"Bukan aku yang berhutang padamu. Lagi pula, aku sudah tidak peduli dengan mereka. Kau bisa melakukan apa pun pada mereka semua. Aku tidak ada hubungannya lagi dengan mereka."
Dia sudah memutuskan hubungan dengan ayahnya dan keluarganya semenjak memutuskan untuk menikah dengan Christian Li. Mereka saja tidak peduli dengan hidup dan matinya, untuk apa juga dia peduli dengan masalah yang mereka buat sendiri. Sudah cukup selama ini dia berkorban untuk keluarga itu."Apa kau tidak membaca kontrak yang kau tanda tangani 2 hari yang lalu dengan teliti?""Kontrak?" ulang Aileen dengan dahi berkerut."Ya. Kontrak yang diberikan ayahmu untuk kau tanda tangani. Di sana tertera tanda tangan dan nama jelasmu sebagai penerima pinjaman sebesar 5 Miliar dan kau harus mengembalikannya 10 kali lipat, jika kau tidak mau melalukan apa yang aku perintahkan."Mata Aileen membulat sempurna. "Aku tidak menerima uang itu sepeser pun. Aku saja tidak mengetahui mengenai uang itu."Dua hari yang lalu, ayahnya memang menyodorkan dua lembar kertas untuk dia tanda tangani. Dia tidak membaca apa yang tertera di dalam kertas itu, karena sudah muak dengan ayah, kakak tiri serta ibu tirinya. Jadi, dia hanya ingin cepat-cepat menyudahi urusan dengan ketiga orang tersebut dengan cara menandatangani dengan cepat tanpa memeriksa isinya terlebih dahulu."Percuma kau mengatakan itu. Kau sudah menandatanginya, dan jika kau melangggar kontrak kau harus mengembalikannya berkali-kali lipat. Aku juga bisa menyeretmu ke penjara, jika aku mau."Aileen mengepalkan tangan dengan mata memerah. Ayah dan keluarganya benar-benar sudah keterlaluan. Tidak hanya mengorbankan dirinya sebagai penebus hutang, mereka juga ternyata menambah jumlah hutang pada keluarga Li."Lagi pula, keluargamu juga sudah menerima uang mahar pernikahan untukmu dengan jumlah yang sangat besar. Totalnya mencapai 2 Miliar. Jika kau ingin bebas dari keluarga Li, kau harus mengembalikan uang mahar itu juga."Setelah mendengar itu, darah Aileen semakin mendidih. "Tapi, aku juga tidak menerima uang mahar itu. Bukan aku yang mengambilnya." Bahkan, dia tidak tahu kalau uang mahar untuknya sebesar itu."Ayahmu yang menerima uang itu."Aileen meremas kedua sudut dress yang dia pakai setelah mendengar itu. Ayahnya bilang, pernikahan itu dilakukan karena keluarga mereka berhutang uang pada keluarga Li. Selain itu, mereka juga mengatakan kalau mereka tidak mendapatkan apa pun dari keluarga Li atas kesepatan pernikahan itu, tapi ternyata ayahnya berbohong. Ayahnya sudah menjualnya dengan nominal 2 Miliar dan dia baru tahu kalau keluarganya mendapatkan uang begitu banyak dengan mengorbankan dirinya. Bahkan masih berhutang 5 Miliar pada keluarga Li.“Aku tidak mendapatkan sepeser pun dari uang yang kau berikan pada ayahku.”Wajah nyonya Casia nampak acuh tak acuh. “Itu masalahmu, bukan masalahku. Dalam perjanjian itu, namamulah yang tertera sebagai penerima uang tersebut. Aku sudah menyerahkan uang itu pada ayahmu. Silahkan kau minta saja padanya. Uang itu memang milikmu sebagai bayaran karena kau mau menikah dengan Christian Li.”Kemarahan Aileen semakin menjadi setelah mendengar itu. Dia merasa ditipu dan dikhianati oleh ayahnya, ayah kandung sendiri. Bagaimana mungkin ayahnya begitu tega mengambil uang yang seharusnya menjadi miliknya demi kepentingannya sendiri. Padahal, dialah yang sudah berkorban demi keluarganya.“Kau tenang saja, setelah tugasmu selesai, kau akan mendapatkan bayaran 5 Miliar lagi, dan kau bisa bercerai dengan Christian Li setelahnya.”Aileen tidak bisa berkata-kata lagi. Nyonya Caisa adalah wanita terkejam yang pernah dia temui. Dia pikir ibu tirinya adalah wanita yang paling kejam di dunia ini, tapi ternyata ada yang lebih kejam dari ibunya tirinya itu.Wanita di depannya saat ini memintanya untuk menipu pria lumpuh yang tidak berdaya. Menipunya dan mengambil seluruh hartanya lalu menceraikannya. Bagaimana bisa dia membuat rencana keji seperti itu?"Bagaimana kalau Christian Li menaruh dendam padaku sehingga tidak ingin melepaskan aku setelah aku berhasil menjalankan tugasku?""Asalkan kau menjalankan tugasmu dengan baik, aku akan membantumu untuk bercerai dengannya."Aileen berpikir dengan keras sebelum membuat keputusan. "Baiklah. Tolong pastikan kalau aku bisa lepas darinya nanti. Kau juga harus menjamin keselamatanku selama berada di keluarga Li."Dia hanya ingin memastikan dirinya tetap aman sebelum terbebas dari keluarga Li. Entah apa yang akan dilakukan Christian Li padanya, jika sampai pria itu tahu mengenai rencana nyonya Caisa."Tenang saja. Aku akan melindungimu.""Aku juga ingin Nyonya membuat perjanjian yang berisi akan melepaskan aku, jika aku sudah berhasil menjalankan tugasku."Nyonya Caisa berpikir sebentar, kemudian berkata, "Baiklah. Akan kubuatkan perjanjian yang kau minta."Sebenarnya, Aileen tidak tega memaanfaatkan Christian Li demi lepas dari keluarga Li, tapi dia tidak punya pilihan lain. Dia tidak mungkin selamanya tinggal di kediaman keluarga Li dan diperalat oleh nyonya Caisa. Apalagi, pernikahan itu sejak awal bukanlah kemauannya.“Kau tenang saja. Aku tidak akan mengingkari janjiku.” Nyonya Caisa menarik laci di meja kerja, lalu mengeluarkan sesuatu dari sana. “Simpan baik-baik akta nikah ini. Itu akan berguna saat kau akan bercerai dengan Christian nantinya.” Nyonya Caisa Li menyerahkan akta nikah kepada Aileen.“Ya,” jawab Aileen setelah mengambil akta nikah tersebut.Kurang dari 19 menit, surat perjanjian pun sudah selesai dibuat oleh nyonya Caisa. “Jika tidak ada yang kau tanyakan lagi, tanda tangani surat perjanjian ini.”Nyonya Caisa menyodorkan dua lembar kertas pada Aileen untuk ditandatangani. Setelah selesai, nyonya Caisa memberikan peringatan pada Aileen. “Kau harus ingat, rahasiakan ini dari siapa pun. Ada beberapa orang yang ada di keluarga Li, jadi jangan sampai ada yang tau mengenai perjanjian ini.”“Baik.”Aileen sudah tidak punya pilihan lain lagi, selain menerima kesepakatan itu. Dia ditekan oleh ibu tiri Christian Li dengan kekuasaannya, bagaimana bisa dia melawannya? Keluarga mereka sangat terkenal dengan kekuasaannya, tidak mungkin dia bisa lolos, jika sampai dia membuat masalah dengan keluarga Li.Setelah selesai bicara, keduanya keluar dari ruangan kerja menuju ruangan makan untuk makan bersama-sama. Semua pelayan terlihat sedang menyajikan berbagai makanan di meja. Nyonya Caisa meminta Aileen duduk di kursi yang sudah ditarik oleh pelayan.Tidak lama setelah itu, seorang pria terlihat memasuki ruangan makan. Pupil Aileen seketika membesar setelah melihat wajah pria itu."Aileen, dia sepupu Christian, anak dari bibi pertamanya. Namanya, Arthur.” Nyonya Caisa memperkenalkan pria tampan berkulit putih yang berdiri tidak jauh dari Aileen."Hai, Aileen. Senang bertemu denganmu lagi," sapa Arthur sambil tersenyum ke arah Aileen. "Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu di sini."“Arthur, mari bercerai.” Arthur seketika membeku ketika mendengar itu. “Cerai?” Calina mengangguk. “Tiffany sudah kembali, kau juga sudah sembuh, sudah saatnya aku mundur.” Meski hatinya saat ini sangat hancur, tapi Calina berusaha keras untuk tetap bersikap tenang di depan pria yang kini sudah sepenuhnya mengisi hatinya. Ya, Calina sudah jatuh cinta pada pria yang dia nikahi berapa tahun lalu. Meski, di awal dia tidak memiliki perasaan apa pun, tapi nyatanya cinta perlahan tumbuh seiring kebersamaan mereka selama bertahun-tahun. “Apa Tiffany mendatangimu?” “Tidak," jawab Calina. “Lalu, kenapa tiba-tiba ingin bercerai?” Calina mengepalkan tangan dengan kuat demi menahan agar air matanya tidak keluar. “Aku tahu kau masih mencintai Tiffany. Aku tidak ingin menjadi penghalang cinta kalian.” Arthur tampak terdiam. Namun, tatapan masih tertuju pada iris Calina. “Selain Tiffany, apa ada alasan lain yang melatarbelakangi kau ingin bercerai denganku?” "Maksudmu?" "Apa kau sudah menem
Belum sempat mobil terparkir dengan benar, Jayden sudah keluar dengan langkah terburu-buru dengan ekspresi suram. “Bu, di mana Ayah?” tanya Jayden pada Aileen yang sedang duduk di ruangan keluarga dengan Alicia dan Steven “Ada di ruangan kerjanya, ada ...” Belum selesai Aileen bicara, Jayden sudah berjalan menuju ruangan kerja sang ayah yang berada di lantai bawah. Tanpa mengetuk, dia langsung membuka pintu dengan kasar, membuat Christian dan Ken yang berada di dalam ruangan itu terkejut dan menoleh bersamaan. “Jayden, apa kau sudah lupa cara mengetuk pintu? Di mana sopan santunmu?” tegur Christian. Jayden yang sudah terlanjur emosi, mengabaikan teguran sang ayah dan bertanya dengan marah, “Kenapa ayah menggusur pekampungan itu?' Christian mengerutkan kening sebentar, kemudian bertanya, "Perkampungan apa?" "Jangan pura-pura tidak tahu," jawab Jayden, "Perkampungan yang berada di selatan kota, itu tanah milik Li's Corp, kan?" Sebelum menjawab pertanyaan sang putra, Christian mem
“Kakak, kau datang lagi?” Gadis kecil penjual kue itu langsung berlari ketika melihat Jayden sedang berjalan ke arah minimarket. “Hhmm,” gumam Jayden Li seraya mengangguk ringan. Seperti biasa, dia hanya menampilkan ekspresi biasa ketika berbicara dengan siapa pun. Berbeda sekali dengan gadis kecil yang berada di hadapannya itu, matanya tampak berbinar dan senyuman sangat lebar ketika menyambut kedatangannya. “Kak, maaf, kueku hari ini sudah habis. Tadi ada Paman baik hati yang membeli semua kueku,” ujarnya dengan wajah riang. Senyuman begitu polos, membuat siapa pun yang melihat akan merasa gemas. “Lihatlah. Sudah tidak tersisa.” Dengan antuasias gadis kecil itu menunjukkan wajah kue yang biasa gunakan untuk meletakkan kue kukusnya. Jayden melirik sejenak, sebelum akhirnya kembali menatap gadis di depannya. “Aku ke sini untuk membeli sesuatu di dalam,” jawabnya datar. Gadis itu mengangguk tanda mengerti. “Oh, seperti itu.” Dia pikir Jayden datang untuk membeli kuenya, karena b
"Sudahlah. Untuk apa juga aku perhitungan dengan anak kecil sepertimu."Daniel berlalu dari sana dan mendekati gadis kecil yang tampak sedang menunduk. Sebelum memeriksa gadis kecil itu, Daniel memanggil salah satu perawat yang ada di sana untuk mendekat.Jayden Li yang semula duduk dengan acuh tak acuh, akhirnya mendekat ketika melihat Daniel mulai mengobati gadis kecil itu.Ketika Daniel sedang membersihkan luka di bibir gadis itu, tampak dia mengigit bibir bawahnya seraya mengerutkan wajah.“Sakit?” Jayden Li yang sejak tadi hanya diam, akhirnya bertanya pada gadis kecil itu.“Tidak, Kak.”Melihat senyuman gadis itu yang begitu lebar, entah mengapa justru membuat sudut hati Jayden terasa sakit.Kenapa gadis di depannya tidak menangis dan justru tersenyum? Sudah jelas itu sakit, tapi gadis di depannya tidak mengeluh sedikit pun.Jika itu terjadi pada adiknya, bisa dipastikan akan terjadi kehebohan di rumah sakit itu. Adiknya pernah tidak sengaja terjatuh dan itu membuat kehebohan di
“Bangunlah.”Gadis kecil yang semula masih meringkuk, perlahan bangkit dibantu oleh Jayden Li usai ketiga preman itu dibuat tumbang dan babak belur.“Apa kau tidak apa-apa?”Gadis itu mengangkat kepala setelah membersihkan bajunya yang kotor. “Aku tidak apa-apa, Kakak. Terima kasih sudah menolongku.”Melihat gadis itu tersenyum lebar dengan wajah polosnya, Jayden seketika tertegun. Dia menatap gadis di depan dengan alis yang hampir menyatu.Dia tersenyum?Setelah diinjak-injak dan dibuat terluka, dia masih bisa tersenyum selebar itu.Bagaimana bisa? Padahal, di wajahnya terdapat beberapa luka memar dan di bagian bibir bawahnya tampak mengeluarkan cairan merah. Sepertinya ada luka robek di bagian bibirnya. Tidak hanya itu, di bagian pelipis gadis kecil itu pun terdapat luka berupa garis memanjang yang juga mengeluarkan sedikit darah.Dengan umur seusainya, sangat wajar jika dia menangis histeris, tapi gadis kecil di depannya itu justru tersenyum. Jangankan menangis, mengeluh sakit pun
“Tuan Muda, silahkan.” Pengawal pribadi Jayden Li membuka pintu belakang setelah melihat anak bosnya keluar dari tempat latihan bela diri.Jayden mengangguk dengan wajah datar, kemudian memasuki mobil dan duduk di kursi belakang.“Paman Rai, berhenti di depan. Aku ingin membeli sesuatu.”Rai, asisten pribadi Jayden yang sedang mengemudi mengangguk, kemudian menepikan mobil mereka di minimarket yang berada di sebelah kanan jalan. Mobil yang hitam yang sejak tadi mengikuti mobil Jayden Li ikut berhenti di belakangnya. Mobil sedan hitam itu berisi 4 orang pengawal berbadan tegap yang secara khusus ditugaskan untuk mengikuti Jayden Li ke mana pun dia pergi.“Paman Rai, kau di sini saja, aku hanya sebentar," ucap Jayden setelah tiba di depan pintu minimarket.“Tapi, ....” Rai ingin menolak, tapi Jayden kembali angkat bicara, “Tidak sampai 5 menit, aku sudah keluar. Jadi, Paman tunggu di sini saja.”Jayden membalik tubuh, kemudian meraih pintu dan masuk ke dalam. Tidak jauh dari minimarket