Share

Berangkat

Author: Erdin Xes
last update Last Updated: 2023-10-20 10:41:52

Dua koper perlengkapan dari Dini sudah siap berada di dalam koper. Sebagian besar isi dari koper itu adalah pakaian serta alat kosmetik yang memang sudah disiapkan oleh Dini selama di desa. Bi Sanih pun sudah tidak sabar untuk mengantar Dini menuju ke kampung halamannya. Di mana tempat itu akan menjadi rumah baru bagi Dini dalam menemukan jati dirinya.

Darmawan pun terlihat turut gembira dengan kepergian Dini ke desa tempat bi Sanih tinggal. Darmawan merasa tempat baru yang Dini akan tinggali itu, tentu saja akan menjadi tempat yang bagus untuk Dini bisa belajar banyak. Apalagi desa tempat tinggal bi Sanih merupakan desa yang belum tersentuh kehidupan modernisasi yang cukup parah. Sehingga Dini bisa hidup jauh lebih baik lagi di sana.

Sudah hampir 10 tahun, Dini melakukan perang dingin dengan ayahnya sendiri. Tidak ada kata apapun yang Dini ucapkan saat akan pergi. Dini hanya berpamitan pada ibunya saja. Sekalipun ibunya sendiri tidak mengenali Dini sebagai anaknya.

Darmawan pun terlihat bersedih saat melihat bagaimana Dini yang tidak tertarik untuk berpamitan pada dirinya. Padahal Darmawan berharap Dini akan mencium tangan kanannya untuk mendapatkan restu dari Darmawan. Tetapi Dini tidak melakukan itu, dia langsung naik ke dalam mobil. Saat ia sudah mencium tangan kanan ibunya.

Deni merasa sedih melihat bagaimana ayahnya yang sudah tidak dihargai kembali oleh Dini. Deni tidak bisa menyalahkan Dini, sebab itu bagian dari rasa kecewa dari Dini akan Darmawan yang dirasa sudah menjadi penyebab ibunya depresi. Oleh sebab itu, Deni hanya bisa memberikan dukungan pada Darmawan. Dia pun menepuk pundak dari Darmawan, berharap Darmawan bisa lebih tenang lagi dalam menghadapi kondisi yang saat ini sedang dihadapinya.

"Ayah yang sabar, Deni yakin. Suatu hari nanti. Dini pasti akan memaafkan Ayah. Ini hanya soal waktu saja. Jadi Ayah harus sabar dengan semua ini," ucap Deni.

Darmawan pun langsung mengangkat jempol kanannya. Tanda di mana ia baik-baik saja dengan semuanya. Dia hanya berdoa akan keselamatan dari Deni dan Dini untuk sampai di tempat tujuan. Di mana tempat itu akan menjadi tempat yang belajar baru bagi Dini.

Dini lebih memilih untuk duduk di kursi belakang bersama dengan bi Sanih. Sementara kursi bagian depan, di samping Deni di biarkan kosong begitu saja. Deni yang tidak tidak memiliki teman ngobrol sepanjang perjalanan. Akhirnya lebih memilih untuk melakukan panggilan telepon dengan pacarnya. Sepanjang perjalanan itu, Deni terus mengobrol dengan pacarnya. Hingga beberapa kali Deni hampir menabrak mobil lain. Saking Deni yang tidak bisa konsentrasi saat menyetir mobil.

Paling parah tentu saja saat sudah berada di jalanan desa. Di mana Deni tanpa sengaja menyenggol motor butut milik seorang pemuda desa. Sontak pemuda desa itu pun langsung jatuh, usai tersenggol mobil yang dibawa oleh Deni.

Merasa bersalah dengan apa yang sudah dilakukan. Deni segera menghentikan laju mobilnya. Dia menghampiri pemuda desa yang terjatuh tersebut. Deni pun langsung menolong pemuda desa itu. Di mana Deni berharap tidak akan ada hal buruk yang akan terjadi padanya.

Tidak hanya Deni saja yang turun, bi Sanih pun turut turun untuk melihat kondisi dari pemuda desa yang tersenggol mobil Deni. Bi Sanih penasaran dengan pemuda desa yang tersenggol oleh mobil Deni.

Pemuda berpeci serta berpakaian muslim itu ternyata adalah Fachri. Sosok pemuda sholeh yang menjadi dambaan perempuan desa. Selain parasnya yang rupawan, Fachri juga memiliki kemampuan yang mumpuni dalam perkara agama. Tidak heran Fachri menjadi dambaan para kaum hawa di desa.

Deni langsung membantu Fachri mengangkat motor butut Fachri. Dia merasa tidak enak pada Fachri. Sebab berkat kelalaian yang sudah dilakukan oleh dirinya. Motor Fachri pun akhirnya terjatuh.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Deni dengan wajah bersalah.

"Alhamdulillah. Saya baik-baik saja. Mas tidak perlu khawatir," jawab Fachri dengan lembut.

Bi Sanih yang mengenali sosok Fachri. Seketika mulai terkejut melihat Fachri yang sudah jauh berubah. Sudah hampir 7 tahun bi Sanih tidak pulang ke kampung halamannya. Tentu sudah banyak perubahan yang terjadi pada Fachri. Di mana fisik dari Fachri yang sudah semakin terlihat sempurna.

"Kamu Fachri cucunya kiayi Musthofa Abraham, bukan?" tanya bi Sanih dengan wajah antusias.

"Benar sekali Bibi. Saya Fachri Abraham, anak dari Firmansyah Abraham. Dan cucu kiayi Musthofa Abraham," Fachri memperkenalkan diri.

Bi Sanih yang kagum dengan perubahan wajah dari Fachri. Langsung menyentuh pipi Fachri dengan begitu lembutnya. Dia terlihat begitu antusias dengan Fachri yang semakin terlihat begitu tampan. Persis seperti sosok ayahnya, sosok kiayi muda yang memiliki karisma tersendiri.

"Perkenalkan Fachri, ini adalah Deni. Dia adalah anak majikan Bibi di Jakarta," ucap bi Sanih menarik tangan Deni.

"Perkenalkan nama saya Fachri Abraham," Fachri menyodorkan tangan kanannya.

"Saya Deni Januar. Kamu bisa panggil saja Deni," Deni menjabat tangan Fachri dengan begitu eratnya.

Dini yang mulai penasaran dengan kejadian yang ada di luar. Segera melepaskan sabuk pengaman yang mengikat tubuhnya. Dia bergegas keluar untuk mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi di luar. Sehingga Deni dan bi Sanih tidak kunjung kembali ke dalam mobil.

Dini pun langsung terkejut saat melihat sosok Fachri. Pemuda tampan yang langsung membuat dia terlihat terpesona dengan ketampanan dari Fachri. Seperti ada sesuatu hal yang berbeda dari sosok Fachri. Ada aura tersendiri yang membuat Dini terlihat begitu terpesona padanya. Tidak biasanya Dini terpesona pada sosok pria muda. Selama ini dia mengagumi sosok pria dewasa yang memiliki umur diatasnya.

"Oh iya Fachri. Perkenalkan juga, ini adalah kembarannya Deni. Namanya Dini Januar," ucap bi Sanih merangkul pundak Dini.

Dini yang antusias untuk bisa berkenalan dengan Fachri. Langsung menyodorkan tangannya. "Dini."

Fachri yang merasa bukan muhrim dari Dini. Tidak menjabat tangan Dini. Dia menaruh tangan kanannya di atas dada. Kemudian dia memperkenalkan nama lengkapnya pada Dini. "Fachri Imam Abraham."

Gayung tidak berambut, Dini pun terlihat malu-malu saat kembali menarik tangan kanannya yang sudah disodorkan pada Fachri untuk berkenalan. Dini tidak tahu, jika menyentuh tangan lawan jenis. Tentu menjadi sebuah perkara yang haram bagi Fachri yang kental akan nilai-nilai agama.

Tidak ada yang harus dikhawatirkan oleh Deni. Fachri tidak mengalami apapun. Sehingga tidak ada biaya ganti rugi yang harus dibayar oleh Deni. Deni pun kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah bi Sanih. Di mana mereka akan istirahat sejenak di rumah bi Sanih. Sebelum nantinya Dini akan tinggal di rumah kontrakan yang sudah di pesan oleh Darmawan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan   Pernikahan

    Dini terlihat begitu cantik saat mengenakan kebaya berwarna putih. Begitu juga dengan Gus Fiment yang terlihat begitu tampan dengan jas berwarna hitam serta kemeja putih. Tidak lupa, sarung dengan kualitas bahan yang prima di kenakan oleh Gus Fiment. Itu semakin membuat Gus Fiment terlihat begitu tampan. Hal yang tidak pernah di duga oleh banyak orang.Beberapa Santriwati mulai tertarik dengan penampilan dari Gus Fiment yang terlihat mempesona. Mereka tidak jemu melihat bagaimana seorang Gus Fiment yang terlihat begitu tampan dengan gaya maskulin yang terlihat begitu berwibawa. Penampilan ciamik yang di perlihatkan oleh Gus Fiment. Semakin membuat banyak santriwati tertarik akan ketampanan dari Gus Fiment.Seorang penghulu sudah di siapkan untuk mewakili pak Suprapto sebagai wali dari Dini. Penghulu itu terlihat sudah begitu siap untuk mengawal pernikahan dari Gus Fiment dan Dini.Khadijah serta anggota keluarga lainnya juga, sudah tidak sabar untuk segera menyaksikan ijab qobul yang

  • Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan   Melamar Dini

    Datang dengan kiayi Musthofa dan Khadijah. Gus Fiment tampil gagah dengan sebuah baju Koko serta celana panjang hitam. Tidak lupa, peci hitam semakin menambah ketampanan dari Gus Fiment di malam ini. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya pada Dini. Gus Fiment datang ke rumah Dini dengan modal nekat saja. Ini kesempatan yang cukup bagus. Mengingat masih ada kembaran dari Dini, yakni Deni. Begitu juga dengan pak Suprapto yang belum pulang ke rumahnya di Jakarta.Tiba di depan rumah Dini, Gus Fiment dengan suara merdunya mulai mengucapkan salam. Ada sedikit rasa gugup yang di rasakan oleh Gus Fiment. Tetapi dia tetap percaya diri untuk bisa mendapatkan cinta Dini. Meminang Dini sebagai istrinya.Dini langsung di buat terkesima dengan penampilan dari Gus Fiment. Dini melihat penampilan dari Gus Fiment begitu mempesona. Apalagi Dini menyukai peci hitam yang di kenakan oleh Gus Fiment. Peci itu begitu ciamik berpadu dengan baju koko yang di kenakan oleh Gus Fiment. Semakin memperlihatkan bagai

  • Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan   Patah Hati

    Ikhlas, tetapi sakit hati tetap di rasakan oleh seorang Fachri. Di sadar, tidak mungkin dirinya akan memaksa Dini untuk bisa cinta pada dirinya. Tidak mungkin juga bagi seorang Fachri untuk bisa mendapatkan cinta dari Dini. Tentu ada pertimbangan yang harus di lakukan oleh Dini akan Fachri. Itu hal yang tidak mudah. Tetapi Fachri selalu berusaha untuk tetap tegar dengan segala hal yang di rasakan. Menikmati semuanya dengan ikhlas. Sekali pun untuk tetap di posisi ikhlas bukan hal yang mudah. Mengingat banyak hal yang sudah di lakukan dengan Dini. Menghapus sebagian kenangan dengan Dini adalah bagian paling sulit yang tidak bisa dengan mudah di lakukan oleh Fachri.Fachri sudah tiba di Mesir dengan versi dia yang baru. Fachri berharap sudah tidak ada lagi rasa sakit yang di rasakan oleh Fachri seperti apa yang di rasakan oleh dirinya saat berada di Indonesia. Bertemu dengan Dini adalah hal yang paling menyakitkan bagi seorang Fachri. Tidak heran dia begitu merasa terbebani saat kembali

  • Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan   Meminta Saran

    Khadijah terlihat begitu santai dengan sebuah buku di tangan kanannya. Begitu juga dengan kiayi Musthofa, yang terlihat menikmati suasana sore ini dengan sebuah buku tebal. Hobi keduanya yang sama-sama membaca, membuat suasana sore mereka di habiskan untuk membaca buku dari penulis terkenal di dunia. Melihat suasana sore yang hangat. Ini akan menjadi kesempatan yang cukup baik bagi Gus Fiment untuk bisa berdiskusi dengan mereka berdua. Tidak hanya diskusi kecil saja. Melainkan sebuah saran di harapkan oleh Gus Fiment dari keduanya. Permintaan dari Fachri tentu bukan permintaan yang biasa. Di mana Fachri menitipkan seorang Dini pada Gus Fiment. Fachri berharap Gus Fiment bisa menjaga seorang Dini seperti apa yang di minta oleh Fachri. Itu tugas yang tidak mudah. Tetapi Gus Fiment akan tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik dari permintaan seorang Fachri.Gus Fiment terlihat malu-malu saat tiba-tiba duduk di samping Khadijah. Pandangan matanya tidak mampu menatap ke arah Gus kia

  • Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan   Batal

    Pak Suprapto sudah merapikan seluruh pakaiannya ke dalam koper. Ini adalah hari terakhir dia berada di desa. Di mana pak Suprapto siap kembali ke kota untuk menjalani kehidupan sebagai orang kota. Sudah rasanya bagi pak Suprapto untuk berada di desa. Menikmati setiap panorama yang ada di desa. Ini pengalaman yang paling menyenangkan di rasakan oleh pak Suprapto. Sehingga ia merasa ini adalah hal yang cukup menyenangkan untuk di rasa.Dini terlihat bersedih, saat melihat Deni sudah mulai memanaskan mobilnya. Deni siap kembali pulang ke kota, membawa pak Suprapto juga dalam perjalanan ke rumahnya tersebut. Hal yang cukup membuat Dini merasa sedikit kehilangan dengan kepulangan keduanya."Apa kamu tidak mau tinggal seminggu lagi di sini. Aku masih pengen sama Ayah," ucap Dini dengan begitu sedih."Pekerjaan Ayah siapa yang akan urus di sana. Posisi Ayah penting di perusahaan, makanya Ayah harus selalu ada di perusahaan. Tidak boleh hilang dari peredaran," ucap Deni dengan tegasnya."Tapi

  • Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan   Pesan Fachri Untuk Gus Fiment

    Fachri berpelukan pada setiap anggota keluarganya, begitu pesawat yang akan membawa dirinya terbang. Dia meneteskan air mata pada setiap orang yang di peluknya. Memohon doa keselamatan yang akan di jalani oleh Fachri. Tentu ini akan menjadi perjalanan yang cukup panjang di tempuh oleh Fachri. Hal yang tidak biasa akan di lakukan oleh Fachri. Perjalanan yang tidak semestinya mungkin akan di lakukan oleh Fachri secara berjam-jam. Perjalanan jauh itu akan memakan waktu yang cukup panjang. Pelukan Fachri cukup lama di kiayi Musthofa. Beban berat di berikan oleh kiayi Musthofa pada seorang Fachri. Di mana Kiayi Musthofa berharap Fachri akan menjaga nama baik dari keluarga besarnya selama di Mesir nanti. Begitu juga dengan hal lain yang harus bisa di lakukan oleh Fachri. Dia harus bisa melakukan segala hal dengan sebaik mungkin. Sehingga tidak akan ada hal baru yang akan datang pada seorang Fachri. Itu cukup berkesan bagi Fachri, sehingga air matanya tidak berhenti menetes. Fachri terliha

  • Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan   Jawaban

    Masih bingung dengan sikap dingin yang di tunjukkan oleh Fachri. Dini tentu tidak ingin tetap dalam rasa penasaran yang begitu besar. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya membuat Fachri terlihat begitu dingin pada dirinya. Ini sama sekali tidak sama seperti biasanya. Itu yang membuat Dini ingin tahu akan hal tersebut. Dini harus bisa menemukan jawaban dari segala persoalan yang sedang ada dalam diri Fachri.Dini mendatangi Fatimah. Orang yang mungkin bisa dia temui untuk mendapatkan segala informasi seputar pondok pesantren. Dini pun mengajak Fatimah untuk bertemu di taman. Di mana Dini sudah tidak sabar untuk tahu penyebab dari perubahan sikap dari seorang Fachri yang begitu drastis. Ini menjadi tanda tanya besar yang datang dari dalam diri seorang Dini. Sehingga ia harus tahu jawaban yang pasti dari seorang Fachri. Sikap Fachri yang tiba-tiba berubah drastis begitu saja. Tentu ada penyebab yang membuat dia menjadi dingin pada seorang Dini.Fatimah datang lebih dulu di taman. Sebelum

  • Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan   Maaf

    Sebelum keberangkatan ke Mesir. Fachri meminta bertemu terlebih dahulu dengan Gus Fatur. Tentu pertemuan dengan Gus Fatur akan menjadi sebuah pertemuan yang cukup di nanti oleh Fachri. Mengingat pertemuan dirinya tersebut akan menjadi pertemuan sekaligus meminta izin pada Gus Fatur. Bagaimana pun juga, Fachri berharap doa dari seorang Gus Fatur dalam perjalanan menuju Mesir. Mendapatkan banyak doa semakin baik di dapat oleh Fachri.Tidak hanya Fachri saja yang datang ke penjara untuk bertemu dengan Gus Fatur. Gus Fiment dan beberapa anggota keluarga lainnya, juga tertarik datang ke penjara untuk menjenguk Gus Fatur. Mereka ingin memberikan sedikit motivasi pada Gus Fatur yang saat ini dalam posisi tertekan.Khadijah yang sedikit kecewa dengan apa yang sudah di lakukan oleh Gus Fatur. Merasa apa yang telah di lakukan oleh Gus Fatur sedikit berlebihan. Mungkin ini akan sedikit lebih baik ketika Khadijah mulai merasa bisa memaafkan Gus Fatur. Sekali pun itu adalah hal yang sangat sulit d

  • Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan   Tawaran Diterima

    Sempat ragu untuk melanjutkan pendidikan yang tertunda. Fachri akhirnya menerima tawaran dari keluarga besarnya untuk pergi kembali ke Mesir dalam melanjutkan pendidikan S2 yang sempat tertunda. Terlihat bagaimana raut wajah sedih masih menyelimuti seorang Fachri. Bagaimana pun juga, dia masih merasa begitu bersedih dengan kenyataan pahit yang harus di terima oleh dirinya akan perasaan dari Dini. Fachri menghampiri Gus Fiment, dia segera mengatakan pada Gus Fiment untuk tiket ke Mesir yang sudah di janjikan. Tiket yang bisa di pakai oleh Fachri kapan saja. Gus Fiment terhentak dengan permintaan dari Fachri tersebut. Dia penasaran dengan alasan dari Fachri yang akhirnya menerima tawaran dari keluarga besarnya untuk kembali ke Mesir. Mengingat Fachri yang selama ini menolak untuk kembali melanjutkan pendidikan yang sudah di jalaninya tersebut. "Ada angin apa, kenapa kamu menerima tawaran untuk kembali ke Mesir. Kamu tidak bercanda, bukan?" Tanya Gus Fiment dengan raut wajah kurang ya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status