Share

Wawancara

Penulis: Dewanu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-03 20:42:47

Bu Nuri terdiam, ia tidak tahu berapa gaji yang diberikan untuk asisten seperti ini.

"Menurutku, kau bisa bertanya langsung dengan Pak Galih soal gaji itu. Saya sungguh tidak tahu. Kau juga bisa bernegosiasi langsung dengannya. Oke?"

Aziya mengangguk, ia akan mencoba negoisasi terbaik esok hari.

Keesokan harinya, Aziya benar-benar berpakaian santai tanpa riasan. Iapun menuju lantai dimana atasannya berada.

Sudah hampir dua tahun, Aziya bekerja di perusahaan Hans GL. Akan tetapi tak pernah sekalipun ia menginjakkan kaki di lantai dua puluh milik Galih Purnama, seorang CEO sekaligus pewaris perusahaan multinasional itu.

Rumor mengatakan, Galih Purnama adalah seorang pria yang sangat tegas dan tanpa kompromi.

Panas dingin hawa yang keluar dari tengkuknya, apalagi di tangannya kini mengeluarkan keringat dingin semakin banyak, memikirkan seperti apa sosok pak Galih yang kontroversial itu.

Ia sudah memakai setelan kasual, wajah polos tanpa make up dan tas kecil berwarna hitam menyilang di pundaknya.

Sesampainya di lantai dua puluh, Aziya dengan ragu mengetuk pintu.

Tok tok tok!

Tak lama kemudian seorang pria membukakan pintu untuknya.

"Saya Aziya, Bu Nuri mengatakan...."

"Masuk," kata pria itu mempersilahkan masuk.

"Pak Galih sudah menunggumu."

Aziya melangkah, memasuki ruangan besar dengan suhu yang lebih rendah. Dingin dan sunyi, itu biasa terjadi di lantai atas yang jauh dari keramaian jalan raya. Suhu AC ruangan itu bisa dipastikan mencapai hampir 16° Celcius. Ini sangat menusuk kulitnya, sedikit sesak. Apakah setiap hari seperti ini? batin Aziya.

Di sudut sana, seorang pria berpostur tegap menatap laptop dengan serius. Tidak terusik dengan kehadiran Aziya yang mendekat.

Ragu Aziya berdiri dengan canggung hendak menyapa. Bibirnya tak juga membuka untuk membuat pria itu melihat ke arahnya.

"Aku akan melihatmu, tunggu sebentar," kata pria itu tanpa menoleh, apalagi memintanya untuk duduk di kursi yang ada di hadapannya.

Aziya mengangguk, menunggu pria itu dengan tenang. Akan tetapi lama sekali pria itu hanya diam dengan kesibukannya. Aziya melihat pria itu dengan gelisah. Ia tak berani bertanya, apa dia bisa duduk saja sekarang ini, sementara kakinya

sudah pegal karenanya.

"Jangan melihatku seperti itu, itu tidak sopan," suara itu kembali membuatnya terkejut. "Kamu pasti sudah tahu etika bergaul dengan atasan kamu," katanya lagi, kali ini Galih membalas tatapan Aziya.

"Eh, tentu, Pak," gugupnya.

"Bagus. Sekarang bersihkan ruangan ini, ganti alas sofa dan juga bersihkan ruang di sebelah sana," perintah Galih membuat Aziya bingung.

"Tapi Pak..."

"Kenapa? Bukannya kau bilang pada Bu Nuri kau bisa melakukan pekerjaan apapun?"

"Eh, anu pak...ehmm...iya, baik Pak."

"Bagus. Kerjakan saja pekerjaan itu."

Aziya beringsut pergi, melihat-lihat keadaan ruangan besar itu.

"Hanya begitu?" desisnya. "Aku beneran dalam karir yang hancur ya..." gumamnya lagi sembari mengenakan apron maroon dan mengambil penyedot debu di sudut ruangan. Memikirkan ternyata tidak perlu ada wawancara dengan Galih di bidang pekerjaan ini. Tapi apa tidak ada negoisasi semacam gaji atau apa?

Beberapa saat kemudian Aziya mematut dirinya di cermin, mengikat rambutnya ke belakang, lalu kembali dengan pekerjaannya membersihkan ruangan. Lalu ia memasuki ruangan besar seperti sebuah hunian kecil, sebuah kamar tidur berornamen putih bersih, jendela yang besar dan sebuah foto besar seorang wanita cantik dan seksi. Aziya sempat memandangi dan berdecak kagum.

"Dia sangat cantik, pastilah seorang wanita dengan karir cemerlang dan beruntung," lirihnya.

Bagaimana dengan dirinya?

Memikirkan kehidupan rumah tangganya yang berantakan, bahkan dalam beberapa tahun saja, karirnya juga sudah nyaris tak ada kejelasan, sungguh tak beruntung sekali, desahnya. Sekarang ia harus menerima pekerjaan sebagai tukang sapu, atau asisten pribadi yang nggak jelas, entah kenapa ia begitu bodoh untuk bertahan di perusahaan ini? sesalnya dalam hati.

Selesai dalam ruangan itu, iapun keluar untuk menemui Galih.

Galih melihatnya dengan tatapan tajam dan menelisik penampilan Aziya.

"Apa kau sungguh Aziya?" suara rendah Galih tapi sangat jelas pertanyaan itu seolah seseorang yang sudah dikenalnya.

"Maaf?"

"Tidak, tolong buatkan aku kopi mix. Setelah itu, ada pekerjaan yang harus kamu lakukan," kata pria itu lagi.

"Baik, Pak."

Galih tak melihat ke arahnya, pria itu memalingkan wajahnya setelah memerintahkan Aziya membuat kopi. Aziya tak perduli, ia merasa pekerjaan itu juga tidak buruk, karena semakin atasannya cuek, semakin aman keadaannya.

Ia menyeduh kopi dan menimbang-nimbang, apakah mungkin ia sudah diterima dalam pekerjaan ini?

Lalu ia membawa kopi itu, meletakkan di hadapan Galih.

"Aku tak bisa menerima kamu di pekerjaan ini," kata Galih dengan suara dingin.

"Hah? Ma-af?"

"Kamu tidak cocok pada pekerjaan sebagai asisten pribadiku. Kamu cantik, menggoda dan juga..."

"Tapi Pak...ini..."

"Percayalah padaku. Kau pikir pekerjaan ini akan membuat kamu keluar dari masalah hidupmu. Akan tetapi sebenarnya, ini adalah masalah yang sebenarnya," kata pria itu masih dengan memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Pak...saya minta tolong...saya butuh pekerjaan ini, Pak."

Galih diam mematung di sisi dinding kaca besar, membisu dalam tatapan kosong jauh ke depan. Ada sesuatu yang sulit ia katakan, ia tak sanggup untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan. Akan tetapi ia merasa iba dengan wanita di belakangnya ini jika ia terlibat dalam kehidupannya nanti, ia takut tak bisa menahan diri untuk membalas dendam. Akan tetapi bukankah ini adalah tujuannya selama ini? Lalu kenapa ia menjadi ragu saat melihat langsung wanita ini?

"Ada apa denganku sebenarnya? Kenapa aku melewatkan kesempatan baik ini?" desisnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   TAMAT.

    "SELAMAT DATANG.... SELAMAT MALAAAMMM!"Suara riuh mengejutkan Aziya luar biasa. Bahkan suara keras dan teriakan itu secara bersamaan semua yang ada di situ.Aziya terpaku dalam keterkejutan.Ia melihat semua orang ada di sana. Ada kedua orang tuanya, ada juga kedua orang tua Galih dan juga Guntur dan Celine.Begitu juga Deo dan istrinya juga bibi Elena.Sementara ketiga anaknya terbaring di dalam ranjang kecil di sudut ruangan. Mereka seperti baru saja berpesta karena banyak sekali bekas makanan dan camilan di beberapa meja hidangan. Tentu saja semua ini membuat Aziya menitikkan air matanya.Iapun melempar tas miliknya secara asal dan menghambur memeluk kedua orang tuanya sambil menangis haru.Ia juga memeluk kedua orang tua Galih dengan deraian air mata juga.Haru dan juga rasa rindu membuatnya ingin menangis sejadi-jadinya. Dan akhirnya iapun menyalami Guntur dan memeluk Celine sebagai ungkapan betapa bahagianya ia saat ini bisa bertemu kembali dengan orang-orang yang ia sayangi.

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Kejutan

    Aziya memutar kepalanya, menatap ke arah pria yang terkonsentrasi dalam mengemudi. Jalanan memang lengang, tapi ada beberapa lubang yang dalam perbaikan sehingga butuh konsentrasi."Kecuali?""Kecuali kau yang meminta perceraian terjadi.""Apakah Azga adalah tujuanmu untuk mengatakan semua ini? Untuk mengambilnya dariku?" sergah Aziya panik."Aziya, apa aku sekejam itu padamu?" jawab Galih bersamaan dengan gerakan lambat mobil tersebut dan roda yang berdecit tiba-tiba."Jawablah, apakah aku berharap perpisahan? Berapa kali aku mengatakannya? Aku selalu bilang bahwa kau harus kembali, tidak akan ada pertanyaan menjijikkan seperti itu, Aziya!""Tapi...""Jika kau mencintai Azga, kau juga tidak bisa memisahkan dia dariku."Aziya lagi-lagi kalah telak dengan ucapan Galih. Apakah hatinya telah meleleh bahkan di tengah malam yang dingin ini?Tiba-tiba secara tidak langsung kehadiran Galih membuatnya merasa hangat, membuatnya merasa hidup.Ia bisa merasakan detak jantungnya yang mulai bersem

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Kau Tetap Istriku

    "Mana kutahu, sejak tadi cuma sambutan tapi belum juga kelihatan siapa orangnya," balas Aziya.Galih hanya tersenyum dan melihat ke arah podium. Acara sambutan masih dilangsungkan, dan iapun harus bersikap lebih terhormat karena sambutan itu memang untuk dirinya.Pembicaraan terputus setelah sebuah nama disebutkan."Mari kita perkenalan direktur muda baru kita malam ini. Beliau adalah Bapak Galih Purnama yang berasal dari Jakarta... mohon kehadirannya di podium...."Aziya yang mendengar hal itu langsung membelalakkan saking terkejut."Ka-kau...""Demi putraku, aku akan disini untuk kalian, Aziya," bisik Galih pada Aziya sejenak sebelum pria itu pergi menuju podium.Aziya masih gagap tak percaya. Bagaimana mungkin Galih mengatakannya. Bagaimana mungkin dia harus menjadi bawahan Galih untuk yang kedua kalinya."Oh tidak, apakah ini cuma mimpi?" gumamnya.###Setelah berlalu acara penyambutan tersebut Aziya masih belum bisa percaya. Ia telah terperangkap sekuat ini dalam kehidupan Galih

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Direktur

    Arkan hanya memandang wanita itu tergesa berlari ke ruangannya, sementara itu Galih memandang dari sudut tersembunyi di dalam ruangan itu juga.Arkan menghampiri Galih."Kau harus berterimakasih kepadaku setelah ini," katanya memberikan ultimatum."Ah, bilang saja kamu nggak bakal memenangkan kompetisi ini, sehingga kau menyerahkan kekalahan mu sebelum memulai.""Jangan gila, kau punya anak darinya, aku tidak akan membuatnya semakin menderita hanya karena kalian berebut anak. Soal perasaan Aziya, apa kau mau coba aku merayunya?"Galih langsung mendelik, "Jangan coba-coba! Jangan pernah!"Arkan hanya nyengir melihat Galih ketakutan. Ia tak menyangka, lelaki yang terkenal wibawa dan piawai dalam bisnisnya ini hanya jatuh karena Aziya.Tuan Alfonso sangat mengakui kehebatan Galih sehingga ketika mereka membuat rencana menempatkan Galih di salah satu posisi perusahaan tersebut, pria tua itu samasekali tidak menolak. Itu karena kehebatan Galih memang tidak diragukan.Akan tetapi saat disen

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Penting

    "Aku sungguh tak mengerti apa yang kau pikirkan, memangnya aku bisa apa?""Tentu saja kau sangat bisa. Kau bahkan lebih baik dariku sekarang ini, aku bisa mengandalkan kamu tanpa ragu lagi, bukankah begitu?" kata Galih.Barulah Guntur mengerti bahwa Galih bermaksud menyerahkan tanggung jawab perusahaan kepadanya. Dan itu bukan masalah ringan karena semua akan mengalami kendala tanpa kehadiran Galih."Apa kau gila? Demi perempuan itu?""Hei, ayolah, demi aku, ya?""Tidak, aku juga punya tanggung jawab lebih besar sekarang ini, istriku sedang hamil, aku tidak mau membuatnya menderita karena sibuk dengan pekerjaan," ujarnya seolah menolak mentah-mentah kemauan Galih."Ayolah, aku tidak akan melupakan kebaikanmu, Hmm? Kau harus melakukannya demi kita bersama, oke?""Tidak mau, aku tidak yakin untuk kepentingan bersama, apalagi yang lebih penting sekarang adalah Celine, aku tidak perduli padamu," ejek Guntur semakin membuat Galih kesal.Akan tetapi akhirnya Guntur tidak bisa mengelak karen

  • Terperangkap Dendam Bos Arogan   Kejujuran di Matanya

    Putranya itu makin tersenyum aneh. Raut wajahnya menyimpan sesuatu yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Bahagia, haru dan entah apalagi yang membuat ayah ibunya penasaran. "Apa yang sebenarnya kau dapatkan di sana? Kau seperti kesurupan," kata ayahnya mengomentari sikap aneh putranya."Iya, ini juga merasa aneh dengan tingkahmu. Ada apa sih sebenarnya?"Lagi Galih tersenyum, menunjukkan sikap senang dan bahagia."Anak Aziya... namanya Azga, anak itu sangat mirip denganku, wajahnya... matanya... rambutnya...""Tunggu, kau bicara apa? Apa kaitannya dengan wajah anak Aziya dengan kemiripannya denganmu?" sang Ayah mulai punya firasat sesuatu.Begitu juga ibunya yang terlihat kebingungan dan menautkan alisnya."Apa maksudmu? Apa kalian tidak sekedar punya kemiripan? Astaga, apakah itu mungkin?" kata sang ibu terkejut sendiri.Galih mengangguk menunjukkan ucapan kedua orang tuanya benar, dugaan mereka benar meskipun itu hanya sekedar pengakuan Aziya."Dia tidak menikah atau menjal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status