Share

Bab 5 Tugas Khusus

Ketika dia bingung harus berbuat apa, tiba-tiba pintu diketuk seseorang. Aileen langsung bernapas lega. Ketika suara ketukan kembali terdengar untuk kedua kalinya, secara alami Aileen berjalan ke arah pintu untuk membukanya.

"Nyonya Muda, itu ..." Bibi Nian terlihat menunjuk ke arah dahi Aileen yang memar dengan wajah terkejut.

"Oh, ini ..." Setelah menyentuh dahinya, Aileen tersenyum, lalu berkata, "Hanya luka kecil. Aku baik-baik saja."

"Akan saya ambilkan kotak obat dulu."

Sebelum bibi Nian sempat melangkah, Aileen sudah lebih dulu mencegahnya. "Tidak perlu. Aku sungguh tidak apa-apa." Aileen kemudian bertanya alasan Bibi Nian datang ke kamarnya.

"Nyonya Caisa memanggil Nyonya Muda turun ke bawah."

"Baiklah. Aku akan turun sebentar lagi, tapi biasakah Bibi Nian ambilkan alat kebersihan sekarang? Aku harus membersihkan kamarku terlebih dahulu."

Dia tidak mungkin meninggalkan kamar dalam keadaan berantakan, terlebih dengan kondisi Christian Li yang seperti itu.

"Bisa, Nyonya Muda. Tunggu sebentar."

Tanpa dijelaskan pun, bibi Nian sudah mengerti apa yang terjadi di dalam kamar tersebut. Itu sudah sering terjadi jika ada orang asing memasuki kamar Christian Li. Hanya nibi Nian yang bisa memasuki ruangan itu tanpa dilempari oleh Christian Li.

Jika itu pelayan lain, pasti akan mengalami hal yang sama seperti yang dialami Aileen ketika memasuki kamar Christian Li. Selain bibi Nian, tidak ada yang berani masuk ke sana, jika tidak diperintahkan oleh nyonya Caisa ataupun bibi Christian Li.

Setelah mendapatkan apa yang dia minta, Aileen menitipkan pesan pada bibi Nian untuk disampaikan pada nyonya Caisa kalau dirinya akan turun setelah membersihkan kamarnya. Tanpa banyak bicara, Aileen membersihkan pecahan beling serta benda-benda yang berserakan di lantai. Ternyata sebelum dirinya masuk ke kamar tersebut, kamar itu memang sudah berantakan.

Christian Li hanya memandang Aileen yang sedang membersihkan kamarnya dengan ekspresi datar. Dia masih duduk di kursi roda tepat di samping tempat tidur. Setelah selesai, Aileen mengatakan pada Christian Li kalau dirinya akan ke bawah, tapi tidak ditanggapi sama sekali oleh pria itu.

Aileen dituntun oleh bibi Nian menuju ruangan kerja. Di sana sudah ada nyonya Caisa yang sejak tadi menunggunya. Sebelum duduk, nyonya Caisa meminta Aileen untuk mengunci pintu ruangan kerja tersebut.

"Apa itu perbuatan Christian?" tanya Nyonya Caisa seraya menatap dahi Lucia yang terluka.

"Iya," jawab Aileen singkat. "Dia tidak hentinya menyerangku, seolah aku ini orang yang berbahaya."

"Kau harus mempersiapkan mentalmu. Ke depannya, kau akan sering menghadapi seperti ini. Bahkan, mungkin bisa lebih serius dari ini."

Aileen menghela napas pelan dengan wajah lesu. "Apa yang ingin Nyonya bicarakan denganku?" Dia tidak mau berbasa-basi lagi lebih lama dengan Nyonya Caisa, karena dia merasa sangat lelah saat ini.

“Kau pasti sudah tahu, alasan kau menikah dengan Christian Li."

Aileen mengangguk sopan sebagai jawaban.

"Sebenarnya, aku memintamu menikah dengan Christian Li bukan untuk menjadi istri yang sesungguhnya.”

Melihat Aileen mengernyit, Nyonya Caisa melanjutkan ucapannya yang sempat terhenti sebentar. “Kau cukup merawat dan memenuhi segala kebutuhannya. Kemungkinan dia tidak akan bisa berjalan lagi. Jadi, anggap saja aku membayarmu untuk merawatnya. Kau tidak perlu menunaikan kewajibanmu sebagai seorang istrinya, karena dia juga pasti tidak akan bisa menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami dengan kondisinya saat ini. Anggap saja kau merawat seseorang pasien lumpuh untuk mendapatkan upah.”

Aileen semakin tidak mengerti maksud dari perkataan Nyonya Caisa. Kalau dia hanya berperan sebagai perawat, untuk apa dia menikahkan dirinya dengan Christian Li. Bukankah menjadi perawatnya saja sudah cukup, tidak perlu sampai menikah, bukan?

Melihat kebingungan di wajah Aileen, nyonya Caisa kembali melanjutkan ucapannya. “Begini, aku memintamu menikahi Christian karena aku memiliki tugas khusus untukmu.”

Entah kenapa Alieen merasakan firasat tidak enak setelah mendengar ucapan wanita di depannya. “Tugas apa?”

“Rawat dia dengan baik dan coba ambil hatinya. Kau tidak perlu memakai perasaanmu dalam pernikahan ini, cukup buat dia jatuh cinta dan bergantung padamu agar dia mau menuruti semua keinginanmu.”

Aileen kembali mengerutkan keningnya, karena masih tidak mengerti maksud dari Nyonya Caisa. “Apa maksudnya?"

“Setelah kau dapat kepercayaannya, buat dia mengalihkan semua saham serta harta warisannya kepadaku."

Aileen membelalakkan matanya karena tidak menyangka kata itu keluar dari mulut ibu tiri Christian Li.

Bagaimana bisa nyonya Caisa memintanya untuk merebut semua milik pria yang sudah menjadi suaminya. Apalagi, dengan kondisi Christian Li yang seperti itu.

Melihat Aileen terdiam, nyonya Caisa seolah tahu apa yang ada dipikirannya saat ini. “Dia lumpuh dan tidak akan bisa lagi mengelola perusahaan dan juga seluruh kekayaannya. Akan lebih baik jika aku yang mengelolanya. Lagi pula, selain aku, Christian masih memiliki bibi. Cepat atau lambat semua miliknya pasti akan berpindah tangan. Jika bukan padaku, ada bibinya yang akan menguasainya.”

Aileen diam-diam merasa kasihan pada nasib Christian Li. Dia pikir, jika memiliki segalanya, hidup akan lebih mudah dan bahagia. Apa pun bisa dilakukan, jika memiliki banyak uang. Ternyata dia salah. Terlahir sebagai ahli waris satu-satunya dalam keluarga kaya, bukanlah berkah untuk beberapa orang, tetapi justru menjadi kemalangan bagi sebagian orang.

Contohnya adalah Christian Li. Hanya karena kekayaan yang dia miliki, hubungan keluarga pun sudah tidak ada artinya di mata bibi dan ibu tirinya. Bukannya memberikan dukungan padanya saat terpuruk, ibu tiri dan bibinya justru sibuk mencari cara untuk menguasai hartanya.

Pantas saja Christian menuduhnya ingin menguasai kekayaannya. Ternyata, dia memang dikirim untuk melakukan itu, bukan untuk menjadi istri sesungguhnya. Gila. Itu sungguh gila. Bagaimana caranya dia melakukan itu, sementara Christian Li sendiri sudah mengetahui rencana nyonya Caisa dari awal.

Jika dia tetap memaksa membantu nyonya Caisa, mungkin saja dia akan menjadi korban Christian Li selanjutnya. Rumor tentang kekejaman Christian seketika membayangi pikirannya. Dia pun seketika menjadi takut.

“Kenapa tidak Nyonya minta sendiri kepadanya? Kenapa harus melalui aku?”

Nyonya Caisa, meskipun hanya ibu tiri, tapi setidaknya masih ada hubungan keluarga. Bukankah akan lebih mudah, jika dia memintanya secara langsung dari pada harus melalui orang lain, dan juga apa dia tidak takut kalau dirinya akan mengkhianatinya dan mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri?

“Dia tidak akan memberikannya padaku. Jadi, hanya ini satu-satunya cara agar aku bisa memiliki semuanya."

Sejak awal, Aileen sudah memang sudah memiliki firasat aneh terhadap nyonya Caisa. Ternyata dia memang memiliki maksud lain, dan itu untuk menipu anak tirinya.

"Kau mungkin berpikir kalau aku orang jahat, bukan?" tanya Nyonya Caisa seolah tahu apa yang ada di pikiran Aileen. "Kuberitahu padamu, Bibi Christian yang lainnya, lebih jahat dari aku. Jadi, akan lebih baik kalau semua milik Christian jatuh ke tanganku. Setidaknya, aku bisa merawat serta memperlakukannya dengan baik sampai akhir.”

Melihat Aileen masih diam dan tidak bertanya lagi padanya, Nyonya Caisa kembali membuka mulutnya, "Tenang saja. Kau akan mendapatkan bayaran yang sangat tinggi kalau kau berhasil menjalankan tugasmu dan kau bisa bercerai setelah itu. Kau bisa hidup bebas setelahnya dengan uang yang sangat banyak."

“Dia tidak mungkin jatuh cinta padaku. Aku hanya wanita biasa. Aku rasa kau salah memilih orang. Aku hanyalah orang asing baginya. Dia pasti tidak akan semudah itu percaya padaku."

“Aku tahu itu tidak akan mudah. Kau harus memikirkan sendiri bagaimana caranya membuat Christian jatuh cinta padamu dan mau mengalihkan semua hartanya padaku. Itu adalah tugas penting yang harus kau lakukan.”

Aileen menatap ke bawah sejenak, mengangkat kepalanya, lalu berkata, “Bagaimana kalau aku menolak melakukan itu?"

“Maka, aku akan menyeretmu dan juga semua keluargamu ke penjara. Ayahmu berhutang banyak padaku. Aku bisa melakukan apa pun untuk menghancurkan keluargamu,” ucap Nyonya Caisa dengan tegas.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status