Share

Tawaran Untuk Dini

Author: Erdin Xes
last update Last Updated: 2023-10-20 09:41:17

Melihat Dini yang begitu galau dengan keputusan dari Ferdi. Bi Sanih sama sekali tidak tega melihat Dini seperti seorang yang putus asa. Setiap hari, Dini hanya melamun di taman belakang rumah. Bahkan terkadang Dini berteriak seperti orang yang kurang waras. Itu benar-benar membuat bi Sanih khawatir akan kondisi kesehatan dari Dini. Hal yang sama pernah dialami oleh ibu Dini, saat mengetahui suami tercinta berselingkuh.

Bi Sanih mendatangi kamar Deni. Mungkin sedikit berdiskusi dengan Deni, akan membuatnya menemukan solusi terbaik untuk Dini saat ini. Apalagi Deni di kenal sebagai seorang yang bijaksana. Tidak heran bi Sanih pun mengajak Deni untuk bisa berdiskusi dalam membicarakan persoalan yang saat ini sedang dihadapi oleh Dini.

Belum mengetuk pintu kamar Deni, bi Sanih langsung dikejutkan dengan kedatangan dari Deni dari arah berlawanan. Membawa semangkuk soto ayam dari dapur. Deni sempat bingung dengan kedatangan dari bi Sanih ke kamarnya.

"Ada apa Bi?" tanya Deni menyuap kuah soto yang masih panas.

"Anu Mas Deni. Saya khawatir dengan Mbak Dini. Dari kemarin dia terlihat murung terus. Saya khawatir kondisi dari Mbak Dini akan seperti Ibu," jawab bi Sanih dengan tatapan menunduk.

Deni terdiam, dia tidak berpikir hal yang sama pernah terjadi pada ibunya sendiri. Tentu hal itu tidak diinginkan untuk kembali terjadi pada Dini.

"Benar Bi. Saya juga khawatir, apalagi hal yang sama pernah terjadi sama Ibu saya. Kita harus melakukan sesuatu untuk Dini. Melakukan hal yang baik untuk bisa menyembuhkan luka dan patah hati yang sedang dihadapinya," ujar Deni.

Deni segera mengajak bi Sanih untuk bertemu dengan Yatno. Tentu saran dari Yatno pun begitu penting dalam menentukan nasib dari Dini. Yatno tentu jauh lebih paham dengan apa yang dibutuhkan oleh Dini saat ini.

Tidak dalam keadaan sibuk, Yatno terlihat duduk santai di depan teras rumah. Dengan handphone di tangan kanan. Yatno terlihat begitu santai membaca setiap pesan yang masuk ke dalam handphone.

"Apa Ayah tidak sibuk di hari ini?" tanya Deni.

"Tentu saja. Ayah hanya membaca beberapa pesan singkat yang masuk ke handphone," jawab Yatno dengan santai.

"Putusnya Dini dan Ferdi, sepertinya membuat Dini galau berat. Dia terlihat begitu bersedih dengan keputusan dari Ferdi untuk mengakhiri semuanya. Bi Sanih menyarankanku untuk mencari solusi terbaik. Mungkin Ayah memiliki solusi terbaik untuk Dini saat ini?"

Yatno terdiam, memikirkan solusi yang diminta oleh Deni. Tentu Yatno sebagai seorang ayah, sudah seharusnya memiliki sebuah solusi efektif yang bisa digunakan untuk membuat Dini kembali bersemangat menjalani hidup. Kegalauan yang saat ini sedang dihadapi oleh Dini, seharusnya segera diakhiri oleh semuanya.

"Kira-kira apa yah. Tapi Ayah sendiri belum menemukan solusi terbaik untuk Dini. Apalagi Ayah tidak dekat dengan Dini. Jadi Ayah tidak tahu apa yang harus dilakukan," ucap Yatno.

Kedua mata Yatno dan Deni pun kini mengarah pada wajah bi Sanih. Mungkin saja bi Sanih memiliki solusi yang terbaik untuk Dini. Apalagi bi Sanih yang mengusulkan diskusi di hari ini.

"Mas Deni dan Bapak ingin saran dari saya?" tanya bi Sanih dengan wajah gugup.

"Tentu saja. Siapa tahu, saran dari Bibi bagus. Sehingga ada solusi yang bisa kita dapat di hari ini," balas Deni merangkul bi Sanih.

"Bagaimana jika kita membawa Mbak Dini untuk pergi ke desa, tempat saya tinggal. Mungkin tempat baru itu bisa menjadi solusi yang paling ampuh bagi Mbak Dini untuk bisa melupakan mantan pacarnya," jelas bi Sanih.

Kedua mata Deni dan Yatno mulai saling bertatapan. Mereka merasa ide dari bi Sanih sama sekali tidak buruk. Apalagi desa tempat bi Sanih tinggal, masih menjadi desa yang belum tersentuh modernisasi. Dini bisa tenang untuk berada di sana.

"Aku setuju dengan ide dari bi Sanih. Dini mungkin akan cepat bisa melupakan semuanya di sana. Apalagi tempat yang tenang, tentu akan menjadi tempat yang paling indah bagi Dini. Sudah pasti, tempat itu tidak akan menjadi tempat bagi Dini untuk bertemu dengan pria bajingan seperti Ferdi," ujar Deni dengan tegas.

"Ayah pun setuju dengan ide dari bi Sanih. Sepertinya itu bukan hal yang konyol. Apalagi Dini menyukai suasana tenang seperti itu. Siapa tahu Dini juga bisa belajar hal baru di sana. Mungkin belajar dalam hal agama," ucap Yatno.

Semuanya setuju dengan ide bi Sanih. Kini giliran dari Deni untuk bisa membujuk Dini. Sebab hanya Deni saja yang bisa berbicara hati ke hati dengan Dini. Bi Sanih, tentu tidak akan seperti Deni. Apalagi Yatno yang begitu dibenci oleh Dini. Sudah pasti tidak akan mendapatkan tempat di hati Dini. Bukannya menerima, Dini sudah pasti akan memaki saran yang disampaikan oleh bi Sanih.

Deni yang ingin segera mengakhiri kegalauan yang sedang di hadapi oleh Dini. Segera menghampiri Dini yang berada di pinggir kolam renang. Dia terlihat sudah tidak sabar untuk mengajak Dini pergi ke desa, tempat bi Sanih tinggal.

"Apa kamu masih bersedih dengan keputusan yang diambil oleh Ferdi?" tanya Deni dengan wajah penasaran.

"Sepertinya begitu. Aku masih merasa bersedih dengan apa yang terjadi. Tetapi aku sadar, jika aku terus melanjutkan hubungan itu. Hanya aku yang akan terluka. Aku lebih baik tidak kembali melanjutkan hubungan yang sudah ke tahap buruk tersebut," ucap Dini dengan tenang.

"Aku rasa, kamu butuh tempat. Di mana kamu bisa dengan mudah melupakan Ferdi. Tempat yang jauh dari Jakarta saat ini. Dan tempat itu aku pikir berada di desa, tempat bi Sanih tinggal. Bagaimana menurutmu?" terang Deni dengan wajah meyakinkan.

Dini sempat terkejut dengan penawaran yang diberikan oleh Deni. Dini sama sekali tidak yakin tempat itu akan jadi tempat yang nyaman untuk dirinya. Sama sekali ia tidak paham maksud dari Deni.

"Kenapa aku harus ke sana, aku rasa di sini pun aku bisa melupakan dia. Ini hanya soal waktu saja. Perlahan, aku pasti bisa melupakan dia secepat mungkin. Percaya padaku," ucap Dini dengan tatapan serius.

"Tapi Din, aku rasa kamu butuh tempat baru yang lebih segar. Tempat di mana kamu bisa melupakan Deni secepat mungkin. Kamu harus bisa melakukan itu. Aku harap kamu akan menerima penawaran ini. Demi kebaikanmu," Deni memohon.

Dini pun mulai berpikir akan penawaran yang diberikan oleh Deni. Dini rasa penawaran yang Deni berikan, tidak begitu buruk. Desa adalah tempat yang jauh dari kehidupan modern. Mungkin Dini bisa pergi ke tempat yang jauh dari hiruk pikuk kota yang membosankan. Apa salahnya bagi Dini untuk menerima itu semua. Mengingat Dini pun butuh suasana baru. Hidup di lingkungan baru yang penuh dengan kedamaian. Tidak ada kenangan dengan Ferdi yang akan membuat Dini merasa begitu sedih.

Dini akhirnya menerima tawaran dari Deni. Dia siap pergi ke desa tempat bi Sanih tinggal. Di mana ia siap memulai kehidupan baru yang penuh dengan misteri. Menjauh dari masa lalu kelam yang dibuat bersama dengan Ferdi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan   Pernikahan

    Dini terlihat begitu cantik saat mengenakan kebaya berwarna putih. Begitu juga dengan Gus Fiment yang terlihat begitu tampan dengan jas berwarna hitam serta kemeja putih. Tidak lupa, sarung dengan kualitas bahan yang prima di kenakan oleh Gus Fiment. Itu semakin membuat Gus Fiment terlihat begitu tampan. Hal yang tidak pernah di duga oleh banyak orang.Beberapa Santriwati mulai tertarik dengan penampilan dari Gus Fiment yang terlihat mempesona. Mereka tidak jemu melihat bagaimana seorang Gus Fiment yang terlihat begitu tampan dengan gaya maskulin yang terlihat begitu berwibawa. Penampilan ciamik yang di perlihatkan oleh Gus Fiment. Semakin membuat banyak santriwati tertarik akan ketampanan dari Gus Fiment.Seorang penghulu sudah di siapkan untuk mewakili pak Suprapto sebagai wali dari Dini. Penghulu itu terlihat sudah begitu siap untuk mengawal pernikahan dari Gus Fiment dan Dini.Khadijah serta anggota keluarga lainnya juga, sudah tidak sabar untuk segera menyaksikan ijab qobul yang

  • Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan   Melamar Dini

    Datang dengan kiayi Musthofa dan Khadijah. Gus Fiment tampil gagah dengan sebuah baju Koko serta celana panjang hitam. Tidak lupa, peci hitam semakin menambah ketampanan dari Gus Fiment di malam ini. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya pada Dini. Gus Fiment datang ke rumah Dini dengan modal nekat saja. Ini kesempatan yang cukup bagus. Mengingat masih ada kembaran dari Dini, yakni Deni. Begitu juga dengan pak Suprapto yang belum pulang ke rumahnya di Jakarta.Tiba di depan rumah Dini, Gus Fiment dengan suara merdunya mulai mengucapkan salam. Ada sedikit rasa gugup yang di rasakan oleh Gus Fiment. Tetapi dia tetap percaya diri untuk bisa mendapatkan cinta Dini. Meminang Dini sebagai istrinya.Dini langsung di buat terkesima dengan penampilan dari Gus Fiment. Dini melihat penampilan dari Gus Fiment begitu mempesona. Apalagi Dini menyukai peci hitam yang di kenakan oleh Gus Fiment. Peci itu begitu ciamik berpadu dengan baju koko yang di kenakan oleh Gus Fiment. Semakin memperlihatkan bagai

  • Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan   Patah Hati

    Ikhlas, tetapi sakit hati tetap di rasakan oleh seorang Fachri. Di sadar, tidak mungkin dirinya akan memaksa Dini untuk bisa cinta pada dirinya. Tidak mungkin juga bagi seorang Fachri untuk bisa mendapatkan cinta dari Dini. Tentu ada pertimbangan yang harus di lakukan oleh Dini akan Fachri. Itu hal yang tidak mudah. Tetapi Fachri selalu berusaha untuk tetap tegar dengan segala hal yang di rasakan. Menikmati semuanya dengan ikhlas. Sekali pun untuk tetap di posisi ikhlas bukan hal yang mudah. Mengingat banyak hal yang sudah di lakukan dengan Dini. Menghapus sebagian kenangan dengan Dini adalah bagian paling sulit yang tidak bisa dengan mudah di lakukan oleh Fachri.Fachri sudah tiba di Mesir dengan versi dia yang baru. Fachri berharap sudah tidak ada lagi rasa sakit yang di rasakan oleh Fachri seperti apa yang di rasakan oleh dirinya saat berada di Indonesia. Bertemu dengan Dini adalah hal yang paling menyakitkan bagi seorang Fachri. Tidak heran dia begitu merasa terbebani saat kembali

  • Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan   Meminta Saran

    Khadijah terlihat begitu santai dengan sebuah buku di tangan kanannya. Begitu juga dengan kiayi Musthofa, yang terlihat menikmati suasana sore ini dengan sebuah buku tebal. Hobi keduanya yang sama-sama membaca, membuat suasana sore mereka di habiskan untuk membaca buku dari penulis terkenal di dunia. Melihat suasana sore yang hangat. Ini akan menjadi kesempatan yang cukup baik bagi Gus Fiment untuk bisa berdiskusi dengan mereka berdua. Tidak hanya diskusi kecil saja. Melainkan sebuah saran di harapkan oleh Gus Fiment dari keduanya. Permintaan dari Fachri tentu bukan permintaan yang biasa. Di mana Fachri menitipkan seorang Dini pada Gus Fiment. Fachri berharap Gus Fiment bisa menjaga seorang Dini seperti apa yang di minta oleh Fachri. Itu tugas yang tidak mudah. Tetapi Gus Fiment akan tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik dari permintaan seorang Fachri.Gus Fiment terlihat malu-malu saat tiba-tiba duduk di samping Khadijah. Pandangan matanya tidak mampu menatap ke arah Gus kia

  • Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan   Batal

    Pak Suprapto sudah merapikan seluruh pakaiannya ke dalam koper. Ini adalah hari terakhir dia berada di desa. Di mana pak Suprapto siap kembali ke kota untuk menjalani kehidupan sebagai orang kota. Sudah rasanya bagi pak Suprapto untuk berada di desa. Menikmati setiap panorama yang ada di desa. Ini pengalaman yang paling menyenangkan di rasakan oleh pak Suprapto. Sehingga ia merasa ini adalah hal yang cukup menyenangkan untuk di rasa.Dini terlihat bersedih, saat melihat Deni sudah mulai memanaskan mobilnya. Deni siap kembali pulang ke kota, membawa pak Suprapto juga dalam perjalanan ke rumahnya tersebut. Hal yang cukup membuat Dini merasa sedikit kehilangan dengan kepulangan keduanya."Apa kamu tidak mau tinggal seminggu lagi di sini. Aku masih pengen sama Ayah," ucap Dini dengan begitu sedih."Pekerjaan Ayah siapa yang akan urus di sana. Posisi Ayah penting di perusahaan, makanya Ayah harus selalu ada di perusahaan. Tidak boleh hilang dari peredaran," ucap Deni dengan tegasnya."Tapi

  • Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan   Pesan Fachri Untuk Gus Fiment

    Fachri berpelukan pada setiap anggota keluarganya, begitu pesawat yang akan membawa dirinya terbang. Dia meneteskan air mata pada setiap orang yang di peluknya. Memohon doa keselamatan yang akan di jalani oleh Fachri. Tentu ini akan menjadi perjalanan yang cukup panjang di tempuh oleh Fachri. Hal yang tidak biasa akan di lakukan oleh Fachri. Perjalanan yang tidak semestinya mungkin akan di lakukan oleh Fachri secara berjam-jam. Perjalanan jauh itu akan memakan waktu yang cukup panjang. Pelukan Fachri cukup lama di kiayi Musthofa. Beban berat di berikan oleh kiayi Musthofa pada seorang Fachri. Di mana Kiayi Musthofa berharap Fachri akan menjaga nama baik dari keluarga besarnya selama di Mesir nanti. Begitu juga dengan hal lain yang harus bisa di lakukan oleh Fachri. Dia harus bisa melakukan segala hal dengan sebaik mungkin. Sehingga tidak akan ada hal baru yang akan datang pada seorang Fachri. Itu cukup berkesan bagi Fachri, sehingga air matanya tidak berhenti menetes. Fachri terliha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status