Share

Bab 3 Tentang Ayu Ningtias

"Jadi dia bukan anak kandung dari Rido?" tanya Kenzi, namun wajahnya masih fokus membaca tulisan yang ada di hadapannya.

"Benar, Tuan. Rido menikahi ibu Non Ayu, saat Non Ayu masih berumur satu tahun," ujar Miko.

"Pantas saja dia tega menukar anaknya hanya untuk melunasi seluruh hutangnya. Dia benar-benar pria licik," gumam Kenzi. Dia merasa kasihan dengan kehidupan Ayu.

Di sini dijelaskan bahwa Rido awalnya menjadi Ayah dan suami yang baik dan penyayang terhadap keluarganya. Namun karena tuntutan ekonomi dan pergaulan membuatnya melupakan segalanya. Sejak saat itu lah Rido jadi sering menghajar ibunya Ayu jika perkataannya tidak dituruti. Karena itu lah Ayu menyetujui perjodohan ini karena dia tidak mau kalau ibunya sampai disiksa lagi oleh ayahnya, bahkan Ayu sendiri tidak mengetahui bahwa Rido bukan ayah kandungnya.

"Tapi, Tuan, saat ini, Non Ayu sudah memiliki pacar yang bernama Andi," ujar Miko memberitahu.

"Aku nggak peduli soal itu, yang terpenting Ayu akan menjadi istriku," ujar Kenzi.

"Baiklah, apa persiapan pernikahan sudah di mulai?" tanya Kenzi sambil menutup map tersebut.

"Sudah, Tuan, termasuk gedung dekor dan chatering. Besok waktunya fitting baju pengantin," ujar Miko menjelaskan.

"Baiklah, besok kamu jemput Ayu di rumahnya," ujar Kenzi.

"Baik ,Tuan." Setelah itu Miko pun meninggalkan ruangan Kenzi.

"Ayu, maafin Ibu ya, Nak," ujar Retno saat dia melihat Ayu duduk termenung di dalam kamar.

Ayu sedikit tersentak karena kedatangan ibunya, lalu dia pun mencoba tersenyum di hadapan sang Ibu.

"Ibu kenapa nangis? Aku baik-baik saja, Bu," ujar Ayu lalu menghapus air mata yang ada di pipi ibunya.

"Apa kamu bahagia, Nak? Pria itu sangat kasar dan juga sangat sombong, Nak. Ibu nggak tega kalau kamu menikah dengannya," ujar Retno dengan sendu.

"Bu, sepertinya dia bukan orang yang galak, hanya saja wajahnya sedikit menyeramkan. Mudah-mudahan dia bisa menerima Ayu sebagai istrinya." Ayu berujar sedikit tertawa.

Melihat Ayu tertawa, membuat Retno merasa sangat bahagia.

"Semoga ini pernikahan pertama dan terakhir buat kamu," ujar Retno dengan mata berkaca-kaca.

"Amin." Ayu mengaminkan doa tulus ibunya.

Tring....tring....tring...

Terdengar ponsel Ayu berdering, saat Ayu melihatnya dia malah mematikan panggilan tersebut. Hal itu membuat Retno merasa heran.

"Kenapa kamu mematikan panggilannya, Yu? Siapa yang menelfon?" tanya Retno dengan wajah bingung.

"Andi Bu," lirih Ayu.

"Kenapa nggak diangkat kalau itu dari Andi?" tanya Retno lagi.

"Apa yang harus aku katakan padanya, Bu. Minggu depan aku akan menikah dengan pria lain. Aku nggak sanggup untuk bicara padanya," ujar Ayu dengan wajah sedih.

"Sayang, setidaknya kamu jangan menggantung hubungan kalian. Kamu harus akhiri ini secara baik-baik, Ayu," ujar Retno menasehati anaknya.

"Pikirkan baik-baik masalah ini, Yu. Jangan sampai Andi mengetahui ini dari orang lain." Setelah mengatakan itu, Retno pun meninggalkan Ayu sendiri di kamarnya.

Ayu pun berfikir beberapa saat sebelum memutuskan untuk berbicara kepada Andi.

"Hallo."

"Ayu kamu ke mana aja? Kenapa dari semalam kamu nggak mengangkat telfonku." Terdengar suara pria yang khawatir dari seberang telfon.

"Andi, aku baik-baik saja," ujar Ayu dengan suara pelan.

"Terus kenapa kamu nggak menjawab panggilanku, pesanku pun nggak kamu balas," ujar Andi.

"Maaf Andi. Hem, Andi aku ingin membicarakan sesuatu sama kamu," ujar Ayu dengan perlahan.

"Bicara apa? Apa perlu kita ketemu? Atau aku ke rumah kamu?" tanya Andi yang penasaran.

"Nggak usah, Ndi. Mulai sekarang kita nggak usah bertemu lagi," ujar Ayu. Ada rasa sesak dalam hati Ayu saat mengucapkan kalimat itu.

Dia tidak pernah membayangkan bahwa hubungannya dengan Andi harus berakhir.

"Ke-kenapa, Yu? Apa aku ada buat salah?" tanya Andi dengan suara bergetar. Dia tidak menyangka bahwa wanita yang sudah mengisi hatinya lebih dari dua tahun itu kini memutuskan hubungan dengannya.

"Kamu nggak salah, Ndi. Aku yang salah. Maaf kalau hubungan kita harus berakhir. Semoga kamu menemukan wanita yang lebih baik dari aku." Sebelum menunggu jawaban dari Andi, Ayu langsung memutuskan panggilannya, dia pun menangis tersedu karena membayangkan nasib dirinya.

"Maafkan aku, Ndi. Maaf karena tidak bisa memperjuangkan hubungan kita," gumam Ayu dalam tangisan.

"Pagi, Tuan Rido." Miko yang baru datang langsung menyapa Rido yang sedang duduk di teras rumah.

"Ada apa ini, Tuan Miko. Tumben sekali Anda datang di jam seperti ini." Rido pun langsung menghampiri asisten Tuan Kenzi.

"Saya datang kemari karena perintah Tuan Kenzi, karena hari ini mereka akan melakukan fitting baju pengantin," ujar Miko menjelaskan.

"Oh, kalau begitu, ayo kita masuk. Biar saya panggilkan Ayu dulu," ujar Rido mengajak Miko untuk masuk ke dalam rumah mereka. Lalu setelah menyuruh Miko untuk duduk, Rido pun berjalan ke dalam untuk memanggil Ayu.

"Ayu, cepat bersiap-siap. Di depan ada Tuan Miko. Dia mengatakan bahwa hari ini kamu dan Tuan Kenzi akan melakukan fitting baju pengantin." Rido berujar saat mendapati Ayu sedang berada di dapur bersama dengan Ibunya.

"Iya, Yah." Setelah mengatakan itu, Ayu pun langsung pergi menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

"Dan kau, buatkan teh untuk Tuan Miko," ujar Rido kepada istrinya. Setelah itu dia pun pergi meninggalkan Retno sendiri di dapur.

Tidak sampai sepuluh menit Ayu telah selesai bersiap, dia menggunakan celana jeans dengan baju kaos berwarna cream dan menggunakan flat shoes, rambutnya dikuncir satu ke atas.

Walaupun penampilannya sangat sederhana, namun hal itu tidak mengurangi kecantikannya.

"Maaf karena sudah membuat Anda menunggu lama, Tuan," ujar Rido saat melihat Ayu menghampiri mereka.

"Tidak apa-apa," ujar Miko. "Nona Ayu, ayo kita berangkat sekarang. Tuan pasti sudah menunggu Anda," ujar Miko dengan sopan.

Setelah berpamitan, mereka pun pergi meninggalkan rumah keluarga Ayu, dan menuju salah satu sebuah butik ternama.

20 menit kemudian mereka pun sampai di sebuah butik.

"Silakan, Nona," ujar Miko setelah membuka pintu untuk Ayu.

"Terima kasih," ucap Ayu dengan canggung.

Mereka pun masuk ke dalam, saat sampai di dalam terlihat Kenzi sudah duduk dengan menggunakan tuxedo berwarna putih yang membuatnya terlihat lebih tampan.

"Apa kau akan tetap berdiri di sana?" tanya Kenzi tanpa mengalihkan perhatiannya.

"Maaf." Setelah itu Ayu pun berjalan mendekati Kenzi, sementara Miko kembali ke mobil.

"Jadi ini calon istri kamu, Ken?" tanya Riana pemilik butik dan juga Tante Kenzi.

"Iya, Tan. Tolong pilihkan gaun yang paling bagus untuk dia. Karena pernikahannya seminggu lagi, kami tidak bisa untuk membuatnya lagi, " ujar Kenzi.

Setelah itu Riana pun mengajak Ayu ke dalam untuk memilih beberapa gaun yang telah selesai.

Pilihan Ayu jatuh kepada gaun panjang berwarna putih full payet tanpa lengan. Gaun itu terlihat simple dan elegan namun nampak mewah.

"Pilihan kamu bagus, Sayang," puji Riana sambil tersenyum.

Riana pun membantu Ayu mencoba gaunnya. Setelah selesai, Riana pun membawa Ayu keluar untuk memperlihatkan penampilan Ayu kepada Kenzi.

"Bagaimana, Kenzi?" tanya Riana.

Kenzi yang melihat penampilan Ayu pun merasa terpesona sampai dia tidak dapat berkata apa-apa.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status