Share

Aspri

Author: Dewanu
last update Last Updated: 2023-07-09 15:47:54

Perkataan Aziya soal keluarganya yang abnormal, memang tidak sepenuhnya salah. Ia begitu tersinggung dengan tuduhan itu, tapi begitulah adanya, bahwa ayahnya, dia dan juga kakak lelakinya punya perilaku yang mirip. Hanya perempuan sial saja yang akan bertahan di dalam mendampingi pria keluarganya.

"Sial! Kenapa aku harus perduli dengan omong kosong Aziya?!" desisnya.

Intinya kedua anaknya harus bersamanya tak perduli bagaimana pun kelakuan keluarganya! TITIK!

Sementara mereka saling melemparkan pandangan tajam, Aziya juga tidak akan menyerah begitu saja. Ia sangat kuatir kalau kedua anaknya berada dalam lingkungan tak terdidik.

Seperti rencananya semula, Aziya melangkah menuju ruang HRD dan bertemu dengan Ibu Nuri, wanita berperawakan tinggi dan sedikit antagonis. Wanita itu segera bertanya soal tujuan Aziya menemuinya di ruangannya.

Aziya menjelaskan semuanya, termasuk rencana bercerai dengan Reza.

"Pindah posisi? Bukankah posisi kamu sudah cukup bagus?"

"Benar, tapi saya tidak menyukai posisi dimana saya harus selalu bersama dengan calon mantan suami saya. Ini sangat tidak nyaman dan membosankan."

Ibu Nuri menatap tajam mata Aziya, ia sedikit heran.

"Kalian punya masalah rumah tangga sampai harus bercerai, kenapa? Apa kamu banyak menuntut? Ah, wanita jaman sekarang sering tidak bersyukur dengan apa yang ada pada suaminya. Tapi, bukankah suamimu itu punya kredibilitas dan attitude yang bagus di perusahaan ini? Saya yakin dia profesional di kantor," wanita itu malah nyinyir dan mengkritik dirinya.

"Bu, apa permintaan saya ini sangat sulit dan tidak bisa dipenuhi? Kalau begitu, akan lebih baik saya mengundurkan diri dari perusahaan," kali ini Aziya sedikit menekankan dan Bu Nuri memicingkan matanya.

"Kau bahkan rela di posisi apapun selama tidak sekantor dengan Reza, apa kamu serius?"

Cepat Aziya mengangguk, sebagai bentuk jawaban yang lebih dari serius.

Bu Nuri melihat ke komputer miliknya, membuka file sana sini, barang kali ada lowongan pekerjaan lain untuk Aziya. Hanya saya yang tersedia adalah...

Wanita itupun lalu mengirimkan pesan untuk atasannya soal permintaan Aziya.

"Hanya ada satu lowongan, tapi ini agak berbeda," katanya kemudian.

"Baik, apa itu? Aku akan mengambilnya," katanya sedikit antusias.

"Asisten Pak Galih Purnama, tapi bukan sekretaris utama."

"Jadi?"

Aziya menunggu Bu Nuri menjelaskan, tanpa berkedip.

"Jadi... tidak banyak yang lolos dalam kriteria ini walaupun pekerjaan ini terlihat remeh. Banyak sekali syarat yang pak Galih minta."

"Baik, katakan saja," Aziya makin penasaran karena Ini Nuri terkesan bertele-tele.

"Yang pertama adalah wanita yang diinginkan pak Galih tidak memenuhi standar cantik. Kalau dilihat kayaknya kamu nggak masuk standar ini. Hanya saja, boleh di coba. Soalnya cuma pak Galih yang tahu mana yang menurut dia cantik dan enggak."

Aziya menelan ludah. Susah payah dia merawat kulit halusnya di sebuah salon kecantikan hanya karena ingin terlihat cantik, tapi ternyata itu nggak guna. Ah, ada bagusnya juga, itu akan mengurangi pengeluaran.

"Terus?"

"Pakaian standar biasa, yang penting rapi, tapi bukan pakaian orang kantoran. Artinya... pakaian bebas, santai dan nggak terlihat mahal."

"Aneh sekali, apa sih masalah Pak Galih? Apa dia mengidap gangguan jiwa?" desis Aziya karena terkesan syarat itu terlalu naif. Kalau pegawai biasa rasanya tidak seperti ini, bukan apa-apa, kenapa harus terobsesi dengan pakaian babu? batin Aziya dengan senyum mengejek.

"Bukan cuma gangguan jiwa sepertinya, tapi cenderung sudah gila," kekeh Bu Nuri merasa lucu dengan ekspresi Aziya. Aziya hanya memanyunkan bibirnya. Nggak masalah, banyak pakaian santai yang dia miliki, jadi itu bukan masalah besar sebenarnya.

"Terus?"

"Nggak boleh gadis perawan. Dia mau karyawati yang pengalaman mengurus anak dan rumah tangga, tapi juga punya latar belakang kantor. Punya suami tidak masalah."

"Tentu saja. Aku bisa melakukannya dengan baik urusan rumah dan kantor. Aku juga sudah punya anak. Tapi...apa sebenarnya pekerjaan itu? Apa sebenarnya Pak Galih cari pembantu rumah tangga?"

"Sssttt, dia itu nggak butuh pembantu rumah tangga biasa. Dia butuh asisten pribadi yang profesional. Jadi inilah kriteria yang dia butuhkan. Kurasa kamu akan ditolak karena wajahmu cukup cantik. Atau..." Bu Nuri melihat Aziya menyipit, memegang dagu Aziya dan memutar ke kanan dan ke kiri. "Aku punya akal," katanya kemudian.

Apa-apaan, kenapa sebenarnya Bu Nuri menganggap dirinya punya standar kecantikan? Apa Pak Galih takut tergoda?

Dan lagi, profesionalisme apa yang dicari kalau penampilan saja sudah nol.

"Aziya, apa kamu bersedia tidak mengenakan make up sedikitpun?" tanya Bu Nuri.

Menimbang dan memikirkan apa yang paling baik untuknya saat ini, tentu saja bukan masalah besar kalau ia tidak memakai perias wajah.

"Tentu saja. Ini bahkan tidak bikin repot."

"Deal. Aku akan segera mengajukan resume kamu. Akan tetapi aku butuh foto kamu tanpa make up, cepat kirim padaku, dan kamu bisa mulai bekerja setelah wawancara khusus dengan Pak Galih. Bagaimana?"

Rasanya tak percaya, persyaratan itu sepertinya sangat mudah meskipun sedikit aneh. Apakah ini bukan lelucon?

"Aziya? Kamu melamun?"

"Hah?"

"Berikan foto polos kamu, dan besok adalah wawancara khusus dengan Pak Galih. Jangan lupa, kamu adalah asisten pribadi, jadi kamu harus sudah tahu kira-kira pekerjaan apa yang bakal kamu kerjakan."

Mendengar itu, Aziya seperti menghadapi angin ribut di kepalanya. Penasaran, ragu tapi juga berharap pindah dari divisinya sekarang ini.

"Maaf Bu, berapa gaji saya?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   TAMAT.

    "SELAMAT DATANG.... SELAMAT MALAAAMMM!"Suara riuh mengejutkan Aziya luar biasa. Bahkan suara keras dan teriakan itu secara bersamaan semua yang ada di situ.Aziya terpaku dalam keterkejutan.Ia melihat semua orang ada di sana. Ada kedua orang tuanya, ada juga kedua orang tua Galih dan juga Guntur dan Celine.Begitu juga Deo dan istrinya juga bibi Elena.Sementara ketiga anaknya terbaring di dalam ranjang kecil di sudut ruangan. Mereka seperti baru saja berpesta karena banyak sekali bekas makanan dan camilan di beberapa meja hidangan. Tentu saja semua ini membuat Aziya menitikkan air matanya.Iapun melempar tas miliknya secara asal dan menghambur memeluk kedua orang tuanya sambil menangis haru.Ia juga memeluk kedua orang tua Galih dengan deraian air mata juga.Haru dan juga rasa rindu membuatnya ingin menangis sejadi-jadinya. Dan akhirnya iapun menyalami Guntur dan memeluk Celine sebagai ungkapan betapa bahagianya ia saat ini bisa bertemu kembali dengan orang-orang yang ia sayangi.

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Kejutan

    Aziya memutar kepalanya, menatap ke arah pria yang terkonsentrasi dalam mengemudi. Jalanan memang lengang, tapi ada beberapa lubang yang dalam perbaikan sehingga butuh konsentrasi."Kecuali?""Kecuali kau yang meminta perceraian terjadi.""Apakah Azga adalah tujuanmu untuk mengatakan semua ini? Untuk mengambilnya dariku?" sergah Aziya panik."Aziya, apa aku sekejam itu padamu?" jawab Galih bersamaan dengan gerakan lambat mobil tersebut dan roda yang berdecit tiba-tiba."Jawablah, apakah aku berharap perpisahan? Berapa kali aku mengatakannya? Aku selalu bilang bahwa kau harus kembali, tidak akan ada pertanyaan menjijikkan seperti itu, Aziya!""Tapi...""Jika kau mencintai Azga, kau juga tidak bisa memisahkan dia dariku."Aziya lagi-lagi kalah telak dengan ucapan Galih. Apakah hatinya telah meleleh bahkan di tengah malam yang dingin ini?Tiba-tiba secara tidak langsung kehadiran Galih membuatnya merasa hangat, membuatnya merasa hidup.Ia bisa merasakan detak jantungnya yang mulai bersem

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Kau Tetap Istriku

    "Mana kutahu, sejak tadi cuma sambutan tapi belum juga kelihatan siapa orangnya," balas Aziya.Galih hanya tersenyum dan melihat ke arah podium. Acara sambutan masih dilangsungkan, dan iapun harus bersikap lebih terhormat karena sambutan itu memang untuk dirinya.Pembicaraan terputus setelah sebuah nama disebutkan."Mari kita perkenalan direktur muda baru kita malam ini. Beliau adalah Bapak Galih Purnama yang berasal dari Jakarta... mohon kehadirannya di podium...."Aziya yang mendengar hal itu langsung membelalakkan saking terkejut."Ka-kau...""Demi putraku, aku akan disini untuk kalian, Aziya," bisik Galih pada Aziya sejenak sebelum pria itu pergi menuju podium.Aziya masih gagap tak percaya. Bagaimana mungkin Galih mengatakannya. Bagaimana mungkin dia harus menjadi bawahan Galih untuk yang kedua kalinya."Oh tidak, apakah ini cuma mimpi?" gumamnya.###Setelah berlalu acara penyambutan tersebut Aziya masih belum bisa percaya. Ia telah terperangkap sekuat ini dalam kehidupan Galih

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Direktur

    Arkan hanya memandang wanita itu tergesa berlari ke ruangannya, sementara itu Galih memandang dari sudut tersembunyi di dalam ruangan itu juga.Arkan menghampiri Galih."Kau harus berterimakasih kepadaku setelah ini," katanya memberikan ultimatum."Ah, bilang saja kamu nggak bakal memenangkan kompetisi ini, sehingga kau menyerahkan kekalahan mu sebelum memulai.""Jangan gila, kau punya anak darinya, aku tidak akan membuatnya semakin menderita hanya karena kalian berebut anak. Soal perasaan Aziya, apa kau mau coba aku merayunya?"Galih langsung mendelik, "Jangan coba-coba! Jangan pernah!"Arkan hanya nyengir melihat Galih ketakutan. Ia tak menyangka, lelaki yang terkenal wibawa dan piawai dalam bisnisnya ini hanya jatuh karena Aziya.Tuan Alfonso sangat mengakui kehebatan Galih sehingga ketika mereka membuat rencana menempatkan Galih di salah satu posisi perusahaan tersebut, pria tua itu samasekali tidak menolak. Itu karena kehebatan Galih memang tidak diragukan.Akan tetapi saat disen

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Penting

    "Aku sungguh tak mengerti apa yang kau pikirkan, memangnya aku bisa apa?""Tentu saja kau sangat bisa. Kau bahkan lebih baik dariku sekarang ini, aku bisa mengandalkan kamu tanpa ragu lagi, bukankah begitu?" kata Galih.Barulah Guntur mengerti bahwa Galih bermaksud menyerahkan tanggung jawab perusahaan kepadanya. Dan itu bukan masalah ringan karena semua akan mengalami kendala tanpa kehadiran Galih."Apa kau gila? Demi perempuan itu?""Hei, ayolah, demi aku, ya?""Tidak, aku juga punya tanggung jawab lebih besar sekarang ini, istriku sedang hamil, aku tidak mau membuatnya menderita karena sibuk dengan pekerjaan," ujarnya seolah menolak mentah-mentah kemauan Galih."Ayolah, aku tidak akan melupakan kebaikanmu, Hmm? Kau harus melakukannya demi kita bersama, oke?""Tidak mau, aku tidak yakin untuk kepentingan bersama, apalagi yang lebih penting sekarang adalah Celine, aku tidak perduli padamu," ejek Guntur semakin membuat Galih kesal.Akan tetapi akhirnya Guntur tidak bisa mengelak karen

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Kejujuran di Matanya

    Putranya itu makin tersenyum aneh. Raut wajahnya menyimpan sesuatu yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Bahagia, haru dan entah apalagi yang membuat ayah ibunya penasaran. "Apa yang sebenarnya kau dapatkan di sana? Kau seperti kesurupan," kata ayahnya mengomentari sikap aneh putranya."Iya, ini juga merasa aneh dengan tingkahmu. Ada apa sih sebenarnya?"Lagi Galih tersenyum, menunjukkan sikap senang dan bahagia."Anak Aziya... namanya Azga, anak itu sangat mirip denganku, wajahnya... matanya... rambutnya...""Tunggu, kau bicara apa? Apa kaitannya dengan wajah anak Aziya dengan kemiripannya denganmu?" sang Ayah mulai punya firasat sesuatu.Begitu juga ibunya yang terlihat kebingungan dan menautkan alisnya."Apa maksudmu? Apa kalian tidak sekedar punya kemiripan? Astaga, apakah itu mungkin?" kata sang ibu terkejut sendiri.Galih mengangguk menunjukkan ucapan kedua orang tuanya benar, dugaan mereka benar meskipun itu hanya sekedar pengakuan Aziya."Dia tidak menikah atau menjal

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status