Share

bab 8

Author: Kay
last update Huling Na-update: 2024-04-23 00:39:59

"Joana?" Kakek JM melirik Joana yang masih terlihat enggan. Dengan malas meraih gelasnya dengan helaan napas.

Setelah bersulang bersama, semua meminum anggurnya dengan kegembiraan. Namun, tidak dengan bibi Joana yang terlihat masam, meletakkan kembali gelasnya tanpa menyesap sedikitpun.

"Jika Alby saja mendapatkan perayaan seperti ini, bagaimana dengan Morgan, Ayah? Apa ia tak terlihat untukmu?" Cetusnya memancing dengan senyum sinis pada Hannah dan Alby.

"Apa maksud ucapanmu, Ana?" Kakek JM menatap tak suka. Sikap ini selalu ditunjukkan setiap kali pertemuan, membandingkan Alby dan Morgan. Yang jelas berbeda.

Joana tertawa hambar, "Ayolah Ayah, apa Ayah menolak tau? Apa yang sudah Alby lakukan untuk keluarga ini? Dan lihatlah Morgan, dia sudah melakukan banyak hal. Banyak tender yang berhasil ia menangkan. Tapi satu perayaan kecil pun tak Ayah berikan," ucapnya tajam.

Suasana menjadi hening. Tatapan elang kakek JM terarah pada putri tertuanya. Menyadari jika memang Joana tak pernah p
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Ternyata Suamiku Tampan   bab 17

    Bab 16 Malam ini, Alby merasa sangat lelah. Persiapan launching projek yang dia kerjakan sangatlah menyita banyak waktu dan tenaganya. Saat pulang, ia pikir Hannah sudah tidur, bertemu dengan Morgan hanya menambah buruk suasana hatinya. "Istrimu cantik sekali malam ini." Alby meliriknya dingin. "Tadi aku mau mengajaknya minum kopi, tapi dia lebih suka mencari angin di atas sana." "Apa maksudmu?" "Lain kali tidak apa-apa, kan kalau kami sedikit mengakrabkan diri? Minum teh misalnya." "Lantas? Kau mau merayunya seperti Ivana?" sindir Alby. "Boleh?" "Dia tidak akan tergoda!" "Berarti boleh, kan?" tantang Morgan membangkitkan amarah dan cemburu di dada Alby. "Dia menolak karena kamu sudah pulang, lain kali pulanglah lebih larut agar kami bisa menikmati teh bersama..." Alby mencengkram kerah leher depan Morgan menatapnya dengan penuh amarah. "Jangan sampai aku melihatnya, Morgan!" Mata Alby yang tajam menusuk mata Morgan. Memberi peringatan pada sepupunya sendir

  • Ternyata Suamiku Tampan   bab 16

    Bab 15 "Apa yang kau lakukan?" "Ma-maaf! aku tidak. bermaksud... A-aku hanya..." Hannah menjadi gugup dan takut. Wajah Alby terlihat sangat menyeramkan. "Maaf, aku sudah..." Alby melepaskan tangan Hannah dan lekas berbalik membelakangi. Meninggalkan rasa sesak dan sesal di dada Hanah. "Alby, dia pasti marah aku sudah melewati batas privasi. Bodoh sekali, Hannah!" umpat Hanah dalam hati meruntuki diri. "Alby, maafkan aku. Aku tak bermaksud mengganggu privasimu." "Tidur!" "Aku pikir aku ini istrimu." Alby berbalik lagi, "Lalu?" Hannah gentar, merasa ciut Dengan tatapan mata Alby yang tajam. "Kau pikir kau istriku, lalu apa?" "Tidak apa-apa jika, aku melihat lukamu." Alby tersenyum, lalu menyeringai menyeramkan, membuat Hannah takut dan gentar.

  • Ternyata Suamiku Tampan   bab 15

    Hannah menatap wajah pria bertopeng di hadapan yang terlihat gelisah melihat senyumannya yang memudar. "Kamu nggak suka?" Hannah menggeleng pelan, "Ini terlalu berlebihan Alby. Apa aku pantas menerimanya? Ini terlalu indah." Alby merasa lega, ia pikir Hannah tak suka. "Akan kupakaikan untukmu," ucap Alby mengambil kotak kalung dari tangan Hannah lalu berdiri, "Ini terlihat mahal." Alby tersenyum mengeluarkan kalung dari kotak, "Ini memang mahal, jadi kamu harus memakainya," ucap Alby memutari sampai ke belakang Hannah. Hannah menyatukan rambutnya yang tergerai dan menyibak ke samping agar Alby lebih mudah memasangkan di lehernya. Rasanya jantung Hannah berdebar kencang saat Alby memasangkan kalung itu di sana. Dan tubuh Hannah menegang kala merasakan kecupan di tengkuknya. Ya Alby mendaratkan bibirnya di sana untuk sesaat. Membawa sengatan panjang di tubuh Hannah. "Alby..." ucap Hannah dengan napas yang

  • Ternyata Suamiku Tampan   bab 14

    "Tuan Alby! Awas!" seru manager perencanaan yang menyertainya kala itu menarik tubuh Alby menjauh sampai tersungkur. Beruntung papan kayu yang lepas beserta longsong besi yang jatuh tak mengenai tubuh mereka. Tepat di depan mata benda-benda berbahaya itu mendarat.Jantung Alby berdetak kencang karena merasa nyaris celaka, napasnya pun naik turun karenanya."Tuan Alby anda baik-baik saja?" tanya manager perencanaan yang tadi menyelamatkan dirinya, dengan nada khawatir."Iya aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu," angguk Alby melihat ke atas."Saya juga baik-baik saja. Syukurlah. Astaga! Bagaimana bisa ada benda berbahaya begini jatuh?" ucapnya diselingi gerutu, melihat ke atas juga."Apa kalian baik-baik saja?" Beberapa orang pekerja kuli mendekat dengan gelisah. Karena takut jika sampai kehilangan pekerjaan, lebih parah jika diminta ganti rugi."Kenapa bisa sampai ada yang jatuh? Bagaimana kalian bekerja." Manager perencanaan marah menunjuk-nunjuk pekerja yang menunduk lemas."Maaf,

  • Ternyata Suamiku Tampan   bab 13 a

    "Tapi, bisa kamu lihat, kan? Hannah sekarang baik-baik saja. Kenapa tidak lebih memperhatikan Hannah saja dari pada sibuk mencari pelaku yang tak jelas dimana!" sanggah Joana"Ah, kenapa bibi sepertinya takut jika kami menyelidiki kasus ini. Apa jangan-jangan, bibikah yang mencoba mencelakai Hannah," sindir Irene dengan senyum di wajahnya."Tutup mulutmu! Jangan menuduh tanpa bukti." Dan ini membuat Joana meradang."Akan segera kami dapatkan buktinya, bi!""Kau! Aku pasti akan menuntut mu jika kamu bahkan tidak bisa membuktikan apapun!" sergah Joana semakin marah."Sudah cukup!" Kakek JM menengahi.Menatap Joana dan Irene bergantian. "Kenapa kalian malah bertengkar di depan wajahku!"Semua diam, bahkan Morgan pun tak mengatakan apapun, juga suami Irene, Roky yang mengusap lengan istrinya yang sudah beremosi."Aku akan nyuruh orang untuk mencari tau siapa pelakunya. Selama itu, sebaiknya kalian berdamai. Aku harap ini hanyalah penyerempetan orang lain, dan tidak ada keluarga yang terli

  • Ternyata Suamiku Tampan   bab 12

    "Hannah!"Suara pekikan Amy di susul suara keras, dan mobil yang berlari begitu saja meninggalkan Hannah yang tergeletak di atas aspal jalan."Hannah!"Alby berlari mendekat, wajah yang takut akan kehilangan terlihat jelas di sana. Melihat wanita yang mulai masuk ke dalam hidupnya tak bergerak membuat Alby luruh dan takut yang dahsyat."Jangan sentuh!" larang Josep ketika Alby mendekat hendak menyentuh tubuh Hannah."Biarkan di sana! Aku akan memanggil petugas medis dan polisi," lanjut Josep.Alby mengerti maksud Josep, dalam kecelakaan memang tidak di sarankan memindahkan korban. Karena mungkin bisa berakibat fatal jika salah dalam pertolongan pertama. Alby merendahkan tubuhnya sampai di dekat wajah Hannah."A-apa yang kamu rasakan?" tanyanya terbata.Beberapa orang tampak berkerumun, sebagian ada yang membantu mengatur lalulintas agar tidak macet dan menjaga korban tetap ditempatnya. Agar tidak terjadi luka yang lebih parah jika dipindahkan."Hannah, apa yang kamu rasakan? Katakan,"

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status