ホーム / Romansa / Terperangkap dalam Pelukan Terlarang / Bab 2. Bau Harum yang Memabukkan

共有

Bab 2. Bau Harum yang Memabukkan

作者: Pwati
last update 最終更新日: 2025-10-03 12:49:06

Ateera berdiri dengan kepala yang menunduk, seraya menautkan kedua tangannya satu sama lain.

Telanan saliva yang dia lakukan, menunjukkan keadaannya yang tengah merasa begitu ketakutan.

Sementara di depannya, seorang pria tampan berdiri dengan tatapannya yang tajam. Tubuhnya yang jangkung menutupi Ateera, memberinya tekanan yang begitu mengintimidasi.

“Siapa yang mengizinkanmu masuk ke dalam kamarku?”

Suara berat itu berhasil membuat kedua bahu Ateera terangkat.

“Ma-maafkan saya Tuan Muda. Sa-saya adalah pelayan baru, dan saya—“

“Ah, pelayan baru. Begitu rupanya,” sela pria itu. Dia lalu membungkuk sedikit, mendekatkan jarak wajahnya pada Ateera. “Kau tahu hukuman apa yang diberikan pada seseorang yang berani masuk ke sini tanpa izin?”

Tubuh Ateera langsung gemetar, saat menggaris bawahi kata hukuman yang terucap dari bibir tuan muda itu.

“Tolong maafkan saya Tuan, sa-saya berjanji. Saya tidak akan melakukan kesalahan ini lagi, sa-saya—“

“Heuk!”

Deg!

Suara itu refleks membuat ucapan Ateera terhenti, dia lantas mendongak dan mendapati ekspresi tuan mudanya yang berubah.

Penuh rasa sakit, dan wajahnya yang tiba-tiba memerah seakan tubuh pria itu tengah terbakar.

“Tu-Tuan Muda, apa yang terjadi pada Anda. Wajah Anda ....”

Pria itu tidak menjawab, justru semakin menunjukkan rasa sakit yang kini menggerogoti tubuhnya.

Merasa situasi semakin tak terkendali, Ateera merasa jika ia harus segera bertindak.

“Tuan Muda, saya akan memanggil kepala pelayan. Tolong tunggu sebentar.”

Dengan perasaan panik, Ateera berjalan melewati majikannya itu. Namun, pria itu tiba-tiba terdiam, seperti terkejut dengan sesuatu. “Bau ini,” gumamnya.

Dia lantas berbalik dan refleks memegang tangan Ateera. Dimana, apa yang dia lakuan itu berhasil membuat Ateera berbalik dengan ekspresi yang terkejut.

“Tuan Muda?”

“Kau pikir bisa keluar begitu saja?”

“...?”

“Kau masuk kemari tanpa izinku, dan kau ingin keluar tanpa izinku juga?”

“Tuan Muda ... heup!” Ateera terkejut setengah mati, kala tuan mudanya itu menarik tangannya keras dan mencium bibirnya begitu saja.

Kedua matanya membulat sempurna, terlebih saat ia merasakan bibir pria itu yang melumat bibirnya.

“Tu-Tuan Muda ... hmpphh, ahh.” Ateera berusaha memberontak, dia mendorong tubuh tuan mudanya itu, namun sialnya pria ini terlalu kuat.

Dia bahkan memperdalam ciumannya, dan berusaha membuka bibir Ateera. Memasukkan lidahnya, dan mengulum lidah Ateera dengan begitu lihai, sampai-sampai membuat Ateera terkejut untuk yang ke sekian kalinya.

Seketika tubuh Ateera melemas, bukan hanya karena ciuman ini, tapi juga karena pria ini tidak memberinya sedikit pun ruang untuk bernapas.

“Sudah kuduga, ternyata rasanya memang manis,” ucap pria itu setelah melepaskan ciumannya.

Sementara di depannya, Ateera bernapas dengan terengah-engah. Rasanya baru saja dia berada dalam situasi antara hidup dan mati.

Pria ini, kenapa dia menciumnya, dan itu pun sangat tiba-tiba.

Grep!

“Tuan Muda!” Ateera menurunkan pandangan dengan pupil matanya yang kembali melebar, saat ia melihat tangannya yang digenggam oleh pria itu. “Tu-Tuan Muda, tolong lepaskan saya,” pintanya.

“Apa, lepaskan?” Pria itu menyeringai. “Baiklah, aku akan melepaskanmu. Tapi setelah kau mendapatkan hukuman.” Dia lalu mendorong Ateera, hingga membuat wanita itu terjatuh ke lantai.

Ateera meringis kesakitan, namun ekspresinya itu seketika berubah, kala kedua matanya melihat tuan mudanya yang berjalan mendekat.

Seraya menelan salivanya, Ateera bergerak mundur, karena entah kenapa raut wajah tuan mudanya saat ini terlihat begitu menakutkan baginya.

"Tu-Tuan Muda, sa-saya mohon...”

“Tidak ada ampunan, untuk seorang pelanggar aturan sepertimu,” ucap pria yang kemudian mencium bibir Ateera lagi. Namun kali ini dengan lebih ganas dan brutal.

Pria itu mengulum lidah Ateera, meminum salivanya seakan saat ini ia tengah kehausan.

Tak cukup hanya itu, setelah cukup puas dengan bibir Ateera, dia lalu menurunkan ciumannya, jatuh pada leher putih nan jenjang Ateera, menghisapnya kuat sampai meninggalkan bekas merah di sana.

Tangannya juga mulai nakal, dengan meremas kuat dada Ateera seraya memainkan bulatan kecil yang menegang di sana.

Mendapatkan perlakuan tidak senonoh seperti ini, tentu saja Ateera tidak tinggal diam. Dia berusaha terus memberontak, dan mendorong jauh tubuh pria itu.

Namun kekuatannya sama sekali tak berguna, terbukti dari tubuh pria itu yang sama sekali tidak bergerak.

“Heuk! Ahh!” Ateera terperanjat, saat merasakan gigitan di area dadanya. “Ti-tidak, Tuan Muda. Tolong berhenti!”

“Berhenti? Di saat milikmu sudah sebasah ini?”

“Aahhhh!”

“Apa kau yakin?”

Tubuh Ateera menegang, saat tangan nakal pria itu menyentuh area paling pribadinya.

Napasnya tersendat, dia merasa begitu aneh.

“Kecil sekali, ini pasti akan sangat sempit. Iya, kan?”

Ateera tidak menjawab, dia hanya terus berusaha untuk menemukan cara agar terbebas dari situasi menakutkan ini.

“Kau sudah melihat milikku kan tadi? Ini pasti tidak akan muat, kan? Karena itu....”

“Aahh, haaa.” Ateera mengerang, saat tak terduga pria itu memasukkan satu jarinya ke dalam miliknya. Seakan tengah menggali sebuah lubang, jarinya yang tebal dan panjang terus menerobos masuk, memainkan dinding bagian dalam milik Ateera.

“Hiks, Tuan Muda. Tolong lepaskan saya.” Ateera meminta dengan nada mengiba, berharap pria ini mau melepaskannya.

Tapi seakan sudah ditutupi kabut gairah, pria itu sama sekali tidak mau berhenti. Terlebih saat bau harum tubuh Ateera terus tercium, dan membuatnya mabuk karenanya.

“Tidak, Tuan Muda jangan!” Ateera merasa panik, kala dengan kedua tangan pria itu mengeluarkan miliknya yang sudah begitu besar.

“Tuan Muda, jangan lakukan ini. Saya mohon.”

“Tenanglah, rileks dan jangan tegang atau kau akan sangat kesakitan.”

“Tidak, Tuan Muda jangan ... aargghhhh!” Teriakan terdengar begitu keras keluar dari mulut Ateera.

Bagaimana tidak, saat benda keras dan besar itu masuk, rasa sakit luar biasa mulai menghantamnya.

Tidak seperti jarinya, benda besar pria itu seakan merobek paksa miliknya, dan menghancurkannya hingga berkeping-keping.

“Hei, kau baik-baik saja?”

“....”

“Kalau begitu aku akan mulai bergerak.”

Seraya memegang erat kedua tangan Ateera dan menaruhnya di atas kepala wanita itu, pria itu pun mulai bergerak. Hingga kembali terdengar suara desahan sekaligus rintihan dari Ateera yang menjadi satu.

“Ahh, eungghh, ahh.” Ateera tak kuasa menahan suaranya, terlebih benda itu terus menggali jauh dan lebih dalam di dalam miliknya.

Saat ini, Ateera merasa pikirannya sudah hilang dan tubuhnya sudah mengambil alih semuanya.

Dia tidak bisa mengendalikan lagi perasaannya, dan hanya bisa menerima semua perlakuan ini.

“Tuan Muda, ahh...”

“Valiant, di saat seperti ini. Bukankah lebih bagus jika kau memanggil namaku?”

Ateera menggeleng, seraya punggung tangannya itu menutupi mulutnya.

Air matanya menetes, dia menyesali kehidupannya yang seperti ini.

Seketika wajah adiknya pun terbayang, membuat air mata Ateera turun semakin deras.

“Hei, saat sedang melakukan ini denganku, kau masih berani memikirkan hal lain?” Valiant meraih dagu Ateera, dan menghadapkannya padanya.

Saat Ateera mulai melihatnya, Valiant pun beralih menyentuh tangan wanita itu lalu menciumnya.

Awalnya Ateera hanya diam, namun pupil matanya langsung melebar, saat dia melihat cincin yang melingkar di jari manis Valiant.

‘Cincin? Di jari manis? Itu ... apa itu artinya tuan muda sudah memiliki tunangan, atau mungkin ... istri?’ batinnya dengan ekspresi terkejut.

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Terperangkap dalam Pelukan Terlarang   Bab 6. Pelayan Pribadi

    “Kalau begitu saya permisi Tuan Muda,” ucap dokter James, dia membungkuk terlebih dulu sebelum akhirnya pamit pergi dari sana.Dan kini, hanya tersisa Valiant dan kepala pelayan Robert di sana.“Saya juga permisi Tuan Muda...”“Robert,” panggil Valiant yang berhasil menghentikan gerakan dari pria paruh baya itu."Ya, Tuan? Apa masih ada yang Anda butuhkan?” tanyanya.“Langsung saja, kau tahu tentang kejadian di malam itu, kan?”“Benar Tuan,” jawab Robert tanpa mengelak.“Itu artinya kau juga tahu gadis yang tidur denganku itu.”“Saya tahu Tuan Muda.”“Cari tahu tentang wanita itu, dan bawakan hasilnya padaku besok!”“Baik Tuan Muda.”“Dan juga, selain kau dan aku jangan ada lagi orang yang tahu tentang masalah ini termasuk mama dan Victoria.”“Sesuai perintah Anda, Tuan.”“Dan satu lagi Robert, jadikan wanita itu pelayan pribadiku.”“Maaf? Apa Anda yakin, Tuan?”“Ya, karena aku harus memastikan sesuatu,” jawab Valiant seraya kembali menunjukkan smirknya, dimana ekspresinya saat ini pe

  • Terperangkap dalam Pelukan Terlarang   Bab 5. Satu Tetes Saliva yang Manis

    Matahari bersinar begitu terik saat ini, wajar saja karena waktu memang sudah menunjukkan pukul 13.05 siang. Saat ini, Ateera terlihat berada di rumah sakit. Sudah sekitar satu minggu ia tak melihat kondisi Arash dengan benar, dan sekarang ia merasa khawatir, takut-takut kondisi adiknya itu akan memburuk. Karena itu, dengan keberanian besar, ia meminta izin keluar pada kepala pelayan. Beruntungnya kepala pelayan mengizinkannya begitu saja. Dia bahkan tidak bertanya banyak hal dan hanya memberikan aturan jam pulang saja. Dia merasa bersyukur dengan itu, terlebih karena kejadian buruk yang dia alami akhir-akhir ini membuat pikirannya begitu kacau, mungkin dengan bertemu adiknya dia jadi bisa bersemangat lagi. Saat tiba di ruang perawatan Arash, Ateera pun langsung membuka pintu di sana dengan perasaan tidak sabar. “Arash.” Terlihat bocah laki-laki yang berusia sekitar 10 tahun pun menoleh saat mendengar seseorang yang memanggil namanya. “Kakak.”’ Dengan suara ceria, bocah laki

  • Terperangkap dalam Pelukan Terlarang   Bab 4. Jadi, Itu Benar...

    Pagi itu suasana mansion Orville tampak begitu sibuk, tak sekali dua kali para pelayan terlihat berlalu lalang untuk mengerjakan pekerjaan mereka. Termasuk Ateera yang saat ini tengah membersihkan area lantai satu.Ekspresinya begitu cemas dan gelisah. Bagaimana tidak, walaupun sudah berusaha untuk melupakan kejadian buruk yang dia alami tadi malam, tapi tetap saja itu tidak mudah.Karena secara tiba-tiba pengalaman buruk itu hinggap di kepalanya dan mengganggu aktivitasnya. Seperti sekarang, dia sama sekali tidak fokus. Terlebih dia juga takut jika akan bertemu dengan tuan mudanya itu.‘Aku harap tuan muda akan benar-benar tidak ingat dengan wajahku,’ batinnya penuh harap.“Ra ... Ateera!”Deg!Ateera tersentak, ketika suara keras itu terdengar memanggilnya.Dia lantas menoleh, dan mendapati rekan sekamarnya yang datang menghampirinya.“Kau melamun? Aku tadi memanggilmu beberapa kali tapi kau tak kunjung menjawab.”“Ah, be-benarkah? Aku tidak dengar,” jawab Ateera.“Hmm.”Saat ini At

  • Terperangkap dalam Pelukan Terlarang   Bab 3. Kau Tidak Akan Bisa Lari Dariku

    “Tidak Tuan Muda, jangan ...!”Deg!Ateera membuka matanya sekaligus, dia terdiam sesaat dengan napas yang terengah.Mimpi apa yang baru saja ia alami, mengapa terasa begitu nyata hingga sangat menakutkan.Ateera lantas menutup kedua matanya lagi seraya menarik napasnya dalam, dia ingin menenangkan diri sebentar, namun kemudian...Dadanya itu kembali berdebar keras, kala ia merasakan sesuatu yang berat di atas perutnya.Kepala Ateera menyuruk, bola matanya langsung melebar sempurna saat melihat sebuah tangan kekar melingkar di sana.Dengan perasaan gelisah sekaligus takut, Ateera pun memberanikan diri untuk melihat ke samping kirinya. Rasa terkejutnya kembali, ketika seorang pria dengan tubuh telanjang terlihat olehnya dan tengah tertidur dengan begitu lelap.Kini, Ateera baru menyadari jika keberadaannya sekarang bukanlah di dalam kamarnya, melainkan di kamar tuan mudanya yang dia masuki semalam."Heuk!" Ateera tersentak, dengan satu tangannya yang menutupi bibir.Sekarang dia ingat,

  • Terperangkap dalam Pelukan Terlarang   Bab 2. Bau Harum yang Memabukkan

    Ateera berdiri dengan kepala yang menunduk, seraya menautkan kedua tangannya satu sama lain.Telanan saliva yang dia lakukan, menunjukkan keadaannya yang tengah merasa begitu ketakutan.Sementara di depannya, seorang pria tampan berdiri dengan tatapannya yang tajam. Tubuhnya yang jangkung menutupi Ateera, memberinya tekanan yang begitu mengintimidasi.“Siapa yang mengizinkanmu masuk ke dalam kamarku?”Suara berat itu berhasil membuat kedua bahu Ateera terangkat.“Ma-maafkan saya Tuan Muda. Sa-saya adalah pelayan baru, dan saya—““Ah, pelayan baru. Begitu rupanya,” sela pria itu. Dia lalu membungkuk sedikit, mendekatkan jarak wajahnya pada Ateera. “Kau tahu hukuman apa yang diberikan pada seseorang yang berani masuk ke sini tanpa izin?”Tubuh Ateera langsung gemetar, saat menggaris bawahi kata hukuman yang terucap dari bibir tuan muda itu.“Tolong maafkan saya Tuan, sa-saya berjanji. Saya tidak akan melakukan kesalahan ini lagi, sa-saya—““Heuk!”Deg!Suara itu refleks membuat ucapan A

  • Terperangkap dalam Pelukan Terlarang   Bab 1. Malam Mencekam

    “Ateera, malam ini tugasmu untuk membersihkan kamar tuan muda,” ujar salah seorang pelayan.“Sa-saya?” tanya Ateera dengan suaranya yang terdengar ragu-ragu.“Ya, kau.”“Ta-tapi, saya—““Ini perintah dari kepala pelayan, sebagai pelayan baru apa kau sudah berani menentangnya?”“Ah ti-tidak, saya akan lakukan.”“Ya, itu memang sudah tugasmu.” Pelayan senior itu hendak pergi, namun sejurus kemudian dia pun berhenti dan berbalik lagi pada Ateera. “Oh iya, ada yang harus aku beritahukan padamu.”Ateera pun mengangkat wajahnya, dan melihat pada rekan sesamanya itu.“Kau tahu, tuan muda itu terkenal dingin dan tak tersentuh. Beliau sangat tidak suka jika ada seseorang yang mengganggu miliknya. Jadi perhatikan baik-baik letak barang-barangnya, jangan ada satu pun posisinya yang berubah.”“Jika kau melakukan kesalahan sedikit saja, kami tidak bertanggung jawab. Apa kau mengerti?” jelasnya.“Baik.”“Ah dan satu lagi, tuan muda akan kembali pukul 9 malam, jadi pastikan kau menyelesaikannya sebe

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status