Share

43. Apa Aku Tidak Menarik?

Author: A mum to be
last update Last Updated: 2025-07-24 19:12:58

Aurelia menggigil. Setelah mengucapkan kalimat penyerahan diri tadi, seluruh tubuhnya menegang. Napasnya terasa pendek. Tangannya mengepal di atas pangkuan, dan setiap inci kulitnya terasa seperti terpapar udara musim dingin yang membekukan.

Di hadapannya, Gian terdiam. Tatapannya tertuju pada wanita yang kini tampak seperti burung kecil yang takut mengepakkan sayap. Ia melangkah pelan, nyaris tanpa suara, dan duduk di hadapan Aurelia.

“Kau yakin?” tanyanya lagi, lembut tapi jelas.

Aurelia hanya mengangguk. Tak ada suara dari bibirnya. Tapi mata itu… penuh kecemasan.

Tanpa banyak kata, ia akhirnya bangkit dan membimbing Aurelia ke kamar. Keduanya melangkah pelan nyaris tak bersuara lagi.

Gian menyentuh pipinya, menatapnya dalam. “Aku tidak ingin kau memberiku sesuatu karena merasa harus. Aku ingin kau memberikannya… karena kau mau.”

“Aku mau,” bisiknya, kali ini terdengar lebih jelas, meskipun gemetar.

Gian menelan ludahnya. Satu sisi dalam dirinya ingin percaya. Tapi sisi lainnya mem
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terpaksa Jadi Mempelai Pengganti di Pernikahan Kakakku   46. Mandi Bersama

    Uap hangat memenuhi kamar mandi. Embun mulai terbentuk di cermin besar di atas wastafel. Cahaya matahari pagi yang masuk lewat kisi-kisi jendela menciptakan bias lembut yang menari di dinding marmer putih.Gian memutar keran air, memastikan suhunya cukup hangat. Saat suara gemericik mengalun, ia menoleh pada Aurelia—yang berdiri di ambang pintu dengan ragu. Tubuhnya masih terbungkus handuk tipis. Rambutnya kusut, dan pipinya tampak merah karena malu, bukan karena uap.Jangan tanyakan sudah berapa kali terdengar kalimat penolakan darinya. Namun, Gian seolah menulikan pendengarannya. Pria itu malah menyiapkan segala kebutuhan mandi mereka dengan suka cita.“Masuklah,” ucap Gian pelan.Aurelia menarik napas dalam, lalu melangkah masuk. Langkahnya pelan, seakan setiap gerakan menuntut keberanian baru. Gian membantunya melepas handuk, lalu menggantungnya di sisi dinding. Ia tidak

  • Terpaksa Jadi Mempelai Pengganti di Pernikahan Kakakku   45. Milikmu Seutuhnya

    Aurelia masih berdiri membeku di belakang tubuh Gian, berusaha menyembunyikan wajah yang sekarang rasanya seperti mendidih. Jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Seluruh badannya panas—bukan karena udara, tetapi karena malu yang tak terbendung.Sementara Gian, berdiri di hadapan layar infokus yang memantulkan wajah-wajah bawahannya, berusaha menjaga ekspresi setenang mungkin."Maaf, saya matikan video sebentar. Ada gangguan kecil," katanya, dengan senyum profesional yang nyaris tak terlihat dipaksakan.Tanpa menunggu tanggapan, Gian menekan tombol video off di laptop. Seluruh ruangan kembali ke keheningan, hanya suara kipas laptop dan napas cepat Aurelia yang terdengar. Gian memutar tubuhnya perlahan, menatap wanita yang kini meringkuk di balik punggungnya.Aurelia menutup wajah dengan kedua tangan. "Ya Tuhan, aku ingin menghilang sekarang juga..."Gian menahan tawa yang hampir pecah, lalu menarik Aurelia ke dalam pelukan. Kedua telapak tangan besarnya kemudian membingkai w

  • Terpaksa Jadi Mempelai Pengganti di Pernikahan Kakakku   44. Buktikan

    Gian menghela napas panjang lalu mendekatkan diri. Namun, Aurelia malah menggeser selimut dan duduk sambil memalingkan wajah. Air matanya masih terus menetes meski sudah berulang kali diusap dengan punggung tangan. Suaranya kecil, nyaris seperti gerutu anak-anak yang marah tapi tak bisa menjelaskan kenapa.“Kenapa sih kau harus begitu?” katanya, nyaris berbisik. “Kalau memang aku tak menarik, bilang saja. Tak usah menyelimuti tubuhku seperti aku ini mayat hidup.”Gian menghela napas, duduk kembali di sisi tempat tidur, lalu menyentuh lengan Aurelia yang gemetar. “Sayang… bukan itu maksudku.”“Jangan panggil aku ‘sayang’ kalau kau hanya ingin membuatku merasa kasihan pada diriku sendiri,” potong Aurelia, masih tak mau menatapnya.Gian tersenyum tipis. Tangannya

  • Terpaksa Jadi Mempelai Pengganti di Pernikahan Kakakku   43. Apa Aku Tidak Menarik?

    Aurelia menggigil. Setelah mengucapkan kalimat penyerahan diri tadi, seluruh tubuhnya menegang. Napasnya terasa pendek. Tangannya mengepal di atas pangkuan, dan setiap inci kulitnya terasa seperti terpapar udara musim dingin yang membekukan.Di hadapannya, Gian terdiam. Tatapannya tertuju pada wanita yang kini tampak seperti burung kecil yang takut mengepakkan sayap. Ia melangkah pelan, nyaris tanpa suara, dan duduk di hadapan Aurelia.“Kau yakin?” tanyanya lagi, lembut tapi jelas.Aurelia hanya mengangguk. Tak ada suara dari bibirnya. Tapi mata itu… penuh kecemasan.Tanpa banyak kata, ia akhirnya bangkit dan membimbing Aurelia ke kamar. Keduanya melangkah pelan nyaris tak bersuara lagi.Gian menyentuh pipinya, menatapnya dalam. “Aku tidak ingin kau memberiku sesuatu karena merasa harus. Aku ingin kau memberikannya… karena kau mau.”“Aku mau,” bisiknya, kali ini terdengar lebih jelas, meskipun gemetar.Gian menelan ludahnya. Satu sisi dalam dirinya ingin percaya. Tapi sisi lainnya mem

  • Terpaksa Jadi Mempelai Pengganti di Pernikahan Kakakku   42. Gian Marah

    “Apa katamu??”Gian meletakkan gelas ke meja dapur dengan bunyi pelan tapi jelas. Ia bersandar, menatap lurus ke arah Aurelia. “Aku tidak tahu lagi harus menganggap hubungan ini seperti apa.”Aurelia melangkah maju, wajahnya mulai merah karena campuran emosi. “Jadi semua ini... kau anggap omong kosong?”“Jangan membalikkan semuanya padaku,” desis Gian tajam. “Kau yang malu mengakuiku sebagai suami. Kau yang membiarkan pria lain bicara tentangmu seolah aku tak ada. Apa itu yang dinamakan hubungan sebenarnya?”Aurelia menggeleng keras. “Kau tidak tahu bagaimana rasanya berdiri di antara dua dunia, Gian! Kau tidak tahu apa yang kulalui! Nathan datang tiba-tiba, semua terasa seperti jebakan—aku panik!”“Dan dalam kepanikanmu, kau memilih diam,” potong Gian, suaranya meninggi. “Membiarkan dia menyebutku suami tua tanpa membela. Membiarkannya bilang kau akan kembali padanya. Kau tahu apa rasanya menjadi laki-laki yang tidak diakui oleh istrinya sendiri?!”Aurelia memukul dadanya sendiri den

  • Terpaksa Jadi Mempelai Pengganti di Pernikahan Kakakku   41. Kita Bukan Siapa-Siapa

    Kalimat itu bukan meluncur dari mulut Gian, melainkan dari Nathan.Aurelia membeku. Ia pikir Gian akan meralat, atau sekadar bertanya balik soal pernyataan Nathan tadi. Tapi pria itu hanya bergumam rendah, bahkan tak menanggapi sepatah kata pun. Gian malah mengulurkan tangan ke arah Aurelia—tenang dan nyaris sopan, seperti tidak terjadi apa-apa.Keduanya bersalaman dengan formalitas yang aneh. Suasana jadi janggal dalam sekejap.Nathan, seakan menyadari kekakuan itu, justru bersikap santai. Bahkan dengan nada setengah tertawa, ia berkata, “Dia menikah dengan orang lain padahal status kami masih pacaran. Suaminya itu pula. Dia menikah karena keluarganya diancam.”“Nathan!” sentak Aurelia, nadanya tajam penuh amarah.Namun Nathan malah tertawa ringan, seperti benar-benar menikmati kekacauan ini. “Santai saja, Aurel. Gian ini orangnya cool banget. Aku yakin dia bisa simpan rahasia.”Aurelia menggigit bibir. Rasanya seperti dilempar ke dalam lumpur dan tak diberi kesempatan untuk membersih

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status