Share

BAB 15

Author: Rose
last update Last Updated: 2025-05-21 17:03:50
"Kok perkedelnya rasanya beda?"

Suara itu membuat Latisha seketika membeku. Jantungnya berdetak lebih cepat, dan telapak tangannya mulai berkeringat dingin. Ia tahu, itu perkedel buatannya—hasil eksperimen pertamanya di dapur rumah ini.

"Lebih enak, sih," lanjut Daniel sambil mengunyah pelan.

Latisha tanpa sadar menghela napas lega. Bibirnya tersungging senyum kecil.

"Itu Latisha yang buat," ujar seseorang, membuat seluruh pandangan di meja makan otomatis beralih padanya.

Latisha hanya nyengir malu, wajahnya memerah, tapi matanya berbinar.

"Wow, nggak nyangka... masakan kakak iparku enak juga," kata Daniel dengan wajah sumringah.

Latisha menunduk sedikit, tersipu. "Makasih, tapi aku masih belajar, kok."

"Nggak apa-apa, Mbak. Baru belajar aja udah seenak ini. Apalagi nanti!" sambung Daniel penuh antusias.

"Ayah juga suka. Bumbunya terasa banget," timpal sang mertua, yang selama ini lebih sering diam. Ucapan itu membuat hati Latisha mencelos—campuran antara terkejut dan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi Atasanku   BAB 35

    Latisha meletakkan secangkir kopi panas di atas meja kerja Sagara.“Diminum, Pak,” ucapnya pelan, lalu menarik kursi dan duduk di sisi meja pria itu.Sagara yang sejak tadi fokus pada layar laptop hanya melirik sekilas, kemudian kembali menatap dokumen di layar dengan tenang. Seolah kehadiran Latisha tidak mengganggunya sedikit pun.Latisha menggigit bibir bawahnya, ragu. Sejak kedatangan Clara kemarin, pikirannya tidak pernah tenang. Ia ingin menanyakan kelanjutan hubungan mereka, jika memang ada hubungan yang pantas disebut demikian. Namun melihat Sagara yang seolah tidak ingin membahasnya, ia jadi mundur selangkah.“Pak sibuk banget, ya?” tanyanya hati-hati.Kali ini, Sagara menghentikan ketikan jarinya di atas keyboard. Ia menoleh, menatap Latisha dengan mata tajam namun tanpa ekspresi.“Mau bicara sesuatu?” tanyanya, suaranya datar tapi mengandung ketegasan yang membuat Latisha terdiam sejenak.Ia mengangguk canggung. “Sebenernya… ada yang mau saya omongin.”Sagara memutar kursin

  • Terpaksa Menikahi Atasanku   BAB 34

    Latisha memilih tetap menunggu di kamar daripada keluar sendirian ke ruang tamu. Ia duduk di ujung tempat tidur, memeluk bantal, matanya sesekali melirik ke arah pintu kamar mandi yang tertutup rapat.Beberapa menit kemudian, pintu itu terbuka. Sagara keluar dengan rambut masih basah dan tubuh hanya dibalut handuk putih yang melilit di pinggang.Latisha buru-buru memalingkan wajah. Ia mendesah pelan, risih dengan kebiasaan pria itu yang terlalu santai seolah mereka memang benar-benar suami istri.“Bapak, kalau keluar dari kamar mandi tuh bisa sekalian bawa baju ganti nggak, sih?” tegurnya tanpa menoleh.Sagara justru menoleh santai. “Memangnya kenapa? Ini kamar saya,” sahutnya sambil berjalan ke lemari dan mengambil kaus hitam, lalu memakainya tanpa tergesa.Latisha menghela napas panjang. “Iya, tahu. Tapi sekarang kan di kamar ini ada saya juga.”“Cuma kamu aja, kan?” tanyanya, tetap dengan nada tenang.“I-iya, tapi tetap aja...”“Saya suami kamu, kalau kamu lupa,” ujar Sagara sembar

  • Terpaksa Menikahi Atasanku   BAB 33

    “Latisha.” Suara berat itu memecah lamunannya. Latisha menoleh cepat. Sagara berdiri tak jauh dari meja kerjanya. Seperti biasa, pria itu tampak rapi dan tenang, tetapi ada sesuatu yang berbeda kali ini. Sorot matanya tampak letih… dan ada sedikit keraguan di sana. “Bisa ke ruangan saya sebentar?” tanyanya pelan, tapi ada nada serius yang sulit diabaikan. Nadya yang duduk di sebelahnya refleks menatap Latisha penuh isyarat. Tuh kan? Tatapan Nadya seolah berkata lebih banyak daripada kata-kata. Latisha diam sejenak, mencoba membaca ekspresi pria di depannya. Namun seperti biasa, wajah Sagara tetap sulit ditebak. Datar, tapi jelas menyimpan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan hanya lewat tatapan. Dengan langkah ragu, Latisha mengikuti Sagara masuk ke ruangannya. Pintu tertutup perlahan, meninggalkan Nadya di luar dengan rasa penasaran yang membuncah. Di dalam, suasana begitu hening. Sagara berdiri di dekat jendela, membelakanginya, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. H

  • Terpaksa Menikahi Atasanku   BAB 32

    “Kayaknya gue harus mulai bangun benteng pertahanan deh,” ujar Latisha tiba-tiba, matanya menatap kosong ke layar laptop, tapi pikirannya melayang entah ke mana. Nada suaranya terdengar serius, penuh tekad, tapi juga cemas.“Buat apa?” tanya suara yang muncul dari belakang, mengejutkannya sedikit.Latisha menoleh. Nadya, sahabat sekantornya, sudah berdiri sambil menarik kursi dan duduk di sampingnya, penasaran.“Kayaknya gue mulai ada rasa…” bisik Latisha setengah pasrah.Nadya langsung memiringkan kepala. “Jangan bilang… Lo beneran ada rasa sama Pak Saga?”“Siapa lagi,” jawab Latisha sambil menghembuskan napas panjang, wajahnya mencerminkan frustasi dan denial sekaligus. “Lo bayangin aja, dia tuh green flag banget, Nad."Nadya tertawa pelan, lalu menyikut pelan lengan sahabatnya. “Bener kan, yang gue bilang. Cowok yang kelihatan dingin dan tertutup kayak Pak Saga tuh biasanya green flag aslinya. Lu aja yang dulu denial.”Latisha menutup wajahnya dengan kedua tangan. “Makanya gue haru

  • Terpaksa Menikahi Atasanku   BAB 31

    "Setelah menikah, kamu jadi lupa sama mama, ya?" tuduh Hana dengan wajah kesal, nadanya tajam, seolah Latisha adalah anak durhaka yang meninggalkan ibunya begitu saja.Siang itu, Latisha mampir ke toko kue mamanya. Sudah hampir sebulan ia tak sempat berkunjung, tenggelam dalam kesibukan kantor dan segala kerumitan hidup barunya."Bukan gitu, Ma. Icha lagi banyak kerjaan akhir-akhir ini," Latisha membela diri, berusaha terdengar lembut meski tubuhnya lelah. Tangannya sibuk menata kue di etalase, mencoba mengalihkan ketegangan."Suami kamu kan bos. Kenapa kamu masih kerja? Harusnya kamu santai, tinggal di rumah. Biarin aja suami kamu yang urus semua."Latisha menghela napas panjang, sudah hafal dengan pola pikir mamanya. Ini bukan kali pertama mereka memperdebatkan hal yang sama.Hana melipat tangan di dada, tatapannya menyelidik. "Kalau kamu dulu nurut sama mama, hidup kamu nggak akan sesulit ini, Icha. Kamu udah bisa hidup enak sama calon suami yang mama pilihkan. Kamu tuh kebangetan.

  • Terpaksa Menikahi Atasanku   BAB 30

    Latisha membuka pintu apartemennya dengan sisa tenaga. Bahunya terasa pegal, langkahnya berat, dan pikirannya penuh. Hari ini benar-benar menguras energi—pekerjaan menumpuk, tenggat mepet, dan Nadya yang sejak siang tak berhenti menggodanya soal Sagara.Ia menjatuhkan tas sembarangan ke sofa lalu merebahkan diri, menatap langit-langit apartemen sambil menghela napas panjang."Aduh… capek banget. Tapi kalau nggak kerja, nggak bisa jajan," gumamnya sambil memijat pelipis sendiri.Matanya setengah terpejam, mulutnya menggerutu pelan. "Kenapa harus berubah sih… Kalau gue lupa batasan, gimana coba? Ujung-ujungnya gue juga yang sakit. Udah gitu, Nadya juga nyebelin banget hari ini."Latisha menutup wajahnya dengan bantal, mencoba mengusir semua pikiran yang berlarian di kepalanya. Ia ingin tidur, atau setidaknya istirahat barang sebentar.Baru beberapa detik matanya terpejam, tiba-tiba terdengar bunyi pintu yang terbuka dari arah depan.Deg.Latisha sontak bangkit, jantungnya berdetak cepat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status