Share

18. Teman Lama

Sekali lagi, aku mencoba berkonsentrasi. Memikirkan hendak ke mana setelah lulus nanti. Namun akal sehatku mengatakan, biar Papa saja yang memikirkannya, yang terpenting jabatan CEO aman.

Tapi, masa aku nulis mau jadi CEO di kantor Papa, ntar dinyinyirin netijen. Mereka akan mengatakan aku sukses karena previlege bukan karena kemampuanku sendiri. Lalu dijadikan olok-olok dan viral di twitter. Serasa pengen bergandengan tangan dengan Putri Tanjung kan.

“Mo. Kalo cewek ngambek, bujuknya gimana ya?” Daripada bengong aku memilih ngerusuhin Bimo yang tampak serius ngerjain tugas dari Mr.Dika.

“Dikasih duit!” jawab Bimo singkat tetap serius dengan aktivitas menulisnya.

“Susah amat!” gumamku.

“Hah, bagi seorang Arka, masa duit aja susah, sih?” Bimo menoleh, menatap serius ke arahku.

“Kartu kredit gue udah ditarik Mo, uang jajan juga dipotong banyak.” Akhirnya aku jujur juga sama Bimo, kalo aku miskin sekarang.

“Hmm, ya lo dah nikah sih, malah seharusnya nggak dikasih uang jajan lagi.”
Rahmi Aziza

Ada yg cembokuuur.

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Siti Asih
Arka jgn kepikiran jd Bpk Rumah Tangga yaa.. hrs detail cita2 jd good husband nya.. ahahah
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
yaa kan....hayooo mulai suka kan arka
goodnovel comment avatar
fii kaa
Tenang, Ka
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status