Share

Terpaksa Menikah dengan Bos Mafia Billionaire
Terpaksa Menikah dengan Bos Mafia Billionaire
Penulis: skusumahendang

BAB 1 – Dijual ke Iblis

Penulis: skusumahendang
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-12 13:16:56

Aku masih mengenakan seragam kerja ketika suara itu terdengar dari ruang tengah.

“Besok pagi dia harus sudah pergi. Mobil akan menjemput pukul tujuh.”

Langkahku terhenti di tangga. Aku mengenali suara itu—David, ayah tiriku. Suara berat dan dingin yang selalu membuatku ingin menghilang.

“Aku sudah bicara dengan orangnya. Uang lunas, dan kita bebas.”

Hatiku mencelos. Siapa yang mereka bicarakan?

Aku melangkah pelan ke ambang pintu. Dan saat itu juga, dunia berhenti berputar.

“Eleanor,” suara David menyapaku. Datar. Seperti biasa.

Melissa duduk santai di sofa, kaki disilangkan, senyum puas di wajahnya. Kakak tiriku yang manja, penuh iri, dan selalu merasa hidup ini miliknya.

“Apa maksudmu ‘bebas’? Siapa yang pergi besok?” tanyaku, perlahan masuk ke ruang tamu.

David berdiri, menyilangkan tangan di dada. “Kau.”

Aku menahan napas. “Aku?”

“Mulai besok kau tak tinggal di sini lagi. Kau akan... menikah.”

Langit runtuh, Eleanor begitu syok.

Melissa terkekeh. “Selamat, adikku. Ternyata kau berguna juga. Hahaha”

“Apa?!” Aku melangkah maju. “Menikah? Dengan siapa? Kenapa?”

“Karena ayah punya hutang. Tiga juta dolar, dan harus segera dilunasi” ucap David ringan, seperti membicarakan menu makan siang. “Dan kau... adalah bayaran yang mereka mau.”

Tubuhku gemetar. “Kau menjualku? Seperti barang?!”

David mendekat. “Jangan drama, Eleanor. Ini semua demi menyelamatkan keluarga kita. Kau harus berkorban.”

Melissa tertawa nyaring. “Korban? Sudah dari dulu dia penghalang hidupku. Sekarang akhirnya dia dapat panggung juga.”

Aku ingin menampar wajahnya, tapi air mata lebih dulu mengalir di pipiku. Aku merasa seperti boneka usang yang dilempar ke kobaran api.

“Siapa pria itu?” tanyaku nyaris berbisik.

David menatapku lurus. “Grayson Oliver Blake.”

Satu nama. Satu kalimat. Satu malapetaka.

Aku mundur selangkah. “Tidak mungkin… aku tidak mau ! dia bagai seorang iblis” mata berkaca-kaca, menahan gejolak amarah yang amat besar.

Pria itu dikenal di mana-mana. Mafia terkaya di kota. Tak ada yang berani menyebut namanya sembarangan. Dia legenda kelam. Kabarnya, siapa pun yang berurusan dengannya akan kehilangan lebih dari sekadar nyawa.

“Dia tak butuh istri sungguhan. Hanya formalitas. Kau akan menikah secara hukum, lalu tinggal di vila miliknya. Anggap saja... tinggal di surga mewah.” David tersenyum sinis.

“Aku tidak setuju !”

“Kau tidak punya pilihan, Eleanor. Jangan gegabah !”

Melissa berdiri dan berjalan pelan ke arahku. “Selamat datang di dunia nyata, sayang. Kau pikir cinta bisa menyelamatkanmu? Tidak ada cinta di sini. Hanya kekuasaan. Dan uang.”

“Baik, kalau itu yang kalian mau…”

Eleanor tidak mampu berkata-kata lagi, iya pun menyerah.

Malam itu aku berkemas dalam diam.

Tanganku gemetar saat melipat gaun ibuku yang terakhir aku simpan. Hanya itu yang tersisa dari masa kecilku. Selain foto kecil yang terselip di dalam buku harian.

Aku tak tidur. Duduk di ranjang semalaman, menatap langit-langit, menunggu pagi menjemput mimpi burukku.

Pukul tujuh pagi, suara klakson mobil mengiris keheningan.

Di teras, Melissa berdiri sambil menggigit apel. “Kalau nanti kau punya uang, jangan lupa kirim undangan ya. Aku mau lihat apa kau benar-benar cocok jadi istri mafia.”

Aku menghela napas, lalu naik ke mobil hitam pekat yang menungguku. Dua pria berbadan besar dengan pakaian serba hitam menyambutku tanpa sepatah kata pun.

Aku tak menoleh ke belakang. Aku tidak ingin melihat rumah itu lagi. Tempat yang tak pernah jadi rumah.

Perjalanan panjang membawa kami ke luar kota. Jalanan menanjak, melewati hutan pinus dan bukit sunyi. Aku tak tahu mau dibawa ke mana. Tak ada yang menjelaskan.

Akhirnya kami tiba di depan gerbang besi tinggi. Sebuah vila besar bergaya Eropa berdiri angkuh di baliknya. Halamannya luas, dipenuhi patung dan taman yang tak berjiwa.

Seseorang menungguku di teras. Seorang wanita berwajah masam dengan tatapan tajam dan pakaian formal.

“Selamat datang, Nona Hayes. Saya Melinda, tante Grayson Oliver Blake.”

“Baik Nyonya”

 “Saya akan mengurus pernikahan ini secara cepat dan bersih. Grayson tidak punya waktu untuk... basa-basi.”

Aku menunduk. “Kami akan... menikah hari ini?”

Tante Blake mengangguk. “Kontrak pernikahan, lalu kau tinggal di vila ini. Grayson akan sibuk, jadi jangan harap kau akan sering melihatnya.”

Aku merasa perutku mual.

“Dan satu hal lagi.” Wanita itu menatapku tajam. “Jaga sikapmu. Keluarga kami punya nama besar. Jangan mempermalukan kami.”

Aku hanya bisa mengangguk. Apa lagi yang bisa kulakukan?

Beberapa jam kemudian, aku mengenakan dress satin abu-abu sederhana. Tidak ada bunga. Tidak ada tamu. Hanya kontrak dan tanda tangan. Bahkan Grayson sendiri tidak hadir.

“Dia sudah menyetujui semuanya. Ini hanya formalitas,” kata sang pengacara.

Begitu mudah. Seolah aku bukan manusia, melainkan kontrak bisnis.

Malam harinya, aku dipandu pelayan ke sebuah kamar besar di ujung lorong. Tempatku tinggal sekarang.

Sebelum tidur, aku berdiri di depan cermin.

Siapa gadis yang kulihat?

Bibir pucat. Mata sembab. Bahu yang gemetar.

Aku bukan Eleanor yang dulu.

Dan aku tahu, mulai hari ini… aku adalah milik pria yang belum pernah kulihat, tapi sudah cukup membuatku takut hanya dari namanya.

Grayson Oliver Blake.

Dan inilah awal neraka yang sesungguhnya.

Aku duduk di ranjang besar itu, menatap sekeliling kamar yang dingin dan terlalu sunyi. Tidak ada foto. Tidak ada buku. Tidak ada tanda kehidupan.

Ini seperti penjara berlapis emas.

Lampu gantung kristal menggantung indah di langit-langit tinggi, namun rasanya tidak memberi kehangatan. Justru menekanku dalam kesunyian yang menusuk tulang.

Aku berjalan ke jendela besar, membuka tirai tebalnya. Di luar, hanya ada hutan dan gerbang besi tinggi. Seolah dunia telah kutinggalkan, dan aku dibuang ke tempat asing tanpa arah kembali.

Hatiku mencubit. Bukan hanya karena ketakutan.

Tapi juga karena dikhianati oleh orang yang kupanggil ayah selama ini. Orang yang dulu kutolong saat terlilit hutang, saat ibuku meninggal, saat rumah nyaris disita. Semua bantuan itu tak ada artinya. Karena pada akhirnya, aku dijual. Seperti barang.

Tanganku mengepal di balik gaun putih yang masih kukenakan.

Aku tidak akan menangis lagi. Tidak di tempat ini.

Lalu pintu kamar diketuk. Seorang wanita pelayan masuk dengan sopan.

“Ini... pakaian tidur Anda, Nona,” katanya lirih sambil meletakkan sebuah pakaian malam berenda di atas ranjang. Lingeri hitam.

Aku menelan ludah. Bahkan aku belum melihat wajah pria itu, tapi dia sudah mengatur pakaian yang harus kupakai?

“Apakah... dia akan datang malam ini?” tanyaku hati-hati.

Pelayan itu menunduk. “Tuan Grayson menyampaikan jika, iya... tidak akan menemui istrinya di malam pertama. Dia... tidak tertarik pada hubungan personal.”

Aku mengangguk pelan. Ada rasa lega yang membingungkan, bercampur kecewa.

Aku menikah, tapi bahkan suamiku tidak ingin melihat wajahku.

Malam itu aku berbaring sambil menatap langit-langit gelap. Tubuhku ada di ranjang empuk, tapi jiwaku sedang mengembara di antara luka dan ketidakpastian.

Dan untuk pertama kalinya aku bertanya pada diriku sendiri—apa aku akan selamat di dunia Grayson Oliver Blake?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Aqiqah Julitters
ini POV 1 ya smg sesuai expectasi ttg dunia mafia tbh, gk suka FL yg lemah n menye² . salam kenal Thor don't hurt feeling dg komenanQ okay
goodnovel comment avatar
Noken Cuan
bagus banget
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah dengan Bos Mafia Billionaire   Bab 106 – Jejak Luka Lama

    Pagi itu terasa dingin meski matahari telah meninggi. Vila Blake masih dalam penjagaan ketat, namun suasana di dalamnya jauh lebih tegang dari biasanya. Di ruang bawah tanah yang dijadikan pusat kendali sementara, Vincent, Clara, dan aku berdiri di belakang Grayson yang sedang menatap layar besar berisi susunan jaringan internal organisasinya—sebuah peta koneksi yang kini tampak retak.Nama Matteo Renaldi muncul di tengah-tengah layar dengan garis-garis merah menghubungkannya ke dua titik samar yang belum teridentifikasi."Kita mulai dari sini," ujar Grayson datar. Suaranya tenang, tapi sorot matanya menyiratkan amarah yang ditekan.Vincent melaporkan, "Matteo dulu bekerja untuk ayahmu, sebelum menghilang selama hampir delapan tahun. Lalu tiba-tiba kembali dengan identitas baru sebagai akuntan jaringan logistik. Tanpa catatan keuangan yang mencurigakan, tapi... dia bisa mengakses hampir semua data transportasi dan transaksi luar negeri."Aku melipat

  • Terpaksa Menikah dengan Bos Mafia Billionaire   Bab 105 – Perangkap di Tengah Malam

    Jam menunjukkan pukul 02.48 dini hari.Seluruh vila dalam kondisi siaga. Lampu-lampu diredam. Pengamanan diam-diam dilakukan di seluruh lorong dan pintu akses. Kamera tersembunyi diaktifkan. Mikrofon dipasang untuk menangkap suara sekecil apa pun. Tim Grayson bekerja dalam diam, tapi aku tahu—semua mata tertuju padaku.Karena aku adalah umpan malam ini.Aku duduk di ruang kerja Grayson. Bukan di ruang tengah seperti pesan musuh. Kami sengaja menciptakan ilusi Eleanor sedang tidur di sofa ruang tengah, menggunakan boneka berbentuk tubuh yang dibuat mirip denganku. Kamera dummy dipasang. Tirai digerakkan agar terlihat ada bayangan orang duduk di dalam. Clara mengawasi dari ruang pengawas. Grayson berada tidak jauh di lorong, siap menerkam siapa pun yang mencoba menyentuhku.Aku mengenakan pakaian hitam pas tubuh dan rompi pelindung tipis di baliknya. Senjataku ada di pangkuan. Nafasku teratur, tapi jantungku berdetak kencang. Aku berusaha menjaga kend

  • Terpaksa Menikah dengan Bos Mafia Billionaire   Bab 104 – Bayangan di Ujung Pintu

    Pagi menyapa vila dengan warna abu-abu kehijauan. Langit menggantung berat, seperti meniru isi pikiranku yang penuh awan pekat. Aku berdiri di balkon lantai atas, menatap kebun lavender yang tenang, seolah-olah semuanya belum pernah terbakar oleh kekacauan."Tidurmu gelisah," suara Grayson menyapaku dari belakang. Ia berdiri dengan secangkir kopi, mengenakan sweater hitam yang membuat sorot matanya makin tajam.Aku tidak menoleh. "Aku bermimpi tentang suara itu. Pria dalam video. Dia memanggilku dengan nama yang... seolah dia mengenalku sejak lahir."Grayson diam sejenak, lalu berkata, "Mimpi kadang menyimpan kode yang tidak bisa dijelaskan. Tapi yang ini, kita akan uraikan. Dengan fakta."“Ya, Gray…”Ia pun pergi setelah berbincang.Kami kembali ke Silent Room hari itu. Vincent dan Clara telah mendapatkan analisis tambahan dari tim Istanbul. Suara dalam video dicocokkan dengan arsip suara milik kelompok kriminal lama di w

  • Terpaksa Menikah dengan Bos Mafia Billionaire   Bab 103 – Tangan Bayangan

    Hening menyelimuti vila pagi itu. Bahkan burung-burung pun enggan berkicau. Mungkin mereka pun merasakan tekanan yang menggantung di udara, seperti awan badai yang belum meledak, tapi sudah menyesakkan napas.Aku duduk di ruang kerja Grayson, di kursi yang biasa ia tempati, memandangi layar yang menyala dengan peta digital keamanan vila. Titik-titik biru kecil mewakili para penjaga yang sedang berpatroli. Semuanya tampak normal. Terlalu normal.Clara muncul di ambang pintu. Wajahnya lelah, tapi matanya masih tajam. "Vincent sedang memeriksa kembali daftar logistik. Kita temukan satu pengiriman aneh ke salah satu rumah aman kita di Marseille."Aku berbalik. "Rumah aman yang sudah ditutup dua bulan lalu?"Clara mengangguk. "Itu sebabnya aneh. Tidak ada perintah untuk mengaktifkannya kembali. Tapi sistem membaca akses kunci biometrik milik... Andre."Aku menggigit bibir bawahku. Meskipun Andre sudah ditangkap dan diinterogasi, masih ada bayangan langk

  • Terpaksa Menikah dengan Bos Mafia Billionaire   Bab 102 – Kabut Pengkhianat

    Pagi itu terasa berbeda. Matahari belum naik sepenuhnya, dan kabut tipis menggantung di atas halaman vila. Aku berdiri di balkon kamar, mengenakan sweater tebal berwarna krem, memandangi embun yang menggantung di dedaunan. Angin membawa aroma tanah basah dan... firasat buruk.Aku tidak bisa mengabaikannya.Sudah dua hari sejak Clara melaporkan adanya penyusupan ke sistem komunikasi Grayson. Sejak itu, suasana di vila menjadi lebih tegang. Tim keamanan ganti shift dua kali lebih cepat. Vincent memeriksa semua catatan akses dan menelusuri IP log yang mencurigakan. Tapi hasilnya nihil.“Ini bukan orang luar,” katanya semalam. “Ini seseorang yang tahu semua prosedur. Yang tahu cara menyembunyikan jejaknya.”Grayson hanya menanggapi dengan tatapan beku. Sejak kejadian itu, ia hampir tidak tidur. Tubuhnya mungkin tetap kuat, tapi matanya... penuh perang.Aku turun ke ruang kontrol pagi itu. Clara sedang duduk di depan layar, menga

  • Terpaksa Menikah dengan Bos Mafia Billionaire   Bab 101 – Luka yang Membuka Mata

    Setelah malam itu—setelah Damien tersungkur demi menyelamatkanku dan vila menjadi benteng pertahanan terakhir—Grayson berubah. Tidak dalam satu malam, tentu. Tapi langkahnya, caranya memandang dunia, caranya menatapku... semua perlahan bergeser.Damien masih dirawat di lokasi medis rahasia. Luka tembak di sisi perutnya cukup parah, dan dokter mengatakan proses pemulihan akan lama. Namun yang paling sulit bukan pemulihan fisik—melainkan perasaan bersalah yang menggerogoti Grayson dari dalam.Aku melihatnya duduk sendirian di ruang pertemuan bawah tanah, menatap layar monitor pengawasan. Biasanya dia akan memberi perintah tegas. Tapi sekarang, ia lebih sering diam. Mendengar. Memikirkan. Mengambil keputusan tak lagi didorong oleh ego, tapi oleh kebutuhan melindungi.Dan bukan cuma organisasi.Tapi aku.“Dia menembakkan seluruh pelurunya demi melindungi kamu,” kata Vincent suatu malam saat kami berdua berada di ruang senj

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status