Share

Bab 3 Suami Dadakan

Author: Naza Dya
last update Last Updated: 2023-09-15 08:08:19

Gadis berlesung pipit itu menahan langkah Arya di depan toko. Ia masih merasa janggal. Mana mungkin ada toko perhiasan yang dengan suka rela memberikan kado pernikahan untuknya, apalagi untuk Arya yang hanya sebagai pelayan rumah makan.

"Maksud apanya, Li?" Arya malah berbalik tanya.

"Mana mungkin ada toko perhiasan memberikan kado dengan nilai seratus juta untuk kamu. Kecuali kamu pewaris toko itu, kamu ini hanya pelayan rumah makan, tak jauh bedanya seperti aku. Katakan, apa yang telah kamu lakukan sebelumnya, Mas?" Liyana melemparkan tatapan nanar penuh tanda tanya. Ia tak akan beranjak dari toko perhiasan sebelum mendapat kejelasan.

"Bagaimana kalau iya?" Arya tampak bergurau.

"Iya apanya? Aku serius, Mas! Please deh jangan main-main." Bola mata Liyana kembali berkaca-kaca. Ia nampak cengeng hari ini.

"Aku sedang dalam masalah besar, Mas. Aku mempertaruhkan kehormatan keluarga. Aku harap, dengan menikah denganmu, masalah ini akan selesai," imbuhnya. Bulir bening Liyana kembali menetes dari sudut matanya.

Pria dewasa berwajah tampan itu segera mengusap pipi Liyana. Segera tangannya melingkari kepala gadis itu, mendekatkannya pada dada bidang miliknya.

"Kamu tenang saja. Aku tak akan membiarkan masalahmu semakin bertambah parah. Perhiasan ini tidak akan menambah masalahmu saat ini," bisik Arya. Ia mengusap punggung Liyana dengan lembut. Berusaha menenangkan gadis yang sangat ia cintai.

"Tapi aku tetap merasa aneh, Mas." Liyana melepaskan dekapan Arya. Menatap pria dewasa di depannya penuh selidik.

Belum sempat Arya membalas ucapan Liyana, terdengar suara tepuk tangan mengejek di samping mereka membuat keduanya membeliak terkejut.

Liyana segera mengeringkan pipinya yang sempat basah oleh air mata, saat melihat Arsenio dengan wanita itu mendekat ke arahnya.

Entah Jakarta memang sudah sempit atau karena hal lain, Liyana merasa sial karena kembali bertemu dengan pria yang kini telah menjadi mantan kekasihnya.

"Wow ini sih keren! Pemandangan yang semakin memperjelas kalau seorang Liyana hanyalah wanita bayaran Om-om yang sudah lapuk," hina Arsenio dengan tatapan yang tajam. Ada yang tengah bergejolak panas di dalam dadanya seperti api yang tengah menyala.

"Jaga ucapan kamu, Arsenio! Kamu tidak pantas bicara seperti itu!" sentak Liyana. Ia tak terima dengan hinaan sang mantan.

"Lalu, ucapan apa yang pantas disematkan? Pelacurkah?" Arsenio kembali dengan hinaannya terhadap Liyana.

Tak terima dengan ucapan pria muda seperti Arsenio, kepalan tangan milik Arya meluncur dengan cepat dan mendarat di pipi kiri Arsenio.

"Heh! Berani kamu pria tua!" Arsenio memberontak tak terima dengan pukulan Arya. Pria yang dianggapnya telah menyewa tubuh Liyana.

Namun, Arsenio tak bisa melawan saat kedua tangannya berhasil dikunci oleh Arya.

"Jaga ucapan kamu anak nakal! Sekali lagi kamu berani menghina calon istri saya, maka bersiaplah menggali lubang kuburanmu sendiri!" ancam Arya. Kobaran amarah nampak jelas pada tatapannya. Ia tak terima saat Liyana dihina dengan kezi.

"Oh wow! Jadi, kalian akan menikah." Arsenio tertawa emosi. Padahal bibirnya nampak merah oleh darah segar akibat pukulan Arya.

"Itu bukan urusan kamu!" sergah Liyana. Sejujurnya ia tak tega melihat wajah Arsenio, tapi luka pada hatinya saat ini kembali terkikis. Ia segera menarik tangan kekar Arya.

"Mas, kita pulang sekarang. Aku mohon," pintanya pada Arya yang masih nampak emosi.

"Tapi, Li—"

"Sudah cukup, Mas. Aku mohon. Kita pulang sekarang," pinta Liyana lirih.

Arya terpaksan melepaskan cengkeraman tangannya pada Arsenio. Ia lebih menuruti permintaan Liyana yang wajahnya kembali sendu.

Dengan mengendarai kendaraan roda dua milik Liyana, Arya akan segera mengantarkan sang calon istri pulang. Tentu saja ia harus segera menghadap sang calon mertua, yaitu orang tua dari Liyana.

Plak!

Kedatangan Liyana disambut dengan tamparan keras mendarat di pipi mulusnya. Kedua orang tuanya sudah berdiri dengan wajah emosi saat Liyana datang bersama Arya di depan rumah.

"Mengapa Mama melakukan ini?" tanya Liyana pada mamanya yang telah melayangkan tamparan panas di pipinya.

"Jadi benar kalau pria itu yang telah merusak rencana pernikahanmu dengan Arsenio?" Jari telunjuk Ida—mamanya Liyana, melurus ke arah wajah Arya.

"Siapa yang mengatakan itu pada, Mama?" Liyana bertanya lagi. Tak dirasanya pipi yang panas bak terbakar api.

"Arsenio, telah mengatakan semuanya pada, Mama dan Papa," jawab Ida. Tatapannya penuh emosi pada Liyana dan Arya.

"Ma, Pa, jangan dengarkan apa pun yang telah dikatakan Arsenio. Pria itu telah menghancurkan hidupku. Dia telah mempermainkan kehormatan keluarga kita," tegas Liyana langsung membela diri.

"Karena semua itu salah kamu, Li! Kamu yang telah berkhianat!" tukas Ida. Bola matanya berkaca-kaca karena kecewa. Bagaimana tidak, pernikahan anaknya sudah di depan mata. Ia pasti akan malu pada semua orang termasuk keluarga besarnya.

"Aku tidak pernah berkhianat dengan siapa pun, Ma! Arsenio, yang telah berkhianat." Liyana kembali meluruhkan air matanya di pipi. Ia kian lemah sehingga tak kuasa membendung kepedihan.

"Apa!" Kedua orang tuanya terkejut.

"Mama dan Papa, harus percaya padaku. Aku sangat mencintai Arsenio, tapi dia telah mempermainkan keluarga ini. Dia telah menghancurkan semuanya," lanjut Liyana seraya memeras air mata sendunya.

"Lalu bagaimana ini, Li?" Bibir Ida nampak bergetar menahan amarah di dalam dadanya.

"Mama, Papa, tenang saja. Pernikahan itu akan tetap terjadi. Aku akan tetap menikah, tapi bukan dengan pria pengkhianat seperti, Arsenio," kata Liyana. Dihapusnya air mata yang sedari tadi tak mau surut.

"Dengan siapa?" Wira—papanya Liyana.

Liyana menoleh pada Arya yang sedari tadi hanya menyimak perdebatan.

"Mas Arya, dia adalah calon suami yang akan menikah denganku minggu depan." Liyana meraih tangan Arya. Memperlihatkan pilihannya pada sang orang tua.

"Apa! Kamu sudah gila, Liyana! Pria itu lebih pantas jadi bapakmu ketimbang suami," tolak Ida tanpa menunggu lama.

"Tapi aku mencintainya, Ma, Pa." Entah benar apa tidak, Liyana nampak berusaha meyakinkan orang tuanya.

'Aku yakin ucapan kamu tidak nyata, Li,' batin Arya bergumam.

"Aku tak akan membuat Mama dan Papa malu. Acara pernikahan minggu depan akan tetap terjadi," sambung Liyana.

Perdebatan terjadi di depan rumah orang tua Liyana. Mereka tak rela jika putri satu-satunya menikahi pria dewasa seperti Arya. Terlebih saat Liyana berkata kalau Arya hanyalah pelayan di rumah makan tempatnya bekerja.

Namun, orang tua Liyana akhirnya pasrah. Pernikahan memang tetap harus terjadi, mengingat semua persiapan sudah hampir 90%.

Sampai tiba di hari yang ditunggu-tunggu, di gedung pernikahan yang sekelilingnya telah dihias dengan aneka bunga dan pernak-pernik pernikahan.

"Saya terima nikah dan kawinnya Liyana Zahira binti Wira dengan mas kawin seperangkat perhiasan berlian dibayar kontan."

"Bagaimana saksi sah?"

"Sah!"

Mendengar itu, air mata Liyana kembali luruh di pipi. Entah apa yang terjadi dengan perasaannya saat ini. Ia seperti tak mampu membendung sendu kehancuran hatinya, padahal masih di tengah-tengah suasana sakhral.

'Mengapa aku mengalami mimpi seburuk ini?' batinnya. Ia tak berharap Arya yang mengucapkan ijab kabul itu.

Setelah acara itu pengantin langsung menuju hotel, di ruang kamar pengantin, Liyana nampak resah. Bagaimana tidak, ini adalah malam pertama dengan pria dewasa yang tak ia cintai. Dia belum menyelesaikan masalahnya, melainkan baru saja memulai masalah.

"Apa kamu sudah siap?" Pertanyaan Arya membuat Liyana terkesiap.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi Om Tampan   Bab 130 Bahagia Bersamamu

    Kebahagiaan terpancar dari wajah Arya, Liyana juga putranya Azka. Sebuah keluarga kecil yang terlihat sempurna, keluarga yang penuh dengan kasih sayang membuat semua orang yang melihat kehangatan keluarga kecil Arya akan di rasuki rasa iri.Pagi ini jadi terasa lebih indah dan cerah dari biasanya. Benar-benar sangat berbeda. Lebih menyenangkan dari biasanya, sejak aktifitas yang Liyana dan Arya lakukan semalam sampai pagi tadi senyum bahagia terus terpancar dari wajah kedua pasangan yang kini telah menjadi orangtua. Padahal, aktifitas malam itu bukanlah yang pertama bagi Arya dan Liyana. Namun, entah mengapa kegiatan semalam terasa berbeda.Arya memandangi Liyana begitu dalam, Liyana adalah perempuan yang berhasil membuat Arya begitu mencintainya. Terlebih, Liyana kini sudah memberinya seorang putra berhasil membuat Arya menjadi seorang laki-laki seutuhnya. Membuat Arya semakin menyayangi serta mencintai dua makhluk yang telah Tuhan titipkan kepadanya. Arya dan Liyana saling menjaga

  • Terpaksa Menikahi Om Tampan   Bab 129 Memanfaatkan Kesempatan

    Sudah hampir satu jam Liyana berada di dalam kamar mandi. Arya yang sedari tadi sudah menunggu begitu merasa tidak sabar, di tambah dengan buah hatinya Azka yang takut keburu bangun membuat Arya semakin risau menunggu.Semenjak adanya baby Azka, Liyana dan Arya harus pandai mengatur waktu untuk kegiatan suami istrinya. Bagi Arya dan Liyana tak perduli pagi, siang, sore atau pun malam, jika kesempatan sudah ada di depan mata maka mereka akan memanfaatkannya kesempatan itu untuk kegiatan mereka.Liyana keluar dari kamar mandi hanya dengan berbalut handuk yang menutupi tubuh mulusnya. Arya yang sudah menunggu dengan sabar segera menghampiri Liyana. Arya tak memberi Liyana kesempatan untuk sekedar mengeringkan tubuhnya dulu.Arya melepaskan handuk yang sempat menutupi tubuh Liyana dengan cepat. Kini, keduanya sudah berada di atas ranjang bersiap untuk melaksanakan kegiatan mereka. Namun, saat Arya baru akan memulainya tiba-tiba terdengar suara putranya Azka dari luar pintu memanggil ibuny

  • Terpaksa Menikahi Om Tampan   Bab 128 Liburan

    Baik Liyana maupun Arya, tak pernah sekalipun menolak keinginan Azka. Azka tumbuh dengan kasih sayang serta cinta yang tak pernah kurang dari kedua orangtuanya.Keesokan paginya, Azka bangun lebih awal dari biasanya. Dengan semangat menggebu Azka berlari menuju kamar kedua orangtuanya.Tok tok tok..!Azka mengetuk pintu kamar orangtuanya. Liyana melangkah untuk membukakan pintu. "Ceklek" pintu mulai terbuka, Azka sudah menerobos masuk tanpa menunggu pintu terbuka lebar."Pa, bu, ayo kita berangkat sekarang !" Pinta Azka yang sudah tidak sabaran.Liyana dan Arya saling memandang, Arya bangkit dari duduknya menghampiri sang anak. "Kita sarapan dulu ya ! Habis itu baru berangkat." Ucap Arya."Siap pa, ayo !" Sambung Azka kemudian menarik tangan Arya menuju meja makan. Azka menyantap sarapan dengan lahapnya. Tak butuh waktu lama Azka telah selesai menghabiskan satu piring nasi goreng sarapannya. Melihat begitu semangat sang buah hati, Arya pun bergegas bangkit dari kursi tempat duduknya

  • Terpaksa Menikahi Om Tampan   Bab 127 Keluarga Adalah Segalanya

    Bagi Liyana dan Arya keluarga adalah segalanya, di mana mereka adalah pusat kehidupan dan tempat dimana Liyana dan Arya bisa mencurahkan kasih sayang dan perhatian semaksimal mungkin.Kehadiran buah hati baby Azka di tengah-tengah Liyana dan Arya menjadi pelengkap dan sumber kebahagiaan bagi Liyana dan Arya. Senyuman serta tawa cerianya membuat kehidupan Liyana dan sang suami semakin bertambah indah. Baby Azka mampu membuat Liyana dan Arya mempunyai arti dan tujuan hidup yang lebih terarah.Bersama Liyana dan baby Azka, Arya dapat memahami banyak hal. Salah satunya menemukan bahwa kebahagiaan itu sederhana dan mudah di raih. Arya hanya perlu menghabiskan waktu bersama Liyana juga baby Azka, berbagi cerita serta bercanda dan tertawa. Kebersamaan dan saling memiliki di antara Arya, Liyana dan baby Azka membuat setiap momen menjadi lebih indah dan berkesan. Karena kebahagiaan tak selalu tentang harta, dapat menikmati dan menghabiskan waktu bersama pun dapat menjadi kebahagiaan yang sempu

  • Terpaksa Menikahi Om Tampan   Bab 126 Pertumbuhan Baby Azka

    Hari berganti hari, tak terasa kini baby Azka sudah banyak menunjukkan perkembangannya. Bagi Liyana juga Arya, dapat menyaksikan tumbuh kembang sang buah hati merupakan sebuah momen yang sangat menakjubkan. Berbagai hal telah di lewati bersama, dimana suka dan cita menjadi satu dan mampu mempererat hubungan ketiganya.Rasanya, tak ada hal yang paling membahagiakan bagi Liyana dan Arya saat ini kecuali melihat buah hatinya mendapatkan kebahagiaan yang seutuhnya. Terhitung sejak saat baby Azka lahir ke dunia dan kini bayi mungil dengan wajah tampan itu telah tumbuh dengan pesat.Dimana saat dulu baby Azka belum bisa menopang tubuhnya sendiri, kini baby Azka sudah bisa menggerakkan anggota tubuhnya meski masih kesulitan. Tak terasa baby Azka kini sudah berusia empat bulan, dan baby Azka kini sudah mulai bisa tengkurap sendiri bahkan sudah bisa di ajak bermain cilukba. Sungguh ini merupakan momen yang sangat berharga bagi Liyana dan Arya.Buah hatinya begitu menggemaskan, Arya seakan tida

  • Terpaksa Menikahi Om Tampan   Bab 125 Acara Aqiqah Baby Azka

    Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang maha esa atas kelahiran baby Azka ke dunia, Arya dan Liyana berencana akan menggelar aqiqah. Hari ini di kediaman Arya dan Liyana akan mengadakan acara Aqiqah untuk putra pertama mereka Azka yang sudah berusia empat puluh hari. Selain mengundang beberapa kolega, Arya dan Liyana juga mengundang ratusan anak yatim piatu dari beberapa panti asuhan yang tersebar di kota jakarta. Acara Aqiqah baby Azka di isi dengan ceramah ustadz, rebana serta nyanyian nasyid yang di bawakan oleh bintang tamu yang sengaja di undang oleh Arya. Tak hanya tamu undangan Arya, beberapa keluarga dan tak ketinggalan sahabat Liyana yaitu Tiara pun turut hadir dalam acara Aqiqah ini.Sejak acara Aqiqah berlangsung, putra kecil Arya dan Liyana yang di beri nama baby Azka tertidur lelap di dalam pangkuan sang ibu Liyana. Walau pun suasana cukup berisik, jagoan kecil itu terus tertidur dengan tenang, seakan tidak terusik oleh keadaan di sekelilingnya. Tentu saja pemand

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status