Share

Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan
Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan
Author: Erdin Xes

Aborsi

Air mata yang terus mengucur di kedua mata Dini, tidak menyurutkan langkah Ferdi untuk mengajaknya bertemu dengan dokter Oki. Ini sudah kesekian kali bagi Dini melakukan aborsi di tempat praktek dokter Oki. Rasa sakit yang sudah sering Dini rasakan, mungkin sudah tidak asing lagi.

"Apa kamu tega melakukan ini pada buah hati kamu sendiri?" tanya Dini sembari berurai air mata.

"Tidak! Aku pikir ini lebih baik dari apapun. Aku tidak ingin memiliki anak dari kamu. Aku tidak pernah ingin kita memiliki anak seperti keinginanmu," jawab Ferdi dengan wajah marahnya.

Tanpa pikir panjang, Ferdi pun menarik tangan Dini masuk ke dalam ruang praktek dokter Oki. Tetapi Dini tetap berusaha untuk bebas dari paksaan Ferdi. Dini mengigit tangan Ferdi sekuat mungkin. Hingga perlahan Ferdi pun melepaskan cengkraman tangannya di tangan Dini.

Tidak membuang kesempatan, Dini segera pergi dari hadapan Ferdi. Di mana Dini berlari sekencang mungkin untuk menghindari Ferdi.

Tetapi perut Dini yang kembali terasa sakit. Memaksanya untuk tidak kembali berlari. Dia terdiam memegangi perutnya, sebelum jatuh sembari mengerang kesakitan.

Bukannya menolong Dini, Ferdi justru menyeret Dini dengan begitu kasarnya. Tidak ada rasa iba dari Ferdi sedikitpun, dia begitu kesal akan Dini yang tidak mau menuruti permintaannya.

Tidak ada yang simpatik akan Dini, mereka terlihat biasa saja ketika melihat Ferdi memperlakukan Dini dengan begitu. Pengunjung klinik dokter Oki, sama sekali tidak peduli dengan perlakuan kasar dari Ferdi pada Dini. Apalagi beberapa dari mereka memang sudah kenal Oki. Sehingga mereka mendukung sepenuhnya Oki, di banding harus mendukung Dini yang dianggap sebagai seorang perempuan yang tidak baik-baik.

Tiba di ruang dokter Oki, Dini kembali berontak. Kali ini Dini membuat seisi ruangan dokter Oki berantakan. Dia melempar setiap benda yang ada di dekatnya. Seketika apa yang dilakukan oleh Dini. Langsung mendapatkan teguran keras dari dokter Oki. Dia meminta Dini untuk bersikap sopan. Sebab saat ini Dini sedang berada di dalam ruang praktek dokter Oki.

Tetapi Dini tidak peduli, dia mengambil gunting. Mengancam dokter Oki dengan gunting yang terlihat tajam tersebut. Dokter Oki pun langsung terlihat kepayahan meladeni Dini yang semakin agresif. Hingga dokter Oki meminta bantuan pada Ferdi untuk menenangkan Dini.

Melihat Dini yang menggenggam sebuah gunting operasi. Ferdi pun sedikit ketakutan, tentu ada kekhawatiran yang dirasakan oleh Ferdi akan Dini. Tetapi ia tetap tenang, sehingga berhasil merebut gunting dari tangan Dini. Ferdi pun langsung membuang gunting tersebut. Sebelum memeluk tubuh Dini dengan sekuat tenaga.

"Ayok Dok, suntikan obat penenangnya. Biar dia bisa kita eksekusi," ucap Ferdi.

Dokter Oki segera mengambil jarum suntik, sebelum menyuntikkan ke bagian lengan atas dari Dini. Seketika Dini pun langsung lemas dibuatnya. Sehingga proses pengguguran kandungan dari Dini akan lebih mudah lagi.

Melihat Dini yang terbaring lemah tidak berdaya. Sedikit rasa iba mulai dirasakan oleh dokter Oki. Dia merasa kasihan akan Dini yang selalu dipaksa untuk mengugurkan kandungannya oleh Ferdi. Padahal Dini selalu berharap Ferdi akan menerima anak yang dikandungnya. Tetapi Ferdi enggan menerima anak dari Dini.

"Apa kamu mau melakukan ini?" tanya dokter Oki dengan wajah iba.

"Maksud Dokter?" tanya balik Ferdi dengan wajah bingung.

"Saya pikir kenapa kamu tidak menikahi Dini saja. Dia tulus mencintaimu. Apalagi yang membuatmu tidak yakin dengan dia?" terang dokter Oki.

Ferdi tertawa kecil. Sebelum melempar gelas yang ada di sampingnya.

"Kamu saya bayar untuk melakukan semuanya. Bukan menjadi seorang yang ikut campur dalam urusan pribadi saya. Jika kamu terlalu banyak bicara, bukan tidak mungkin saya akan membongkar praktek aborsi kamu ini. Ingat itu!" Ferdi mengancam dokter Oki dengan tatapan tajam.

Khawatir praktek sesat yang dilakukan olehnya di bongkar oleh Ferdi. Dokter Oki pun akhirnya lebih memilih dia. Dia segera menuruti permintaan dari Ferdi. Permintaan dari Ferdi akan Dini yang akan segera dilakukan proses pengguguran kandungan. Beberapa obat sudah disiapkan oleh dokter Oki. Sehingga proses pengguguran kandungan pada Dini akan segera dilakukan.

Air mata dokter Oki mulai menetes membasahi tubuh Dini. Dia merasa iba melihat Dini yang harus kembali melakukan praktek aborsi. Padahal Dini terlihat seperti seorang perempuan yang baik hati. Tetapi Dini justru mencintai seorang pria yang salah. Pria yang di penuhi dengan kepalsuan.

Hampir 3 jam melakukan operasi pengangkatan janin dari Dini. Rasa penyesalan mulai dirasakan oleh dokter Oki. Di mana ia merasa menyesal telah melakukan perbuatan itu untuk kesekian kalinya. Ada rasa ingin menghentikan semuanya, tetapi ia merasa sudah hina. Sehingga ia tetap menjalankan praktek aborsi tersebut.

Baru akan keluar dari dalam ruang operasi Dini. Dokter Oki langsung dikejutkan oleh kondisi Dini yang sudah siuman. Dokter Oki terlihat gembira melihat Dini yang sudah siuman.

Tetapi ia kembali panik saat melihat Dini yang tiba-tiba berteriak tidak jelas. Dokter Oki berusaha kembali menyuntikkan obat penenang di tangan kanan Dini. Tetapi usaha dari dokter Oki langsung di gagalkan oleh Dini. Seketika dokter Oki pun langsung tersungkur oleh usaha dari Dini. Namun selepas itu, Dini kembali mengerang kesakitan. Luka bekas operasi yang dilakukan oleh Dini. Benar-benar membuat dia tidak berdaya, ia hanya bisa mengerang kesakitan di atas ranjang. Sembari memanggil nama Ferdi dengan sekuat tenaga.

Ferdi segera masuk ke dalam ruang operasi. Dia melihat Dini yang mengerang  akesakitan. Bukan menolong Dini, Ferdi justru terlihat puas melihat Dini yang sukses melakukan aborsi.

"Kamu harus kuat. Lagipula hal ini bukan hal asing bagi kamu. Seharusnya kamu tidak berlebihan seperti ini. Kamu sudah sering melakukan ini. Jadi tidak usah berpura-pura untuk mendapatkan simpati," ucap Ferdi dengan santainya.

Dokter Oki yang berada di samping Ferdi. Sama sekali tidak menyangka Ferdi akan begitu mudah mengatakan hal itu pada Dini. Padahal Dini begitu mencintai Ferdi. Tetapi Ferdi tidak pernah membalas ketulusan cinta Dini. Ia sama sekali tidak melakukan apapun yang seharusnya dilakukan. Ferdi seorang yang tidak memiliki hati.

Dini merasa sakit dengan semua yang dilakukan oleh Ferdi. Tetapi cinta yang tulus akan Ferdi. Menghapus rasa sakit yang dialaminya. Dini menepikan semuanya, hanya untuk kembali mendapatkan cinta dari Ferdi.

Ferdi mendekat ke arah Dini. Mengelus lembut Dini dengan begitu lembut. Seakan menunjukkan cinta yang besar akan Dini. Walaupun apa yang Ferdi lakukan pada Dini, sama sekali bukan cinta yang seperti Dini berikan pada Ferdi. Cinta palsu Ferdi demi kepentingan semata. Mengekploitasi tubuh Dini sebagai pemuas napsunya saja. Itu yang selalu dilakukan oleh Ferdi akan Dini.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status