Share

Chapter 5

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2023-05-23 12:27:37

Karina menoleh. Ia mengerjapkan mata. “Ada yang Anda butuhkan?” tanyanya di ambang batas kesadaran.

Saka pun menarik pinggang Karina lagi.

Ia mengangkat tubuh wanita itu dengan mudah dan berakhir di pangkuannya.

Karina hendak memberontak, namun Saka memeluk pinggangnya terlalu erat. 

Lama menunggu, Saka hanya memperhatikan Karina.

Namun perlahan, jemarinya terangkat mengusap helaian rambut Karina yang sedikit berantakan. “Kenapa kau menguncir rambutmu? Kau ingin memamerkan lehermu ini hah?”

Dengan tidak sabar, Saka menarik tali rambut Karina, hingga helaian rambut wanita itu terjatuh.

Rambut Karina yang sebatas bahu itu terurai dengan indah. Hanya saja, ada banyak rambut Karina yang juga ikut terlepas saat ia menarik kunciran itu.

“Rambutku….,” gumam Karina.

Saka tidak mengabaikan ucapan Karina. Ia segera menarik tenguk wanita itu dan langsung saja melumat bibir yang selalu menggodanya.

Mungkin, karena efek alkohol, membuat Karina pasrah. Ia membuka mulut secara tidak sadar, sehingga memudahkan aksi Saka.

Jemari Saka pun mengusap pipi Karina pelan. Ia berdiri dan mengangkat Karina lalu menggendong tubuhnya dan berjalan cepat.

Ia baru berhenti saat masuk ke dalam sebuah kamar.

Saka lalu mendudukkan Karina di atas sebuah meja, kemudian kembali mencium Karina.

Kali ini, lebih intens dari sebelumnya.

Karina bahkan merasakan mint bercampur dengan nikotin masuk ke dalam mulunya dan bagaimana jemari Saka mengusap punggungnya lembut.

“Pak…,” panggil Karina.

Karina sungguh tidak bisa menahan gejolak panas ini. Saka memberikan tanda yang begitu banyak di lehernya.

“Pak berhenti.” Karina membuka mata. Ia mulai sadar jika yang dilakukan mereka salah. Saka sudah mempunyai istri. Saka bukan lagi pria single yang bisa sembarangan berhubungan dengan wanita. Apalagi wanita sepertinya.

Saka pun berhenti sejenak sebelum ia tiba-tiba memeluk Karina erat.

Pria itu seolah kerasukan dan mencium leher Karina beberapa kali.

“Pak,” panggil Karina.

“Aku tahu.” Saka mengangkat tubuh Karina. Membaringkannya di atas ranjang.

“Saya harus pergi. Bukan hanya saya, tapi juga Anda.” Karina hendak bangkit. Namun, Saka justru segera menariknya.

Buk!

Tubuh karina pun jatuh di atas tubuh Saka.

“Tetap di sini.” Saka mememeluk Karina sepergi guling.

“Tapi—”

“Mau membantah?” Saka menggeram pelan. Ia sedikit meremas pinggang Karina karena wanita itu yang terus saja melawannya.

Karina memilih diam. Ia tidak berani memberontak lagi. Lama-kelamaan, ia juga mengantuk.

Tak lama, mereka pun jatuh tertidur tanpa melakukan apa-apa lagi. Hanya saja, Saka memeluk Karina sangat erat.

~~

"Shit!" erang Saka yang terbangun lebih awal.

Pertama kali ia membuka mata, didapatinya  wajah Karina yang begitu dekat.

Saka mencoba mengingat kegiatan mereka tadi malam.

Ia mencium Karina dan menggendongnya sampai ke sebuah kamar yang berada di klub.

Saka menggeleng pelan.

Wajah polos Karina mengundangnya untuk mencium wanita itu lagi. Namun, ia tahan.

Segera, Saka bangkit dari ranjang. Ia lebih dulu membersihkan diri di dalam kamar mandi.

Sedangkan Karina yang juga mulai terbangun. Ia menatap sekitar. Tadi malam, ia tidak sepenuhnya mabuk. Ia ingat terakhir kali bersama Saka.

Mendegar suara gemricik air di dalam kamar mandi, ia pun menoleh.

“Aku harus pergi sebelum dia keluar.” Karina buru-buru mengangkat selimut. Namun sialnya ia justru terjatuh.

Bugh!

“Awh,” ringis Karina. Bokongnya mendarat di lantai.

“Apa yang kau lakukan?” tanya Saka ketika keluar dari kamar mandi.

Seperti biasa, tanpa sedikitpun malu. Saka seakan sengaja menampilkan tubuhnya yang sempurna di hadapan Karina. Saka hanya menggunakan bathroob.

“Tidak.” Karina menatap ke arah lain. Ia bangkit dan berjalan mendekati pintu.

“Tidak ada yang terjadi tadi malam,” ujar Saka. “Kau pergilah membersihkan diri di kamar lain. Aku tunggu dibawah dalam 10 menit.”

Karina menghela nafas. Ia mengangguk dan segera keluar.

Sepuluh menit adalah waktu yang sangat cepat. Ia harus selesai tepat waktu jika tidak mau dimarahi oleh bosnya itu.

~~

Setelah menempuh perjalanan belasan jam dari Hongkong kembali ke Indonesia, akhirnya Karina sampai di Apartemennya.

Seluruh badannya terasa hampir remuk. Ia berusaha mengikuti semua jadwal Saka sebaik mungkin meski sempat merasa canggung setelah kejadian itu.

Ditariknya koper pelan. Sama seperti malam kemarin-kemarin, apartemennya gelap.

Karina pun mencari saklar lampu dan menyalakannya.

“Kenapa rumah ini begitu bersih?” heran Karina. Ia melangkah masuk ke dalam kamarnya.

“Kamarku begitu rapi?”

Karina menghela nafas. Ia bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Karina menatap sebuah surat yang tergeletak di atas nakas.

[ Maaf, Mama pergi bekerja ke Arab Saudi. ]

“Apa?” Karina mencoba menghubungi nomor ibunya. Namun, nomornya sudah tidak aktif.

“Jawab, Ma,” lirih wanita itu mulai putus asa.

Tak selang lama, ada sebuah pesan masuk.

[ Kau adalah anak Rita. Dia punya utang padaku 300 juta. Dia kabur dan tidak membayar hutangnya. Sebagai anak, kau harus membayar hutangnya.]

[Dari rentenir paling kejam dari seluruh dunia, Tanto.]

Karina terjatuh. Apalagi sekarang? 300 juta? Bagaimana caranya ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu?

Karina menghela nafas. Ia mengusap wajahnya dengan kasar. 

Sembari menunduk, wanita itu menangis dalam sendirian.

“Aku selalu berpikir aku kuat. Aku bisa menghadapi semua hal sendirian.” Karina memegang dadanya yang terasa begitu sesak. “Tapi aku takut. Aku takut. Paa….” Karina mendongak. “Andai papa di sini. Karina kangen papa.”

~~

TING TING TING!

Karina membuka mata saat matahari sudah berada di atas langit. Siapa pagi-pagi begini bertamu di rumah orang?

Karina memejamkan mata lagi. Namun, suara bel kembali berbunyi. Dengan kesal, Karina pun turun dari ranjang.

Ia membuka pintu. Alangkah terkejutnya melihat tiga orang berbadan besar di depannya. “Permisi ada keperluan apa?”

“Bayar hutangmu.” Seorang pria muncul. Ia membela pria besar tadi sembari menatap Karina.

Tiba-tiba ia  menarik sudut bibirnya.

Melihat itu, Karina merasa marah. “Aku tidak berhutang denganmu. Yang berhutang ibuku. Aku tidak ada urusan dengannya. Kau bisa menagihnya, bukan menagihku.”

Pria yang dikenal sebagi rentenir paling kejam itu tertawa. “Ibumu kabur membawa uangku! Wanita sialan itu kabur setelah meminjam banyak uangku. Penjudi bodoh itu kabur, lalu kau menyuruhku menagih hutang padanya?”

“Kalau kau tahu dia penjudi bodoh kenapa kau meminjaminya uang? Kau sengaja menjebaknya. Kau sengaja meminjaminya uang lalu menaikkan bunga setiap kali dia tidak bisa bayar.” Karina menatap Tanto dengan tajam. “Aku tahu niat busukmu. Aku tahu kau memeras orang!”

Tanto melotot. Ia tidak terima dengan ucapan Karina. “Jangan banyak bicara. Lunasi saja hutang ibumu.”

Dua pria berbada kekar itu memegangi Karina di dua sisi. “Lepaskan aku!”

“Orang miskin sepertimu memang banyak bicara.” Tanto mencengkram dagu Karina. “Berikan aku uang atau tubuhmu.”

Tanto memandang tubuh Karina dari atas hingga bawah. Sorot matanya menunjukkan ketertarikan mengarah ke nafsu. “Kau bisa jadi istriku yang ke-5. Hutang ibumu lunas dan kau bisa hidup mudah menjadi istriku.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 539

    “Sir, ada yang ingin bertemu dengan anda. Mereka dari perusahaan kontruksi yang baru saja mendapatkan pemutusan kerja sama. Mereka ingin bertanya secara langsung kenapa anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin sejak lama.” Itu ucapan dari asistennya, Jack. Rafa mengangguk. “Pertemukan aku dengan mereka. Akan aku beritahu alasanku.” Tidak menunggu waktu yang lama. Berada di sebuah restoran berbintang. Rafa masuk dengan langkah yang begitu tajam. Ia menatap sekitarnya dan melihat seorang pria. “Selamat datang, Sir.” Pria itu mengulurkan tangan namun terang-terangan tidak dijabat oleh Rafa. “Saya ingin menanyakan kenapa tiba-tiba anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin dengan begitu lama, Sir? Saya berharap anda bisa berpikir lagi tentang pemutusan tersebut. Apalagi ada proyek yang akan kami jalankan.” Rafa menghela nafas. “Aku hanya sedang bersih-bersih. Kerja sama ini tidak terlalu menguntungkan. Tapi sebenarnya aku bisa saja mempertahankan kerja sama ini, tapi kau m

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 538

    “Di rumah Dad lebih seru, Mom. Ada banyak mainan dan kamarnya besar.” Yoshi mengeluh saat sampai di rumah. Bocah itu terlihat lebih senang berada di rumah itu daripada rumahnya sendiri. Sana menghela nafas. Baru bertemu sudah memanggil Dad. Sana menggeleng pelan. “Diam saja dan tidurlah lagi.” “Besok beli mainan,” ucap bocah itu sebelum pergi ke kamar sendiri. Sana menghela panjang sebelum masuk ke dalam kamarnya sendiri. Merebahkan diri di atas ranjangnya. Tanpa bisa dicegah, air matanya kembali turun. Bersama Rafa terlihat menggiurkan dan menyenangkan, namun Sana juga masih teringat hal-hal menyakitkan bersama pria itu. Lalu, jika ia memilih untuk bersama Rafa dan hal menyakitkan itu kembali terulang apakah ia sanggup menghadapinya? Sana menggeleng pelan. “Hidupku lebih tenang seperti ini. Aku tidak akan bisa bernafas jika kembali bersamanya. Ada banyak hal yang membuatku ragu bersamanya kembali. Lebih baik memang kita berpisah.” Keesokan harinya. Seperti biasa, Sana mengantar

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 537

    Sana bergegas pergi setelah selesai melukis. Ia tidak akan ingat waktu ketika terlalu larut melukis. Sampai akhirnya ia melihat jendela yang menampilkan langit berubah menjadi mendung. Ia segera pergi untuk menjemput Yoshi yang seharusnya sudah pulang 1 jam yang lalu. “Dia pasti marah.” Sana keluar dari bus dengan membawa payung. Ia segera berlari masuk ke dalam sekolah. Bertanya pada Satpam yang ternyata seluruh siswa sudah pulang, tidak ada siswa yang masih berada di kelas. “Dia ke mana?” Sana merogoh ponselnya untuk memesan taksi. Ponselnya masih mati semenjak ia mengisi daya. Ia segera menghidupkannya dan mendapat sebuah pesan dari seseorang 30 menit yang lalu. [Yoshi bersamaku]Sana langsung menelepon orang itu. “Kau siapa? kenapa anakku bersamamu?!” tanayanya. “Datanglah ke rumahku jika ingin tahu siapa aku.” Sana menghela nafas. Kemungkinan besar ia tahu siapa yang meneleponnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya sampai juga di sebuah rumah yang nampak begitu mega

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 536

    “Mom akan mengantar kamu ke kelas.” Sana mengambil tangan Yoshi. Namun putranya itu menolaknya. Yoshi menggeleng. “Aku akan pergi sendiri. Mom pulang saja.” Hari ini adalah pertama kalinya masuk ke sekolah baru. Sana berharap ini menjadi langkah awal untuk memulai hidup baru yang lebih baik. Ia juga berharap sekali tidak ada yang membuli Yoshi di sini. “Hm.” Sana mengangguk dan tersenyum. “Hati-hati.” Setelah mengantar Yoshi ke sekolah, Sana langsung pulang. Rencananya ia akan menguru perceraiannya dengan Rafa. Ia akan mulai mencari pengacara handal yang bisa membuatnya berpisah dengan Rafa. Dengan hak asuh jatuh kepadanya. Sana menghela nafas dan masuk ke dalam subway. Ia tidak menyadari jika ada orang yang membuntutinya. Orang yang membawa kamera dan membidik setiap pergerakannya. Kemudian orang itu akan melaporkan pada seseorang. [Dia baru saja pulang mengantar anaknya]Pesan itu langsung masuk ke sebuah ponsel milik seseorang. Rafa menatap ponselnya. Baru saja ia membaca seb

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 535

    Sana terdiam di tempat. Pikirannya kacau, antara memastikan putranya tetap berada di tempat dan segera pergi dari hadapan pria ini. Sana mengepalkan kedua tangannya. Rafa melangkah mendekat dan otomatis membuat Sana melangkah mundur dengan was-was. “Aku merindukanmu,” ucap Rafa. Terdengar rendah namun penuh penekanan dan juga tersirat sebuah rasa putus asa. Rafa mengepalkan tangannya ketika melihat Sana seperti menahan takut. “Aku akan segera mengurus perpisahan kita.” Sana menatap putranya yang telah menyadari keberadaannya. Yoshi melambaikan tangannya. Sana mengangguk pelan. “Aku harap kita bisa berpisah dengan baik-baik.” Sana melangkah melewati Rafa begitu saja. kemudian menggandeng tangan Yoshi agar ikut berjalan dengannya. Mereka terus berjalan sampai keluar dari gedung. Sana mencegah Yoshi yang setiap kali ingin menoleh ke belakang. “Mom tadi itu siapa?” tanya Yoshi. Sana tidak menjawab. Ia sedang memutar otak bagaimana harus segera pergi sedangkan dia tidak mempunyai ken

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 534

    Sana keluar bersama putranya. Merapikan penampilannya sebentar sebelum masuk. Tidak lupa berterima kasih pada sahabatnya yang mau repot-repot mengantarnya. Setelah masuk—Sana bisa melihat kemegahan di dalam gedung. Tidak salah lagi, orang tua Ren memang sangatlah kaya. Perusahaan orang tua Ren menguasai pasar Jepang dan internasional. Meskipun bisa dibilang, Ren adalah anak gelap, namun keberadaannya tidak pernah ditutupi. Untungnya di antara banyaknya konglomerat yang datang, Sana tidak mengenal mereka. Memang lebih baik seperti itu. Apalagi di depan tadi, ada red karpet dan para wartawan yang siap memotret selebriti maupun konglomerat. Sana melihat Mina yang tengah berbincang dengan beberapa orang. Untuk sebentar, Sana tidak mau mengganggunya. Ia menunggu mereka selesai berbicara barulah mendekati sang saudara. “Selamat.” Sana memeluk Mina. “Maaf aku tidak bisa menemanimu tadi.” Mina mengangguk. “Tidak masalah. Yang terpenting kau bisa datang ke sini.” Mina menatap Yoshi, kemud

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status