Share

Diusir dari Rumah

last update Last Updated: 2024-05-19 22:17:47

Amira yang lelah dan lemah benar-benar tidur dengan pulas. Dia tidak terbangun meskipun hari sudah terang. Bibi yang sibuk di dapur pun tidak membangunkan wanita yang baru saja selesai melahirkan itu.

Semua anggota keluarga sudah berada di ruang makan untuk menikmati sarapan. Tidak ada yang ingat apalagi peduli pada Amira yang memamg sudah diusir dari rumah mereka.

“Dika, apa berkas untuk perceraian sudah siap?” tanya Marni.

“Sudah, Ma,” jawab Andika.

“Apa kita bisa makan dengan tenang dan tidak membahas apa pun?” Handoko menatap tajam pada Marni.

“Aku hanya mengingatkan Andika agar dia mempercepat proses perceraian dengan wanita lemah itu. Melahirkan satu bayi saja tidak mampu. Menghabiskan uang selama program,” kesal Marni.

“Ah, Ibu pasti masih tidur.” Bibi ragu untuk pergi ke kamar Amira karena dia masih harus menunggu semua orang selesai makan.

“Semalam aku mendengar keributan. Apa yang terjadi?” Handoko menyelesaikan sarapannya. Pria itu mengeringkan mulutnya dengan tisu.

“Menantu sialan itu kembali ke rumah ini. Kenapa dia tidak menjadi gembel saja di jalanan saja,” ucap Marni.

“Apa? Kenapa kamu sangat jahat? Dia itu baru saja selesai melahirkan,” ucap Handoko.

“Biarkan dia pulih terlebih dulu,” lanjut pria itu.

“Tidak. Hari ini, Amira harus keluar dari rumah dan Andika segera mencari istri baru. Aku akan memilih wanita dari kalangan atas. Anak pengusaha atau pembisnis,” tegas Marni.

“Itu bisa mengembangkan bisnis keluarga kita juga. Cari calon keluarga dari lingkungan yang sama bukan seperti Amira yang yatim piatu dan tidak jelas asalnya,” lanjut Marni.

“Papa benar, Ma. Tunggu Amira pulih saja. Kasian dia masih lemah,” ucap Andika.

“Tidak usah kasian. Itu akan membuat dia melunjak. Ingat! Marni itu lemah dan penyakitan. Tidak subur. Kamu ceraikan dia dan akan dengan mudah mendapatkan istri yang lebih cantik serta sehat sehingga bisa dengan cepat memberikan kami cucu,” jelas Marni dengan nada tinggi dan menatap tajam pada putra sematawayangnya.

“Dari awal Mama sudah tidak setuju kamu menikah dengannya. Lihat buktinya, wanita itu benar-benar pembawa sial.” Marni beranjak dari kursi.

“Pasti sekarang dia lagi enak-enakan tidur di kamar tamu.” Marni berjalan menuju kamar tamu di maan Amira sedang tidur.

“Hey, wanita sialan bangun!” Marni membuka dan membanting pintu dengan kasar. Dia melihat Amira yang masih meringkuk di balik selimut tebal. Wanita itu demam.

“Hm.” Amira kesulitan membuka matanya yang bengkak karena terlalu lama menangis. Seluruh tubuhnya sakit.

“Ma.” Amira memegang kepala yang pusing. Dia benar-benar lemah. Perut kosong sehingga rasa lapar semakin membuatnya tidak bertenaga.

“Keluar dari rumah ini segera!” Marni menarik selimut yang menutupi tubuh Amira.

“Dingin, Ma.” Amira memeluk tubuhnya.

“Tidak usah pura-pura. Lebih baik kamu cepat keluar dari rumah ini agar perceraian kalian juga segera diputuskan.” Marni mencengkram tangan Amira dan menarik wanita itu turun dari kasur.

“Aarrhh!” Amira terjatuh di lantai.

“Dasar perempuan lemah,” bentak Marni.

“Ma.” Handoko dan Andika berdiri di pintu. Mereka melihat Amira yang terbaring di lantai dengan wajah pucat dan mata bengkak.

“Cepat, Dika. Usir wanita sialan ini dari rumah. Mama tidak mau melihatnya lagi.” Marni menyeret tubuh Amira keluar dari kamar.

“Cukup, Marni.” Handoko memegang tangan Marni agar tidak menyiksa menantunya yang lemah itu.

“Kenapa? Apa kamu mau membela wanita ini? Jangan-jangan kamu menyukainya.” Marni menatap tajam pada Handoko.

“Apa?” Handoko terkejut dengan tuduhan istrinya.

“Jika tidak. Jangan pernah untuk ikut campur apalagi membelanya!” Marni terus menarik tangan Amira keluar dari kamar.

“Ma, sakit.” Amira hanya bisa pasrah. Dia benar-benar sangat lemah dan tidak berdaya.

“Ma, tolong lepaskan.” Amira merintih. Marni semakin menggila. Dia menjambak rambut panjang menantunya.

“Ma. Kasian Amira.” Andika tidak tega melihat Amira yang kesakitan.

“Jika tidak mau melihat Mama menyakitinya. Cepat bawa wanita ini pergi dan buang di jalanan. Setelah itu kita langsung pergi ke pengadilan agama.” Marni mendorong tubuh Amira ke lantai.

“Hiks hiks.” Amira hanya bisa menangis sesegukan. Dia tidak punya kekuatan untuk melawan.

“Ayo, Pa.” Marni menarik tangan Handoko pergi meninggalkan Amira dan Andika.

“Pak, Ibu pasti lapar,” ucap bibi membawa sepiring nasi untuk Amira. Wanita itu takut-takut untuk memberikan makanan kepada istri Andika.

“Ayo, Amira. Kita keluar dulu. Kamu bisa makan.” Andika mengangkat tubuh Amira dari lantai. Wanita itu hanya menurut dan mengikuti suaminya keluar dari rumah.

“Bibi temani Amira. Aku akan mengambil koper.” Andika masuk ke rumah. Amira duduk di kursi taman dekat dari mobil suaminya.

“Ayo makan, Bu. Biar punya tenaga. Ibu harus sehat dan kuat. Lalu bangkit lagi.” Bibi menyuapi nasi ke mulut Amira yang hanya melamun dengan mata terus basah.

“Mm.” Amira mengunyah nasi dengan terpaksa. Dirinya memang harus bangkit dan berjuang dari awal seperti dulu. Hidup sendiri di perantauan dengan keberanian dan nekat untuk bisa sukses di kota.

“Amira, kamu akan pergi kemana?” tanya Andika pada Amira yang hanya diam. Wanita itu mengunyak nasi yang terasa hambar dengan lauk air matanya.

“Amira, aku akan mengantarkan kamu sebelum mama datang.” Andika menatap Amira.

“Kemana aku akan pergi? Aku tidak punya rumah dan tidak memiliki keluarga kecuali kamu,” ucap Amira menatap kosong pada Andika. Dia tidak bisa melihat dengan jelas wajah suami yang akan menceraikan dirinya dan mengusir dari rumah. Matanya tertutup kabut air mata.

“Ke kosan dekat Perusahaan ujung saja, Pak. Di sana murah. Ada bangunan baru yang sedang dipromosikan,” ucap bibi yang sangat peduli dengan Amira. Dia benar-benar kasian pada wanita itu.

“Andai Bibi punya rumah,” gumam bibi pelan.

“Aku antar kamu ke sana saja.” Andika memasukan koper  ke dalam mobil. Dia dan bibi membantu Amira.

“Ibu harus sehat ya. Bibi tidak akan pernah melupakan Ibu,” bisik bibi. Wanita itu masih sempat menyelipkan uang di tas Amira.

“Terima kasih, Bi.” Amira terus menangis. Dia memeluk erat tubuh bibi hingga sesegukan.

“Hati-hati, Bu.” Bibi melepaskan pelukan. Dia melambaikan tangan pada Amira yang duduk di kursi barisan kedua.

“Amira, aku benar-benar minta maaf. Aku tidak bisa memilih antara kamu dan mama,” jelas Andika melihat Amira dari cermin dasbor.

“Aku akan tetap mengirimkan uang ke rekening pribadi kamu,” ucap Andika dan Amira hanya bisa diam.

“Kamu tahukan. Semua bisnis yang aku jalani sekarang ini adalah warisan dari keluarga mama. Papa saja tidak berani membantah,” lanjut Andika.

“Aku masih cinta dan sayang kamu, Amira. Hanya saja kita tidak bisa bersama lagi. Aku harus menikah dengan wanita pilihan mama agar cepat mendapatkan keturunan dengan mudah dan tidak perlu program seperti dengan kamu.” Andika terus bicara. Dia tidak sadar telah melukai hari wanita yang dicintainya.

“Cukup, Dika. Kamu tidak perlu bicara lagi. Kita memang sudah selesai,” tegas Amira menghapus air matanya.

“Terima kasih untuk kebersamaan kita yang manis dan berakhir dengan rasa pahit yang pekat,” ucap Amira menatap tajam pada Andika.

“Hm.” Andika hanya diam. Dia tidak bisa berkomentar lagi.

Pernikahan mereka benar-benar hanya sebentar. Kebahagiaan itu hanya selama pacaran saja. Ketika pernikahan terjadi begitu banyak tekanan dari keluarga Andika. Amira yang harus berhenti bekerja dan melakukan program kehamilan dengan segera karena dia yang tidak langsung hamil setelah satu bulan pernikahan.  Dianggap lemah dan penyakitan.

“Kita sampai.” Andika turun dari mobil dan mengeluarkan koper milik Amira.

“Aku akan menanyakan kosan kosong untuk kamu. Tempat ini masih dibuka untuk umum.” Andika menemui bagian administrasi. Dia berbicara sebentar dan setuju untuk mengambil satu unit rumah petak.

“Aku sudah membayar untuk satu bulan ke depan,” ucap Andika memberikan kartu rumah kepada Amira.

“Terima kasih.”  Amira mengambil kartu tanpa melihat wajah Andika. Dia berlalu begitu saja dengan menarik kopernya. Mengikuti petugas yang mengantarkannya ke rumah kosan yang sempit.

Amira masuk ke dalam rumah. Dia menutup dan mengunci pintu. Menghempaskan tubuh di atas kasur. Menangis dalam diam. Hatinya sakit. Jiwanya hancur. Rasa cinta dan kasih sayang diantar dirinya dan Andika telah sirna. Luka yang begitu dalam ditorehkan.

“Aku adalah wanita mandiri. Aku bisa bangkit sendiri.” Amira meremas ujung bantal.

“Aku harus memulihkan diri dan sembuh. Aku akan melamar pekerjaan di sini.” Amira duduk. Dia melihat berkas yang diberikan pihak perumahan. Di sana tertulis lowongan pekerjaan untuk sekretaris pribadi dari Wijaya Kusuma. Pemilik Perusahaan yang baru saja dibangun di Kawasan perumahan elit dan sederhana.

“Aku tidak akan percaya lagi pada cinta laki-laki. Semuanya bohong. Tidak ada cinta sejati yang setia sampai mati.” Amira menatap kertas di tangannya.

“Aku masih punya sedikit Tabungan sisa program kehamilan. Ini cukup untuk dua bulan ke depan setelah masa nifas sebelum aku mendapatkan pekerjaan.” Amira beranjak dari kasur. Dia membuka dan membongkar isi koper.

“Syukurlah. Andika memasukan semua berkas penting milikku.” Amira tersenyum melihat sertifika dan ijazah miliknya. Dia juga punya surat pengalaman kerja dan menjadi karyawati terbaik.

Ada banyak perusahaan yang mau menerima wanita cantik dan seksi serta memiliki kemampuan. Cerdas dan menarik. Itu dambaan semua orang. Amira memiliki segalanya. Sempurna secara fisik dan bertalenta.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Dinar kasih 1205
suka banget kalau karakter cewek nya nggak menye2
goodnovel comment avatar
Fit Tree Fitri
Terima kasih ...
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
bener kmu g usah sedih mikirin laki2 yg lemah g punya pendirian yg anak mamah ..kmu hrs cpt dpt pekerjaan .biar bisa balam dendam k mak lampir itu semoga perusahaan nya Andika bangrut dn g bisa punya anak juga klo nikah dn s mak lampir jatuh sakut setruk g busa apa2 ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Kelahiran Putra Wijaya Kusuma

    Seorang pria terlihat duduk di depan ruangan operasi. Wijaya Kususma menunggu istrinya Luna Margareta yang sedang melahirkan bayi pertama hasil buah cinta yang sudah lama diharapkan. Seorang model yang awalnya menolak untuk hamil dan melahirkan, tetapi diancam akan dihancurkan kariernya membuat wanita itu tidak bisa menolak permintaan suaminya yang berkuas.“Selamat, Pak. Bayi Anda sudah lahir dengan jenis kelamin laki-laki.” Dokter keluar dari ruangan dan mengucapkan selamat kepada Wijaya Kusuma dengan rasa hormat dan bangga.“Terima kasih. Kapan saya bisa bertemu dengan putra saya?” tanya Wijaya.“Anda bisa menunggu di rungan bayi yang sudah kami siapkan,” jawab dokter.“Suster, tolong antarkan Pak Wijaya ke ruangan,” uca[ dokter pada perawat.“Baik, Dok. Mari, Pak.” Suster tersenyum. Wanita muda itu mencuri pandang untuk bisa melihat wajah tampan dari Wijaya Kusuma.Wijaya mengikuti suster menuju ruang VIP khusus untuk ditempati putra selama berada di rumah sakit. Pria itu melihat

    Last Updated : 2024-05-20
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Pulang ke Rumah

    Wijaya Kusuma terkejut melihat Luna yang duduk di sofa. Wanita itu terlihat sehat dengan cepat. Dia merapikan rambut dan bajunya. Berdandan dengan perlengkapan make yang ada di tas. Di sampingnya telah berdiri seorang asisten.“Apa yang kamu lakukan?” Wijaya Kusuma melihat pada ranjang bayinya. Putra kecil yang masih terlelap dalam tidur.“Aku sudah melaksanakan perintah kamu. Hamil dan melahirkan,” jawab Luna.“Kamu masih harus memberi asi untuk putra kita,” tegas Wijaya Kusuma.“Asi aku tidak keluar. Lihatlah dadaku yang hampir kempis ini. Aku benar-benar harus melakukan perawatan segera. Aku juga sudah menghubungi dokter kecantikan langgananku,” jelas Luna.“Hah! Aku benar-benar harus membuat perut ini kembali rata.” Luna berdiri di depan cermin.“Kapan kita pulang?” tanya Luna.“Kamu bisa pulang sekarang,” jawab Wijaya berjalan mendekati putranya.“Benarkah?” Luna melihat pada asisten pribadinya yang siap sedia membantu wanita itu dalam segala hal.“Pulanglah,” tegas Wijaya.“Baik

    Last Updated : 2024-05-21
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Pertemu Pertama

    Amira benar-benar harus menguatkan diri. Dia tidak tahu dimana makan putranya. Air mata terus mengalir ketika mengingat nasib yang dijalaninya. “Anakku. Devano. Nama yang sudah Mama siapkan untuk kamu.” Amira duduk di lantai. Wanita itu hanya mengenakan dress pendek sebatas paha dengan lengan pendek di rumah kosan yang minimalis.“Mama bahkan belum melihat makam kamu. Mama harus sehat dulu.” Amira menangis sendirian di dalam rumah yang terkunci rapat.“Aku harus keluar untuk mencari bahan makanan.” Amira beranjak dari lantai. Dia menghapus air mata dan merapikan diri. Masuk ke kamar untuk berganti dengan pakaian yang lebih sopan.Amira memang cantik. Tubuhnya tinggi semampai dan padat terisi. Rambut hitam panjang dan bergelombang berkilau sehat terawat. Bola matanya besar dengan warna hitam pekat. Alis rapi asli dengan bulu mata lentik dan panjang. Bibirnya kecil, tetapi penuh dan seksi. Hidung mancung dengan dagu lancip dan berbelah. Dia masih memiliki satu gigi gisul yang manis keti

    Last Updated : 2024-05-30
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Kesedihan Amira

    Dodi memperhatikan Amira yang sedang kebingungan. Wanita itu bahkan sudah melupakan rasa sakit pada kakinya yang masih berdarah. Dia sadar tidak akan mampu mengganti rugi pintu yang tergores dan jari pria yang juga terluka.“Nama dan tempat tinggal Anda serta pekerjaan, Nona?” tanya Dodi.“Amira. Aku baru saja pindah ke sini dan belum punya perkejaan. Rencanaku baru akan melamar di Perusahaan ini,” jelas Amira putus asa.“Kenapa aku sangat sial?” Amira mulai menangis. Dia kembali terduduk di jalanan. Memijit kaki yang terluka.“Apa aku benar-benar perempuan pembawa sial sehingga dibuang begitu saja? Aku kehilangan bayi, rumah dan diceraikan suami. Sekarang harus mengganti rugi mobil dan motor orang yang baru pertama kali aku pinjamkan untuk membeli kebutuhan sehari-hariku dari warung depan..” Amira menatap dengan mata basah pada Dodi yang memperhatikannya. Pria tua itu dengan sabar mendengarkan curahan isi hati Amira yang seusia dengan anaknya bahkan lebih muda.“Kenapa Tuhan begitu ja

    Last Updated : 2024-05-31
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Mengunjungi Makam Devano

    Amira sudah selesai membuatkan makanan untuk dirinya sendiri. Wanita yang terbiasa hidup mandiri itu benar-benar bisa melakukan semuanya dengan sempurna. Dia disiplin sejak kecil agar bisa mencapai kesuksesan di masa depan, tetapi Andika menghancurkan semuanya. Pria itu membuat Amira berhenti bekerja agar bisa hamil dan melahirkan.“Andika, aku harap dia mau menerima panggilan dariku.” Amira yang baru selesai makan mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Andika. Suaminya yang sudah melakukan gugatan cerai ke pengadilan karena mengikuti perintah orang tuanya.“Angkat Andika. Aku hanya mau melihat makan putraku. Aku juga mau bertanya apa kamu menyimpan foto anak kita.” Amira mulai menangis. Hari-harinya hanya dihiasi dengan air mata yang terus mengalir dan membasahi wajahnya yang cantik.“Ya Tuhan. Tolong gerakkan hati Andika untuk menerima panggilanku. Aku hanya ingin melihat makan anakku.” Amira mulai terisak. Dadanya selalu terasa sesak setiap kali mengingat nasib buruk yang menimpa

    Last Updated : 2024-06-02
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Melamar Pekerjaan

    Andika tiba di rumah. Pria itu sudah terlambat untuk makan malam. Dia memarkirkan mobil di garasi dan masuk ke rumah dari pintu belakang. “Kenapa kamu terlambat?” tanya Marni menghentikan langkah kaki Andika yang akan menaiki tangga menuju kamarnya.“Ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan di kantor,” jawab Andika berbohong.“Kamu bukan pergi menemui wanita pembawa sial itu kan?” Marni menatap tajam pada Andika.“Aku pergi berziarah ke makam Devano,” ucap Andika.“Aku lelah, Ma dan juga lapar. Aku mau mandi.” Andika menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar. Pria itu lansung masuk kamar mandi.“Sebenarnya aku sangat rugi jika menceraikan Amira. Mama benar-benar tidak mengerti. Istriku itu rebutan banyak pria. Dia cantik, seksi dan juga cerdas.” Andika berada di bawah shower dengan membiarkan air dingin membasahi tubuhnya.“Ah, tubuh Amira benar-benar seksi dan menggoda. Aroma manis yang selalu aku rindukan. Dia selalu mampu menyiksaku.” Andika menegang. Pria yang sudah pernah ber

    Last Updated : 2024-06-03
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Terluka karena Cinta

    Amira memeriksa saldo yang tersisa di rekeningnya. Wanita itu harus berhemat karena dia belum bekerja sehingga belum ada pemasukan.“Ya Tuhan, tolong hamba. Izinkan aku mendapatkan pekerjaan di Perusahaan Wijaya Kusuma. Gaji yang diberikan paling tinggi dari Perusahaan lain.” Amira berdoa kepada Tuhan. Dia dengan mudah bangkit dari keterpurukan. Wanita itu tidak terlahir dari keluarga kaya yang manja, tetapi terbiasa mandiri dan hidup susah.“Sebenarnya fasilitas menjadi asisten pribadi lebih wah karena tinggal bersama bos, tetapi aku tidak mau berada begitu dekat dengan seorang pria.” Amira melihat perbedaan pendapatan dan fasilitas yang didapat dari menjadi asisten pribadi Wijaya dan bekerha di bagian keuangan.“Padahal jadi sekretaris pribadi sekaligus asisten lebih menggiurkan.” Amira merebahkan tubuh di atas kasurnya. Dia menatap kertas di tangannya.“Tidak masalah. Jika diterima di bagian keuangan. Aku tidak akan bertemu dengan banyak orang. Berbeda ketika menjadi asisten pribadi

    Last Updated : 2024-06-04
  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Amira Salsabila

    Wijaya Kusuma duduk di balik meja kerja. Pria itu masih memeriksa beberapa kandidat calon sekretarisnya. Matanya kembali tertuju pada Amira Salsabila. Wanita yang dijumpainya tanpa sengaja.“Dia adalah kandidat terkuat, tetapi kenapa lebih memilih bagian keuangan?” tanya Wijaya Kusuma pada dirinya sendiri, tetapi terdengar oleh Dodi.“Gaji sekretaris jauh lebih besar dan fasilitas banyak. Jadi, lebih menguntungkan,” ucap Wijaya.“Sekretaris pribadi jauh lebih sibuk. Dia wanita cerdas, tentu saja akan memilih di bidang keuangan karena masih memiliki waktu luang.” Dodi tersenyum.“Benar dan aku butuh wanita cerdas.” Wijaya Kusuma tersenyum.“Dia satu-satunya yang berkompeten di bidang keuangan,” ucap Dodi dan Wijaya Kusuma terdiam.“Anda bisa melihatnya kan.” Dodi mengetuk layar computer di depan Wijaya.“Aku sendiri yang akan mewawancarinya,” tegas Wijaya Kusuma.“Hanya Amira atau semua?” tanya Dodi.“Amira saja,” jawab Wijaya Kusuma.“Baik. Dia berada di nomor urut terakhir,” ucap Dodi

    Last Updated : 2024-06-06

Latest chapter

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 323 Harapan di Masa Depan

    Keano dan Devano berada di kelas yang berbeda. Pihak sekolah tidak ingin kesulitan membuat dua saudara itu bersaing.“Kita dipisah lagi.” Devano tersenyum setelah tiba di depan kelas sang adik.“Guru akan kebingungan jika kita berada di kelas yang sama.” Keano masuk ke dalam ruang kelasnya.“Ya.” Devano pun melanjutkan langkah kaki yang sempat terhenti.Semua mata tertuju kepada dua bersaudara itu. Baik lelaki atau pun perempuan pasti mengagumi mereka. Tidak ada yang berani bersaing karena telah mengetahui kemampuan anak dari Wijaya Kusuma yang sangat terkenal.“Aku sekelas dengan Keano.” Luci melihat Devano yang melewati ruang kelasnya.“Padahal aku lebih tertarik kepada Devano.” Luci melirik Keano. Dia merasa tertekan dan takut ketika berada di dekat adik Devano.“Cih!” Keano menarik kursi. Remaja itu benar-benar tidak menutupi diri ketika tidak suka pada seseorang. Dia akan memperlihatkannya secara langsung.“Aku harus menjadi siswi tercerdas di kelas ini. Aku dibayar mahal, tetapi

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 332 Selamat Malam

    Keano dan Devano duduk di depan computer mereka. Dua anak lelaki itu telihat sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan tidak saling mengganggu.“Apa Papa boleh masuk?” Wijaya mengetuk pintu kamar yang terbuka.“Ya,” ucap Keano dan Devano melihat kepada papa mereka.“Terima kasih.” Wijaya masuk ke dalam kamar Keano dan Devano. Pria itu duduk di sofa dan kedua putranya mendekat.“Ada apa, Pa?” tanya Devano.“Di mana Mama?” Keano pun bertanya.“Mama di kamar adik kembar. Duduklah.” Wijaya menunjukkan sofa yang berada tepat di depannya.“Apa ada kejadian yang janggal di sekolah?” tanya Wijaya.“Ya. Seorang wanita berusaha mendekati Keano. Dia mengatakan bahwa Keano mirip anaknya yang hilang,” jawab Devano.“Bagaimana perasaan kamu, Keano?” Wijaya menatap Keano.“Aku tidak suka dengan wanita itu,” tegas Keano.“Bagus. Kamu bisa menyelidikinya dan memastikan dia tidak akan berani mendekat. Apalagi sampai melukai perasaan mama kalian,” ucap Wijaya tersenyum.“Tentu saja, Pa. Kami sedang menyel

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 321 Kegelisahan Amira

    Amira dan anak-anak menyelesaikan kegiatan pembukaan ajaran baru di sekolah. Mereka bersiap untuk pulang ke rumah. Leon sudah menunggu di mobil dan melihat istri Wijaya bersama dua putra keluar dari gerbang gedung.“Nyonya sudah kembali.” Leon tersenyum. Pria itu tidak sadar bahwa dirinya semakin dekat dengan Amira dan anak-anak. Dia terbiasa berada di sisi istri dan anak Wijaya. Ada rasa tenang dan senang ketika bisa melihat wanita itu di depan matanya.“Siapa wanita dan anak itu? Kenapa dia terus mengikuti Nyonya?” Leon sangat teliti memperhatikan orang-orang di dekat Amira dan anak-anak.“Mencurigakan.” Leon segera mengirim data kepada anak buahnya. Mengambil gambar orang yang terlalu dekat dengan Amira dan anak-anak. Dia benar-benar harus sangat berhati-hati dan tidak mudah mempercayai siapa pun.“Apa kita langsung pulang?” tanya Leon membuka pintu untuk Amira.“Ya.” Amira memberikan jalan untuk Keano dan Devano untuk masuk lebih dulu ke dalam mobil.“Wanita duluan,” ucap Devano.“

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 320 Ketegasan Seorang Anak Lelaki

    Amira yang menyadari bahwa dia terlalu lama di dalam kamar meminta izin untuk kembali kepada anak-anaknya. Dia tahu segala sesuatu harus diperhitungkan karena akan berakibat fatal.“Aku harus pergi sekarang. Pemisi.” Amira tersenyum dan keluar dari kamar mandi. Langkah kakinya terhenti melihat seorang wanita yang sedang berinteraksi dengan Keano.“Maaf.” Luna menangis.“Kenapa Anda menangis?” tanya Devano dengan lembut.“Dia sangat mirip dengan putraku yang hilang,” jawab Luna.“Tetapi aku bukan putra Anda,” tegas Keano benar-benar tidak suka dengan keberadaan Luna.“Bagaimana jika kamu adalah putraku yang hilang?” tanya Luna menatap Keano.“Itu tidak mungkin. Kami adalah putra dari Wijaya Kusuma dan Amira Salsabila,” tegas Devano menepis tangan Luna yang sangat ingin memeluk Keano.“Aku punya mama yang luas biasa dan bukan kamu!” Keano beranjak dari kursi dan mendorong Luna hingga jatuh ke lantai.“Hah!” Dewi, Amira dan Luciana sangat terkejut. Tenaga Keano benar-benar kuat.“Jangan p

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 319 Berkeliling Sekolah

    Amira memperhatikan keranjang buah yang dibawa Keano. Anak lelakinya duduk dengan tenang dan meletakkan keranjang buah di atas paha sang ibu.“Apa ini, Sayang? Apa kamu mau memakan semuanya?” tanya Amira tersenyum.“Buah-buah ini tidak ada di rumah,” jawab Keano.“Hahaha.” Amira mencubit pipi Keano dengan gemasnya. Wanita itu tertawa melihat tinggah yang tampak lucu. Dia tahu putranya miliki rasa penasaran yang tinggi.“Ini buah-buah dari desa yang hanya dijual di pasar tradisional dan pinggir jalan. Bibi dapur biasa belanja di supermarket sehingga tidak akan menemukan buah-buah local, Sayang.” Amira menyentuh buah-buahan yang ada di keranjang.“Oh.” Keano memperhatikan buah-buahan.“Rasanya manis dan asam. Enak dan segar, Sayang. Coba saja.” Amira memberikan buah cempedak kepada Keano.“Cempedak.” Keano menaikkan alisnya. Dia bisa mencium aroma yang kuat dari buah cempedak.“Cobalah.” Amira mendekati buah cempedak ke mulut Keano dan sang anak pun membuka mulutnya. “Mm. Aku tidak suka

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 318 Sekolah Unggulan Internasional

    Acara penyambutan telah dimulai. Beberapa siswa menampilkan kemampuan mereka sehingga bisa masuk ke sekolah unggulan. Walaupun swasta, tetapi merupakan sekolah internasional yang mengutamakan mutu dan tidak semua orang bisa masuk. Ada seleksi ketat yang harus dilewati.“Devano dan Keano akan menampilkan apa?” tanya Amira dengan lembut.“Tidak ada,” jawab dua bersaudara itu kompak.“Oh.” Amira terkejut dengan jawaban cepat dari dua putranya.“Nama mereka paling atas, tetapi tidak akan menampilkan apa pun. Padahal keduanya menguasai semua elemen.” Amira tersenyum. Dia berbisik di telinga Wijaya.“Sayang, mungkin anak-anak tidak mau terlalu menonjol di awal tahun ajaran baru ini.” Wijaya mengusap pipi Amira dengan lembut.“Kita mau fokus belajar, Ma. Keahlian lain bisa diasah di rumah saja,” jelas Devano tersenyum.“Iya, Sayang.” Amira mencium dahi Devano dan Keano. Wanita itu harus bersikap adil. Sentuhan dan ciuman serta pujian harus diberikan kepada kedua putranya. Tidak boleh hanya sa

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 317 Sekolah Baru

    Devano dan Keano sudah bersiap masuk sekolah. Dua remaja itu memilih sekolah swasta. Wijaya rela membayar mahal untuk Pendidikan anak-anaknya.“Selamat pagi.” Amira masuk ke kamar dua putranya.“Mama.” Keano dan Devano menoleh kepada Amira.“Apa sudah siap berangkat sekolah?” tanya Amira mendekati Keano dan Devano yang bersiap keluar kamar.“Ya, Ma.” Keano dan Devano memeluk Amira.“Anak-anak Mama benar-benar tampan dan menawan.” Amira menciu pipi Keano dan Devano yang harum.“Baiklah. Kita sarapan dulu ya.” Amira menggandengan kedua anaknya dari kamar dan pergi ke ruang makan.“Apa Mama akan mengantarkan kami ke sekolah di hari pertama?” tanya Devano.“Tentu saja, Sayang. Mama kana menemani kalian ke sekolah.” Amira menarik kursi untuk kedua anaknya.“Terima kasih, Ma. Aku bisa,” ucap Devano yang sudah lebih dulu menarik kursi untuk dirinya sendiri. Wijaya memperhatikan dua putrnaya.“Sayang, mereka sudah besar. Bisa melakukan semuanya sendiri. Apalagi hanya menarik kursi,” ucap Wija

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 316 Menyatu dalam Rindu

    WARNING 21++++Amira dan Wijaya telah berada di dalam kamar mereka. Anak-anak pun telah tidur, tetapi Keano dan Devano masih sibuk dengan alat baru yang diberikan oleh papa mereka.“Sayang, anak-anak sudah tidur dan ada baby sister juga. Apa kita bisa mulai?” Wijaya memeluk Amira dari belakang. Wanita itu baru saja melepaskan pakaian dan akan diganti dengan dress malam yang cantik.“Sayang, apa kamu tidak lelah?” tanya Amira tersenyum dan memutar tubuh menghadap Wijaya. Dia menggantungkan tangan di leher suaminya.“Apa kamu meremehkan aku, Sayang? Aku bahkan mampu main sampai pagi. Membuang berkali-kali.” Wijaya segera melahap bibir Amira. Wanita itu bahkan belum sempat mengenakan baju tidurnya. Dia mengangkat sang istri ke dalam gendongannya.“Mmm.” Mahira melingkarkan kedua kaki di pinggang sang suami. Menikmati ciuman hangat dari Wijaya Kusuma.“Aaahhh!” Wijaya berpindah ke leher jenjang Amira. Pria itu benar-benar sangat bergairah. Satu minggu tidak menyentuh istrinya membuatnya ha

  • Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir   Bab 315 Hadiah untuk Semua

    Wijaya tidak heran lagi dengan banyaknya makanan dan minuman karena sudah mendapatkan laporan dari orang-orangnya.“Sayang, apa kamu tidak lelah?” tanya Wijaya duduk bersama sang istri dan anak-anaknya di ruang keluarga.“Tidak lelah. Tidak ada yang aku lakukan selain bermain bersama anak-anak.” Amira tersenyum.“Mama sangat merindukan Papa,” ucap Devano.“Papa tahu itu, Sayang.” Wijaya mengusap kepala Devano.“Karena senang kamu pulang. Jadi, aku masak banyak.” Amira telah menyajikan kue keju kesukaan Wijaya dan anak-anak di atas meja ruang keluarga.“Padahal, papa di rumah saja. Mama tetap rajin membuat kue kesukaan kami,” tegas Keano.“Tentu saja, Sayang. Itu karena Mama sayang dan cinta kalian semua.” Amira memeluk putranya.“Papa, oleh-oleh mana?” tanya Wiliam dan Wilona yang berlari mendekati Wijaya.“Oh, oleh-oleh sudah berada di ruang bermain,” jawab Wijaya mencium pipi Wiliam dan Wilona.“Hore.” Dua anak kembar berlari ke kamar bermain mereka.“Apa kalian tidak minta oleh-oleh

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status