Share

Teror Indekos Bekas Bunuh Diri
Teror Indekos Bekas Bunuh Diri
Penulis: HyFaa

Bab 1: Penemuan Mayat

"Bagaimana kejadian yang sebenarnya? Kenapa bisa-bisanya ada kasus yang seperti ini? Kalian tidak pernah memperhatikan teman kalian sendiri, kah?" tanya Tanti, perempuan pemilik indekos yang baru saja tiba di indekos miliknya itu.

Namun, saat Tanti telah tiba di indekos miliknya, sudah sangat ramai dengan banyaknya orang yang memiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi.

Ditambah lagi, dengan adanya garis polisi yang membatasi kamar penemuan mayat. Tanpa ingin membuang waktu lebih banyak lagi, Tanti langsung menerobos masuk ke kerumunan orang-orang.

"Ini, Pak yang punya indekosnya," ucap salah satu warga yang memang tengah hadir dan menyaksikan.

Tanti menganggukkan kepala, memberi pertanda jika apa yang diutarakan oleh warga tersebut adalah benar. Detik itu juga Tanti langsung diinterogasi oleh pihak kepolisian, mengenai bagaimana kejadian dan juga informasi yang memang sangat dibutuhkan oleh pihak kepolisian tersebut.

Sebenarnya, sangat tak bisa dipungkiri, jika saat mendapat rentetan pertanyaan yang cukup banyak, Tanti merasa sedikit gugup dan tidak tenang.

Suasana hatinya saat ini sangat campur aduk, antara takut, kecewa, sedih, dan gagal. 

Pasalnya, ia yang memiliki indekos tersebut, tetapi bahkan ia sendiri tidak mengetahui jika ada penghuni kamarnya yang mengalami depresi. Bahkan, sampai-sampai melakukan hal untuk mempersingkat hidup.

"Ya Tuhan, mengapa jadi seperti ini?" gumam Tanti, dengan suara yang sangat lemah. Bahkan, hampir tak terdengar oleh siapa pun. Tak ada lagi air mata yang mengalir dari ujung kedua matanya itu.

Menatap nanar ke arah pintu indekos yang sudah diberi garis kepolisian, supaya tidak ada yang memasuki kawasan tersebut. Bahkan, saat ini sebagian besar penghuni kos tersebut memilih untuk menginap sementara di indekos temannya.

Manusia yang memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan tangan sendiri, akan selalu menyimpan kisah mistis di balik itu. Namun, Tanti akan sangat berharap jika usaha indekos yang ia miliki tidak akan terbengkalai hanya karena kasus yang tadi.

Baru saja Tanti memiliki pemikiran tentang bagaimana nasib indekos miliknya, tetapi tiba-tiba saja ia mendengar suara tangisan dari dalam kamar tersebut.

Tangisan yang sangat menyayat hati dan penuh dengan penyesalan. Tak ada kalimat apa pun, hanya tangisan saja yang terus-menerus terdengar jelas di telinga Tanti.

Tak cukup sampai di situ, kali ini suara tangisan tersebut berganti menjadi suara teriakan yang membuat Tanti langsung memutuskan untuk segera masuk ke dalam kamarnya sendiri.

Kejadian yang sangat menegangkan, ditambah lagi dengan suasana mencekam, juga keheningan meliputi wilayah indekos tersebut.

"Baru aja aku memikirkan gimana nasib indekos punya aku ini, apa nanti bakalan sepi, seperti indekos yang pernah memiliki kasus serupa? Tapi ternyata udah langsung dapet hal mistis kayak gitu," gumam Tanti, ia sudah menyusun hal-hal yang bahkan belum tentu terjadi.

"Bu Tanti," panggil seorang perempuan dengan suara yang sangat lirih, tanpa adanya ketukan di pintu kamar.

Kedua bola mata Tanti langsung membulat dengan sangat sempurna, kala ia mendengar suara yang memanggil dirinya. 'Bukannya di sini cuma ada tiga orang ya? Itu pun mereka udah bilang ke aku, kalau enggak bakalan ke luar kamar karena takut?'

"Siapa?" sahut Tanti, tanpa keluar atau mendekat ke arah pintu.

Berusaha bersikap tenang dan juga berani, meskipun saat ini Tanti hanya bisa berada di balik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya tersebut.

"Saya ... Lina, Bu. Saya Lina ...." Tangisan pun kembali terdengar dengan sangat jelas.

Tangisan yang benar-benar menyayat hati, tetapi saat ini Tanti hanya berusaha untuk mengontrol dirinya sendiri, supaya tidak memiliki rasa takut yang berlebihan.

Apalagi, posisinya Tanti tengah sendiri. Mustahil sekali rasanya jika tidak ada takut yang melanda. Suara ketukan pintu kini terdengar pelan, tetapi ritmenya semakin lama semakin cepat.

Tanti saat ini hanya bisa memejamkan kedua matanya saja, dengan mulut yang terus melafadzkan asma Allah. Apa saja, yang terpenting adalah, ia yakin jika makhluk halus akan merasa panas dan akan menghilang.

Di saat keadaan Tanti saat ini tengah genting, tiba-tiba saja ponsel yang berada di genggamannya itu berbunyi. Pertanda jika ada satu pesan yang masuk.

Meskipun tangannya gemetar, tetapi jika hanya untuk membuka ponsel saja, Tanti akan usahakan itu supaya ia dapat melihat pesan dari siapa.

'Ibu baik-baik saja, kan? Soalnya tepat di depan kamar Ibu, ada Lina, Bu. Dia terbang gitu.' Tanti membaca isi pesan tersebut di dalam hati.

Pesan yang dikirim oleh salah satu penduduk indekos tersebut, yang memang sudah bilang ke dirinya, jika akan berada di dalam kamar indekos saja.

Dada Tanti tiba-tiba sesak. Wajahnya terlihat panik luar biasa.

"Arrgh!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status