Terima kasih, Semoga suka.
Pria yang marah dan terluka benar-benar menjadi sangat kejam. Tidak ada perasaan sama sekali. Dia menyiksa wanita dengan menggila.โAku sangat sakit, Cantika. Kamu ditolong, tetapi tidak sadar diri. Aku dan Amira sudah sangat baik padamu di masa lalu.โ Andika menggendong tubuh Cantika yang penuh luka dan memasukan ke dalam bak mandi yang terisi penuh air sabun.โAaarhh!โ Cantika tersadar karena rasa perih pada luka-luka tubuhnya.โHah!โ Wanita itu benar-benar terkejut mendapatkan dirinya yang sudah berada di dalam bak mandi.โAndika, aku mohon. Lepaskan aku. Aku akan memberikan apa pun yang kamu inginkan.โ Tangan gemetar Cantika memegang tepi bak mandi yang licin. Tubuhnya mulai menggigil karena kesakitan dan kedinginan.โAku akan mati,โ ucap Cantika.โTidak, Cantika. Kamu tidak boleh mati dengan mudah.โ Andika menarik tubuh Cantika keluar dari bak dan meletakkan dia atas lantai yang basah serta dingin. Pria itu membungkus tubuh mantan istrinya dengan handuk.โKeringkan tubuh kamu!โ An
Cantika meringkuk di atas kasur lusuh. Dia kedinginan karena curah hujan yang cukup tinggi. Wanita itu tidak memiliki selimut.โDingin sekali. Tubuhku panas dan sakit. Luka ini akan infeksi jika tidak diobati.โ Cantika beranjak dari kasur dan berusaha membuka pintu, tetapi terkunci.โApa?โ Cantika kembali ke kasur dengan rasa sakit di seluruh tubuhnya.โGudang ini sangat pengap. Bagaimana caranya aku keluar?โ tanya Cantika yang mulai menangis. โMa, Pa. Tolong aku.โ Cantika terisak seorang diri.Andika mengaktifan ponsel Cantika. Dia melihat pesan dari Ranika dan beberapa panggilan yang tidak terjawab.โAku akan meminta kembali milikku.โ Andika tersenyum. Dia menghubungi ulang Ranika.โCantika, di mana kamu?โ tanya Ranika gelisah karena putrinya belum juga pulang dan hari sudah sangat laru serta hujan lebar.โDi rumahku,โ jawab Andika.โApa?โ Ranika terkejut mendengarkan suara seorang pria yang tidak asing.โSiapa kamu?โ tanya Ranika.โApa Anda tidak mengenali saya lagi? Berapa tahun t
Wijaya telah terbang ke luar negeri. Pria itu benar-benar harus meninggalkan anak istrinya karena pertemuan yang tidak bisa diwakilkan. Dia sudah lama tidak pertemu dengan para pendukungnya sehingga dia tetap bisa terus berada pada puncak kesuksesan. Bisnis legal dan illegal dijalaninya.โPastikan Leon tetap di rumah bersama anak dan istriku,โ tegas Wijaya.โIya, Pak. Anak-anak akan terus berada dalam pengawasan dan penjagaan,โ ucap Jack.โBeberapa tahun ini hidup kita terlalu tenang. Jadi, mulai tingkatkan kembali kewaspadaan. Mungkin musuh dari masa lalu masih mencari kesempatan untuk menyerang balik,โ jelas Wijaya.โPasti, Pak.โ Jack mengangguk.Amira selalu senang memasak. Dia dibantu para pelayan membuat cemilan sehat untuk anak-anaknya. Wanita itu tidak bisa hanya diam saja.โNyonya, Anda dilarang lelah.โ Leon menyusul ke dapur. Pria itu benar-benar mendapatkan tugas yang berat yaitu menjaga istri Wijaya Kusuma.โAku tidak lelah, Leon. Aku biasa melakukan ini.โ Amira tersenyum
Amira yang menyadari kedua putra yang masih menunggu dirinya segera menepi. Dia tidak butuh lama untuk memuaskan diri berkuda. Wanita itu merasa tidak muda lagi.โIni menyenangkan.โ Amira turun dari kuda dengan bantuan Leon.โTerima kasih,โ ucap Amira.โApa sudah selesai, Ma?โ tanya Keano memegang tangan Amira.โTentu saja, Sayang. Mama hanya perlu naik kuda dan menungganginya. Itu cukup.โ Amira mengusap kepala dua putranya yang sudah memiliki postur tubuh tinggi di usia yang masih sangat muda.โKalian berdua yang harus banyak Latihan karena akan mengikuti lombat,โ ucap Amira.โBaik, Ma. Kami akan memperlihatkan penampilan terbaik di depan, Mama.โ Keano sudah melompat ke atas kuda. โWah. Keren.โ Amira terkejut melihat gerakan lincah dan gesit dari Keano dan Devano.โLuar biasa. Anak Mama memang hebat.โ Amira bertepuk tangan. Dia benar-benar kagum melihat kedua putranya. Wanita itu tidak pernah mengikuti Keano dan Devano ketika Latihan di luar rumah. Dia harus tetap bersama anak kembar
Amira berada di dalam kamar dan bersiap untuk tidur. Wanita itu baru saja akan mematikan ponsel dan melihat panggilan dari Wijaya.โWijaya.โ Amira segera menerim panggilan dari suaminya.โHalo, Sayang.โ Wijaya tersenyum pada Amira yang terlihat di layar ponsel.โHalo, Sayang. Bagaimana perkerjaan di sana? Apa kamu lelah?โ tanya Amira.โAku tidak lelah, tetapi tersiksa karena merindukan kamu,โ jawab Wijaya.โApa kamu akan tidur?โ Wijaya melihat yang istri yang sudah mengenakan piyama.โAku sedang bersiap untuk tidur,โ ucap Amira merebahkan tubuhnya di kasur.โApa kamu menggodaku?โ tanya Wijaya.โTidak, Sayang. Kamu terlihat sedang bekerja,โ jawab Amira.โYa. Aku tahu kamu akan tidur jadi dengan cepat menghubungi istriku tercinta. Bagaimana hari ini?โ Wijaya tersenyum.โHari ini menyenangkan. Aku menemani anak-anak Latihan berkuda dan memanah. Mereka benar-benar luar biasa. Aku sangat bangga.โ Amira terlihat bersemangat menceritakaan kebersamaanya dengan Keano dan Devano. Dia tidak membe
Amira duduk di depan cermin. Dia memandangi wajah cantik diri yang awet muda. Wanita itu bersiap untuk menemani anak-anaknya untuk mengikuti perlombaan berkuda dan memanah. Keano dan Devano bergerak dalam satu tim.โKenapa masih ada penjahat yang mengintaiku? Apa mereka hanya perampok biasa? Rasanya tidak mungkin.โ Amira menggerai rambut hitamnya melewati pundak.โTetapi siapa musuhku? Siapa orang yang membenciku selain Luna dan Cantika? Apa Andika?โ Amira berbicara pada bayangannya yang dipantulkan oleh cermin.โPadahal sudah beberapa tahun ini kehidupanku sangat tenang. Tidak ada gangguan dari siapa pun, tetapi kenapa sekarang tiba-tiba mereka datang lagi? Apa masih ada dendam?โ Amira cukup gelisah dan khawatir. Dia takut kejadian yang cukup berbahaya itu akan terulang kembali. Apalagi ketika perlombaab, area pacuan kuda akan jauh lebih ramai oleh para pengunjung dan penonton.โMama,โ sapa Keano dan Devano di depan pintu kamar Amira yang terbuka.โIya, Sayang.โ Amira segera beranjak
Para penonton bersorak melihat anak remaja yang sudah berada di atas kuda mereka masing-masing. Keano dan Devano selalu menjadi pusat perhatian di mana pun mereka berada. Orang tua yang memang popular dan anak-anak yang juga selalu menjadi kebanggaan.โDua anak itu benar-benar terlalu terang sehingga saingan mereka tidak terlihat.โ Pujian terdengar dari mulut para penonton. Mata mereka hanya fokus pada adik beradik yang tampak kompak dengan kuda dan anak panah yang ditembakkan.โTidak akan ada peserta yang mampu mengalkan kecepatan dan kecerdasan putra Wijaya Kusuma.โ Para penonton bersorang. Dua bersaudara itu meninggakan saingan mereka dengan sangat jauh.โTidak sulit menentukan pemenang. Jarak mereka terlalu jauh dan skor yang di miliki kedua bersaudara itusangat sempurna.โ Para juri pun hanya tersenyum karena dari awal mereka sudah bisa menebak bahwa anak dari Amira dan Wijaya Kusuma sudah dapat dipastikan jadi pemenang. Mereka memiliki tempat Latihan pribadi. โWah hebat.โ Amira
Keano benar-benar tidak suka dengan desakan dari para penonton. Anak lelaki itu makin tidak suka dengan keramaian.โSetelah ini, jangan pernah ikut lomba di luar lagi. Ini sangat berbahaya,โ tegas Keano.โBenar. Mama pasti kesulitan menemani kita. Mama tidak pernah meninggalkan rumah, tetapi keluar demi bisa hadir di pertandingan ini.โ Devano pun tampak menyesal karena memaksa Keano untuk bertanding dalam tim.โKita sudah tahu pasti menang, jadi tidak usah ikut apa pun lagi. Apalagi banyak penonotn seperti ni. Aku benar-benar tidak suka.โ Keano menatap tajam pada Devano. โMaafkan aku,โ ucap Devano pelan.โSilakan masuk, Tuan Muda.โ Para pengawal berhasil mengantarkan Devano dan Keano masuk ke dalam ruangan peserta. Dua anak lelaki itu duduk dengan tidak tenang.โDi mana Mama?โ tanya Keano.โNyonya sedang dalam perjalanan kemari. Mereka cukup kesulitan untuk melewati para penonton,โ jawab pengawal.โMinta Om Leon gendong mama saja, biar cepat,โ ucap Devano mengejutkan para pengawal. Su
Keano dan Devano berada di kelas yang berbeda. Pihak sekolah tidak ingin kesulitan membuat dua saudara itu bersaing.โKita dipisah lagi.โ Devano tersenyum setelah tiba di depan kelas sang adik.โGuru akan kebingungan jika kita berada di kelas yang sama.โ Keano masuk ke dalam ruang kelasnya.โYa.โ Devano pun melanjutkan langkah kaki yang sempat terhenti.Semua mata tertuju kepada dua bersaudara itu. Baik lelaki atau pun perempuan pasti mengagumi mereka. Tidak ada yang berani bersaing karena telah mengetahui kemampuan anak dari Wijaya Kusuma yang sangat terkenal.โAku sekelas dengan Keano.โ Luci melihat Devano yang melewati ruang kelasnya.โPadahal aku lebih tertarik kepada Devano.โ Luci melirik Keano. Dia merasa tertekan dan takut ketika berada di dekat adik Devano.โCih!โ Keano menarik kursi. Remaja itu benar-benar tidak menutupi diri ketika tidak suka pada seseorang. Dia akan memperlihatkannya secara langsung.โAku harus menjadi siswi tercerdas di kelas ini. Aku dibayar mahal, tetapi
Keano dan Devano duduk di depan computer mereka. Dua anak lelaki itu telihat sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan tidak saling mengganggu.โApa Papa boleh masuk?โ Wijaya mengetuk pintu kamar yang terbuka.โYa,โ ucap Keano dan Devano melihat kepada papa mereka.โTerima kasih.โ Wijaya masuk ke dalam kamar Keano dan Devano. Pria itu duduk di sofa dan kedua putranya mendekat.โAda apa, Pa?โ tanya Devano.โDi mana Mama?โ Keano pun bertanya.โMama di kamar adik kembar. Duduklah.โ Wijaya menunjukkan sofa yang berada tepat di depannya.โApa ada kejadian yang janggal di sekolah?โ tanya Wijaya.โYa. Seorang wanita berusaha mendekati Keano. Dia mengatakan bahwa Keano mirip anaknya yang hilang,โ jawab Devano.โBagaimana perasaan kamu, Keano?โ Wijaya menatap Keano.โAku tidak suka dengan wanita itu,โ tegas Keano.โBagus. Kamu bisa menyelidikinya dan memastikan dia tidak akan berani mendekat. Apalagi sampai melukai perasaan mama kalian,โ ucap Wijaya tersenyum.โTentu saja, Pa. Kami sedang menyel
Amira dan anak-anak menyelesaikan kegiatan pembukaan ajaran baru di sekolah. Mereka bersiap untuk pulang ke rumah. Leon sudah menunggu di mobil dan melihat istri Wijaya bersama dua putra keluar dari gerbang gedung.โNyonya sudah kembali.โ Leon tersenyum. Pria itu tidak sadar bahwa dirinya semakin dekat dengan Amira dan anak-anak. Dia terbiasa berada di sisi istri dan anak Wijaya. Ada rasa tenang dan senang ketika bisa melihat wanita itu di depan matanya.โSiapa wanita dan anak itu? Kenapa dia terus mengikuti Nyonya?โ Leon sangat teliti memperhatikan orang-orang di dekat Amira dan anak-anak.โMencurigakan.โ Leon segera mengirim data kepada anak buahnya. Mengambil gambar orang yang terlalu dekat dengan Amira dan anak-anak. Dia benar-benar harus sangat berhati-hati dan tidak mudah mempercayai siapa pun.โApa kita langsung pulang?โ tanya Leon membuka pintu untuk Amira.โYa.โ Amira memberikan jalan untuk Keano dan Devano untuk masuk lebih dulu ke dalam mobil.โWanita duluan,โ ucap Devano.โ
Amira yang menyadari bahwa dia terlalu lama di dalam kamar meminta izin untuk kembali kepada anak-anaknya. Dia tahu segala sesuatu harus diperhitungkan karena akan berakibat fatal.โAku harus pergi sekarang. Pemisi.โ Amira tersenyum dan keluar dari kamar mandi. Langkah kakinya terhenti melihat seorang wanita yang sedang berinteraksi dengan Keano.โMaaf.โ Luna menangis.โKenapa Anda menangis?โ tanya Devano dengan lembut.โDia sangat mirip dengan putraku yang hilang,โ jawab Luna.โTetapi aku bukan putra Anda,โ tegas Keano benar-benar tidak suka dengan keberadaan Luna.โBagaimana jika kamu adalah putraku yang hilang?โ tanya Luna menatap Keano.โItu tidak mungkin. Kami adalah putra dari Wijaya Kusuma dan Amira Salsabila,โ tegas Devano menepis tangan Luna yang sangat ingin memeluk Keano.โAku punya mama yang luas biasa dan bukan kamu!โ Keano beranjak dari kursi dan mendorong Luna hingga jatuh ke lantai.โHah!โ Dewi, Amira dan Luciana sangat terkejut. Tenaga Keano benar-benar kuat.โJangan p
Amira memperhatikan keranjang buah yang dibawa Keano. Anak lelakinya duduk dengan tenang dan meletakkan keranjang buah di atas paha sang ibu.โApa ini, Sayang? Apa kamu mau memakan semuanya?โ tanya Amira tersenyum.โBuah-buah ini tidak ada di rumah,โ jawab Keano.โHahaha.โ Amira mencubit pipi Keano dengan gemasnya. Wanita itu tertawa melihat tinggah yang tampak lucu. Dia tahu putranya miliki rasa penasaran yang tinggi.โIni buah-buah dari desa yang hanya dijual di pasar tradisional dan pinggir jalan. Bibi dapur biasa belanja di supermarket sehingga tidak akan menemukan buah-buah local, Sayang.โ Amira menyentuh buah-buahan yang ada di keranjang.โOh.โ Keano memperhatikan buah-buahan.โRasanya manis dan asam. Enak dan segar, Sayang. Coba saja.โ Amira memberikan buah cempedak kepada Keano.โCempedak.โ Keano menaikkan alisnya. Dia bisa mencium aroma yang kuat dari buah cempedak.โCobalah.โ Amira mendekati buah cempedak ke mulut Keano dan sang anak pun membuka mulutnya. โMm. Aku tidak suka
Acara penyambutan telah dimulai. Beberapa siswa menampilkan kemampuan mereka sehingga bisa masuk ke sekolah unggulan. Walaupun swasta, tetapi merupakan sekolah internasional yang mengutamakan mutu dan tidak semua orang bisa masuk. Ada seleksi ketat yang harus dilewati.โDevano dan Keano akan menampilkan apa?โ tanya Amira dengan lembut.โTidak ada,โ jawab dua bersaudara itu kompak.โOh.โ Amira terkejut dengan jawaban cepat dari dua putranya.โNama mereka paling atas, tetapi tidak akan menampilkan apa pun. Padahal keduanya menguasai semua elemen.โ Amira tersenyum. Dia berbisik di telinga Wijaya.โSayang, mungkin anak-anak tidak mau terlalu menonjol di awal tahun ajaran baru ini.โ Wijaya mengusap pipi Amira dengan lembut.โKita mau fokus belajar, Ma. Keahlian lain bisa diasah di rumah saja,โ jelas Devano tersenyum.โIya, Sayang.โ Amira mencium dahi Devano dan Keano. Wanita itu harus bersikap adil. Sentuhan dan ciuman serta pujian harus diberikan kepada kedua putranya. Tidak boleh hanya sa
Devano dan Keano sudah bersiap masuk sekolah. Dua remaja itu memilih sekolah swasta. Wijaya rela membayar mahal untuk Pendidikan anak-anaknya.โSelamat pagi.โ Amira masuk ke kamar dua putranya.โMama.โ Keano dan Devano menoleh kepada Amira.โApa sudah siap berangkat sekolah?โ tanya Amira mendekati Keano dan Devano yang bersiap keluar kamar.โYa, Ma.โ Keano dan Devano memeluk Amira.โAnak-anak Mama benar-benar tampan dan menawan.โ Amira menciu pipi Keano dan Devano yang harum.โBaiklah. Kita sarapan dulu ya.โ Amira menggandengan kedua anaknya dari kamar dan pergi ke ruang makan.โApa Mama akan mengantarkan kami ke sekolah di hari pertama?โ tanya Devano.โTentu saja, Sayang. Mama kana menemani kalian ke sekolah.โ Amira menarik kursi untuk kedua anaknya.โTerima kasih, Ma. Aku bisa,โ ucap Devano yang sudah lebih dulu menarik kursi untuk dirinya sendiri. Wijaya memperhatikan dua putrnaya.โSayang, mereka sudah besar. Bisa melakukan semuanya sendiri. Apalagi hanya menarik kursi,โ ucap Wija
WARNING 21++++Amira dan Wijaya telah berada di dalam kamar mereka. Anak-anak pun telah tidur, tetapi Keano dan Devano masih sibuk dengan alat baru yang diberikan oleh papa mereka.โSayang, anak-anak sudah tidur dan ada baby sister juga. Apa kita bisa mulai?โ Wijaya memeluk Amira dari belakang. Wanita itu baru saja melepaskan pakaian dan akan diganti dengan dress malam yang cantik.โSayang, apa kamu tidak lelah?โ tanya Amira tersenyum dan memutar tubuh menghadap Wijaya. Dia menggantungkan tangan di leher suaminya.โApa kamu meremehkan aku, Sayang? Aku bahkan mampu main sampai pagi. Membuang berkali-kali.โ Wijaya segera melahap bibir Amira. Wanita itu bahkan belum sempat mengenakan baju tidurnya. Dia mengangkat sang istri ke dalam gendongannya.โMmm.โ Mahira melingkarkan kedua kaki di pinggang sang suami. Menikmati ciuman hangat dari Wijaya Kusuma.โAaahhh!โ Wijaya berpindah ke leher jenjang Amira. Pria itu benar-benar sangat bergairah. Satu minggu tidak menyentuh istrinya membuatnya ha
Wijaya tidak heran lagi dengan banyaknya makanan dan minuman karena sudah mendapatkan laporan dari orang-orangnya.โSayang, apa kamu tidak lelah?โ tanya Wijaya duduk bersama sang istri dan anak-anaknya di ruang keluarga.โTidak lelah. Tidak ada yang aku lakukan selain bermain bersama anak-anak.โ Amira tersenyum.โMama sangat merindukan Papa,โ ucap Devano.โPapa tahu itu, Sayang.โ Wijaya mengusap kepala Devano.โKarena senang kamu pulang. Jadi, aku masak banyak.โ Amira telah menyajikan kue keju kesukaan Wijaya dan anak-anak di atas meja ruang keluarga.โPadahal, papa di rumah saja. Mama tetap rajin membuat kue kesukaan kami,โ tegas Keano.โTentu saja, Sayang. Itu karena Mama sayang dan cinta kalian semua.โ Amira memeluk putranya.โPapa, oleh-oleh mana?โ tanya Wiliam dan Wilona yang berlari mendekati Wijaya.โOh, oleh-oleh sudah berada di ruang bermain,โ jawab Wijaya mencium pipi Wiliam dan Wilona.โHore.โ Dua anak kembar berlari ke kamar bermain mereka.โApa kalian tidak minta oleh-oleh