Home / Romansa / Terpaksa Menikah / Kamu Bukan Papa

Share

Kamu Bukan Papa

Author: Yunita Cihuy
last update Last Updated: 2024-02-05 14:00:50

Dugh!

"Kamu bukan Papa yang bisa melarangku untuk dekat dengan siapa saja, termasuk Marcel!" Nena menendang kasar tulang kaki Frans. Namun tidak membuat sopir pribadinya ini tumbang, jika hanya satu tendangan dari majikannya.

"Ingat apa yang sering aku katakan padamu Frans?" tanya Nena pada pria tinggi dengan tubuh idaman para wanita.

"Ingat Nona, jangan mencampuri urusan Nona muda." jawabnya cepat.

Nena kembali menendang kaki Frans sangking kesalnya, pria ini bagaikan bayangan Bian Nasution sang Papa.

"Tapi kamu berdiri di depan muka aku, itu apa namanya Frans Adinata Joseph? Lalat ijo atau nyamuk!" pekik Nena dengan berkacak pinggang, memarahi sopirnya yang sudah mengabdi pada keluarga Nasution selama satu tahun lamanya.

Frans Adinata Joseph pria matang 31 tahun dia seorang CEO. Namun, mendadak meninggalkan semua kekayaannya untuk mencari seorang istri yang menerima dia apa adanya, karena usia dia yang telah cukup umur dan tidak ingin dijodohkan. Sehingga melakukan hal bodoh ini. Walaupun dia harus menutup jati dirinya sebagai pria kaya. Kesehariannya, adalah menjadi sopir seorang Serena Nasution. Dia mengabdi dengan keluarga Nasution telah 1 tahun lamanya.

Nena yang telah kesal pada sopir pribadinya ini pergi meninggalkan kampus, tidak kuat melihat wajah Frans yang selalu membuat dia kesal dan mendadak jiwa makinya level mampus ingin keluar.

Bagaimana tidak kesal? Dia menjaga Nena bagaikan gadis ini anak TK yang perlu dibimbing. Padahal Nena bukan anak- anak lagi yang harus selalu dipantau dan diikuti kemana saja dia pergi.

Namun kenyataan Frans sangat patuh pada sang Papa Bian Nasution yang sangat sayang pada Nena. Sehingga tidak ingin sang anak dimanfaatkan dan di sakiti oleh orang-orang yang hanya ingin, mengambil keuntungan dari gadis cantik ini.

Bian Nasution seorang pengusaha hotel salah satu hotelnya adalah Ningtias hotel. Dimana nama itu diambil dari nama wanita yang pernah menjadi cinta pertamanya, saat sebelum menikah dengan ibunda Nena yang telah meninggal.

Kini Bian dan Serena menghabiskan waktu bersama dengan ibu sambung yang telah menjaga Nena dari kecil. Yaitu Sarah Bramasta, sahabat Nadira Calista. Wanita yang pernah Bian kagumi. Namun tidak dapat dia miliki karena Nadira memiliki suami bernama Sean Pratama.

Brukk!!

Nena masuk kedalam mobil dan menutup kembali dengan kasar. Sedangkan Frans seolah tidak memiliki dosa pada Nena, tidak meminta maaf atau menunjukan rasa bersalah. Padahal, tadi pria itu mengganggu Nena dan Marcel yang sedang pacaran. Bahkan selama pacaran Marcel tidak boleh mencium Nena walaupun, itu tangan dan itu aturan Bian dan dijalankan oleh Frans. Setiap dia bertemu Marcel, Frans selalu duduk di depan muka Nena dan Marcel, tanpa rasa malu. Bagaikan obat nyamuk bakar.

Padahal Nena sering kali berkata menjauh dari dia jika Nena, sedang pacaran. Namun nampaknya Frans benar-benar, menyebalkan bagi Nena.

Pacaran selama tujuh bulan dengan Marcel tidak pernah wanita ini kissing, bagaimana mau kissing? Nena selalu dihantui Frans kemana-mana. Mungkin hanya tidur dan masuk kamar mandi saja pria itu tidak mengikuti Nena.

"Pergi ke toko jam tangan pria!" titah Nena pada pria yang kini tengah menjalankan mobil.

"Maaf Nona untuk siapa jam tangan? Papa Nona muda, tidak sedang ulang tahun," kata Frans tanpa melihat ke belakang yang kini Nena duduk di belakang.

Plakk!!

Nena memukul kepala Frans yang sangat bawel menurut dia, jika dihitung-hitung Serena sangat sering menyiksa Frans dari mencubit, memukul, menendang, hingga menjahili pria ini sudah. Bahkan sampai pria ini mendapatkan tamparan Bian dan Sarah sudah. Namun semua itu tidak membuat Frans kapok, menjadi sopir Nena.

Semakin gadis manis ini judes, galak serta bawel disitu sisi manis seorang Serena Nasution terlihat di mata Frans Adinata Joseph.

"Bukan untuk Papa lalat ijo!" pekiknya.

"Tapi untuk Marcel!"

Seketika mobil yang tengah berjalan mendadak berhenti mendadak.

Chiit!!!

Brukkk!!!

"Auw, Frans!" bentak Nena keningnya membentur kursi di depannya, karena pria ini membuat dia terkejut bahkan, ponsel Nena jatuh pada bawah mobil dan dia mengambilnya.

"Maaf Nona muda, tapi jika untuk itu saya tidak bisa mengikuti. Karena minggu lalu Nona memberikan sepatu mahal pada Marcel. Karena Papa Nona bilang bulan ini harus hemat tidak boleh banyak, mengeluarkan uang jika itu tidak penting." jelasnya menolak karena Bian mempercayakan keuangan Nena pada Frans.

"Whattt!!"

"Hello ... Frans aku tuh Nona muda, ingat itu uangku jadi bebas aku buang untuk apapun."

"Tapi yang kerja itu Papa Nona dan itu sudah aturan tidak boleh dibantah, tidak ada pengeluaran lagi. Jika bukan keperluan kampus," jelas Frans sontak Nena yang kesal maju kedepan dan menjambak rambut Frans dengan brutal.

"Dasar kompeni kamu, Frans!" pekik Nena menjambak kasar rambut Frans dan pria ini hanya diam, bahkan seolah tidak kesakitan. Bahkan bagi dia ini hal biasa, sering dilakukan oleh Nena padanya jika sedang marah.

Nena yang telah menyalurkan kekesalannya pada Frans dan merasa lelah karena pria ini tidak melayani. Bahkan membentak dia, selalu pasrah jika Nena memperlakukan dia kasar. Terkadang Serena berpikir Frans itu punya rasa sakit atau tidak? Karena sekejam apapun Nena pria ini hanya menerima tanpa melawan.

"Sudah bisa kita lanjutkan lagi perjalanannya Nona? Soalnya Papa, Nona bilang disuruh pulang cepat karena Papa, Nona sudah pulang," kata Frans. Bertanya dan Nena yang telah stres pada pria ini tidak menjawab, dia malah pura-pura tidak mendengar dan memakai headset pada telinga.

Frans menjalankan mobilnya kembali melanjutkan perjalanan yang hampir sampai kediaman Nasution.

15 menit perjalanan akhirnya, mobil telah masuk pekarangan rumah Nasution pemilik hotel Ningtias.

Serena langsung keluar dan lari masuk rumah karena Bian, telah kembali pulang kata Frans.

"Papa!!" panggil Nena dalam rumah besar dan mewah.

"Hey, anak manis biasakan salam jika masuk rumah. Kamu bukan kucing yang mau nyuri ikan asin di dapur!" seru Sarah, menuruni anak tangga dan Nena tersenyum sontak berlari mendekati Sarah ibu sambungnya.

"Mama apa kabar?" Nena memeluk Sarah begitu rindu. Karena wanita ini dua minggu pergi bersama Bian dan baru kembali.

Sarah membalas pelukan anaknya yang sangat dia sayang, bagaikan anak kandung sendiri.

"Baik sayang Mama kangen banget sama suara berisik kamu, dua minggu rasanya dua bulan nggak ketemu." keluh Sarah yang merasakan rindu pada anaknya. Namun baru sekarang bisa bertemu lagi.

"Kesalahan apa lagi yang anak ini lakukan Frans?" tanya Bian.

Bian datang dari salah satu ruangan, mendekati Frans yang berdiri membawa semua barang-barang Nena di tangannya begitu kerepotan.

Frans melihat pada Bian lalu membungkukkan tubuh, sebagai tanda hormat pada Bian majikannya.

Frans melihat pada Bian lalu memberi hormat seraya, membawa barang-barang Nena.

"Nena nggak buat masalah yang ada juga Frans, membuat masalah tadi. Papa tanya pada dia. Apa saja salahnya? Sehingga kening Nena sakit, merah nih bagaimana kalau Nena amnesia? Salahkan lalat hijau itu, niat kerja apa mau pacaran? Dia mulai lalai Pa, tadi dia pacaran dengan wanita kampus!" protes Nena pada sang Papa. Bahkan kini dia memfitnah Frans.

Bian melihat pada Frans yang kini menunduk tidak berani melihat wajahnya, setelah Nena laporan.

"Frans ke ruangan saya."

Bian pergi dan Frans mengangguk sebelumnya, dia memberi barang-barang Nena pada bibi, agar di simpan ke kamar Nena. Lalu dia pergi mengikuti Bian.

Sedangkan Nena tersenyum, sangat berharap Bian memecat pria itu, karena bagi Nena sangat membuat dunia dia stres.

"Mampus kamu dipecat sekalian, itu lalat hijau sangat membuat resah sih!"

Nena melihat pada Sarah yang kini geleng-geleng kepala, sangat hafal dengan laporan-laporan Nena tentang keluhannya masalah Frans.

"Mama," Nena memeluk Sarah dari samping lagi. Sarah menggelengkan kepala akan tingkah Nena.

Padahal yang dia tahu kerja pria itu sangat rapi, membuat Bian bangga selama satu tahun selalu bisa diandalkan untuk menjaga Nena. Namun, kembali lagi Sarah juga paham jika anaknya sangat terganggu akan Frans yang menjaga anak nakal ini berlebihan. Semua itu Frans lakukan karena perintah Bian, tidak ingin anaknya jatuh pada orang salah.

"Sana pergi bersihkan badan kamu," kata Sarah dan Nena mengangguk dan pergi ke kamarnya, untuk membersihkan badan.

Nena yang telah sampai kamar langsung mandi dan tidak butuh waktu lama wanita ini keluar, dari kamar mandi dengan pakaian santai. Lalu dia mengambil boneka kesayangannya, dan pergi dari kamar lagi.

"Nini Lilis … Nena mau tidur sama Nini apa boleh?" Lilis, yang ikut mengurus Serena dari kecil tersenyum, jika Bian dan Sarah pergi pasti Lilis, sangat kerepotan mengurus gadis manja ini. Karena, selera makan Nena sangatlah pemilih. Tidak bisa hidup sederhana karena terlalu dimanja oleh Bian.

"Apa kamu sudah bilang Frans? Nanti dia mencari untuk memberikanmu susu." tanya Lilis.

"Biarkan saja dia mencari, itu tugas dia menjadi babu di rumah ini," kata Nena membawa boneka, naik ke atas kasur dan rebahan di pangkuan Lilis.

Wanita tua ini tersenyum seraya memijat kepala Nena yang sering dia lakukan jika anak ini tidur di pangkuannya.

"Nini kenapa sih Papa percaya banget pada lalat hijau itu?" tanya Nena dan Lilis tersenyum, akan pertanyaan Nena yang dia sendiri pasti tahu jawabannya karena, bagaimanapun Frans sangat bisa diandalkan dan begitu ulet kerjanya.

"Nini tidak tahu, coba kamu tanya sama Papa," tepis Lilis dan Nena memutar bola matanya, dan memilih memejamkan mata di pangkuan Lilis daripada membahas Frans Adinata Joseph lagi.

Siapapun akan jatuh hati pada Frans, dia terlalu jujur dalam pekerjaan. Jangankan Bian, bahkan kamu sendiri suatu hari nanti akan mengatakan Frans orang baik. Batin Lilis.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Menikah   What Menikah 3

    "Aya, apa hubunganmu dengan si kucing anggora itu?" tanyanya. Namun, Anaya terus saja berjalan tanpa menghentikan langkahnya."Aya...," panggil Mike lagi. Namun tetap, wanita itu pergi masuk lift dan Mike ikut masuk sebelum lift tertutup. Anaya menunduk, memainkan bibirnya tanpa melihat Mike."Ada hubungan apa kamu dengan kucing anggora itu?" ulang Mike. Anaya mengangkat wajah, menatap pria yang selalu mengatakan, "Jaga hatimu, jangan sampai jatuh cinta padaku.""Mike, apa kamu masih ingat ucapanmu di kamarku setelah akad nikah? Kita akan melakukan perjanjian kontrak selama empat bulan. Aku boleh hidup sesuai keinginanku selama empat bulan, bebas mencintai siapapun, dan kamu tidak akan melarang. Namun, begitu juga kamu akan tetap mencintai wanitamu," jelasnya, mengingatkan kalimat Mike saat itu. Sontak, pria ini terdiam dan pintu lift terbuka. Anaya tersenyum."Aku hanya mencoba menepati janjiku, untuk tidak mencintaimu agar hatiku baik-baik saja. Jangan salahkan Jerry, dia ada sekara

  • Terpaksa Menikah   Kucing Anggora

    "Jerry... Ini benar kamu? Serius, astaga ya Allah, sumpah nggak nyangka dulu kamu cupu, pakai kacamata besar, lalu rambut klimis, dan suka menunduk kalau jalan karena takut dibully. Sekarang, astaga, sumpah Lee Min Ho banget, Jer," kata Anaya pada pria yang ternyata klien Arnav, teman masa sekolahnya yang dulu sering dibully, kini mendadak macho dan sangat tampan, 11-12 dengan Shakti."Kamu juga semakin cantik, Fit.""Mulai, Anaya, ok," ralat Anaya."Fitri, ok, Naila Anaya Safitri," kata Jerry, dan Anaya menggelengkan kepala. Pria ini selalu memanggil dia Fitri, sementara yang lain memanggilnya Anaya atau Aya.Arnav yang tadi pamit sebentar kini kembali lagi dan duduk di antara mereka berdua di ruangannya."Kalian saling kenal?" tanya Arnav, dan Anaya serta Jerry mengangguk. Bagaimana juga mereka kenal selama masa SMA. Walau saat masuk fakultas, Jerry ke luar negeri dan Anaya memilih masih di sini."Wah, jadi lebih enak dong ya, tidak merasa canggung lagi karena ternyata teman lama,"

  • Terpaksa Menikah   Sepertinya Aku Mulai Gila

    Mike yang telah keluar dari ruangan Jason, bertemu dengan Ritika lagi yang kembali bangun tersenyum pada Mike. "Sebentar sekali. Tumben apa nggak mau ngopi dulu," tawar Ritika dengan bibir bawah digigit menggoda Mike. "Boleh, minta bantuan?" tanya Mike dan Ritika mengangguk. "Bisa, bantu buka google map nggak? Aku sepertinya tersesat di hatimu deh," kata Mike, lalu pergi senyum tipis dan Ritika memegang dadanya. Berdebar akan gombalan Mike, lalu duduk lagi dan pandangan pada pria yang pergi masuk lift. Seperti itulah Mike hanya menggoda lalu pergi, tanpa embel-embel. Tapi jika dia suka pada satu wanita akan terus pantang mundur jika masih diberikan kenyamanan. "Andai kamu suamiku Mike, sayangnya kamu itu jual mahal," ucap Ritika, lalu fokus lagi pada pekerjaanya sebagai sekretaris Jason Renaldy. Mike yang telah sampai di mobil terdiam lalu merogoh saku celana, dia masih mengingat video Anaya yang tidak sengaja di rekam saat melihat polos tubuh Anaya di ruang kerja dia. Bibirnya

  • Terpaksa Menikah   Jaga Hatimu

    "Aku mau ngasih tahu, jika sore nenek datang. Katanya lebih cepat. Nanti jangan lupa masak yang enak ya, dan bilang pada nenek. Kamu adalah asistenku sudah satu tahun kerja. Tapi memiliki kerja sampingan, di luar rumah," pintanya dan Anaya terdiam seakan kini jatuh pada jurang. Bagaimana bisa sekarang posisi dia tertukar dengan Hanum. "Aku selalu ingat kok, Mike. Posisiku sebagai apa tenang saja. Ini kedua kalinya kamu mengingatkan aku tentang nenek," ucapnya lalu pergi dari tempat dengan hati nyeri. "Jaga hatimu jangan sampai terluka dan aku tidak akan bosan untuk mengingatkan itu padamu," kata Mike dan Anaya mendengarkan. Tapi tidak balik badan, hanya mengangguk lalu keluar dari pintu dan Mike, menunduk kemudian mengusap wajah seraya balik badan. Mengingat dia harus mengorbankan hati seorang teman untuk sebuah kebahagiaan nenek dan adik angkatnya Hanum. Mike menunduk dengan kedua tangan menyentuh dinding, memikirkan bagaimana jika suatu saat tercium oleh semuanya. Terlebih H

  • Terpaksa Menikah   Jangan Sentuh Aku

    "Jika dengan Hanan tidak sesuai harapan. Saya akan mengambil lamaran Gerry Alexander, dia tidak kalah jauh dengan keluarga Renaldy." ucapnya tersenyum. Setelah acara akad selesai kini Sarah serta Lilis, mengantarkan Nena dan Frans keluar dari kediaman Nasution sesuai perintah Bian. Keduanya harus keluar dari rumah. "Nini ... Mama, please tolong bujuk Papa." pinta Nena tidak kuat harus pergi dari kediaman Nasution, saat ini juga. Sarah menangis memeluk Lilis tidak kuasa melepas anak manja seperti Nena bagaimana nanti, hidup dengan Frans di luar sana. "Ma ... Tolongin Nena," keluhnya dan Frans merangkul sang istri namun wanita ini tepis. "Jangan sentuh aku NAJIS!" protes Nena kesal menepis tangan Frans. "Nena, tidak boleh seperti itu sayang, dia suamimu sekarang, hormati dia." tegur Lilis dan Nena sesegukan. "Kalian jahat sama Nena, membiarkan Nena tinggal bersama pria itu. Nena kecewa pada semuanya." keluhnya lalu balik badan pergi mendahului Frans naik taksi untuk pergi ke ruma

  • Terpaksa Menikah   Terpaksa Menikah 2

    "Saya terima nikah dan kawinnya Serena Nasution binti Bian Nasution dengan mas kawin yang tersebut dibayar tunai,” jawab Frans dengan sangat lancar. Nena terdiam dengan tatapan kosong, harus menerima nasibnya yang begitu sial. Seakan jungkir balik dunianya saat ini saat saksi mengucapkan kalimat sah. Kini dia resmi menjadi istri Frans, sekalipun ini hanya perkawinan siri tetap sakit. Karena permintaan Bian untuk masa depan Nena kelak kini dia mau nggak mau harus terima. Bian menunduk lemas, namun tersenyum bagi Lilis, akhirnya setelah dulu membuat Sarah menikah dengan Bian. Sekarang membuat Nena menikah dengan Frans. Kita lihat nanti Nena, takdir akan membawamu pada kisah manis FraNa(Frans-Nena) yang tidak pernah kamu sesali, cinta kalian itu telah hadir namun, gengsi menutup semuanya. Ucap Lilis dalam hati melihat cucunya terdiam dalam lamunan kosong. Tidak ada menyematkan cincin ataupun mencium kening dan juga menyalami tangan suami. Nena langsung bangun pergi dari meja akad da

  • Terpaksa Menikah    What Menikah?

    "Maaf Nyonya Gauri, untuk transaksi di atas 100 juta harus mendapatkan tanda tangan Frans." "What the hell!!!" Gauri melotot dengan kedua tangan di atas meja, menatap Hanan. Bagaimana mungkin untuk membayar belanjaan dia, harus meminta persetujuan anak tirinya. "Sejak kapan Nyonya besar meminta persetujuan anak itu? Kamu lupa siapa yang menggaji kamu? Suamiku, jadi ikuti apa kata Nyonya besar, bukan anak yang tidak dianggap itu," seru Gauri dan Hanan mendengarkan dengan wajah datar. "Saya kerja untuk keluarga ini dan menyelamatkan keluarga ini dari kehancuran orang-orang yang berniat memecah belah keluarga Renaldy. Mungkin, Nyonya tidak tahu yang sebenarnya, jika saya digaji oleh Frans. Sepeserpun saya tidak mengambil uang dari Tuan Rama, dan Nona lupa semua aset keluarga masih atas nama Frans Adinata Joseph. Selama diantara dua mahkota belum ada yang memiliki anak, kecuali Jason mempunyai anak mungkin, dia akan mendapatkan pembagian 50 persen dari apa yang Frans pegang." Jelas

  • Terpaksa Menikah   What The Hell

    Ay, ini tentang Papi Sean!" celetuk Mike dan Anaya tersenyum getir, akan alasan Mike karena Sean. "Kita tidak bisa cerai sekarang!" kata Mike dan Anaya termangu. Tuk, tuk, tuk!! Ketukan dari luar membuat keduanya melihat pada jendela, terkejut yang datang adalah Hanum. "Apa dia mendengar semuanya?" tanya keduanya saling pandang, dengan jantung berdebar tak karuan. "Mike, Naya!" panggil Hanum di luar dan Anaya yang di sisi langsung membuka pintu mobil lalu keluar, tersenyum canggung. "Sedang apa kamu malam-malam ada disini?" Anaya bertanya untuk memastikan apa Hanum mendengar atau tidak.Bahkan wajah Hanum terlihat dingin membuat Anaya berdebar, jantungnya. Dari sisi lain Mike keluar dan saling memandang dengan Hanum. "Seharusnya aku yang tanya pada kamu ada apa kalian malam-malam keluar dan ada di sisi kota seperti ini? Apa kalian mau melihat anak-anak jalanan tidak mengajak aku? Apa kamu tidak tahu Naya. Di singapura aku punya rumah pintar dan tiga sekolah gratis, itu semua an

  • Terpaksa Menikah   Apa Dia Mendengar Semuanya

    "Apa?!" Lilis membulatkan mata tidak percaya pada apa yang Frans katakan. Sontak tatapan pria ini membuat Lilis ada rasa menyesal. Namun tidak bisa mundur atau jujur pada Bian, karena niatnya ingin merubah Nena. Agar menjadi wanita lebih baik lagi. Tidak arogan dan sombong . Bagi Lilis, Nena telah dibutakan dengan kilau dunia terlebih dia mempunyai segalanya. Ya memang dia tidak jahat, dan sombong serta angkuhnya Nena, mungkin lebih dominan para Frans. Maka dari itu, dia ingin keduanya dipersatukan. Kemungkinan Nena akan bisa menghargai pria yang sering dia tindas. "Nini …." panggil Nena di luar sontak Frans dan Lilis saling pandang membulatkan mata. Brukk!! Nena berdiri di depan pintu seraya memeluk boneka kesayangannya, pemberian Nadira. Namun tatapan wanita cantik ini pada Frans sontak yang mendapatkan tatapan mendadak menunduk. "Untuk apa lalat hijau ada di kamar nini? Jangan bilang sekarang kamu lagi menghasut nini?""KELUAR!!!" Lilis mengelus dada melihat Nena semurka itu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status