Share

Bab 3. Tolong ikutlah denganku

Ke esokan harinya tepat pukul 05.30, Pamela telah berangkat dengan Hendrik sang sopir dan Riana sang pelayan, menuju desa Bukit Kehidupan. Jarak dari kota kedesa itu memakan waktu 3 jam. 

Di perjalanan Pamela sudah membulatkan niatnya untuk membawa Ayrin ikut tinggal bersamanya. Tepat pukul 08.30 mereka telah tiba di rumah Ayrin. 

Saat itu Ayrin dan Eribka sedang bersiap-siap untuk berangkat ke makam ibunya. Dia kaget saat melihat Pamela turun dari mobil. Walaupun hatinya sakit tetapi dia selalu berusaha untuk tersenyum.

"Mau kemana sayang" ucap Pamela saat tiba di pintu rumah dan melihat satu botol air di tangan Ayrin. 

"Saya ingin ke makam ibuku Nona" ucap Ayrin sambil menundukkan kepalanya.

"Apa aku bisa ikut bersamamu ?"

Ayrin hanya menganggukkan kepalanya ke pada Pamela. Sekitar 10 menit mereka pun tiba di makam ibu Ayrin.

Ayrin tidak bisa menahan air matanya."Ibu kenapa kamu pergi meninggalkan aku sendiri ? Aku ingin ikut bersama ibu." Tangisan Ayrin sambil memeluk makam ibunya.

Hal itu membuat semua orang yang ikut bersama Ayrin, meneteskan air mata. Terutama Pamela, dia memeluk Ayrin dengan erat."mari kita pulang sayang, jangan menagis di makam ibumu, dia tidak akan tenang jika kamu bersedih" bujuk Pamela untuk menenangkan hati Ayrin.

*******

Setelah mereka pulang dari makam. Pamela berusaha membujuk Ayrin untuk ikut bersamanya pindah ke kota. Namun usahanya sia-sia. Ayrin tetap saja menolak dan ingin tinggal di desa.

Pamela meminta bantu kepada Eribka supaya ikut membujuk Ayrin." Ayrin aku rasa kamu lebih baik ikut bersama Nyonya Pamela ke kato, disana kamu bisa merubah nasib. Apa yang kamu harapkan tinggal di desa ini ? Aku saja ingin ke kota, tetapi orang tuaku tidak mengizinkan."

Beberapa menit Ayrin terdiam lalu ia berbicara."Jika menurutmu itu lebih baik, aku akan ikut bersama Nyonya Pamela, tetapi tunggu 7 hari ibuku berlalu"

Pamela sangat senang dengan ucapan Ayrin." Tidak apa-apa sayang, aku akan datang setiap hari. Dan di hari ke 7 kita akan membuat doa bersama untuk ibumu"

"Tidak usah datang setiap hari Nyonya, jarak dari kota ke desa ini sangat jauh. Cukup datang di hari ke 7 saja. Dan di hari itu aku akan ikut bersama Nyonya" ucap Ayrin dengan lembut.

"Baik sayang, tetapi di hari ke 7 tolong lah ikut bersamaku ke kota." Ucap Pamela dengan nada yang memahon dan wajah yang sedih.

"Baik Nyonya, aku tidak akan mengingkari apa yang aku janjikan."

Setelah satu harian penuh, Pamela berhasil mendapatkan tentang Ayrin. Dia sangat sedih dengan nasib anak itu. Bahkan dia sudah terpikir untuk menikahkan Ayrin dengan Briyan. Supaya Ayrin bisa menjadi bagian dari keluarga Barata untuk selamanya. Dia sudah jatuh hati kepada Ayrin, karena sipat Ayrin yang polos, baik, tulus, dewasa, dan cantik.

Setelah waktu menunjukkan pukul 05.00 wib. Pamela berpamita dengan Ayrin, Eribka dan semua yang ada di rumah itu. Ayrin mengantar mereka sampai ke mobil, saat Pamela akan masuk ke dalam mobil, dia memberikan amplop yang berisi uang ke tangan Ayrin.

Ayrin berusaha menolaknya."Tidak usah Nyonya uang yang kemaren Eribkan berikan kepadaku, belum terpakai sama sekali."

"Ambil lah sayang, jika kamu menolak aku tidak akan pergi."

Ayrin terpaksa mengambil amplop yang di berikan Pamela. Lalu ia menyerahkan uang itu kepada orang tua Eribkan."Bibi tolong berikan uang ini ke kantor desa, supaya di bagikan kepada keluarga yang tidak mampu."

****** 

Di perjalanan Pamela sudah membulatkan niatnya untuk menjadikan Ayrin menantunya. Dan dia sudah berencana untuk membicarakannya langsung kepada Briyan.

"Bagaimana menurut kalian, jika aku menikahkan Ayrin dengan Briyan ?" Ucap Pamela tiba-tiba.

Hendrik dan Riana sangat kaget." Apa tidak terlalu buru-buru Nyonya?" Ucap Riana.

"Menurut kamu apa Ayrin cocok dengan Briyan ?"

"Kalau menurut saya sangat cocok Nyonya, Tuan muda sangat tampan dan Nona Ayrin sangat cantik." Ucap Hendrik dari bangku depan.

"Iya, saya juga setuju dengan apa yang di katakan pak Hendrik Nyonya, mereka pasti pasangan yang serasi, di bandingkan Nona Sarah ? Dia sama sekali tidak pantas, dia tidak punya sopan santun, sangat jauh berbeda dengan Nona Ayrin" ucap Riana.

"Ya saya juga tidak suka dengan Nona Sarah." Jawab Hendrik 

"Baik lah, nanti aku akan bicara dengan Briyan". Jawab Pamela dengan semangat dan percaya diri.

Setelah tiba di rumah, saat Pamela masuk ke dalam ! Dia melihat Briyan dengan Sarah duduk di atas sova di ruang keluarga. Wajahnya berubah menjadi muram.

*

*

*

*

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Novi Irawan
halo boleh berkenal an dg mu
goodnovel comment avatar
Marcos
baiklahkwek
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
ya kasian ayrin ternyata briyan udah punya calon sendiri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status