Share

Bab 5 Tugas Khusus

Author: Jiriana
last update Last Updated: 2024-02-12 07:29:22

Ketika dia bingung harus berbuat apa, tiba-tiba pintu diketuk seseorang. Aileen langsung bernapas lega. Ketika suara ketukan kembali terdengar untuk kedua kalinya, secara alami Aileen berjalan ke arah pintu untuk membukanya.

"Nyonya Muda, itu ..." Bibi Nian terlihat menunjuk ke arah dahi Aileen yang memar dengan wajah terkejut.

"Oh, ini ..." Setelah menyentuh dahinya, Aileen tersenyum, lalu berkata, "Hanya luka kecil. Aku baik-baik saja."

"Akan saya ambilkan kotak obat dulu."

Sebelum Bibi Nian sempat melangkah, Aileen sudah lebih dulu mencegahnya. "Tidak perlu. Aku sungguh tidak apa-apa." Aileen kemudian bertanya alasan Bibi Nian datang ke kamarnya.

"Nyonya Caisa memanggil Nyonya Muda turun ke bawah."

"Baiklah. Aku akan turun sebentar lagi, tapi biasakah Bibi Nian ambilkan alat kebersihan sekarang? Aku harus membersihkan kamarku terlebih dahulu."

Dia tidak mungkin meninggalkan kamar dalam keadaan berantakan, terlebih dengan kondisi Christian Li yang seperti itu.

"Bisa, Nyonya Muda. Tunggu sebentar."

Tanpa dijelaskan pun, Bibi Nian sudah mengerti apa yang terjadi di dalam kamar tersebut. Itu sudah sering terjadi jika ada orang asing memasuki kamar Christian Li. Hanya nibi Nian yang bisa memasuki ruangan itu tanpa dilempari oleh Christian Li.

Jika itu pelayan lain, pasti akan mengalami hal yang sama seperti yang dialami Aileen ketika memasuki kamar Christian Li. Selain Bibi Nian, tidak ada yang berani masuk ke sana, jika tidak diperintahkan oleh Nyonya Caisa ataupun bibi Christian Li.

Setelah mendapatkan apa yang dia minta, Aileen menitipkan pesan pada Bibi Nian untuk disampaikan pada Nyonya Caisa kalau dirinya akan turun setelah membersihkan kamarnya. Tanpa banyak bicara, Aileen membersihkan pecahan beling serta benda-benda yang berserakan di lantai. Ternyata sebelum dirinya masuk ke kamar tersebut, kamar itu memang sudah berantakan.

Christian Li hanya memandang Aileen yang sedang membersihkan kamarnya dengan ekspresi datar. Dia masih duduk di kursi roda tepat di samping tempat tidur. Setelah selesai, Aileen mengatakan pada Christian Li kalau dirinya akan ke bawah, tapi tidak ditanggapi sama sekali oleh pria itu.

Aileen dituntun oleh Bibi Nian menuju ruangan kerja. Di sana sudah ada Nyonya Caisa yang sejak tadi menunggunya. Sebelum duduk, Nyonya Caisa meminta Aileen untuk mengunci pintu ruangan kerja tersebut.

"Apa itu perbuatan Christian?" tanya Nyonya Caisa seraya menatap dahi Lucia yang terluka.

"Iya," jawab Aileen singkat. "Dia tidak hentinya menyerangku, seolah aku ini orang yang berbahaya."

"Kau harus mempersiapkan mentalmu. Ke depannya, kau akan sering menghadapi seperti ini. Bahkan, mungkin bisa lebih serius dari ini."

Aileen menghela napas pelan dengan wajah lesu. "Apa yang ingin Nyonya bicarakan denganku?" Dia tidak mau berbasa-basi lagi lebih lama dengan Nyonya Caisa, karena dia merasa sangat lelah saat ini.

“Kau pasti sudah tahu, alasan kau menikah dengan Christian Li."

Aileen mengangguk sopan sebagai jawaban.

"Sebenarnya, aku memintamu menikah dengan Christian Li bukan untuk menjadi istri yang sesungguhnya.”

Melihat Aileen mengernyit, Nyonya Caisa melanjutkan ucapannya yang sempat terhenti sebentar. “Kau cukup merawat dan memenuhi segala kebutuhannya. Kemungkinan dia tidak akan bisa berjalan lagi. Jadi, anggap saja aku membayarmu untuk merawatnya. Kau tidak perlu menunaikan kewajibanmu sebagai seorang istrinya, karena dia juga pasti tidak akan bisa menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami dengan kondisinya saat ini. Anggap saja kau merawat seseorang pasien lumpuh untuk mendapatkan upah.”

Aileen semakin tidak mengerti maksud dari perkataan Nyonya Caisa. Kalau dia hanya berperan sebagai perawat, untuk apa dia menikahkan dirinya dengan Christian Li. Bukankah menjadi perawatnya saja sudah cukup, tidak perlu sampai menikah, bukan?

Melihat kebingungan di wajah Aileen, Nyonya Caisa kembali melanjutkan ucapannya. “Begini, aku memintamu menikahi Christian karena aku memiliki tugas khusus untukmu.”

Entah kenapa Alieen merasakan firasat tidak enak setelah mendengar ucapan wanita di depannya. “Tugas apa?”

“Rawat dia dengan baik dan coba ambil hatinya. Kau tidak perlu memakai perasaanmu dalam pernikahan ini, cukup buat dia jatuh cinta dan bergantung padamu agar dia mau menuruti semua keinginanmu.”

Aileen kembali mengerutkan keningnya, karena masih tidak mengerti maksud dari Nyonya Caisa. “Apa maksudnya?"

“Setelah kau dapat kepercayaannya, buat dia mengalihkan semua saham serta harta warisannya kepadaku."

Aileen membelalakkan matanya karena tidak menyangka kata itu keluar dari mulut ibu tiri Christian Li.

Bagaimana bisa Nyonya Caisa memintanya untuk merebut semua milik pria yang sudah menjadi suaminya. Apalagi, dengan kondisi Christian Li yang seperti itu.

Melihat Aileen terdiam, Nyonya Caisa seolah tahu apa yang ada dipikirannya saat ini. “Dia lumpuh dan tidak akan bisa lagi mengelola perusahaan dan juga seluruh kekayaannya. Akan lebih baik jika aku yang mengelolanya. Lagi pula, selain aku, Christian masih memiliki bibi. Cepat atau lambat semua miliknya pasti akan berpindah tangan. Jika bukan padaku, ada bibinya yang akan menguasainya.”

Aileen diam-diam merasa kasihan pada nasib Christian Li. Dia pikir, jika memiliki segalanya, hidup akan lebih mudah dan bahagia. Apa pun bisa dilakukan, jika memiliki banyak uang. Ternyata dia salah. Terlahir sebagai ahli waris satu-satunya dalam keluarga kaya, bukanlah berkah untuk beberapa orang, tetapi justru menjadi kemalangan bagi sebagian orang.

Contohnya adalah Christian Li. Hanya karena kekayaan yang dia miliki, hubungan keluarga pun sudah tidak ada artinya di mata bibi dan ibu tirinya. Bukannya memberikan dukungan padanya saat terpuruk, ibu tiri dan bibinya justru sibuk mencari cara untuk menguasai hartanya.

Pantas saja Christian menuduhnya ingin menguasai kekayaannya. Ternyata, dia memang dikirim untuk melakukan itu, bukan untuk menjadi istri sesungguhnya. Gila. Itu sungguh gila. Bagaimana caranya dia melakukan itu, sementara Christian Li sendiri sudah mengetahui rencana Nyonya Caisa dari awal.

Jika dia tetap memaksa membantu Nyonya Caisa, mungkin saja dia akan menjadi korban Christian Li selanjutnya. Rumor tentang kekejaman Christian seketika membayangi pikirannya. Dia pun seketika menjadi takut.

“Kenapa tidak Nyonya minta sendiri kepadanya? Kenapa harus melalui aku?”

Nyonya Caisa, meskipun hanya ibu tiri, tapi setidaknya masih ada hubungan keluarga. Bukankah akan lebih mudah, jika dia memintanya secara langsung dari pada harus melalui orang lain, dan juga apa dia tidak takut kalau dirinya akan mengkhianatinya dan mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri?

“Dia tidak akan memberikannya padaku. Jadi, hanya ini satu-satunya cara agar aku bisa memiliki semuanya."

Sejak awal, Aileen sudah memang sudah memiliki firasat aneh terhadap Nyonya Caisa. Ternyata dia memang memiliki maksud lain, dan itu untuk menipu anak tirinya.

"Kau mungkin berpikir kalau aku orang jahat, bukan?" tanya Nyonya Caisa seolah tahu apa yang ada di pikiran Aileen. "Kuberitahu padamu, Bibi Christian yang lainnya, lebih jahat dari aku. Jadi, akan lebih baik kalau semua milik Christian jatuh ke tanganku. Setidaknya, aku bisa merawat serta memperlakukannya dengan baik sampai akhir.”

Melihat Aileen masih diam dan tidak bertanya lagi padanya, Nyonya Caisa kembali membuka mulutnya, "Tenang saja. Kau akan mendapatkan bayaran yang sangat tinggi kalau kau berhasil menjalankan tugasmu dan kau bisa bercerai setelah itu. Kau bisa hidup bebas setelahnya dengan uang yang sangat banyak."

“Dia tidak mungkin jatuh cinta padaku. Aku hanya wanita biasa. Aku rasa kau salah memilih orang. Aku hanyalah orang asing baginya. Dia pasti tidak akan semudah itu percaya padaku."

“Aku tahu itu tidak akan mudah. Kau harus memikirkan sendiri bagaimana caranya membuat Christian jatuh cinta padamu dan mau mengalihkan semua hartanya padaku. Itu adalah tugas penting yang harus kau lakukan.”

Aileen menatap ke bawah sejenak, mengangkat kepalanya, lalu berkata, “Bagaimana kalau aku menolak melakukan itu?"

“Maka, aku akan menyeretmu dan juga semua keluargamu ke penjara. Ayahmu berhutang banyak padaku. Aku bisa melakukan apa pun untuk menghancurkan keluargamu,” ucap Nyonya Caisa dengan tegas.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi Tuan Muda Cacat   Spoiler Cerita Arthur

    “Arthur, mari bercerai.” Arthur seketika membeku ketika mendengar itu. “Cerai?” Calina mengangguk. “Tiffany sudah kembali, kau juga sudah sembuh, sudah saatnya aku mundur.” Meski hatinya saat ini sangat hancur, tapi Calina berusaha keras untuk tetap bersikap tenang di depan pria yang kini sudah sepenuhnya mengisi hatinya. Ya, Calina sudah jatuh cinta pada pria yang dia nikahi berapa tahun lalu. Meski, di awal dia tidak memiliki perasaan apa pun, tapi nyatanya cinta perlahan tumbuh seiring kebersamaan mereka selama bertahun-tahun. “Apa Tiffany mendatangimu?” “Tidak," jawab Calina. “Lalu, kenapa tiba-tiba ingin bercerai?” Calina mengepalkan tangan dengan kuat demi menahan agar air matanya tidak keluar. “Aku tahu kau masih mencintai Tiffany. Aku tidak ingin menjadi penghalang cinta kalian.” Arthur tampak terdiam. Namun, tatapan masih tertuju pada iris Calina. “Selain Tiffany, apa ada alasan lain yang melatarbelakangi kau ingin bercerai denganku?” "Maksudmu?" "Apa kau sudah menem

  • Terpaksa Menikahi Tuan Muda Cacat   Extra Part 9 (Cinta Seorang Ayah - END)

    Belum sempat mobil terparkir dengan benar, Jayden sudah keluar dengan langkah terburu-buru dengan ekspresi suram. “Bu, di mana Ayah?” tanya Jayden pada Aileen yang sedang duduk di ruangan keluarga dengan Alicia dan Steven “Ada di ruangan kerjanya, ada ...” Belum selesai Aileen bicara, Jayden sudah berjalan menuju ruangan kerja sang ayah yang berada di lantai bawah. Tanpa mengetuk, dia langsung membuka pintu dengan kasar, membuat Christian dan Ken yang berada di dalam ruangan itu terkejut dan menoleh bersamaan. “Jayden, apa kau sudah lupa cara mengetuk pintu? Di mana sopan santunmu?” tegur Christian. Jayden yang sudah terlanjur emosi, mengabaikan teguran sang ayah dan bertanya dengan marah, “Kenapa ayah menggusur pekampungan itu?' Christian mengerutkan kening sebentar, kemudian bertanya, "Perkampungan apa?" "Jangan pura-pura tidak tahu," jawab Jayden, "Perkampungan yang berada di selatan kota, itu tanah milik Li's Corp, kan?" Sebelum menjawab pertanyaan sang putra, Christian mem

  • Terpaksa Menikahi Tuan Muda Cacat   Extra Part 8 (Penggusuran)

    “Kakak, kau datang lagi?” Gadis kecil penjual kue itu langsung berlari ketika melihat Jayden sedang berjalan ke arah minimarket. “Hhmm,” gumam Jayden Li seraya mengangguk ringan. Seperti biasa, dia hanya menampilkan ekspresi biasa ketika berbicara dengan siapa pun. Berbeda sekali dengan gadis kecil yang berada di hadapannya itu, matanya tampak berbinar dan senyuman sangat lebar ketika menyambut kedatangannya. “Kak, maaf, kueku hari ini sudah habis. Tadi ada Paman baik hati yang membeli semua kueku,” ujarnya dengan wajah riang. Senyuman begitu polos, membuat siapa pun yang melihat akan merasa gemas. “Lihatlah. Sudah tidak tersisa.” Dengan antuasias gadis kecil itu menunjukkan wajah kue yang biasa gunakan untuk meletakkan kue kukusnya. Jayden melirik sejenak, sebelum akhirnya kembali menatap gadis di depannya. “Aku ke sini untuk membeli sesuatu di dalam,” jawabnya datar. Gadis itu mengangguk tanda mengerti. “Oh, seperti itu.” Dia pikir Jayden datang untuk membeli kuenya, karena b

  • Terpaksa Menikahi Tuan Muda Cacat   Extra Part 7 (Janji Gadis Bermata Coklat)

    "Sudahlah. Untuk apa juga aku perhitungan dengan anak kecil sepertimu."Daniel berlalu dari sana dan mendekati gadis kecil yang tampak sedang menunduk. Sebelum memeriksa gadis kecil itu, Daniel memanggil salah satu perawat yang ada di sana untuk mendekat.Jayden Li yang semula duduk dengan acuh tak acuh, akhirnya mendekat ketika melihat Daniel mulai mengobati gadis kecil itu.Ketika Daniel sedang membersihkan luka di bibir gadis itu, tampak dia mengigit bibir bawahnya seraya mengerutkan wajah.“Sakit?” Jayden Li yang sejak tadi hanya diam, akhirnya bertanya pada gadis kecil itu.“Tidak, Kak.”Melihat senyuman gadis itu yang begitu lebar, entah mengapa justru membuat sudut hati Jayden terasa sakit.Kenapa gadis di depannya tidak menangis dan justru tersenyum? Sudah jelas itu sakit, tapi gadis di depannya tidak mengeluh sedikit pun.Jika itu terjadi pada adiknya, bisa dipastikan akan terjadi kehebohan di rumah sakit itu. Adiknya pernah tidak sengaja terjatuh dan itu membuat kehebohan di

  • Terpaksa Menikahi Tuan Muda Cacat   Extra Part 6 (Membawa ke Rumah Sakit)

    “Bangunlah.”Gadis kecil yang semula masih meringkuk, perlahan bangkit dibantu oleh Jayden Li usai ketiga preman itu dibuat tumbang dan babak belur.“Apa kau tidak apa-apa?”Gadis itu mengangkat kepala setelah membersihkan bajunya yang kotor. “Aku tidak apa-apa, Kakak. Terima kasih sudah menolongku.”Melihat gadis itu tersenyum lebar dengan wajah polosnya, Jayden seketika tertegun. Dia menatap gadis di depan dengan alis yang hampir menyatu.Dia tersenyum?Setelah diinjak-injak dan dibuat terluka, dia masih bisa tersenyum selebar itu.Bagaimana bisa? Padahal, di wajahnya terdapat beberapa luka memar dan di bagian bibir bawahnya tampak mengeluarkan cairan merah. Sepertinya ada luka robek di bagian bibirnya. Tidak hanya itu, di bagian pelipis gadis kecil itu pun terdapat luka berupa garis memanjang yang juga mengeluarkan sedikit darah.Dengan umur seusainya, sangat wajar jika dia menangis histeris, tapi gadis kecil di depannya itu justru tersenyum. Jangankan menangis, mengeluh sakit pun

  • Terpaksa Menikahi Tuan Muda Cacat   Extra Part 5 (Gadis Penjual Kue)

    “Tuan Muda, silahkan.” Pengawal pribadi Jayden Li membuka pintu belakang setelah melihat anak bosnya keluar dari tempat latihan bela diri.Jayden mengangguk dengan wajah datar, kemudian memasuki mobil dan duduk di kursi belakang.“Paman Rai, berhenti di depan. Aku ingin membeli sesuatu.”Rai, asisten pribadi Jayden yang sedang mengemudi mengangguk, kemudian menepikan mobil mereka di minimarket yang berada di sebelah kanan jalan. Mobil yang hitam yang sejak tadi mengikuti mobil Jayden Li ikut berhenti di belakangnya. Mobil sedan hitam itu berisi 4 orang pengawal berbadan tegap yang secara khusus ditugaskan untuk mengikuti Jayden Li ke mana pun dia pergi.“Paman Rai, kau di sini saja, aku hanya sebentar," ucap Jayden setelah tiba di depan pintu minimarket.“Tapi, ....” Rai ingin menolak, tapi Jayden kembali angkat bicara, “Tidak sampai 5 menit, aku sudah keluar. Jadi, Paman tunggu di sini saja.”Jayden membalik tubuh, kemudian meraih pintu dan masuk ke dalam. Tidak jauh dari minimarket

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status