แชร์

Bab 3. Tolong ikutlah denganku

ผู้เขียน: Jernita S. Nita
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2021-09-13 21:32:41

Ke esokan harinya tepat pukul 05.30, Pamela telah berangkat dengan Hendrik sang sopir dan Riana sang pelayan, menuju desa Bukit Kehidupan. Jarak dari kota kedesa itu memakan waktu 3 jam. 

Di perjalanan Pamela sudah membulatkan niatnya untuk membawa Ayrin ikut tinggal bersamanya. Tepat pukul 08.30 mereka telah tiba di rumah Ayrin. 

Saat itu Ayrin dan Eribka sedang bersiap-siap untuk berangkat ke makam ibunya. Dia kaget saat melihat Pamela turun dari mobil. Walaupun hatinya sakit tetapi dia selalu berusaha untuk tersenyum.

"Mau kemana sayang" ucap Pamela saat tiba di pintu rumah dan melihat satu botol air di tangan Ayrin. 

"Saya ingin ke makam ibuku Nona" ucap Ayrin sambil menundukkan kepalanya.

"Apa aku bisa ikut bersamamu ?"

Ayrin hanya menganggukkan kepalanya ke pada Pamela. Sekitar 10 menit mereka pun tiba di makam ibu Ayrin.

Ayrin tidak bisa menahan air matanya."Ibu kenapa kamu pergi meninggalkan aku sendiri ? Aku ingin ikut bersama ibu." Tangisan Ayrin sambil memeluk makam ibunya.

Hal itu membuat semua orang yang ikut bersama Ayrin, meneteskan air mata. Terutama Pamela, dia memeluk Ayrin dengan erat."mari kita pulang sayang, jangan menagis di makam ibumu, dia tidak akan tenang jika kamu bersedih" bujuk Pamela untuk menenangkan hati Ayrin.

*******

Setelah mereka pulang dari makam. Pamela berusaha membujuk Ayrin untuk ikut bersamanya pindah ke kota. Namun usahanya sia-sia. Ayrin tetap saja menolak dan ingin tinggal di desa.

Pamela meminta bantu kepada Eribka supaya ikut membujuk Ayrin." Ayrin aku rasa kamu lebih baik ikut bersama Nyonya Pamela ke kato, disana kamu bisa merubah nasib. Apa yang kamu harapkan tinggal di desa ini ? Aku saja ingin ke kota, tetapi orang tuaku tidak mengizinkan."

Beberapa menit Ayrin terdiam lalu ia berbicara."Jika menurutmu itu lebih baik, aku akan ikut bersama Nyonya Pamela, tetapi tunggu 7 hari ibuku berlalu"

Pamela sangat senang dengan ucapan Ayrin." Tidak apa-apa sayang, aku akan datang setiap hari. Dan di hari ke 7 kita akan membuat doa bersama untuk ibumu"

"Tidak usah datang setiap hari Nyonya, jarak dari kota ke desa ini sangat jauh. Cukup datang di hari ke 7 saja. Dan di hari itu aku akan ikut bersama Nyonya" ucap Ayrin dengan lembut.

"Baik sayang, tetapi di hari ke 7 tolong lah ikut bersamaku ke kota." Ucap Pamela dengan nada yang memahon dan wajah yang sedih.

"Baik Nyonya, aku tidak akan mengingkari apa yang aku janjikan."

Setelah satu harian penuh, Pamela berhasil mendapatkan tentang Ayrin. Dia sangat sedih dengan nasib anak itu. Bahkan dia sudah terpikir untuk menikahkan Ayrin dengan Briyan. Supaya Ayrin bisa menjadi bagian dari keluarga Barata untuk selamanya. Dia sudah jatuh hati kepada Ayrin, karena sipat Ayrin yang polos, baik, tulus, dewasa, dan cantik.

Setelah waktu menunjukkan pukul 05.00 wib. Pamela berpamita dengan Ayrin, Eribka dan semua yang ada di rumah itu. Ayrin mengantar mereka sampai ke mobil, saat Pamela akan masuk ke dalam mobil, dia memberikan amplop yang berisi uang ke tangan Ayrin.

Ayrin berusaha menolaknya."Tidak usah Nyonya uang yang kemaren Eribkan berikan kepadaku, belum terpakai sama sekali."

"Ambil lah sayang, jika kamu menolak aku tidak akan pergi."

Ayrin terpaksa mengambil amplop yang di berikan Pamela. Lalu ia menyerahkan uang itu kepada orang tua Eribkan."Bibi tolong berikan uang ini ke kantor desa, supaya di bagikan kepada keluarga yang tidak mampu."

****** 

Di perjalanan Pamela sudah membulatkan niatnya untuk menjadikan Ayrin menantunya. Dan dia sudah berencana untuk membicarakannya langsung kepada Briyan.

"Bagaimana menurut kalian, jika aku menikahkan Ayrin dengan Briyan ?" Ucap Pamela tiba-tiba.

Hendrik dan Riana sangat kaget." Apa tidak terlalu buru-buru Nyonya?" Ucap Riana.

"Menurut kamu apa Ayrin cocok dengan Briyan ?"

"Kalau menurut saya sangat cocok Nyonya, Tuan muda sangat tampan dan Nona Ayrin sangat cantik." Ucap Hendrik dari bangku depan.

"Iya, saya juga setuju dengan apa yang di katakan pak Hendrik Nyonya, mereka pasti pasangan yang serasi, di bandingkan Nona Sarah ? Dia sama sekali tidak pantas, dia tidak punya sopan santun, sangat jauh berbeda dengan Nona Ayrin" ucap Riana.

"Ya saya juga tidak suka dengan Nona Sarah." Jawab Hendrik 

"Baik lah, nanti aku akan bicara dengan Briyan". Jawab Pamela dengan semangat dan percaya diri.

Setelah tiba di rumah, saat Pamela masuk ke dalam ! Dia melihat Briyan dengan Sarah duduk di atas sova di ruang keluarga. Wajahnya berubah menjadi muram.

*

*

*

*

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (4)
goodnovel comment avatar
Novi Irawan
halo boleh berkenal an dg mu
goodnovel comment avatar
Marcos
baiklahkwek
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
ya kasian ayrin ternyata briyan udah punya calon sendiri
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Terpaksa menikah dengan gadis desa   Bab 87. Akhir yang bahagia.

    Dua bulan telah berlalu, di mana saat ini usia kandungan Ayrin memasuki 9 bulan. Bahkan beberapa hari terakhir ini Ayrin sudah sering merasa sakit dan mulas di bagian perut. Namun saat periksa, dokter mengatakan kalau itu hanya kontraksi palsu. Jadi Ayrin hanya bisa melakukan jalan-jalan pagi dan sore hari, agar mempermudah persalinannya saat melahirkan nanti.Briyan dan Pamela sudah berkeras untuk meminta Ayrin melakukan operasi, keduanya merasa kasihan setiap kali Ayrin meringis kesakitan akibat kontraksi. Tetapi Ayrin menolak, wanita cantik itu sudah membulatkan niatnya untuk melahirkan normal. Ayrin merasa takut membayangkan jarum suntik, karena ia memang fobia dengan suntik."Sayang, kita lakukan operasi saja ya ?" Bujuk Briyan. Saat ini mereka sedang jalan-jalan pagi di taman yang ada di pekarangan kediaman Barata."Enggak mas, aku mau melahirkan normal. Aku ingin menjadi wanita yang sesungguhnya. Jika masih bisa normal, kenapa harus operasi ? Orang yang melakukan operasi itu ka

  • Terpaksa menikah dengan gadis desa   Bab 86. Tes DNA

    Tepat pukul 12, Ayrin dan Briyan sudah tiba di pusat perbelanjaan. Sebelum berburu pakaian bayi ! Keduanya terlebih dahulu makan siang. Saat keduanya sedang asik menikmati makanannya, tiba-tiba seseorang menyapa mereka."Apa kabar Ayrin ?"Briyan dan Ayrin refleks menegakkan kepala secara bersamaan. "Kamu" ucap Briyan dengan nada yang lantang."Jangan mas, kamu harus tenang" Ayrin memeluk Briyan. Ia tidak mau jika suaminya itu sampai memukul Aldo. "Santai bro, aku datang kemari bukan untuk menganggu istrimu. Tetapi aku ingin mengatakan kalau bayi yang ada di dalam kandungan Ayrin adalah milikku" ucap Aldo yang membuat Briyan semakin marah."Tutup mulutmu" sentak Ayrin. "Jangan berusaha menghancurkan hubungan orang lain" lanjutnya."Aku tidak bermaksud untuk menghancurkan hubungan kalian, tetapi aku hanya mengatakan yang sebenarnya" Briyan langsung menarik leher baju Aldo. "Tutup mulutmu sebelum aku menghancurkannya" Pengaman kafe datang menghampiri mereka, "silahkan pergi tuan, and

  • Terpaksa menikah dengan gadis desa   Bab 85. Ow...ah...no...

    Akibat jatuh dari pohon, hari ini Briyan tidak masuk kantor. Tubuh pria tampan itu terasa remuk, bahkan ia jadi demam. Hal itu membuat Ayrin merasa bersalah. Ia tidak tega melihat suaminya meringis kesakitan, bahkan satu malam ini Briyan tidak bisa tidur."Mas, aku panggil tukang pijit ya ?" Ucap Ayrin."Enggak usah sayang" tolak Briyan."Kenapa gak usah ? Nanti kalau enggak dipijit sembuhnya lama loh mas" "Aku bukannya gak mau dipijat" sahut Briyan."Terus, enggak mau apa ?""Gak mau orang lain yang pijit, maunya kamu" jawab Briyan sambil tersenyum licik."Tapi aku gak ngerti pijit mas ?""Aku gak mau tahu, yang penting berani berbuat harus berani bertanggung jawab" protes Briyan."Baiklah kalau begitu" Ayrin bangkit dari ranjang melangkah menuju meja rias, lalu mengambil minyak telon dari sana."Ets ... tunggu dulu" Briyan menghindar saat Ayrin ingin menyentuh tubuhnya."Apalagi sih mas ?""Kamu ikhlas enggak untuk pijat aku ?" Tanya Briyan."Ya ikhlas dong mas" "Kalau ikhlas, kam

  • Terpaksa menikah dengan gadis desa   Bab 84.

    Dua bulan telah berlalu, di mana hari ini keluarga Barata sedang mengadakan acara 7 bulan kandungan Ayrin. Tamu yang berdatangan bukan hanya dari golongan atas atau sesama pengusaha, dan bukan pula hanya tamu dari Jakarta. Tetapi juga tamu dari desa Bukit Kehidupan, yaitu desa kelahiran Ayrin.Pamela sengaja mengundang seluruh warga desa itu demi membahagiakan Ayrin. Ia tahu kalau menantunya itu pasti tidak menginginkan yang lain selain kehadiran warga desa yang sudah dianggap sebagai keluarganya sendiri.Acara itupun berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan. Kini warga desa sudah bersiap-siap untuk kembali ke desa Bukit Kehidupan. Sebenarnya Pamela dan Briyan meminta mereka untuk menginap karena hari sudah malam dan menunjukkan pukul 8. Tetapi warga desa menolak, mereka tetap meminta untuk pulang malam ini. Sebab banyak diantara mereka yang harus bekerja besok pagi dan anak-anak mereka harus sekolah."Dada" ucap Ayrin sambil melambaikan tangan ke arah bus pariwisata yang membawa ro

  • Terpaksa menikah dengan gadis desa   Bab 83.

    Satu Minggu telah berlalu, kondisi Ayrin sudah membaik. Wanita cantik yang sedang hamil 5 bulan itu sudah tidak trauma lagi dengan kejadian itu.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu."Iya sebentar" sahut dari dalam.Ayrin menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur, melangkah untuk membuka pintu."Iya bi ?" Ucap Ayrin setelah melihat yang berdiri dibalik pintu adalah pelayan."Ada nona Sarah di ruang tamu nyonya" "Oh.... baiklah" Ayrin mengikuti langkah pelayan menuju ruang tamu. Dan benar saja Sarah sedang duduk di atas sofa sambil menggendong anaknya."Hay Sarah" sapa Ayrin."Hay Ayrin" balas Sarah sambil bangkit dari sofa. Ia melangkah menghampiri Ayrin lalu memeluknya dengan erat sambil menagis."Hay, kamu kenapa ?" Tanya Ayrin. Ia membalas pelukan Sarah dan mengelus punggungnya."Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi Ayrin" ucap Sarah ditengah-tengah tangisannya.Ayrin melepaskan pelukannya dari Sarah. "Ayo duduk dulu" Ayrin menuntun Sarah duduk ke sofa."Sebenarnya a

  • Terpaksa menikah dengan gadis desa   Bab 83. Baiklah sayang jika itu yang membuatmu bahagia.

    Satu Minggu telah berlalu, kondisi Ayrin sudah membaik. Wanita cantik yang sedang hamil 5 bulan itu sudah tidak trauma lagi dengan kejadian itu.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu."Iya sebentar" sahut dari dalam.Ayrin menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur, melangkah untuk membuka pintu."Iya bi ?" Ucap Ayrin setelah melihat yang berdiri dibalik pintu adalah pelayan."Ada nona Sarah di ruang tamu nyonya" "Oh.... baiklah" Ayrin mengikuti langkah pelayan menuju ruang tamu. Dan benar saja Sarah sedang duduk di atas sofa sambil menggendong anaknya."Hay Sarah" sapa Ayrin."Hay Ayrin" balas Sarah sambil bangkit dari sofa. Ia melangkah menghampiri Ayrin lalu memeluknya dengan erat sambil menagis."Hay, kamu kenapa ?" Tanya Ayrin. Ia membalas pelukan Sarah dan mengelus punggungnya."Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi Ayrin" ucap Sarah ditengah-tengah tangisannya.Ayrin melepaskan pelukannya dari Sarah. "Ayo duduk dulu" Ayrin menuntun Sarah duduk ke sofa."Sebenarnya a

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status