Share

BAB 33

Author: Rose
last update Huling Na-update: 2025-07-27 08:48:47

“Latisha.”

Suara berat itu memecah lamunannya.

Latisha menoleh cepat. Sagara berdiri tak jauh dari meja kerjanya. Seperti biasa, pria itu tampak rapi dan tenang, tetapi ada sesuatu yang berbeda kali ini. Sorot matanya tampak letih… dan ada sedikit keraguan di sana.

“Bisa ke ruangan saya sebentar?” tanyanya pelan, tapi ada nada serius yang sulit diabaikan.

Nadya yang duduk di sebelahnya refleks menatap Latisha penuh isyarat. Tuh kan? Tatapan Nadya seolah berkata lebih banyak daripada kata-kata.

Latisha diam sejenak, mencoba membaca ekspresi pria di depannya. Namun seperti biasa, wajah Sagara tetap sulit ditebak. Datar, tapi jelas menyimpan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan hanya lewat tatapan.

Dengan langkah ragu, Latisha mengikuti Sagara masuk ke ruangannya. Pintu tertutup perlahan, meninggalkan Nadya di luar dengan rasa penasaran yang membuncah.

Di dalam, suasana begitu hening. Sagara berdiri di dekat jendela, membelakanginya, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Hanya t
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Terpaksa Menikahi Atasanku   BAB 33

    “Latisha.”Suara berat itu memecah lamunannya.Latisha menoleh cepat. Sagara berdiri tak jauh dari meja kerjanya. Seperti biasa, pria itu tampak rapi dan tenang, tetapi ada sesuatu yang berbeda kali ini. Sorot matanya tampak letih… dan ada sedikit keraguan di sana.“Bisa ke ruangan saya sebentar?” tanyanya pelan, tapi ada nada serius yang sulit diabaikan.Nadya yang duduk di sebelahnya refleks menatap Latisha penuh isyarat. Tuh kan? Tatapan Nadya seolah berkata lebih banyak daripada kata-kata.Latisha diam sejenak, mencoba membaca ekspresi pria di depannya. Namun seperti biasa, wajah Sagara tetap sulit ditebak. Datar, tapi jelas menyimpan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan hanya lewat tatapan.Dengan langkah ragu, Latisha mengikuti Sagara masuk ke ruangannya. Pintu tertutup perlahan, meninggalkan Nadya di luar dengan rasa penasaran yang membuncah.Di dalam, suasana begitu hening. Sagara berdiri di dekat jendela, membelakanginya, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Hanya t

  • Terpaksa Menikahi Atasanku   BAB 32

    “Kayaknya gue harus mulai bangun benteng pertahanan deh,” ujar Latisha tiba-tiba, matanya menatap kosong ke layar laptop, tapi pikirannya melayang entah ke mana. Nada suaranya terdengar serius, penuh tekad, tapi juga cemas.“Buat apa?” tanya suara yang muncul dari belakang, mengejutkannya sedikit.Latisha menoleh. Nadya, sahabat sekantornya, sudah berdiri sambil menarik kursi dan duduk di sampingnya, penasaran.“Kayaknya gue mulai ada rasa…” bisik Latisha setengah pasrah.Nadya langsung memiringkan kepala. “Jangan bilang… Lo beneran ada rasa sama Pak Saga?”“Siapa lagi,” jawab Latisha sambil menghembuskan napas panjang, wajahnya mencerminkan frustasi dan denial sekaligus. “Lo bayangin aja, dia tuh green flag banget, Nad."Nadya tertawa pelan, lalu menyikut pelan lengan sahabatnya. “Bener kan, yang gue bilang. Cowok yang kelihatan dingin dan tertutup kayak Pak Saga tuh biasanya green flag aslinya. Lu aja yang dulu denial.”Latisha menutup wajahnya dengan kedua tangan. “Makanya gue haru

  • Terpaksa Menikahi Atasanku   BAB 31

    "Setelah menikah, kamu jadi lupa sama mama, ya?" tuduh Hana dengan wajah kesal, nadanya tajam, seolah Latisha adalah anak durhaka yang meninggalkan ibunya begitu saja.Siang itu, Latisha mampir ke toko kue mamanya. Sudah hampir sebulan ia tak sempat berkunjung, tenggelam dalam kesibukan kantor dan segala kerumitan hidup barunya."Bukan gitu, Ma. Icha lagi banyak kerjaan akhir-akhir ini," Latisha membela diri, berusaha terdengar lembut meski tubuhnya lelah. Tangannya sibuk menata kue di etalase, mencoba mengalihkan ketegangan."Suami kamu kan bos. Kenapa kamu masih kerja? Harusnya kamu santai, tinggal di rumah. Biarin aja suami kamu yang urus semua."Latisha menghela napas panjang, sudah hafal dengan pola pikir mamanya. Ini bukan kali pertama mereka memperdebatkan hal yang sama.Hana melipat tangan di dada, tatapannya menyelidik. "Kalau kamu dulu nurut sama mama, hidup kamu nggak akan sesulit ini, Icha. Kamu udah bisa hidup enak sama calon suami yang mama pilihkan. Kamu tuh kebangetan.

  • Terpaksa Menikahi Atasanku   BAB 30

    Latisha membuka pintu apartemennya dengan sisa tenaga. Bahunya terasa pegal, langkahnya berat, dan pikirannya penuh. Hari ini benar-benar menguras energi—pekerjaan menumpuk, tenggat mepet, dan Nadya yang sejak siang tak berhenti menggodanya soal Sagara.Ia menjatuhkan tas sembarangan ke sofa lalu merebahkan diri, menatap langit-langit apartemen sambil menghela napas panjang."Aduh… capek banget. Tapi kalau nggak kerja, nggak bisa jajan," gumamnya sambil memijat pelipis sendiri.Matanya setengah terpejam, mulutnya menggerutu pelan. "Kenapa harus berubah sih… Kalau gue lupa batasan, gimana coba? Ujung-ujungnya gue juga yang sakit. Udah gitu, Nadya juga nyebelin banget hari ini."Latisha menutup wajahnya dengan bantal, mencoba mengusir semua pikiran yang berlarian di kepalanya. Ia ingin tidur, atau setidaknya istirahat barang sebentar.Baru beberapa detik matanya terpejam, tiba-tiba terdengar bunyi pintu yang terbuka dari arah depan.Deg.Latisha sontak bangkit, jantungnya berdetak cepat

  • Terpaksa Menikahi Atasanku   BAB 29

    Di tengah riuh suasana kantor, pagi itu rapat dadakan digelar. Telepon berbunyi di setiap sudut ruangan, mesin fotokopi tak berhenti bekerja, dan langkah-langkah tergesa terdengar bersahutan. Semua orang tampak sibuk, berlarian menyelesaikan tugas masing-masing. Deadline mepet, dan seperti biasa, tekanan di kantor semakin menggila setiap akhir bulan.Latisha memeluk tumpukan dokumen di dadanya sambil berjalan cepat ke ruang meeting. Nadya menyusul di belakangnya dengan wajah cemas."Ca, lo yakin semua data udah kelar? Gue masih belum dapet laporan bagian finance," ujar Nadya sambil terengah-engah.“Udah gue kejar semalem. Cuma bagian summary-nya belum gue cek ulang. Gue butuh lo bantu review pas di dalam,” jawab Latisha sambil terus berjalan cepat.Begitu mereka sampai, pintu ruang rapat sudah hampir tertutup. Sagara sudah duduk di ujung meja, wajahnya seperti biasa—datar, nyaris tanpa emosi.Latisha menarik napas dalam-dalam sebelum masuk, mencoba menenangkan diri.“Maaf, Pak, sediki

  • Terpaksa Menikahi Atasanku   BAB 28

    "Mau berangkat bareng?" tanya Sagara, suaranya datar tapi cukup jelas terdengar di antara suara angin pagi yang masih malas berhembus.Latisha menoleh sekilas, lalu buru-buru mengalihkan pandangan."Nggak usah, Pak. Saya bisa berangkat sendiri."Padahal dalam hati, ia ingin. Tapi... perasaan itu selalu ia tahan. Ada batas tak kasat mata yang terus ia jaga. Entah karena canggung, entah karena takut terlalu berharap.Sagara melirik jam tangan di pergelangan kirinya. "Yakin?"Latisha spontan menunduk melihat jam tangannya juga. Sudah hampir pukul tujuh. Kalau harus pesan kendaraan umum sekarang, bisa-bisa dia datang terlambat. Sagara masih diam, tapi langkahnya belum bergerak. Menunggu. Tenang tapi terasa menekan."Dia nggak mau maksa dulu gitu, ya..." gerutu Latisha dalam hati, menggigit bibir bawahnya kesal sendiri."Saya berangkat dulu."Nada suara Sagara tetap datar, sopan, tapi terasa berjarak. Ucapannya seperti sebuah pagar yang tak bisa Latisha lewati.Latisha mendesah pelan.Seb

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status