Share

Takdir Menjadi Seorang Ibu

Usai menyelesaikan permainan panas, mereka membersihkan diri di bawah shower. Setelahnya mereka berpakaian dan turun ke lantai bawah untuk bergabung makan malam bersama keluarga besar Raja.

"Malam, Kakek."

"Malam cucu-cucuku."

"Papa belum pulang, Mah?" tanya Raja.

"Belum, katanya ada pertemuan dengan temannya."

Raja mengangguk-anggukkan kepalanya. Lantas pria itu menarik kursi dan duduk di sebelah kanan sang kakek dan kiri istrinya.

Suasana makan malam berjalan syahdu. Seluruh keluarga duduk di meja makan, di mana aroma hidangan yang lezat menguar di udara. Mereka menikmati hidangan bersama, sambil berbincang-bincang ringan yang membuat suasana semakin hangat.

"Raj, besok kamu jadi ke Bandung?" tanya Amel di sela-sela santapannya.

Raja mengangguk seraya mengunyah makanannya.

"Berapa lama kamu di sana?" Kini kakek Danuarta yang bertanya.

"Inginnya segera pulang jika urusan di sana sudah selesai. Karena aku tidak bisa jauh-jauh dari istri tercintaku ini," ucap Raja seraya menoleh pada Prisil sembari mengerlingkan matanya nakal.

"Mas!"

Raja tersenyum begitu pula dengan keluarga yang lain ikut tersenyum senang melihat hubungan romantis anak dan cucu mantu mereka.

Setelah merampungkan makan malam, Raja dan Prisil berpamitan dengan senyum hangat pada Mama Amel dan Kakek Danuarta. Tanpa menunggu lama, pasangan itu langsung naik ke kamar mereka.

Di dalam kamar, Prisil langsung mengambil koper untuk mempersiapkan perlengkapan suaminya selama tinggal di Bandung. Ia dengan cermat memilih pakaian dan barang-barang yang mungkin diperlukan Raja selama perjalanan.

Sementara itu, Raja langsung menyambar laptopnya dari meja untuk mengecek pekerjaan yang sempat terbengkalai akibat kurangnya fokus saat bekerja tadi.

"Mas, kamu mau dibawakan berapa stel pakaian?" tanya Prisil seraya menata pakaian suaminya ke dalam koper.

"Hem, tidak usah terlalu banyak, Sayang. Mungkin aku hanya sehari atau paling lama dua hari saja," jawab Raja, fokus pada layar laptopnya.

Wanita itu mengangguk mengerti.

Raja duduk di pinggir ranjang, bersandar pada headboard, sambil fokus pada pekerjaannya. Prisil, yang telah selesai mempacking semua keperluan suaminya untuk perjalanan besok pagi, segera menghampiri suaminya dan ikut duduk di sebelahnya.

Dengan lembut, Prisil meletakkan tangannya di bahu Raja, memberikan dukungan dan kehangatan. Mereka duduk bersama, Raja menoleh dan tersenyum pada istrinya, merasakan kehadiran Prisil sebagai sumber ketenangan di tengah-tengah kesibukannya.

"Mas," panggil Prisil lembut sambil memainkan kuku-kuku jarinya sementara kepalanya bersandar pada bahu Raja.

"Hmm," jawab Raja dengan deheman.

"Hari ini aku bertemu dengan beberapa wanita yang akan menjadi calon istrimu, tapi.. sepertinya tidak ada yang cocok untukmu," ucap Prisil, ada rasa takut dalam perkataannya.

Raja menghentikan jari-jarinya yang sedang bergerak lincah di atas laptop, lalu menatap istrinya dengan serius. Matanya penuh dengan kehangatan dan kecintaan, mencerminkan makna yang lebih dalam dari tatapan biasa.

"Jelaslah, Sayang. Tidak ada wanita manapun selain kamu yang bisa mengerti aku," ucapnya, suara Raja terdengar lembut namun penuh makna. "Lebih baik kita hentikan saja rencana ini. Aku tidak bisa, Sayang. Keinginanmu itu.. sungguh membebani pikiranku."

Prisil menggeleng cepat, "Mas, kamu tidak boleh berubah pikiran lagi. Hanya ini satu-satunya jalan agar kita memilik anak."

"Masih banyak cara lain, Sayang. Lebih baik kita adopsi anak saja, kita cari anak yang masih bayi," usul Raja.

"Tidak, Mas! Aku tidak sanggup melihat Kakek dan seluruh keluarga kamu kecewa jika tahu bahwa anak itu bukan keturunan mereka, bukan darah daging kamu."

"Tolong, Mas. Kita sudah bahas ini dan kamu sudah setuju." Prisil menatap dalam wajah suaminya matanya mulai berkaca-kaca, wanita itu memang sangat sensitif jika sudah membahas tentang anak.

Raja menghela napas sejenak lalu meletakkan laptopnya di atas nakas samping tempat tidur. "Jika aku yang tidak bisa memberikanmu anak, apa kamu juga mau menikah lagi?" Raja menatap lekat wajah istrinya.

Prisil terdiam saat Raja memberikan pelukan hangat padanya. Raja benar-benar tidak sanggup jika harus berbagi ranjang dengan wanita lain.

"Mas.. aku mohon jangan rubah lagi keputusanmu. Apa kamu tidak ingin melihatku bahagia?"

"Justru aku melakukan itu karena aku tidak sanggup melihatmu menderita nantinya. Aku sangat mencintaimu, Sayang."

Prisil menarik tubuhnya dari pelukan Raja. "Aku sudah menyiapkan diriku, Mas. Aku tidak akan menyesal dengan keputusanku ini. Demi bisa mendapatkan keturunan dari darah dagingmu dan kebahagiaan keluarga besar kita, aku rela dan siap berbagi cinta dengan wanita lain." Wanita itu meyakinkan suaminya dengan tatapan memohon.

Lagi-lagi Raja menghela napasnya. "Lalu dimana kita bisa mendapatkan seorang perempuan yang mau dijadikan istri kontrak?"

"Jika aku ditakdirkan menjadi seorang ibu, kita pasti akan menemukan wanita itu," kata Prisil dengan tatapan dalam.

Raja membawa Prisil kembali kepelukannya lebih erat. Pria itu benar-benar mencintai istrinya.

~~~~~ooOOoo~~~~~

Perusahaan keluarga Harrison sangat terkenal di Asia, dan saat ini mereka tengah melebarkan sayap bisnisnya ke Eropa. Bisnis keluarga Raja tidak bisa dianggap remeh, karena Rich Danuarta Harrison, kakek Raja, adalah figur yang sangat terkenal di dunia bisnis sejak usia muda. Keberhasilannya telah menempatkan keluarga Harrison di puncak daftar perusahaan terkemuka, dan nama mereka dihormati di berbagai belahan dunia.

Ketenaran Rich Danuarta Harrison membawa kecemerlangan pada bisnis keluarga ini. Banyak yang merasa segan dan hormat terhadap keluarga Harrison, terinspirasi oleh jejak kesuksesan yang telah dicapai. Ekspansi bisnis ke Eropa menjadi tonggak penting dalam perjalanan keluarga Harrison, membuktikan keberanian dan visi mereka dalam meraih prestasi di tingkat global.

Di dalam negeri, sudah tidak perlu lagi ditanyakan berapa banyak anak perusahaan dari keluarga Harrison, karena hampir di setiap kota ada jejak bisnis mereka. Perusahaan ini, yang kini dipegang oleh Ramon Harrison, telah tumbuh menjadi kekuatan bisnis yang tak terbantahkan di dalam negeri.

Ramon Harrison, dengan pengalaman dan kepemimpinan yang kuat, mewarisi tongkat estafet bisnis keluarga ini. Rajendra David Harrison, yang biasa di sapa Raja, mulai mengambil alih tanggung jawab. Pergeseran kepemimpinan ini menandai kelanjutan keberlanjutan bisnis keluarga Harrison, membawa semangat inovasi dan visi baru yang akan membawa perusahaan ini lebih jauh lagi.

Pagi-pagi sekali, Raja sudah berpamitan pada istrinya dan keluarganya sebelum berangkat ke Bandung. Selain untuk mengurus masalah di anak perusahaan produk perhiasan, ia juga memiliki agenda bertemu dengan temannya untuk menjalin kerja sama bisnis yang lebih erat.

Setelah tiba di kantor Bandung, Raja langsung terjun ke dalam mengecek permasalahan yang tengah dihadapi anak perusahaannya di sana.

"Selamat datang, mas Raja," sapa seorang pria seumuran sang ayah yang memegang tanggung jawab di perusahaan ini.

Raja tersenyum ramah, Sudarman pria yang sudah lama dikenal oleh Raja sejak ia kecil. Baginya Sudarman bukan sekedar karyawan ayahnya melainkan seperti keluarga sendiri.

"Bagaimana Om? Apa ada masalah serius?" tanya Raja meminta laporan secara keseluruhan.

"Bahan baku untuk produk baru yang akan kita launching bulan depan ada sedikit masalah."

Raja membaca dan menganalisis data-data yang diberikan Sudarman.

Dengan cepat, tanpa memakan waktu lama, Raja berhasil menangani permasalahan tersebut. Keahlian manajerialnya dan pengetahuannya dalam bidang bisnis membuatnya efektif dalam mengelola masalah dan cepat menemukan solusi.

Setelah menuntaskan urusan tersebut, saat tiba jam makan malam, Raja bertemu dengan teman lamanya yang sudah mereka janjikan untuk bertemu.

"Raj!" panggil pria keturunan Inggris-Indo.

Raja tersenyum simpul membalas lambaian tangan Luis.

"Wuiihh.. Makin keren saja, Bro!" Luis memeluk Raja ala cowok.

Wajah ceria terpancar saat mereka bersalaman, sambutan yang hangat memenuhi ruangan.

"Gimana perjalanan, lancar?"

"Ya lumayan," jawab Raja.

"Istrimu gimana kabarnya? Sudah lama sekali kita tidak kumpul bersama," ujar Luis, mengenal baik Prisil sejak awal Raja menikah dengan wanita itu.

"Kamu terlalu sibuk, dan sepertinya sangat betah tinggal di Kota Kembang ini," sahut Raja dengan selorohan.

Luis tertawa renyah, "Jelas betah lah, wanita-wanita sini cantik-cantik semua."

Raja hanya tersenyum menanggapinya, sejak dulu Luis tidak pernah berubah. Pria itu terkenal sebagai Cassanova dan pecinta One Nigth Stand. Sampai sekarang pria itu masih betah melajang.

"Sudah ayo kita bahas tentang bisnis," ucap Raja menginterupsi.

"Sabarlah, Bro. Kita baru ketemu sudah langsung bahas bisnis saja. Atau kita senang-senang dulu."

Raja melirik dengan tatapan tidak suka, Luis tahu itu. Raja adalah pria kaku yang tidak pernah bermain-main dengan wanita, bahkan dulu saat masih kuliah dia sempat digosipkan sebagai laki-laki tidak normal.

"Come on, Bro!"

"Kalau kamu mau bersenang-senang, lebih baik aku balik sekarang." Raja hendak bangkit dari tempat duduknya tapi segera ditahan oleh Luis.

"Oke! Calm, Bro. Aku hanya bercanda, lagi pula mana berani aku ajak kamu bermain nakal. Nanti pasti Prisil akan memotong leherku."

Raja mencebikkan bibirnya.

Mereka duduk bersama untuk membahas kerja sama bisnis yang telah mereka rencanakan, yang mungkin dapat menguntungkan kedua belah pihak. Mereka bertukar ide, dan merumuskan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan keberhasilan bisnis mereka.

Diskusi ini tidak hanya menciptakan suasana yang produktif tetapi juga mempererat hubungan mereka sebagai mitra bisnis yang telah lama kenal.

"Kapan kamu balik ke Jakarta?"

"Maunya sih malam ini setelah selesai semua."

Luis berdecak, "Ck! Tidak bisa banget kamu jauh-jauh dari Prisil," ucap Luis mengejek seraya menikmati makan malamnya.

"Nanti kalau kamu sudah menikah pasti akan merasakannya," sahut Raja santai dan tidak merasa risih sama sekali dibilang terlalu bucin pada istrinya.

Luis terkekeh kecil. "Tidak ada dalam kamusku seperti itu."

Raja tersenyum remeh. "Hati-hati kemakan omongan sendiri."

~~~~~ooOOoo~~~~~

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status