Share

Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan
Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan
Penulis: Atieckha

Bab 1

Penulis: Atieckha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-25 09:12:07

“Aku menginginkanmu, Angel.”

Tubuh Angelica yang berdiri membelakangi pria itu sontak meremang saat sepasang lengan kekar melingkari pinggangnya, menariknya dengan perlahan ke pelukan yang erat. 

Terlebih suara berat Alex yang penuh godaan berbisik di telinganya. 

Belum sempat memproses segalanya, tangan kekasihnya itu mulai bergerak penuh gairah di atas tubuh Angelica.

Angelica terkesiap.

Seharusnya, dia menolak dan coba menghentikannya. Ada yang harus dia bicarakan terkait pertemuannya dengan ibu Alex.

Namun, pria itu tahu benar titik-titik kelemahan Angelica, hingga dia pun tak kuasa menahan diri.

“Tunggu saja, akan kujadikan Kau Nyonya Alexander, Sayang,” bisik Alex penuh penekanan. 

Pria itu pun mendorong tubuh wanita itu pelan ke dalam ruang pribadi di dalam ruang kerjanya dan melakukannya seolah tak ada hari esok.....

 “Bu, Angel?!”

Deg!

Panggilan sang dokter membuat Angelica tersentak dan kembali dari lamunannya. Bisa-bisanya dia teringat akan masa lalunya di saat seperti ini.

Masa lalu yang tak akan pernah bisa Angel lupakan seumur hidupnya, tapi harus dia kubur dalam-dalam.

“Anak Ibu harus segera dibawa ke rumah sakit di New Capitol agar mendapat perawatan yang tepat. Sementara, di rumah sakit ini tidak memiliki alat yang memadai,” ucap dokter lagi pada Angelica.

Mendengar itu, Angelica mendadak sesak. “A–apa biayanya mahal, Dokter?” tanyanya.

Dia tak punya uang sama sekali. Semua hasil kerjanya sudah habis untuk pengobatan Olivia. Saat ini dia berada di kota Bolivia, kota termiskin yang ada di Kota Sun City.

  “Iya, Bu. Tapi anak Ibu harus segera mendapatkan perawatan intensif. Kondisinya sudah semakin melemah. Kalau dibiarkan terus seperti ini, saya tidak berani menjamin kalau anak Ibu akan berumur panjang,” jawab dokter.

  Dokter tidak ingin memberikan harapan palsu pada keluarga pasien karena hal itu justru akan semakin memperburuk keadaan gadis kecil berusia tiga tahun yang saat ini sedang berjuang melawan kelainan jantung yang dideritanya sejak lahir.

  “Ya Tuhan, di mana aku harus mencari biaya pengobatannya? Tolong beri petunjuk... Aku tidak ingin kehilangan Olivia. Separuh hidupku adalah dia... Ya Tuhan, berikan jalan, beri aku petunjuk apa yang harus aku lakukan?” gumamnya dalam hati.

  Linangan air mata dan isakan kecilnya membuat dokter yang ada di hadapannya pun ikut merasa sedih. Namun, tiba-tiba saja Angelica ingin menemui Alex, pria yang dulu pernah menjadi kekasihnya.

  Mereka berpisah karena kedua orang tua Alex yang merasa malu memiliki calon menantu dengan latar belakang yang sangat rendah.

  Tanpa berpamitan kala itu, Angelica langsung pergi tanpa pesan apapun pada Alex, lelaki yang mencintainya sepenuh hati.

  “Aku harus ke kota. Aku harus minta tolong pada Alex untuk memberiku pekerjaan. Minimal aku bisa membayar biaya pengobatan Olivia,” ucapnya pada diri sendiri.

  Lantas Angelica pun berpamitan pada dokter dan pulang ke apartemen kecil yang selama ini ia tempati bersama gadis kecilnya. Tapi, sekarang Olivia harus dirawat di rumah sakit karena penyakit kelainan jantung yang dideritanya semakin parah.

  Angelica segera berkemas, hanya membawa beberapa barang kebutuhan mereka berdua.

  Dia meminta izin pada dokter untuk membawa Olivia tanpa menggunakan fasilitas rumah sakit. Namun, dokter tidak mau mengambil risiko. Dia tahu alasan Angelica menolak menggunakan fasilitas rumah sakit untuk mengantarkan mereka ke kota—karena Angelica tidak memiliki biaya. Dokter pun berkata bahwa dia yang akan menanggung semua biayanya sampai Olivia mendapat perawatan di rumah sakit terbaik yang ada di kota.

  “Kita mau ke mana, Mama?” tanya Olivia. Wajahnya masih pucat, dan saat ini mereka berada di dalam mobil ambulans yang akan membawa keduanya menuju rumah sakit di kota.

  Angelica duduk di samping putri semata wayangnya. “Kita harus pindah rumah sakit, Sayang, dan kita akan menempuh perjalanan yang sangat panjang. Olivia tidur, ya?” bujuknya pada sang buah hati.

  “Mama jangan menangis,” ujar gadis kecil itu saat melihat sang mama kembali meneteskan air mata.

  “Mama nangis bahagia, Sayang, karena akhirnya Olivia akan mendapatkan perawatan yang terbaik,” jawabnya jujur. “Olivia harus kuat, ya, Nak, biar cepat sembuh.”

  Dengan antusias, Olivia pun mengangguk.

  Meski dalam benaknya terus berputar bagaimana caranya mendapatkan uang untuk biaya rumah sakit, tetapi, di depan Olivia, Angelica harus tampak kuat dan sering tersenyum, menyembunyikan rasa sakit di dalam hatinya.

  ***Dua hari kemudian...

  Angelica berdiri di depan ruang kerja Alex. Dia harus menghadap langsung pada pemilik perusahaan yang tak lain adalah mantan kekasihnya. Angelica harus siap menerima amarah pria tersebut.

  Dengan perasaan takut, Angelica mengetuk pintu ruang kerja Alex. Terdengar langkah kaki mendekati pintu tersebut, dan ternyata asisten pribadi Alex yang membukanya.

  “Angel?” William menyapa dengan suara pelan. “Ngapain kau ke sini?” tanyanya lagi.

  Tentu saja William yakin Alex akan sangat marah bila melihat Angelica di sini. Sang CEO hampir gila mencari keberadaan wanita itu karena Angel tiba-tiba menghilang di saat Alex benar-benar jatuh cinta kepadanya.

  “A-aku mau bertemu dengan Alex,” jawab Angelica. Belum sempat William menjawab tubuh keduanya menegang mendengar suara berat Alex. Suara yang 4 tahun belakangan ini sangat Angelica rindukan.

  “Siapa itu, William?” Suara berat Alex terdengar menggema di ruangan itu.

  William menarik napas berat, lalu membuka pintu ruang kerja sang atasan dengan lebar.

  “Angel yang datang, Tuan,” ucapnya pelan, nyaris berbisik.

  Mata Alex melebar menatap Angelica yang berdiri di depan pintu ruang kerjanya. Wanita yang meninggalkannya tanpa pesan setelah tujuh tahun bersama, sekaligus wanita yang hampir membuatnya mengakhiri hidup.

    

Atieckha

Buku ini terbit bab baru tiap jam 12.00 Wib.

| 46
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Ricky Santos Sri
selamat malam Thor
goodnovel comment avatar
emerensiana mia
suka baca novel karya mu
goodnovel comment avatar
Atieckha
mksi kak dah mampir...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   ICU

    Tangisan santer dari bayi pertama membuat tubuh Alex berkeringat dingin. Suara itu menggema dari dalam ruang bersalin, memecah keheningan yang selama ini menyesakkan dada. Ia berdiri kaku di depan ruang bersalin, tatapannya kosong tapi napasnya memburu cepat."Yang pertama sudah lahir, Nak," ucap sang mama pelan sambil menyeka air matanya. Suaranya gemetar, namun jelas penuh haru.Alex tidak menjawab. Tubuhnya terasa lemas, seolah semua tenaga menguap begitu saja. Lalu suara tangisan kedua menyusul. Oeeeeeee... Oeeeeeee... Tangisan bayi kedua itu terdengar lebih nyaring, membuat jantung Alex seolah meloncat keluar dari dada. Ia menutup wajah dengan kedua tangan, lalu mengusapnya cepat. Ia tahu, saat itu telah tiba. Anak kembar yang selama ini ditunggu-tunggu akhirnya lahir. Meskipun kelahirannya lebih cepat 1 bulan dari waktu yang seharusnya.Seharusnya tadi dia ikut mendampingi Angelica di dalam. Tapi petugas medis dengan tegas melarang. Bahkan Alvaro, meskipun bukan dokter obgyn,

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Tangisan Pertama

    Alex berjalan mondar-mandir di depan ruang persalinan di rumah sakit miliknya. Ruangan yang ada di lantai paling atas yang khusus digunakan untuk pemilik Rumah Sakit.Berkali-kali ia melirik ke arah pintu ruang persalinan yang masih tertutup rapat, seakan menunggu keajaiban muncul dari balik pintu itu. Napasnya berat, keringat membasahi kening meski tempat itu dingin karena AC.Yang membuatnya makin cemas adalah kenyataan bahwa istrinya dibawa ke rumah sakit dalam keadaan tak sadarkan diri. Sejak tadi belum ada satu pun tenaga medis yang keluar memberikan kabar. Waktu berjalan lambat. Sudah hampir satu jam ia menunggu, tapi rasanya seperti satu abad.Mama dan papanya ikut menemaninya di kursi tunggu. Olivia duduk di pangkuan sang kakek, sudah mulai terlihat mengantuk.“Berhentilah mondar-mandir seperti itu, Alex. Apa kau tak lelah? Mama jadi makin pusing melihatnya,” ucap sang Mama dengan suara yang masih terdengar lemah.Wanita paruh baya itu memang masih dalam masa pemulihan pasca s

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   ICU

    Pekikan Alex menggema keras di tengah keramaian. Tangan kirinya mencengkeram kuat lengan istrinya, menarik Angelica sekuat tenaga menjauh dari lintasan mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi. Ban mobil itu berdecit panjang, lalu terdengar suara benturan keras. Kendaraan tersebut menabrak pembatas jalan dan langsung terguling beberapa kali sebelum berhenti dalam posisi terbalik.Angelica masih terdiam. Napasnya cepat dan tak beraturan, tubuhnya gemetar hebat. Matanya tak lepas dari pemandangan di depannya—mobil yang kini hancur di bagian depan, asap mulai mengepul dari bawah bodi kendaraan, dan kerumunan orang mulai mendekat. Suaminya, yang melindungi dirinya sejak detik pertama, terduduk lemas di sampingnya.Darah mengalir pelan dari pelipis Alex. Benturan keras yang mengenai bagian dahinya akibat terbentur pembatas jalan mulai tampak jelas. Angelica langsung menoleh, kedua tangannya bergetar saat menyentuh wajah Alex.“Sa–sayang… kamu terluka…” suaranya nyaris tercekat.Alex menga

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Kecelakaan

    Beberapa bulan Kemudian. Semua cara sudah dicoba Michelle. Termasuk mencari orang pintar untuk mengikat Alex dengan cara yang tak masuk akal, tapi dia tetap melakukannya. Katanya, ini guna-guna pengikat hati. Ia bahkan mengeluarkan uang cukup banyak hanya untuk menjalankan semua yang diminta orang itu. Mulai dari ritual, membaca nama ibu, menanam benda aneh di halaman kantor, sampai menaruh sesuatu di ruang kerja Alex dan dia harus mengeluarkan banyak uang untuk membayar seseorang melakukannya. Tapi hasilnya? Tidak ada yang berubah.Alex tetap tidak peduli.Sikap Alex juga makin jelas. Jangankan simpati, menoleh ke arah Michelle pun sudah tidak sudi bila dengan sengaja Michelle membuntuti pria itu. Semua upaya Michelle seperti membentur dinding. Dan yang membuatnya makin kesal, Alex justru semakin terlihat bahagia bersama Angelica. Foto-foto keluarga yang tersebar di media sosial, ucapan selamat dari kolega bisnis, bahkan berita mengenai jelang kelahiran anak kembar mereka. Semua i

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Keputusan Akhir

    Setelah Alex tiba di kantor, suasana kantor pusat Golden Gate Corporation masih terlihat normal. Para staf sibuk membuka email, dan sebagian lainnya sedang menyusun agenda meeting harian. Namun suasana itu perlahan berubah ketika Alex tiba di kantornya dengan wajah masam. Aura CEO dingin terlihat jelas. Bahkan tak ada yang berani menyapanya.Begitu turun dari lift eksekutif, Alex langsung menuju ruangannya tanpa banyak bicara. Wajahnya datar. Para staf yang biasa menyapanya dengan ramah hanya bisa saling menatap heran, menyadari ada sesuatu yang berbeda pagi ini.Begitu masuk ke ruang kerja, Alex memanggil kepala bagian HRD dan beberapa staf lain yang bisa membantu karena William masih cuti."Segera keluarkan sertifikat magang untuk seluruh mahasiswa yang ditempatkan di perusahaan ini," ucap Alex tegas sambil membuka laptopnya. "Semuanya. Hari ini juga. Mereka berhenti magang mulai hari ini."Kepala bagian HRD yang berdiri di depan meja Alex sempat terdiam. "Tapi, Tuan, masa magang

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Balasan Tak Terduga

    Tepat pukul 08.30, Alex tiba di kampus tempat Michelle berkuliah. Sebuah institusi pendidikan tinggi ternama di kota New Capitol. Kampus ini memiliki gedung utama yang besar, dengan arsitektur modern yang menggabungkan kaca dan logam, menjulang lima lantai dengan area resepsionis yang luas. Beberapa mahasiswa tampak hilir mudik, sebagian mengenakan jas laboratorium, sebagian lainnya membawa map presentasi, menunjukkan suasana akademis yang hidup dan profesional.Alex datang menggunakan mobil dinas perusahaan, ditemani oleh sopir pribadinya. Setelah turun, ia berjalan menuju lobi gedung rektorat dengan langkah tegap. Setibanya di meja resepsionis, seorang staf administrasi wanita segera menyapanya dengan ramah.“Selamat pagi, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?”Mereka juga mengenali orang yang datang saat ini. Selain sebagai partner dengan kampus itu, Alex juga sering memberi materi bisnis di kampus tersebut. Berbagi pengalamannya sebagai pengusaha sukses pada para mahasiswa.“Saya ad

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status