Share

Bab 42

Penulis: Vivy Yu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-24 10:47:56

Tiara duduk di meja dapur, di depannya ada tumpukan bawang putih yang siap dikupas. Ia mengambil satu per satu siung bawang putih itu, jari-jarinya lincah mengupas kulit tipisnya. Di sebelahnya, Bi Susi sibuk melakukan hal yang sama, sesekali tersenyum sambil bercerita tentang sebuah sinetron yang baru saja ditontonnya.

"Sinetron ini ceritanya tentang seorang wanita yang kaya raya, tapi hidupnya penuh masalah," Bi Susi mulai bercerita, antusias. "Dia punya suami yang tampan, tapi ternyata diam-diam punya selingkuhan."

Tiara mengangguk perlahan, meski ia sebenarnya tidak tahu sinetron apa yang dimaksud. "Hmm, terus gimana, Bi?"

"Suaminya itu ketahuan sama istrinya waktu lagi makan malam romantis sama selingkuhannya," lanjut Bi Susi, wajahnya penuh ekspresi. "Istrinya marah besar, tapi karena dia masih cinta, dia memaafkan suaminya. Tapi, tahu nggak, Mbak Tiara? Selingkuhannya itu malah ngelawan, dia ngaku hamil sama suaminya!"

Tiara hanya tersenyum kecil, membiarkan Bi Susi melanjutkan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terperangkap Pernikahan Kontrak   Bab 44

    Malam ini, sesuai rencana, Tiara pergi ke dokter kandungan untuk pemeriksaan rutinnya. Sejak pagi, Adrian sudah memutuskan bahwa ia tidak peduli jika Clarisa marah atau kesal. Baginya, yang terpenting adalah memastikan Tiara dan bayinya baik-baik saja. Lagipula, ia hanya akan menunggu di dalam mobil, tidak akan ikut masuk ke ruangan dokter. Itu sudah cukup baginya, atau setidaknya, ia mencoba meyakinkan dirinya begitu.Di dalam perjalanan, Tiara duduk diam di kursi penumpang, sesekali melirik Adrian yang fokus menyetir. Ia tahu Clarisa akan tidak suka jika tahu suaminya tetap mengantarnya, ia pun sudah sempat menolaknya sebelum berangkat ke sini, namun Adrian cukup keras kepala. Jadi, ia memilih untuk tidak membahasnya.Setibanya di klinik, Adrian memarkir mobil di sudut parkiran yang tidak terlalu mencolok, seperti beberapa bulan lalu Tiara melepas sabuk pengamannya, lalu menoleh ke Adrian. "Mas, aku masuk dulu."Adrian mengangguk. "Iya, Tiara, kamu hati-hati ya."Tiara mengangguk pe

  • Terperangkap Pernikahan Kontrak   Bab 43

    Siang itu, Clarisa memutuskan untuk mengunjungi kantor Adrian. Sudah lama ia tidak mampir ke sana, dan hari ini, karena tidak ada jadwal syuting di sore hari, ia merasa ini waktu yang tepat. Dengan langkah santai, ia memasuki gedung perkantoran yang sudah tak asing lagi baginya. Beberapa karyawan langsung menyapa dengan sopan.“Selamat siang, Ibu Clarisa,” ucap salah satu resepsionis dengan senyuman ramah.Clarisa membalas senyum itu. “Selamat siang. Pak Adrian ada di ruangannya, kan?” tanyanya sambil berjalan menuju lift.“Seharusnya ada, Bu,” jawab resepsionis itu sebelum Clarisa melangkah masuk ke lift.Saat tiba di lantai tempat Adrian bekerja, Clarisa menuju ruang kerja suaminya. Namun, begitu pintu terbuka, ia mendapati ruangan itu kosong. Tidak ada Adrian di sana.Ia berdiri sejenak, mencoba menghubungi Adrian melalui ponselnya, tetapi panggilan itu tidak diangkat. Dengan sedikit rasa penasaran yang bercampur kesal, Clarisa keluar dari ruangan Adrian dan melangkah menuju ruanga

  • Terperangkap Pernikahan Kontrak   Bab 42

    Tiara duduk di meja dapur, di depannya ada tumpukan bawang putih yang siap dikupas. Ia mengambil satu per satu siung bawang putih itu, jari-jarinya lincah mengupas kulit tipisnya. Di sebelahnya, Bi Susi sibuk melakukan hal yang sama, sesekali tersenyum sambil bercerita tentang sebuah sinetron yang baru saja ditontonnya."Sinetron ini ceritanya tentang seorang wanita yang kaya raya, tapi hidupnya penuh masalah," Bi Susi mulai bercerita, antusias. "Dia punya suami yang tampan, tapi ternyata diam-diam punya selingkuhan."Tiara mengangguk perlahan, meski ia sebenarnya tidak tahu sinetron apa yang dimaksud. "Hmm, terus gimana, Bi?""Suaminya itu ketahuan sama istrinya waktu lagi makan malam romantis sama selingkuhannya," lanjut Bi Susi, wajahnya penuh ekspresi. "Istrinya marah besar, tapi karena dia masih cinta, dia memaafkan suaminya. Tapi, tahu nggak, Mbak Tiara? Selingkuhannya itu malah ngelawan, dia ngaku hamil sama suaminya!"Tiara hanya tersenyum kecil, membiarkan Bi Susi melanjutkan

  • Terperangkap Pernikahan Kontrak   Bab 41

    Adrian mengemudikan mobilnya dengan penuh perhatian, menyusuri jalanan kota yang semakin padat seiring dengan bertambahnya waktu, apalagi nanti malam adalah malam minggu, di mana banyak orang akan lebih banyak keluar rumah. Udara petang yang sejuk membelai wajahnya melalui jendela yang sedikit terbuka.Sejak meninggalkan rumah, ia telah berhenti di beberapa toko buah dan supermarket. Di setiap tempat, ia dengan sabar menanyakan stok mangga, tetapi jawaban yang diterima selalu sama, musim mangga sudah berakhir. Beberapa penjual bahkan menatapnya dengan simpati, menyadari betapa gigihnya ia mencari buah yang sudah jarang ditemui itu. Adrian hanya tersenyum dan mengucapkan terima kasih sebelum melanjutkan perjalanannya ke tempat berikutnya.Waktu terus berjalan, jarum jam di dashboard mobil menunjukkan hampir tiga jam sejak ia mulai berkeliling. Rasa lelah mulai menguasai tubuhnya, namun tekadnya belum luntur. Setiap kali ia teringat wajah Tiara yang berharap dan sedikit murung, semanga

  • Terperangkap Pernikahan Kontrak   Bab 40

    Clarisa sedang duduk di depan cermin besar berbingkai kayu mewah di ruang rias yang terang, di sebuah kantor gedung sebuah televisi tempat variety shownya. Cahaya matahari sore masuk melalui jendela besar, memantulkan bayangan wajahnya yang cantik dan tenang di permukaan cermin. Di sekelilingnya, berbagai alat rias tertata rapi di meja panjang, dari palet warna, kuas, hingga produk kecantikan yang tampak mahal. Di sudut ruangan, sofa empuk berwarna krem terlihat nyaman, lengkap dengan bantal-bantal kecil yang menghiasinya.Lina, seorang makeup artis, berdiri di sampingnya dengan sikap profesional namun ramah. Tangannya yang terampil bergerak dengan cekatan, mengoleskan foundation pada wajah Clarisa dengan kuas lembut. Sesekali, Lina berhenti untuk memastikan setiap detail sempurna, mencocokkan warna dan tekstur agar sesuai dengan kulit Clarisa."Mbak Clarisa, kamu masih aja secantik dulu. Aku suka merias kulitmu, halus banget," Lina memuji sambil terus bekerja, matanya fokus pada seti

  • Terperangkap Pernikahan Kontrak   Bab 39

    Clarisa melangkah menuju kantor Adrian siang itu. Sesampainya di lantai yang dituju, ia berjalan melewati beberapa karyawan yang sibuk dengan pekerjaan mereka. Matanya tiba-tiba tertarik pada seorang karyawan wanita yang duduk di sudut ruangan, tampak sibuk dengan sesuatu yang berbeda dari yang lain.Penasaran, Clarisa mendekat dan melihat lebih jelas. Di meja karyawan itu, ada dua testpack kehamilan dan foto USG yang sedang dirangkai dengan hiasan manis. Clarisa mengerutkan kening, merasa aneh melihat hal itu dilakukan di tengah jam kerja.“Ini jam kerja, kenapa kamu malah sibuk dengan hal seperti ini?” tanya Clarisa dengan nada tajam.Karyawan itu mengangkat wajahnya, tampak terkejut sejenak sebelum menjawab dengan tenang, “Saya pikir Bu Clarisa sudah tahu, ini Pak Adrian yang menyuruh saya.”Clarisa merasa hatinya mencelos mendengar jawaban itu. Wajahnya berubah sedikit. “Benarkah itu foto USG bayiku?” tanyanya, berusaha memastikan.Karyawan itu mengangguk, tersenyum ramah. “Iya, B

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status