Share

Sialan!

Penulis: icher
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-06 13:44:02

“Putri?” tanya Morgan dengan nada heran dan tak percaya.

“Ya. Putri. Putriku sudah berusia sembilan tahun dan saat ini sedang menungguku di rumah. Aku pasti sudah membuatnya khawatir saat ini,” jawab Vallen dengan wajah tak berdosanya yang sangat dibenci oleh Morgan.

‘Jadi ternyata ia mengandung benih dari hasil percintaannya dengan bajingan itu? Dasar manusia-manusia sampah!’ umpat Morgan dalam hatinya.

Vallen menatap Morgan yang terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu hal. Vallen sendiri tidak mengetahui apa yang membuat Morgan membawanya ke rumah yang sangat megah dan super mewah ini. Yang Vallen tahu adalah dia sangat membenci Morgan karena sudah melecehkannya sesaat sebelum Vallen memutuskan untuk bunuh diri. Vallen benar-benar lupa kalau nyatanya ada Cleo yang pasti sedang menantikan kehadirannya saat ini.

“Kau tidak akan bisa keluar dari tempat ini, Vallen! Ingat itu baik-baik. Semakin kau berusaha untuk keluar dari sini, akan semakin aku buat hidupmu tersiksa. Dan ya, putrimu juga akan menanggung semua perbuatanmu!” ancam Morgan pada Vallen dengan raut wajah bengis.

“A-apa yang kau maksud? Putriku? Jangan lakukan apa pun pada putriku, kumohon!” pinta Vallen dengan suara yang bergetar.

Vallen tahu bahwa pria yang kini berada di depannya ini tidak akan main-main dengan ucapannya. Meski baru bertemu hari ini, Vallen sudah bisa menilai pria seperti apa yang sedang dihadapinya saat ini. Selama persembunyiannya, Vallen sudah banyak dihadapkan dengan masalah seputar pria-pria kejam dan bengis di pulau itu. untung saja, semua sangat menghargai Vallen dan menyayangi Cleo seperti anak mereka sendiri.

“Nasib putrimu, tergantung bagaimana caramu bertindak di sini. Ingat! Aku bisa melakukan apa pun yang aku mau. Aku bahkan bisa membawa putrimu ke sini jika aku mau saat ini juga!”

“Tolong, Tuan! Jangan sakiti putriku! Aku mohon padamu, jangan lakukan apa pun padanya. Jika kau memang membenci nama dan wajahku, lakukan aku sesukamu. Asal jangan pernah sentuh putriku. Dia tidak tahu apa-apa dan dia masih terlalu kecil untuk kau sakiti,” rintih Vallen dalam isak tangis yang sudah terdengar memekakkan telinga Morgan.

“Cih! Ternyata sesayang itu kau pada putri harammu itu, hem? Apa kau juga sangat mencintai ayah dari putrimu itu? Di mana bajingan itu sekarang? Kenapa dia tidak menyelamatkanmu? Bukan kah dulu kalian menentangku hanya demi bisa hidup bersama?” tanya Morgan sinis dan bahkan meludahi lantai saat mengatakan itu.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Morgan, tentu saja Vallen merasa heran dan tidak mengerti sama sekali. Vallen memang memiliki seorang putri yang ia lahirkan di tempat persembunyianny di tengah pulau nan yang jauh dari jangkauan. Namun, sampai saat ini pun ia tidak pernah mengetahui siapa ayah dari putrinya itu. Vallen hanya hidup berdua dengan putrinya dan selama itu pula keluarganya tidak pernah datang berkunjung sama sekali ke pulau itu. bahkan, mereka baru belum pernah bertemu dengan Cleo hingga saat ini.

Sudah tiga hari Vallen dan Cleo keluar dari persembunyian mereka selama ini, dan itu pun setelah adanya surat dari anggota keluarganya yang mengatakan bahwa mereka sudah bisa kembali ke California. Vallen menyewa sebuah rumah sederhana dan tadi ia meninggalkan Cleo sendirian di rumah itu karena merasa belum aman jika membawa Cleo berkeliaran di tengah kota yang padat merayap seperti ini. vallen sendiri masih belum yakin bahwa ia sendiri masih aman di sini.

Menurut keluarganya, Vallen selama ini sedang dalam pencarian seorang mafia berdarah dingin yang tak akan segan-segan menghabisi nyawa Vallen dan Cleo jika ia menemukan keberadaan mereka. Itu sebabnya Vallen meninggalkan Cleo di rumah dan ternyata saat ia keluar, ia justru diculik dan dibawa ke rumah ini oleh orang-orang suruhan Morgan.

“Jangan pernah menghina putriku seperti itu, Tuan. Aku tidak perduli siapa ayahnya, tapi jangan pernah mengatakan dia anak haram. Dia adalah darah dagingku dan akan aku lindungi sampai darah dan napas terakhirku!” ucap Vallen dengan nada yang cukup lantang didengar oleh Morgan.

“Besar juga nyalimu. Kau hanya wanita murahan yang bisa berpaling pada pria lain hanya karena uang. Harta dan tahta sudah membutakan matamu sehingga …,” ucapan Morgan terhenti saat ia tiba-tiba saja melihat Vallen menatapnya dengan tatapan mata sayu.

Tatapan mata yang tak pernah bisa Morgan biarkan saat mereka masih bersama dulu. Morgan bahkan akan langsung memeluk Vallen dan mencumbunya dengan penuh mesra agar Vallen berhenti bersedih karena sudah diperlakukan tidak pantas oleh keluarganya. Keluarga yang hanya membesarkannya saja, tanpa memberikannya perasaan cinta dan rasa aman di dalam rumahnya sendiri.

Namun, saat itu Morgan tidak bisa berbuat apa-apa karena memang dulu ia bukan lah siapa-siapa. Morgan dulunya hanya lah seorang anak pengusaha yang tidak terlalu ternama dan sering kali direndahkan oleh keluarga Vallen dan dikatakan tidak pantas menjadi pendamping hidup Vallen.

“Sehingga apa?” tanya Vallen dengan suara bergetar menahan kepedihan atas ucapan yang dilontarkan oleh Morgan. Pria yang sama sekali belum ia ketahui siapa namanya itu.

“Tidak perlu tau! Cukup untuk hari ini dan jangan bertingkah lagi. Ingat! Nasib anakmu ada padamu!” ujar Morgan dan memutar tubuhnya membelakangi Vallen.

Morgan tampak ingin pergi dari tempat itu. Namun, ia masih berdiri mematung di tempatnya dengan berbagai macam perasaan yang mendera di dadanya. Morgan sendiri tidak bisa mengungkapkan bagaimana perasaannya saat ini. apakah itu rasa benci, sakit, cinta, atau kah kecewa? Banyak yang Morgan rasakan setiap kali melihat wajah mungil yang pucat itu. Apalagi saat suaranya bergetar menahan pilu atas ucapan kasar yang Morgan lemparkan padanya. Meski menyadari semua ucapannya itu sangat lah menyakitkan bagi Vallen, Morgan sama sekali tidak bisa menghentikan mulutnya untuk bicara kasar pada wanita itu.

Setelah menciptakan keheningan sejenak, Morgan mulai mengayunkan langkahnya menuju pintu kamarnya dan berniat untuk tidur di kamarnya yang satu lagi. Kamar itu terletak tepat di sebelah kamar utamanya yang sedang ditempati Vallen saat ini. namun, belum sempat tangannya meraih handle pintu, suara bertanya dari Vallen terdengar sangat menyakitkan dan menusuk jantungnya.

“Maaf, Tuan. Boleh kah aku tau siapa namamu? Aku berjanji akan bersikap baik, asal kau tidak menyakiti putriku, Tuan. Apakah kita bisa membuat kesepakatan itu?” tanya Vallen dengan suara lemah dan terdengar penuh rasa harap.

“Nama? Kau tidak tau namaku?” tanya Morgan heran saat ia telah berhasil memutar kembali badannya dan menghadap pada Vallen yang memng sedang menatapnya saat ini.

“Justru karena aku tidak tau, makanya aku bertanya padamu.” Wanita itu menjawab dengan jujur dan justru kejujurannya itu kembali membangkitkan kemarahan dalam diri Morgan.

Dengan kasar Morgan memutar tubuhnya, memutar handle pintu dan menarik pintu menjadi terbuka. Morgan keluar dan menutup pintu dengan menghempaskannya kasar. Morgan melangkah dengan raut wajah merah padam menahan amarahnya. Saat memasuki kamar lainnya, Morgan membanting sebuah vas bunga bernilai ribuan dollar dengan geramnya.

“Wanita sialan! Beraninya kau berlagak lupa dengan namaku! Bukan kah kau yang memberikan nama itu padaku. Dasar jalang rendahan!” umpat Morgan dengan nada tinggi dan meninju kaca meja rias yang ada di dalam kamar itu dengan seluruh tenaganya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Akhir Yang Bahagia

    “Ayo, Crish! Mami sudah siap berkemas, lebih baik pergi sekarang juga. Sebelum ayahmu pulang dan membuat semua rencana kita berantakan,” ajak Diana kepada Cristian.“Sabar, Mom. Aku sedang mengerjakan sesuatu,” sahut Cristian dan masih asik dengan ponselnya.“Ayolah! Nanti saja kau urus ponselmu dan game itu! Kau selalu saja tidak pernah bisa diandalkan! Saat seperti ini pun kami masih sibuk bermain game,” ketus Diana dan tidak lupa sedikit kata umpatan pada anak laki-lakinya itu.Cristian sebenarnya hanya sedang mengulur waktu karena ia tidak ingin Diana benar-benar pergi saat ini. Cristian juga masih punya hati dan tidak tega jika harus mengorbankan nyawa ibunya demi menyelamatkan nyawa Lara. Jadi, sejak tadi dia berusaha untuk menyusun rencana agar bisa menyelamatkan Lara dan juga Diana dalam waktu bersamaan.Namun, ternyata semua itu terlalu sulit untuk bisa dia lakukan. Pada akhirnya alarm peringatan dari Morgan pun datang. Ia tidak bisa lagi mengelak saat ini untuk membawa Diana

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Di Bawah Ancaman

    Di kediamannya, Diana merasa takut karena ia sudah mendengar tentang dirinya yang sedang dalam pencarian Morgan. Sebenarnya, ia tidak perlu terlalu takut saat ini andai itu hanya Morgan saja. Diana memang sudah memutuskan untuk membunuh Vallen dan ia ternyata salah sasaran. Ia menduga gadis yang dibawa oleh Leo di dalam mobilnya itu adalah Vallen.Mereka melukai gadis itu dan kemudian Diana baru menyadari bahwa ternyata itu adalah Cleo – putri semata wayang Vallen dan Morgan. Namun, lagi-lagi tembakannya salah sasaran karena Leo dengan beraninya memberikan tubuhnya sebagai perisai dalam melindungi Cleo dari tembakannya yang brutal itu tadi.“Bukannya aku sudah bilang pada Mami untuk tidak lagi pernah menganggunya! Tapi kenapa Mami masih tetap tidak mau mendengarkan aku?” tanya Cristian dengan sangat geram pada Diana yang bersembunyi di dalam kamarnya.“Diam lah kau, Anak durhaka! Kau bahkan tidak bisa aku andalkan dalam semua hal ini. Padahal, aku melakukan semua ini tentu adalah demi

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Tidak Kuizinkan!

    “Jangan bercanda, Sweety! Kau tidak bisa membohongiku dalam hal seperti ini! Leo tidak mungkin bisa terluka apalagi sampai harus dioperasi seperti itu. Dia tidak akan berani mati sebelum aku menyuruhnya untuk mati.” Morgan berkata dengan nada tidak percaya atas apa yang baru saja diucapkan oleh putrinya itu.“Kau harus memeriksanya ke sana sekarang juga!” titah Vallen yang merasa bahwa semua itu pasti lah benar adanya.“Aku akan menelponnya dulu untuk memastikan.” Morgan berkata lagi sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya dan kemdudian menekan tombol panggil di samping nama Leo.Tuuutt … tuuutt ….Tidak ada jawaban dari sana meski sudah beberapa kali Morgan mencoba untuk menghubungi Leo. Memang tidak seperti biasanya, karena Leo tidak pernah membuat Morgan menunggu meski hanya di panggilan kedua kali.Leo adalah kaki tangan kepercayaannya dan tidak pernah membuatnya kecewa selama ini. Mana mungkin Morgan membiarkan Leo pergi begitu saja tanpa pamit. Morgan mendecak kesal dan kemudian

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Leo Sekarat

    Cleo sudah sampai dengan selamat di rumah sakit berkat perjuangan Leo dan juga pengorbanannya. Ia tidak akan pernah bisa sampai di tempat ini dan bertemu orang tuanya jika saja Leo tidak pasang badan dalam melindunginya dari tembakan orang tidak dikenal saat dalam perjalanan tadi.Saat sampai di rumah sakit, Morgan segera memeluk putrinya itu dengan rasa bahagia dan haru. Meski tetap saja awalnya ia mendapatkan penolakan dari Cleo dan itu tidak mengapa bagi Morgan. Ia mengerti karena Cleo masih dalam keadaan marah padanya perihal kondisi Vallen saat ini.“Tuan … maafkan aku kalau tidak bisa menjaganya dengan maksimal. Nona kecil terluka di lengannya karena pecahan kaca mobil,” ucap Leo saat menghantarkan Cleo ke dalam ruangan perawatan Vallen.“Kau! Kenapa bisa putriku terluka?” tanya Morgan dengan marah dan melayangkan satu pukulan keras pada perut Leo.“Daddy! Stop! Paman Leo sedang terluka!” teriak Cleo dengan sangat keras dan membuat rencana hantaman Morgan terhenti.“Itu sudah me

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Cleo Kembali

    “Sayang … kapan kau akan bangun? Sudah empat jam kau belum juga membuka mata. Apa kau memang tidak ingin lagi bertemu denganku? Bagaimana dengan kejutan yang sudah aku persiapkan untukmu? Apa kau sama sekali tidak ingin menunggunya datang? Dia pasti akan sangat sedih jika kau tidak menyambut kedatangannya nanti,” ungkap Morgan dengan untaian pertanyaan yang ia lemparkan kepada Vallen.Tubuh wanita itu masih tergelatak di atas ranjang rumah sakit dan belum ada tanda-tanda dia merespon setiap yang dikatakan oleh Morgan. Sejak Morgan menemaninya di dalam ruangan ini, tidak sebentar pun Morgan berhenti mengajak berbicara.Ia masih terus berharap bahwa Vallen bisa membuka matanya sebelum Cleo datang. Ia tahu bahwa Cleo akan mencecarnya dengan makian nanti karena sudah membuat Vallen seperti sekarang ini. Cleo sudah terlalu lama memendam rasa rindunya kepada Vallen. Namun, sekarang ketika mereka akan bertemu kejadian tak terduga ini terjadi.“Selamat siang, Tuan Muda. Kami ingin memeriksa k

  • Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam   Dooor!

    Tiga jam sudah berlalu sejak Vallen berada di ruang perawatan dengan semua jenis alat medis yang menempel pada tubuhnya. Morgan merasa sangat teriris ketika melihat hal itu dan dia bahkan terus menangis menyalahkan dirinya.Sesekali ia akan mengelus perut buncit Vallen dan kemudian mengecupnya dengan sangat lembut. Vallen sudah melewati masa-masa kriti, tapi masih dalam masa observasi karena dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk ia bisa kembali sadar dari pingsannya.“Sayang … buka matamu sekarang. Apa kau tidak ingin melihat kejutan yang sudah aku persiapkan untukmu? Aku rasa, sudah waktunya kau untuk tahu hal itu dan maafkan aku jika selama ini harus membuatmu menderita. Semua itu demi kebaikan dirimu dan juga putri kita – Cleo!” ungkap Morgan dengan suara yang sangat lembut seperti berbisik kepada Vallen yang masih memejamkan matanya.Morgan mengeluarkan ponselnya dan kemudian menghubungi Leo yang tadi ia perintahkan untuk menjemput seseorang dan sampai saat ini belum juga sampai

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status