Share

Bab 8. Penderitaan Felicia

"Nggak ada tapi-tapi an, sekali lagi kamu membangkang maka kamu harus keluar dari keluarga ini, dan kembalikan semua yang telah kami berikan!" ujar papa nya.

Feli tersenyum getir, sejak kapan kalian pernah anggap aku keluarga kalian?, Batin Feli.

"Ingat itu!" ujar mama nya kembali dan mereka semua berbalik badan meninggalkan Feli.

Hal yang sudah biasa dia terima tetapi belum juga bisa terbiasa akan perlakuan kedua orang tua dan saudara tirinya, Feli ingin sekali ada seseorang yang mampu membawanya keluar dari zona yang membuatnya semakin hancur. 

Samuel adalah salah satu penolongnya saat ini, tetapi Feli tidak begitu yakin keluar dari zona keluarga nya dan masuk ke zona Samuel akan membaik atau makin memperburuk keadaan nya.

Feli terduduk lemas di teras Dream Boutique nya, seseorang menghampiri nya dengan tertawa melihat keadaan Feli.

"Enak ya jadi kamu dimarahin terus sama mama dan papa!" ujar Lisa dengan tertawa lalu memasang wajah sedih.

"Sedangkan aku selalu di sayang, aku ingin sekali dimarah seperti kamu tetapi mereka terlalu menyayangiku hingga tidak tega melakukan nya," ujar nya lagi.

Feli menatap Lisa dengan tatapan datar lalu membuang wajahnya ke arah lain, karena sangat muak melihat wajah saudara tiri nya yang tidak selalu tau diri.

"Makanya kamu jangan berani bermain api denganku! Atau kamu akan mendapatkan balasanmu sendiri, emang nggak ada kapok nya ya kamu," ketus Lisa.

"Kenapa kamu seperti itu? Iri ya?" ujar Lisa dengan menyeringai.

Feli tertawa dan bangkit dari duduknya menatap Lisa dengan kasihan lalu, "Aku? Iri sama kamu? Maaf ya kak, hidupku terlalu berharga untuk memikirkan keluarga toxic seperti kalian."

Feli lalu langsung meninggalkan Lisa dan masuk ke dalam, Lisa yang mendengar perkataan Feli langsing emosi dan memaki Feli.

"Dasar anak nggak tahu diri," umpat Lisa.

Lisa langsung meninggalkan tempat itu dan menuju rumah teman nya karena sangat suntuk.

"Halo,"

"Halo, Bel kamu dimana?" tanya Lisa.

"Dirumah,"

"Keluar yok, aku bosen banget!"

"Kesini aja, aku nggak boleh keluar karena pernikahan ku beberapa hari lagi," ujar Bella.

"Okelah, aku menuju kesana nih,"

"Oke, hati-hati!"

Sambungan telepon pun terputus.

Lisa langsung melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi, menuju rumah Bella yang ternyata adalah teman nya sejak masih berkuliah di universitas yang sama. Lisa sendiri tidak memiliki pekerjaan hanya pengangguran penikmat harta orang tua dan saudara tirinya.

Sesampainya dia di rumah Bella langsung keluar dari mobil dan menuju ke pintu utama nya, Bella langsung membuka pintu untuk Lisa.

"Lisa, kenapa muka kamu kusut banget gitu kayak pakaian belum di setrika!" ujar Bella tertawa.

"Karena saudara tiri nggak tahu diri lah,"

"Berani banget ya saudara tiri kamu, permasalahan dikeluarga kalian hanya berputar di dia doang apa ya? Jadi pengen tahu gimana wajah saudara tirimu!" ujar Bella penasaran.

"Eh yaudah kita masuk dulu!" ujak Bella.

"Tapi kamu enak sih, punya segala nya dan sekarang kamu mau menikah dengan tuan Samuel yang menjadi dambaan semua kaum hawa," ujar Lisa sambil berjalan masuk kedalam.

"Sini, aku mau cerita!"

"Kamu tahu Ken?" tanya Bella.

"Ken? Mantan dirimu itu?"

Bella mengangguk, "Semalam aku jumpa sama dia di hotel Light Star, dan bermalam disana."

"Wah gila ya, udah dapat suami spek pangeran masih aja kamu duain!"

"Bukan gitu, Ken hanya partner ranjang doang," ujar Bella tertawa.

"Emang ya kamu itu wanita mesum yang pernah aku kenal,"

"Hahaha, lagian aku pakai cara aman jadinya Samuel dan media nggak akan ada yang tahu," ujar Lisa.

"Emang kamu bakal jamin aku nggak akan cerita kesiapapun?" tanya Lisa.

"Enggak, apa juga untung nya buat kamu!"

Lisa dan Bella pun tertawa.

"Oh iya, emang saudara tiri kamu itu kenapa sih?" tanya Bella.

"Iya dia sangat menyebalkan, udah dibantu sama bokap untuk buka butik tetapi sikap nya nggak pernah berubah selalu membangkang dan nggak tahu diri,"

"Dia selalu pulang malam, bahkan beberapa hari ini nggak pernah pulang, anak wanita seperti apa dia? Mempermalukan keluarga bokap,"

"Wah, kenapa nggak di usir aja?"

"Nama butik nya apa?" tanya Bella lagi.

"Dream Boutique, hampir dekat dengan Anandra Group," ujar Lisa.

"Oh itu adek kamu ya?" tanya Bella antusias.

"Kamu kenal?"

"Dia yang buat gaun pernikahan ku, pertemuan aku pertama kali dengannya saja sangat membuatku kesal, bagaimana kamu yang selalu hidup setiap hari dengan nya," ujar Bella kesal.

"Serius? Pantesan kemarin sekretari Leo datang kesana!"

"Sekretaris Leo? Datang untuk apa?" tanya Bella penasaran.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status