Share

Bab 6. Setelah aku pikir, lebih baik aku tinggal di desa ini Nyonya

Ayrin langsung membulatkan matanya ke arah Pamela. Begitu juga dengan semua orang yang ada disana. Mereka sangat kaget saat mendengar kata*Barata*. Karena keluarga Barata cukup terkenal, mereka adalah pemilik perusahaan Arsitektur dan Berlian terbesar di Indonesia. Bukan hanya di dalam negeri tetapi di luar negeri juga mereka memiliki perusahaan seperti di Prancis, Singapore, dan Cina.

"Dia adalah Nyonya Barata ? aku tidak percaya ini." Ucap para warga.

"Putra dari keluarga barata sering muncul di televisi dan majalah, dia kan uda punya pacar yang berprofesi sebagai Model. Ucap salasatu wanita kepada wanita yang duduk di sampingnya 

"Iya....iya....saya tahu, kalau tidak salah nama model itu Sarah, yang selalu berpakaian seksi"

"Iya..iya itu benar sekali." Mereka tiba-tiba terdiam saat melihat Pamela sedang menatap ke arah mereka.

"Benar anak saya Briyan sering muncul di televisi dan majalah, tetapi dia tidak ada hubungan dengan Sarah, mereka hanya partner kerja." Ucap Pamela dengan senyum. Dia terpaksa berbohong demi menutupi hubungan antara Briyan dan Sarah. Dia tidak mahu kalau warga menjadi cemas, terutama Ayrin.

"Oh begitu ternyata" ucap para wanita itu. Tiba-tiba Ayrin datang mendekati mereka."Maaf Nyonya, setelah saya pikir-pikir, aku lebih baik tinggal di desa ini." Ucap Ayrin dengan gugup. Dia merasa tidak pantas menjadi seorang menantu keluarga Barata.

"Janji yang sudah di ucapkan, tidak bisa di ingkari, karena janji adalah utang sayang" Ucap salasatu wanita itu.

"Tapi....."Ayrin belum selesai berbicara tetapi Pamela sudah memotongnya. "Kamu harus ikut bersama saya, apa kamu tega untuk menurunkan barang-barang kamu yang sudah di susun di dalam mobil." Ucap Pamela dengan senyum.

Saat Ayrin menatap arah keluar melalui kaca  jendela, dia melihat Eribka dengan semangat menyusun barangnya ke dalan mobil Pamela, bersama pelayan."Tetapi aku tidak pernah berjanji untuk menikah dengan putra Nyonya."

"Benar sayang, kamu tidak pernah berjanji untuk menikah dengan putraku. Tetapi Pernikahan ini adalah keinginanku. Bahkan Briyan sudah setuju untuk menikah denganmu. Aku ingin kamu menjadi keluarga Barata untuk selamanya. Itulah alasanku untuk menikahkan kamu dengan putraku." Ucap Pamela dengan wajah yang sedih sambil menggenggam tangan Ayrin.

Ayrin tidak bisa berkata-kata, dia hanya menganggukkan kepalanya.

*******

Setelah pukul 5 sore, mereka sudah siap untuk berangkat. Semua barang Ayrin telah selesai di masukkan ke dalam mobil. Sebelum mereka berangkat, Ayrin sudah menitipkan rumah peninggalan orangtuanya kepada orangtua Eribka, dan dia memberikan sisa uang yang ada di tangannya untuk biaya memperbaiki makam ibunya. Semua warga merasa sedih, saat Zeira masuk ke dalam mobil. Terutama Eribkan.

Di perjalanan Ayrin hanya diam dan menyandarkan kepalanya di kaca mobil sambil memejamkan mata, sesekali ia meneteskan cairan bening dari mata birunya.

"Jangan sedih sayang, kita akan sering-sering berkunjung ke desa ini." Ucap Pamela karena merasa sedih melihat Ayrin.

"Iya Nyonya" jawab Ayrin tanpa membuka matanya.

Setelah tiga jam berlalu, merekam pun tiba di kediaman Barata. Saat turun dari mobil Ayrin sangat kagum melihat bagunan besar yang ada dihadapannya."Nyonya kita sekarang di mana?" Tanya Ayrin kepada Pamela. Karena dia merasa kalau bangunan besar yang ada dihadapannya bukanlah rumah, melainkan hotel.

"Ini dalah kediaman keluarga Barata, rumahku dan rumah kamu." Ucap Pamela sambil tersenyum. Dia tahu kalau Ayrin saat ini sedang takut. Hal yang wajar jika ia merasa takut, karena ia pergi dengan orang yang baru dia kenal, dan baru kali ini dia menginjakkan kaki di kota. Selama ini dia hanya tinggal di desa.

Saat dia meraih kopernya dari bagasi, tiba-tiba Mina datang menghampirinya." Jangan Nona, biar saya saja yang mengantarnya ke kamar Nona." Ucap Mina dengan senyum dan hormat, sambil meraih kopernya dari tangan Ayrin.

Pamela hanya tersenyum melihat kepolosan calon menantunya itu." Ayo masuk sayang" ajak pamela pada Ayrin.

Saat mereka masuk kedalam rumah. Briyan berada di ruang tamu, sedang duduk di atas sova yang berwarna cream sambil melihat ke layar laptopnya.

"Hem" Pamela sengaja berdehem agar Briyan mendengarnya.

Briyan mengarahkan pandangannya ke arah suara Pamela."Oh mama sudah pulang." Ucap Briyan saat melihat Pamela masuk dari pintu utama dengan Seorang wanita yang sama tinggi dengan Pamela.

"Ya sayang, mama sudah pulang dan mama sudah membawa calon istrimu." Goda Pamela kepada putranya yang playboy itu.

Briyan hanya tersenyum, dia sama sekali tidak tertarik untuk melihat Ayrin. Dia hanya melihat sekilas kalau Ayrin memakai celan jeans hitam, baju kaos putih yang di lapisi kardigan hitam, dan tidak memakai alas kaki.

"Mama aku ke ruang kerja dulu yah ? Masih ada berkas yang harus aku tanda tangani." Ucap Briyan untuk menghindari Ayrin.

"Kamu kenalan dulu dong dengan calon istrimu" Ucap Pamela dengan lembut tetapi dia membulatkan matanya melihat Briyan.

Briyan menjulurkan tangannya pada Ayrin, dan langsung di sambut dengan tangan Ayrin. Tetapi Ayrin tetap saja menundukkan kepalanya. Dia sama sekali belum melihat wajah calon suaminya itu. Begitu juga dengan Briyan dia belum melihat wajah Ayrin dengan jelas.

"Maaf ya sayang, Briyan memang seperti itu. Dia tidak bisa santai sebelum pekerjaannya selesai." Ucap Pamela saat Briyan sudah pergi menaiki anak tangga menuju ruang kerjanya yang berada di lantai tiga.

"Tidak apa-apa Nyonya"

"Jangan panggil aku Nyonya. Kamu kan calon istri Briyan, jadi kamu harus memanggil aku mama, sama seperti Briyan. Oke sayang ? Ayo Mama antar ke kamarmu."

*

*

*

*

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Eko Saputra
cerita nya lumayan bagus tapi sayang banyak yg salah ketik
goodnovel comment avatar
Lorensia Sekal
cerita nya bagus lanjut kan yah kak
goodnovel comment avatar
Marcos
bagus ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status