Share

Penghargaan

Penulis: Rasyidfatir
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-07 07:01:42
Perkataan Hilman tidak membuat Andi berhenti untuk menghina Abie. Ia ingin membalaskan rasa sakit hatinya. Keinginannya menjadi menantu orang terkaya nomor dua pupus sudah. Gara-gara kehadiran Abie. Andi juga tidak menyangka Hilman justru merestui hubungan mereka.

"Wajah Pak Hilman berkerut mendengar ucapan Andi. Sorot matanya berubah dingin saat Andi melanjutkan bicaranya dengan menunjuk Abie. "Perkataan Anda memang benar, Pak," kata Andi, suaranya meninggi. "Namun, bagaimana perasaan Anda nanti, jika melihat putri yang paling Anda sayangi hidup melarat bersama orang ini!" Andi tidak segan-segan menunjuk kepada Abie.

Abie bertambah geram, tangannya mengepal kuat. "Pa, jangan percaya omongannya. Saya akan bekerja keras membahagiakan Winda." Abie berusaha menyanggah tuduhan Andi.

Winda merasa kasihan pada suaminya yang selalu di pojokkan Andi. Ia menggandeng tangan Abie. Selalu mendampinginya itu yang bisa dia lakukan sekarang.

"Sayang, sebaiknya kita pulang saja. Di sini tidak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
May_maya🌸
aaarrrgghhh.. I'm proud of you, Abie
goodnovel comment avatar
Karminah Bae
mana lanjutannya kak, biar q kasih bucket nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Pelukan Hangat Darurat

    Api unggun tinggal separuh tinggi. Udara semakin menggigit. Kabut tipis turun perlahan, menyelusup di sela-sela pohon dan menyelimuti tenda darurat yang baru saja Isa dirikan seadanya dari jas hujan dan terpal lipat.Dari dalam ranselnya, Isa mengeluarkan mug logam berisi kopi hangat. Ia berjalan pelan mendekati Nadia yang bersandar di bebatuan, masih dibungkus jaket tebal. Wajah gadis itu tampak pucat, mata setengah terpejam.“Coba minum ini, mungkin bisa bantu menghangatkan,” ucap Isa, menyerahkan kopi itu padanya.Nadia menerima dengan tangan gemetar. Ia mencoba tersenyum, tapi bibirnya biru dan gemetar halus.“Terima kasih, Kak,” gumamnya.Isa mengangguk pelan, tapi ekspresi canggung tak bisa disembunyikan. Ini pertama kalinya ia begitu dekat secara fisik dengan seseorang yang baru dikenalnya dan dalam kondisi sangat rapuh. Ia mundur sedikit, duduk bersila sambil tetap mengawasi.Namun beberapa menit kemudian, gelagat aneh mulai muncul.Nadia menggigil hebat. Giginya bergemeletuk,

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Keluarga Winda Dan Abie

    Malam telah larut. Di teras belakang rumah, Winda duduk bersandar pada pundak Abie. Secangkir teh hangat masih mengepulkan uap di tangan mereka masing-masing. Angin malam berembus pelan, membawa aroma tanah basah sisa hujan sore tadi."Sudah jam segini, belum juga ada kabar," gumam Winda lirih, memandangi layar ponselnya yang sunyi dari notifikasi.Abie mengusap pelan punggung istrinya, mencoba menenangkan. "Tadi katanya jam sembilan baru sampai. Paling sebentar lagi juga pulang. Lagipula dia ikut guru-gurunya, Win. Aman."Winda mengangguk pelan, meski matanya tak lepas dari jalanan di depan pagar rumah yang lengang. Rasa khawatir itu bukan karena tak percaya pada orang lain, tapi karena terlalu mencintai. Putri kecil mereka yang kini mulai tumbuh menjadi remaja untuk pertama kalinya menginap jauh dari rumah."Kamu ingat nggak waktu dia masih lima tahun? Nggak bisa tidur kalau bukan di antara kita," kata Winda, senyumnya mengembang samar.Abie terkekeh, "Ingat banget. Kalau kita geser

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Sebelum Saingan Muncul

    Setelah beberapa kali menjalani terapi intensif, kondisi Felix kini membaik secara signifikan. Ia sudah bisa berjalan kembali seperti sedia kala, meski dengan sedikit penyesuaian di awal. Setiap langkahnya adalah kemenangan kecil yang disambut dengan rasa syukur mendalam.Azalea yang selalu setia mendampingi tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Melihat Felix perlahan kembali menjadi dirinya yang dulu, membuat hatinya hangat. Ia tak henti mengucap syukur dalam diam, memeluk Felix setiap kali mereka berhasil melewati sesi terapi yang berat."Kamu hebat Sayang bisa melewati ini," ucap Azalea sambil menggenggam tangan Felix erat, matanya berkaca-kaca.Felix hanya tersenyum, menatap perempuan yang kini tak hanya menjadi istrinya, tapi juga penyemangat hidupnya. "Aku nggak akan bisa sampai di titik ini tanpa kamu."Azalea tersenyum mendengar perkataan Felix.Kini tanpa bantuan kursi roda, Felix melangkah pelan namun mantap, menggenggam tangan Azalea erat. Bersama, mereka berjalan bergan

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Terapi

    “Pasien menunjukkan respon awal. Ini bagus,” ucap sang dokter dengan nada penuh kehati-hatian namun jelas menahan harapan.Azalea terisak sambil menutup mulutnya. “Kamu dengar aku, kan Lex? Kamu denger...”Ia kembali mendekat, menggenggam tangan itu erat-erat.“Aku di sini. Anak kita di sini. Kami tunggu kamu... Jadi tolong, teruskan... teruslah kembali.” Pergerakan kecil dari Felix sudah membuat Azalea bahagia. Semalaman dia tidur mrmunggui Felix.Pagi hari ....Suasana ruang ICU pagi itu berbeda. Udara seperti membawa harapan baru. Azalea duduk di kursi yang sama, menggenggam tangan Felix sejak semalam. Ia nyaris tak tidur, matanya sembab tapi berbinar.Sejak jari Felix bergerak semalam, tim medis mulai melakukan pemantauan lebih intens. Dokter menyebutkan itu adalah tanda tahap awal kesadaran sinyal bahwa otaknya mulai merespons rangsangan luar.Azalea tidak beranjak. Ia terus bercerita, tertawa pelan, bahkan menyenandungkan lagu-lagu lembut.Sampai kemudian—Tangan Felix menggengg

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Tanda-Tanda

    Azalea duduk di ruang periksa dengan wajah bingung dan tegang. Dokter kandungan perempuan di depannya tersenyum hangat sambil menunjukkan hasil pemeriksaan USG.“Selamat ya, Bu Azalea. Anda hamil. Usianya sekitar lima minggu,” ucap sang dokter pelan, seolah tahu kabar ini datang di tengah badai.Azalea terdiam. Pandangannya kosong, napasnya tertahan. Sejenak ia menatap layar kecil yang memperlihatkan titik kecil berdenyut nyawa mungil yang sedang tumbuh di dalam rahimnya.Air mata jatuh tiba-tiba.Bukan karena tidak bahagia, tapi karena rasa itu campur aduk. Tangannya menempel di perutnya, dan hatinya langsung berbisik, "Felix… kamu akan jadi ayah."Namun suaminya masih terbaring dalam diam. Belum membuka mata. Belum tahu apa pun.Sementara Rania dan Candra duduk di kursi ruang tunggu saat Azalea keluar dari lift. Wajahnya pucat, namun ada sedikit pancaran cahaya yang berbeda.Rania berdiri cepat. “Azalea? Kamu dari mana?”Azalea mencoba tersenyum, lalu menunduk. Tangannya menyentuh p

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Koma

    Lampu mobil menyala terang, menyilaukan pandangan Daffa.Felix berjalan mendekat, sorot matanya dingin namun penuh amarah yang tak terbendung. Azalea terdiam di tanah, tubuhnya lemah, namun matanya membelalak saat melihat sosok suaminya mendekat.“Felix... jangan dekat-dekat, dia bawa pisau!” teriak Azalea dengan suara serak.Namun terlambat.Daffa mencabut pisau kecil dari balik jaketnya dan menyergap. Felix sempat menangkis, mereka bergumul. Hantaman pukulan bertubi-tubi terdengar, Felix melayangkan tinju keras ke wajah Daffa, membuat pria itu terhuyung. Tapi Daffa bukan lawan yang mudah. Dengan emosi membara, ia menebaskan pisau mengenai sisi perut Felix.ARGH!” teriakan Felix menggetarkan malam.Azalea menjerit, “FELIX!”Felix terhuyung mundur beberapa langkah, darah mulai mengalir dari sisi tubuhnya. Tapi dengan kekuatan terakhir, ia tetap memukul Daffa sekali lagi hingga pria itu jatuh pingsan di tanah.Setelah itu... tubuh Felix perlahan limbung, dan ia roboh di hadapan Azalea.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status