Share

Bab 54

Penulis: Nona Squerpants
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-05 23:15:45

Mata Dewa membelalak. Ucapan Denis seketika mengguncang pikirannya, membangkitkan kembali trauma lama yang selama ini berusaha ia kubur dalam-dalam. Perlahan, ia melepaskan cengkeraman tangannya. Tatapannya kosong. Ia memandangi kedua telapak tangannya dengan gemetar, penuh ketakutan.

"Aku sudah membunuh adikku? Adikku mati... karenaku?"

Kata-kata itu terus mengalir lirih dari bibir Dewa, seperti mantra yang menyesakkan. Tara terpaku. Ingatannya langsung melayang pada cerita Oma tentang kematian Maudy—adik Dewa.

"Kak Dewa, Kak... lihat aku. Bukan... bukan Kakak yang membunuh Maudy," ucap Tara terbata, berusaha menggugah kesadaran Dewa dari pelukan traumanya yang kelam.

"Aku sudah membunuh adikku..." Dewa menjerit histeris, suaranya pecah. Ia memegangi kepalanya seolah hendak mencabut ingatan itu dari benaknya, lalu berlari sekencang-kencangnya.

Denis hanya tersenyum puas menyaksikan semuanya. Kepuasan tergambar jelas di wajahnya. Ada sesuatu yang ia sembunyikan. Tara menatap Denis den
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 80

    CTAK! Suara sabuk itu terdengar nyaring melesat tepat mengenai kaki mulus Tara, Tara meringis kesakitan cambukan itu meninggalkan noda merah."Akhhh... cukup Denis!" sentak Tara.Tara menangis histeris, tangisnya pecah seiring rasa perih yang menyengat di kedua kakinya. Ia memegangi kakinya erat, tubuhnya gemetar oleh rasa sakit dan emosi yang bercampur aduk. Mendadak, Denis merasa ada yang mencengkeram hatinya, iba dan bersalah datang bersamaan, mengguncang ketenangannya. Ia perlahan mendekat ke arah Tara."Tara, maafkan aku... aku nggak bermaksud menyakitimu," ucap Denis, suaranya nyaris bergetar, memohon pengampunan.Dengan ragu, Denis mencoba mengusap kaki Tara yang tampak merah, namun Tara langsung memundurkan tubuhnya. Sorot matanya menusuk, penuh kemarahan dan luka yang dalam, menatap tajam tepat ke manik mata Denis."Manusia gila!" Tara refleks meludahi wajah Denis.Amarah Denis kembali terpancar, emosinya semakin memuncak. Tatapannya pun kembali tajam, tanpa banyak kata, Den

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 79

    "Owek… Owek…”Tangis bayi memecah keheningan malam, menggema di lorong-lorong sepi Panti Asuhan Kasih Bunda. Pemilik panti yang tengah bersiap untuk tidur sontak terbangun dan berlari, panik mencari sumber suara yang memilukan itu.Begitu membuka pintu depan, langkahnya terhenti. Matanya membelalak, dadanya bergemuruh oleh rasa tak percaya. Di ambang pintu, tergeletak sebuah keranjang. Di dalamnya, seorang bayi perempuan cantik, mungil, dan tampak baru lahir. Tubuhnya dibungkus kain selimut tipis.“Ya Tuhan… siapa yang tega meletakkanmu di sini sendirian?” lirih sang pemilik panti, suaranya bergetar saat ia membungkuk dan mengangkat tubuh mungil itu ke dalam pelukannya.Bayi itu perlahan mereda tangisnya, seolah merasa hangat dalam dekapan barunya. Di dalam keranjang, terselip sebuah amplop kecil. Dengan tangan yang sedikit gemetar, pemilik panti membuka surat itu.“Rawat dan jagalah bayi ini, jangan sampai ada yang mengadopsinya.”Pemilik panti menatap surat itu dengan dahi mengernyi

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 78

    Melihat aksi Tara, salah satu pria bertopeng langsung membekap mulutnya, sementara yang lain mencengkeram erat kedua tangannya."Diam! Cepat tutup mulutnya pakai kain!" hardik salah satu dari mereka.Sekejap kemudian, mulut Tara telah tersumpal rapat dengan kain, kedua tangannya terikat kuat. Air matanya mengalir tanpa henti, membasahi pipi. Ia hanya bisa menatap ke luar jendela, matanya terkunci pada sosok Dewa yang masih berdiri di depan toko. Dalam diam, Tara berteriak dalam hati, berharap Dewa merasakan keberadaannya, mendengar jeritan yang tak bisa ia keluarkan.Lampu lalu lintas berganti hijau. Mobil pun kembali melesat kencang, menghapus harapan yang tadi sempat menyala. Itu adalah kali terakhir Tara bisa melihat Dewa. Segalanya telah berakhir. Tak ada yang bisa menyelamatkannya."Ayo cepat keluar," desak pria bertopeng itu saat mobil mulai berhenti di sebuah rumah mewah megah nan besar namun jauh dari keramaian.Tara berjalan terhuyung-huyung, langkah kakinya gontai, tubuhnya

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 77

    "Tuan… Nyonya…"Teriakan Surti menggema, memecah keheningan pagi dan mengejutkan Dewa serta Oma Widya yang tengah menikmati sarapan. Dengan napas tersengal dan wajah panik, Surti berlari menuruni anak tangga. Air mata sudah membanjiri pipinya, mencerminkan kegundahan yang dalam."Ada apa, Surti? Kenapa kamu berteriak seperti itu? Apa yang terjadi?" tanya Oma Widya cemas."Ada apa, cepat katakan!" sahut Dewa, suaranya tegang, penuh tanda tanya.Surti mencoba mengatur napasnya yang memburu. "Sandrina… Tuan, Sandrina tidak ada di kasur bayinya…"Dewa dan Oma Widya saling berpandangan, raut wajah mereka seketika berubah. Terkejut. Tak percaya. Bayi mungil yang mereka cintai, bagaimana bisa tiba-tiba hilang?"Kamu kemana? Apa kamu tidak menjaga Sandrina?!" suara Dewa meninggi, nadanya penuh amarah."Saya menjaganya, Tuan… hanya saja semalam…" Surti terhenti. Ucapannya menggantung di udara, seolah ada sesuatu yang sulit ia katakan. Pandangannya melirik sekilas ke arah Oma Widya, ragu."Hany

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 76

    Bos, surat itu sudah sampai di tangan Dewa."Pria bertopeng, suruhan Denis, memberi kabar mengenai surat yang sudah Tara tulis. Mendengar itu, senyum Denis mengembang perlahan. Kini hanya tinggal selangkah lagi. Ia bersiap mewujudkan rencananya untuk menikahi Tara.Denis melangkah masuk ke ruangan tempat Tara disekap. Di tangannya tergenggam sebuah nampan yang berisi makanan dan segelas air mineral, seolah ingin menunjukkan perhatian meski suasana tetap tegang."Tara, ini aku bawakan makanan enak dan mahal untukmu. Beef steak dari restoran paling mahal," ucap Denis sambil menyodorkan makanan itu.Tara melengos, mengalihkan pandangannya jauh dari nampan berisi makanan yang dibawa Denis. Matanya penuh kebencian dan penolakan, seolah makanan itu menjadi simbol dari kekejaman yang sedang ia alami."Aku tak sudi memakan makanan darimu!" ucapnya dengan suara tajam, penuh amarah dan keberanian meskipun hatinya bergetar.Denis menyipitkan mata, wajahnya berubah menjadi keras. Tanpa berkata se

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 75

    Tiga hari sudah Tara menghilang, Dewa juga sudah melaporkan pada pihak kepolisian. Begitupun dengan Adit yang sudah mencari hingga kepelosok kota, tetap saja tidak menemukan keberadaan Tara.Sementara Rina kembali masuk rumah sakit, setelah Rina tahu bahwa Tara kini telah menghilang. Kondisi Rina kembali memburuk saat mendengar kabar tersebut."Tuan, pihak kepolisian melaporkan tidak ada kejadian mencurigakan yang terjadi dilokasi, polisi sudah mengecek cctv milik rumah warga yang dekat dengan lokasi," ujar Adit memberi informasi.Dewa yang tengah duduk di teras depan rumah, tak menjawab apapun yang Adit katakan, pikirannya benar-benar buntu. Ia hampir putus asa mencari keberadaan Tara, sepeninggalnya Tara membuat Dewa menjadi gemar melamun setiap harinya.Begitu juga dengan Sandrina yang akhir-akhir ini sering sekali rewel dan menangis, seolah ikut merasa kehilangan."Dewa, apa di Eonik d saingan bisnis berat, dulu pengalaman Abimana sempat merusak mesin mobil hingga nyaris membuat c

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status