Tuju hari telah berlalu, di desa Bukit Kehidupan, Ayrin sedang menyiapkan semua keperluan untuk acara doa sore nanti dan di bantu oleh Eribka dan para tetangga. Dia juga sudah menyiapkan barang-barang yang akan ia bawa pindah ke kota. Sesungguhnya dia tidak ingin meninggalkan desa itu.
Eribka yang sedari tadi memperlihatkan wajah Ayrin yang penuh dengan keraguan, lalu ia berusaha menyakinkannya."Apa yang kamu pikirkan Ay ?" Tanya Eribka. Dia selalu memanggil Eribka dengan panggilan *Ay*
"Saya merasa ragu untuk ikut bersama Nona Pamela, kitakan baru mengenalnya."
"Tidak ada yang perlu di ragukan, aku percaya Nona Pamela adalah orang yang baik, aku bisa melihat ketulusan hatinya untuk menjadikan kamu sebagai anaknya. Percayalah kepadaku" ucap Eribka sambil membantu Ayrin memasukkan pakaiannya ke dalam tas.
"Aku takut Rib, bagaimana jika keluarganya yang lain tidak setuju aku tinggal di sana?"
"Jangan berpikir sejauh itu, tidak baik menduga-duga. Jika kamu sudah di kota, aku akan membujuk orang tuaku, supaya mengizinkan aku untuk kuliah di sana."
Ayrin merasa senang dengan kata-kata Eribka."Kamu janji yah " sambil mengangkat jari kelingkingnya ke hadapan Eribka.
Eribka tersenyum lalu menyambut jari Ayrin dengan jarinya.
******
Sementara di kediaman Barata, Pamela sedang mencari Briyan di setiap ruangan yang ada di dalam rumah itu, namun dia tidak menemukannya."Bibi Mira" suara keras Pamela dari lantai 3 rumah itu.
Mira yang sedang bersiap-siap di kamarnya, sontak kaget dengan suara keras Pamela. Lalu ia dengan cepat berlari menaiki anak tangga menuju arah suara Pamela."Iya Nyonya. Ada apa Nyonya ?" Ucap Mira dengan dada yang naik turun.
"Apa kamu melihat Briyan?" Ucap Pamela dengan nada yang tinggi dan wajah yang kesal.
"Iya Nyonya. Tadi pagi-pagi sekali Tuan muda sudah pergi meninggalkan rumah"
"Kenapa tidak memberitahu?" Lalu ia bergegas menuruni anak tangga menuju teras di mana Hendrik sedang menyusun barang yang akan mereka bawa ke desa Bukit Kehidupan. "Hendrik apa kamu melihat Briyan meninggalkan rumah"
Hendrik kaget karena Pamela tiba-tiba saja berbicara dari arah punggungnya."Tidak Nyonya."
Pamela semakin kesal "Dia pasti sengaja pergi sebelum aku bangun, agar dia tidak ikut bersama kita"
"Mungkin Tuan muda lupa Nyonya, kalau kita pergi hari ini"
"Dia tidak lupa, tadi malam aku sudah mengingatkannya. Tetapi dia tidak menjawab ia atau tidak." Lalu ia menekan layar ponselnya dan menghubungi nomor Briyan.
Tidak lama teleponnya terhubung."Iya mama" ucap Briyan dengan lembut.
"Kamu dimana ? Mama tahu kamu pergi sebelum mama bangun, agar kamu tidak ikut dengan mama."
"Bukan seperti itu mama, pagi ini aku benar-benar ada pertemuan dengan klien, untuk membicarakan tentang proyek pembangunan hotel yang di Riau. Tadi malam aku lupa mengatakannya pada mama."
"Jam berapa kamu akan pulang ?"
"Aku belum tahu mama, sampai sekarang kliennya belum tiba. Aku rasa hari ini aku tidak bisa ikut dengan mama. Sebaiknya mama pergi saja."
"Ini pasti alasan kamu saja, agar tidak ikut. Iya kan ? Jangan berbohong pada mama."
"Tidak mama, percayalah kepada anakmu yang tampan ini" goda Briyan sambil tertawa.
"Baiklah, mama akan pergi bersama beberapa pelayan dan pengawal, kamu jangan lama pulang. Saat mama sudah kembali kamu harus sudah ada di rumah. Oke ?"
"Oke....oke....oke... Mama sayang"
"Ingat itu, jangan sampai lupa," ucap Pamela dengan tegas.
*****
Setelah 3 jam mereka menghabiskan waktu di perjalanan, akhirnya mereka tiba di desa Bukit Kehidupan. Saat tiba di rumah Ayrin, orang sudah ramai disana untuk mengikuti acara Doa.
Pamela langsung masuk kedalam dan memeluk Ayrin lalu duduk di sampingnya."Bagaimana kabarmu sayang?" Tanya Pamela
"Saya baik-baik saja Nona. Nona apa kabar ?"
"Saya baik juga sayang, jangan panggil aku Nona, panggil aku mama atau ibu" ucap Pamela sambil menatap mata biru Ayrin dengan wajah yang sedih dan memohon.
Ayrin hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Tiba-tiba Eribka datang bergabung dengan mereka." Apa kabar Tante?" Sapa Eribka dengan senyum.
"Baik sayang, terima kasih kamu sudah menemani putriku"
Mata Eribka membulat saat mendengar kata *putriku* begitu juga dengan Ayrin. "Tidak perlu berterima kasih Tante, Ayrin kan, Sahabatku dari kecil."
"Kelian memang anak-anak yang baik, sungguh beruntung orang tua yang telah melahirkan kelian."
*******
Setelah 2 jam berlalu, acara Doa pun telah selesai dan berjalan dengan lancar. Namun para warga belum pulang, karena Pamela melarangnya. Tiba-tiba Pamela berdiri."Maaf ibu-ibu, bapak-bapak, aku ingin mengatakan sesuatu tentang tujuan saya. Waktu itu Ayrin sudah setuju ikut bersama saya ke kota. Jadi hari ini aku akan membawa Ayrin. Tetapi ada satu hal lagi yang harus aku katakan, kalau Ayrin tidak hanya ikut bersama saya, tetapi dia akan menikah dengan putra saya dan menjadi menantu di keluarga Barata."
*
*
*
*
*
Ayrin langsung membulatkan matanya ke arah Pamela. Begitu juga dengan semua orang yang ada disana. Mereka sangat kaget saat mendengar kata*Barata*. Karena keluarga Barata cukup terkenal, mereka adalah pemilik perusahaan Arsitektur dan Berlian terbesar di Indonesia. Bukan hanya di dalam negeri tetapi di luar negeri juga mereka memiliki perusahaan seperti di Prancis, Singapore, dan Cina."Dia adalah Nyonya Barata ? aku tidak percaya ini." Ucap para warga."Putra dari keluarga barata sering muncul di televisi dan majalah, dia kan uda punya pacar yang berprofesi sebagai Model. Ucap salasatu wanita kepada wanita yang duduk di sampingnya"Iya....iya....saya tahu, kalau tidak salah nama model itu Sarah, yang selalu berpakaian seksi""Iya..iya itu benar sekali." Mereka tiba-tiba terdiam saat melihat Pamela sedang menatap ke arah mereka."Benar anak saya Briyan sering muncul di tele
Ayrin mengekor dari belakang Pamela untuk menaiki anak tangga menuju kamar yang berada di lantai dua. Saat Pamela membuka pintu kamar, Ayrin tidak berani untuk masuk, dia hanya berdiri di pintu. "Ayo masuk sayang, kenapa berdiri disana ? Ucap Pamela dengan lembut. Lalu Ayrin masuk ke dalam kamar dan mendekati Pamela yang berdiri di dekat tempat tidur. "Untuk sementara, kamu tinggal di kamar ini, nanti setelah kamu sudah menikah, baru pindah ke kamar Briyan. Gak apa-apa kan sayang." Ucap Pamela dengan senyum. "Ma...ma..maksudnya aku tinggal sendiri di kar ini ?" Tanya Ayrin dengan terbata-bata. "Iya sayang, untuk sementara saja. Ada apa ? Kamu takut tidur sendirian ?" Tanya Pamela saat melihat wajah Ayrin berubah menjadi tegang. "Tidak mama. Cuma ini kamar terlalu besar untuk aku sendiri, apa tidak ada kamar yang lebih kecil dari ini" jawab Ayrin dengan polosnya.
"Briyan hari ini tolong temani mamah ke mall yah" tanya Pamela setelah mereka selesai sarapan pagi."Oke mah, tapi mamah janji tidak akan lama yah ?" Ancam Briyan. Karena dia paham jika Pamela berbelanja, pasti butuh waktu lama. Padahal ia sangat malas menginjakkan kaki di mall"Mamah gak bisa janji, yang berbelanja bukan hanya mamah, tapi Ayrin juga ikut""Nah kalau mamah perginya dengan dia ? Kenapa aku harus ikut ? Kan mamah uda ada teman""Ow iya....mamah lupa kalau siang ini ada pertemuan dengan ibu-ibu arisan. Mamah minta tolong temani Ayrin ya sayang ?" Pamela sengaja membuat alasan, ia ingin mendekatkan Briyan dan Ayrin."Hm.. baiklah" Briyan terpaksa mengikuti permintaan Pamela."Sayang selesai ini, kamu siap-siap yah ? Biar Briyan yang menemani kamu, ambil saja mana yang kamu suka, nanti mamah kasi kamu kartu kredit." Ucap Pamela kepada Ayrin yang duduk di kursi tepat di sampingnya.Sudah satu jam Pamela dan Ayrin menunggu B
"Yan keluarga sudah sepakat, pernikahan kamu dan Ayrin di lakukan bulan depan" ucap Pamela saat ia dan Briyan sedang duduk santai di ruang keluarga."Apa tidak terlalu cepat ma ?" Tanya Briyan dengan wajah yang malas."Lebih cepat akan lebih baik sayang""Baiklah, kalau itu sudah keputusan mama. Tetapi sebelum pernikahan, aku akan tinggal di apartemen" ucap Briyan sambil bangkit dari sofa dan meninggalkan Pamela di ruang tamu................Satu bulan telah berlalu. Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu, di mana Briyan dan Ayrin akan melangsungkan pernikahan di kantor agama atau KUA. Namun pernikahan mereka tidak seperti pernikahan pada umumnya. Ayrin meminta pernikahannya hanya di laksanakan secara kekeluargaan dan tidak mengadakan resepsi. Ia masih sangat berduka atas kepergian ibunya 2 bulan yang lagi, apa lagi ini masih suasana covid 19. Jadi harus benar-benar menghindari kerumunan.Zeira yang mengenakan gaun berwarna putih deng
Ayrin kaget saat seorang temannya meminta ia ke ruang dosen. Ia menutup map birunya dan melangkah menuju ruang dosen."Mama" ucap Ayrin saat melihat Pamela yang duduk di atas bangku."Iya sayang, mama datang kemari untuk berpamitan sama kamu, hari ini mama akan berangkat ke Prancis untuk menggantikan Briyan. Kamu yang baik ya sayang, mama titip Briyan dan Deny" Pamela memeluk Ayrin dengan erat. Ia sangat sedih meninggalkan wanita itu, apalagi ia tahu kalau Briyan belum mencintainya.Ayrin melambangkan tangan ke arah mobil Pamela yang hampir hilang dari pagar kampusnya.Tepat pukul 5 sore Ayrin pulang ke kediaman Barata di antar oleh Deny sang adik ipar. Setiap hari mereka selalu pergi dan pulang bersama"Itukan mobil kak Sarah" ucap Deny saat mereka tiba di kediaman Barata"Siapa Sarah?" Tanya Ayrin dengan santai."Itu loh kak, mantan kak Briyan. Kakak gak tau yah?"Ayrin hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Singgah du
"kak Ayrin" panggil Deny saat ia tiba di pintu utama kediaman Barata. Pagi ini ia sengaja lebih cepat datang menjemput Ayrin agar ia bisa menikmati sarapan buatan kakak iparnya itu."Aku disini" sahut Ayrin dari meja makan."Wah pas banget ini" ucap Deny saat tiba di meja makan dan melihat 2 porsi burger."Ini enak banget, kakak pesan dari mana ?" ucap Deny setelah ia menghabiskan 1 burger yang ada di atas meja."Gak pesan. Aku buat sendiri" jawab Ayrin."Kakak memang pintar masak, aku menyukai setiap masakan kakak" sambil Deny mengacungkan 2 jempolnya ke arah Ayrin."Biasa aja gak usah berlebihan" jawab Briyan sambil bangkit dari bangkunya dan pergi meninggalkan Ayrin dan Deny."Dia memang seperti itu, makanya gak laku-laku. Kalau mama gak jodohkan dia sama kakak, mungkin sampai sekarang dia belum nikah" cibir Deny dengan kesal."Sttt... Gak boleh gitu, mas Briyan kan kakak kamu" jawab Ayrin."Kita berangkat yuk?"
Setelah 5 jam Ayrin di salon kecantikan. Saat ini ia sedang di dalam mobil menuju toko baju langganan Pamela yang waktu 2 tahun lalu Briyan sempat membawanya kesana. Dia benar-benar sudah membulatkan niatnya untuk merubah penampilan dan sikapnya. Selamat ini ia wanita yang polos dan baik. Mungkin besok dia akan menjadi wanita yang seksi dan tegas.Ia memborong seluruh pakaiannya yang ia sukai. Dari gaun, sepatu, tas branded, dan perhiasan mahal. Sampai tiga pelayan toko membantunya menyusun barang belanjaan Ayrin ke dalam mobil miliknya.Sebelum pergi ia tidak lupa memberi uang tip kepada karyawan toko yang membantunya.Security dan pelayan bingung dan tidak mengenal Ayrin setalah ia tiba di kediaman Barata. "Ini benar Nyonya Ayrin?" tanya pelayan Riana. Dia tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Ayrin yang dulu wanita yang selalu memakai celana jeans, kaus, rambut panjang hitam di ikat biasa saja, dan selalu memakai sepatu Sneakers setiap kali pergi k
Tok...tok...tok... Suara ketukan di balik pintu Ayrin."Kamu harus melayani aku malam ini" ucap Briyan setelah Ayrin membuka pintu.Ayrin berusaha menutup pintu namun tangan Briyan menahannya. "Kamu ingin menutupnya?" Tanya Briyan dengan suara yang tidak jelas"Kembali lah ke kamarmu" jawab Ayrin.Briyan memaksa masuk ke dalam kamar dan mendorong tubuh Ayrin hingga terjatuh di atas ranjang.Ayrin berusaha melepaskan diri dari kungkungan Briyan. Namun tenaganya tidak sebanding dengan Briyan. "Lepaskan aku" jerit Ayrin.Briyan mengunci tubuh Ayrin lalu membuka dasi dari lehernya dan mengikat kedua tangan Ayrin . Ia membuka paksa piyama merah yang melekat di tubuh Ayrin. Saat ini wanita cantik yang memiliki lesung Pipit itu sudah setengah telanjang, hanya tinggal bra berwarna hitam yang menutupi kedua gundukannya.Reyhan menghujani wajah, leher, hingga dada Ayrin dengan ciuman penuh gairah dan tidak lupa meninggalkan beberapa tanda kepem