itu, kini tiba-tiba kabar tentang keberadaannya kembali terdengar.Ucap langsung melakukan panggilan kepada lelaki tersebut. Pada dering ketiga suara bariton seorang pria langsung menyapa pendengaran Jack. "Di mana dia sekarang?" tanya Jack tanpa basa-basi. Sementara Samudra mengurungkan niatnya untuk menyusul sang istri begitu mendengar informasi yang cukup penting itu. Untuk masalah Kiara dia akan membujuknya nanti malam. Bukan karena tidak memprioritaskan kekasih h

  • Ternyata Suamiku Sudah Beristri    Bab 22

    Ucapan Tania terus terngiang-ngiang di kepala Tiara. Wanita itu tak bisa mengabaikan kalimat yang sederhana tapi sangat mengerikan jika dipahami dengan benar. Ya, dia terlalu gegabah dengan pergi tanpa pamit. Ia yakin saat ini suami dan mertuanya pasti sudah sadar kalau dirinya pergi. "Tapi ... kalau memang Mas Damar sudah menyadari kalau aku pergi, kenapa tidak ada usaha untuk mencariku? Apa dia terlalu sibuk dengan istrinya sampai tidak butuh aku? Ah, bukankah aku sendiri yang memilih untuk mundur?" Tiara berperang dengan batinnya sendiri. Satu sisi dia kasihan pada madunya dan bertekad untuk tidak kembali ke rumah, tapi di sisi lain dia takut dosa karena pergi tanpa pamit. Perlahan wanita yang baru memiliki satu buah hati itu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian dia kembali dengan wajah yang segar karena terkena air wudhu. Selanjutnya Tiara menggelar sajadah dan menunaikan qiyamul lail dengan khusyuk. Mohon petunjuk kepada Allah agar

  • Ternyata Suamiku Sudah Beristri    Bab 21

    Damar spontan berdiri. Menghadang salah satu perawat yang ikut berlari. "Suster, ada apa?" tanya Damar cemas. Tak bisa dipungkiri, hati Damar disapu badai kecemasan. Di dalam ruang ICU hanya ada 2 pasien dan salah satunya Lela. Meski demikian ia berharap bukan istrinya yang saat ini sedang dalam kondisi bahaya."Pasien atas nama Nyonya Lela mengalami henti nafas," jawab perawat sambil berlalu. Seperti disambar petir mendengar jawaban itu. Mendadak tubuh Damar limbung. Lututnya terasa lemas. Bobot tubuhnya tak mampu ditopang oleh dua kakinya yang gemetar. Pria beristri dua itu ambruk dan bersimpuh di lantai. "Allah, jangan kau panggil Lelaki secepat ini. Aku belum bisa membahagiakannya ya Allah. Aku masih ingin melihatnya akur dengan Tiara."Damar menjambaki rambutnya sendiri. Walau ia tau saat seperti ini pasti akan tiba, tapi tetap saja ia belum siap saat tiba-tiba Lela meninggalkannya. Dalam hati lelaki tampan itu berharap sang istri pertama bisa bertahan."Sayang, bukankah kamu

  • Ternyata Suamiku Sudah Beristri    Bab 20

    Tiara menyingkap sedikit korden untuk mengetahui siapa gerangan yang mengetuk pintu. Dahinya mengernyit melihat sosok wanita tak dikenal berada di depan pintu rumah kontrakannya. Dengan sedikit ragu-ragu Tiara membuka pintu. "Ya? Cari siapa ya, Mbak?" tanya Tiara seramah mungkin. Wanita berhijab maroon yang berdiri di depan pintu mengulas senyum. Menatap Tiara teduh lalu mengucap salam. "Maaf, Mbak kalau menganggu. Kenalkan saya Rania, tinggal di seberang jalan. Saya dengar dari Abi ada tetangga baru jadi saya ke sini untuk mengenalkan diri." Wanita itu mengulurkan tangan pada Tiara.Tiara menyambut uluran tangan itu lalu ikut tersenyum. "Mari masuk! Maaf saya belum sempat berkenalan dengan para tetangga di sini. Tapi saya sudah lapor pak RT." Tiara menyilakan tamunya duduk di sofa yang sudah tersedia sebagai fasilitas dari rumah kontrakan ini. Beruntung Tiara mendapatkan rumah kontrakan yang nyaman dan sudah lengkap dengan perabotannya. Meskipun minimalis, tapi Tiara merasa beta

  • Ternyata Suamiku Sudah Beristri    Bab 19

    Damar membulatkan kedua matanya. Meski wanita yang sedang berjuang antara hidup dan mati itu sudah beberapa kali meminta untuk berpisah karena penyakitnya, tetap saja ketika permintaan talak itu kembali diucapkan rasa kesal bercampur kaget tetap ada."Jangan memaksaku untuk melakukan apa yang tidak ingin kulakukan, Sayang. Please, tak bisakah kamu fokus saja pada kesembuhanmu?" Damar menatap nanar pada wajah pucat di hadapannya. Lela melengos. Tak sanggup menatap wajah sendu suaminya. Lelaki yang sampai detik ini masih teramat ia cintai meskipun sudah memiliki istri lain. Lela tak pernah mempermasalahkan pernikahan kedua suamiya karena memang dirinyalah yang menginginkan sang suami menikah lagi. Sebagai penyitas kanker stadium akhir, Lela tak ingin lelaki yang menjadi prioritas utama dalam hidupnya itu sibuk mengurusnya sedangkan dirinya sendiri tidak ada yang mengurus. Dia juga sadar bahwa selamanya tidak akan mampu memberikan keturunan bahkan sekadar memberikan haknya pun tidak ma

  • Ternyata Suamiku Sudah Beristri    Bab 18

    Akhir-akhir ini Tiara lebih banyak menghabiskan waktu di kamar putri kecilnya. Dia selalu menghindari Damar ketika pria itu berada di rumah. Namun begitu semua kebutuhan suamiya tetap ia siapkan. Seperti baju kerja, sarapan, maupun lainnya. Hanya saja Tiara akan bergerak cepat memilihkan baju kerja saat suaminya tengah mandi. Lalu semuanya akan siap ketika lelaki itu selesai mandi dan sudah tidak mendapati sang istri di kamarnya lagi. Seperti pagi ini, Damar memandangi setelan baju kerja yang sudah siap di atas kasur. Lalu kaos kaki, dasi, sepatu dan jam tangan yang juga sudah siap di tempatnya. Hembusan nafas kasar terdengar dari mulut lelaki yang memiliki dua istri tersebut. Dia sangat merindukan saat-saat Tiara menyambut paginya dengan senyum merekah dan ucapan selamat pagi. Wajah wanita itu akan terlihat berseri-seri saat melayani suaminya. Namun kini semua itu sudah tak bisa dirasakan Damar lagi sejak ketahuan kalau dirinya memiliki istri lain selain Tiara. Tak ingin terlihat

  • Ternyata Suamiku Sudah Beristri    Bab 18

    Setiap kata yang diucapkan oleh mama mertua barusan terus terngiang di telinga Tiara. Wanita itu tak bisa membayangkan andai dirinya berada di posisi Lela. Di saat ia membutuhkan dukungan untuk menemani hari-hari terakhirnya, justru penolakan dari mertua dan keluarga suaminya. Tiara membelokkan mobilnya kembali ke rumah sakit. Alasan terlalu lama meninggalkan Ara hanya alibi untuk bisa terbebas dari mertuanya yang terus menghina dan menjelekkan Lela. Walau dirinya juga masih belum bisa menerima kenyataan tentang rumah tangganya, tapi Tiara mencoba untuk tidak egois."Mungkin ini terakhir kalinya aku bisa berbuat baik padanya. Andai benar ia akan segera menghadap Yang Maha Kuasa, aku bisa memberinya kesan terbaik padanya," gumam Tiara. Tiara berjalan dengan langkah berat menuju kamar rawat Lela. Dalam hati ia berdoa semoga suaminya sudah tidak ada di sana karena ia ingin berbicara berdua saja dengan Lela. Tepat saat dia berbelok ke lorong yang menghubungkan kamar rawat Lela, lelaki

  • Ternyata Suamiku Sudah Beristri    Bab 16

    Tiara menatap sosok pria yang saat ini tengah berjalan menuju arah yang sama dengannya. Untuk sesaat otaknya berpikir apakah benar dia mengenal pria itu. "Kamu benar-benar lupa sama aku?" tanya pria berwajah blesteran itu. Sebenarnya Tiara malas meladeni pria tersebut. Pasalnya saat ini dia sedang terburu-buru memenuhi panggilan mama mertuanya. Ditambah lagi suasana hatinya yang tengah kacau membuat ia enggan untuk menanggapi pria tersebut."Maaf," ucap Tiara singkat lalu pergi menuju ke arah mobilnya sendiri. Pria itu hendak mengejar Tiara tapi melihat gelagat wanita berhijab itu yang sedang terburu-buru dan tampak tak ingin diganggu ia memilih untuk mengurungkan niatnya. Toh dia yakin suatu saat bisa pertama kembali. Tak butuh waktu lama bagi Tiara untuk melajukan mobilnya di jalanan yang cukup ramai karena waktu yang menunjukkan jam istirahat para pekerja kantor. Namun sebisa mungkin Tiara tetap fokus pada jalanan meski pikirannya terus terang ini yang dengan ucapan Lela yang

  • Ternyata Suamiku Sudah Beristri    Bab 15

    Dengan air mata terus berlinang Tiara tugas menuju ke mobilnya setelah menitipkan Ara pada baby sitternya. Tujuan wanita itu adalah Rumah sakit tempat di mana Lela dirawat saat ini.Meskipun ia merasa kecewa dengan fakta yang baru saja ia ketahui tapi hati nurani Tiara tetap tak bisa mengabaikan pesan Lela yang baru saja ia baca. Pikirannya terus berkecamuk memikirkan hal-hal yang belum tentu akan terjadi. Wanita berhijab itu menghilang nafas panjang lalu membuangnya perlahan. Ia lakukan hal itu berulang-ulang sampai rasa sesak di dalam dada perlahan mulai longgar. "Aku nggak mau menyesal kalau sampai terjadi apa-apa sama wanita itu. Mungkin ini kesempatan terakhirku untuk bertemu dengan. Mungkin juga dia punya pesan penting sehingga ingin bertemu denganku," gumam Tiara.Sambil sesekali menyusut air matanya yang terus mengalir Tiara terus mengendalikan setir agar mobil tetap berjalan di jalurnya. Semua prasangka mulai saling tumpang tindih di dalam benaknya. Terlebih jika mengingat

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status