Share

66 🩷

Author: Nyemoetdz Kim
last update Last Updated: 2025-09-07 10:33:32

Wira memilih pulang, dia mengenakan pakaian casual. Itu artinya dia ada di rumah dinas sejak tadi, sudah cukup malam memang, tapi dia mendengarkan ucapan Adi agar pulang.

"Ada apa dengan lengan dan sikumu itu?" Suara Panji membuat Sekar yang ada di ruang tengah menatap ke arah pintu masuk. Adi dan Sophia juga terlihat di sana.

"Mencoba ilmu kebal, sepertinya aku belum cukup kuat untuk terlempar ke aspal," jawabnya santai, wajah kulkas 10 pintu itu tampak tersenyum tipis menjawab pertanyaan Panji.

"Aku pikir otakmu tidak bekerja dengan baik saat hatimu terluka," sahut Panji sambil menggeleng kepala heran.

"Kamu sudah pulang, Nak." Adi berjalan menghampiri Wira yang sedang bicara dengan Panji.

Bukan Wira tidak melihat Sekar di sana, hanya saja dia seperti ragu untuk mendekat karena takut terjadi perdebatan lagi. Wira langsung mencium tangan Adi yang ada dihadapanya.

"Kamu membiarkan lukamu itu? Apa tid
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terpikat Mayor Ajudan Bapak   66 🩷

    Wira memilih pulang, dia mengenakan pakaian casual. Itu artinya dia ada di rumah dinas sejak tadi, sudah cukup malam memang, tapi dia mendengarkan ucapan Adi agar pulang."Ada apa dengan lengan dan sikumu itu?" Suara Panji membuat Sekar yang ada di ruang tengah menatap ke arah pintu masuk. Adi dan Sophia juga terlihat di sana."Mencoba ilmu kebal, sepertinya aku belum cukup kuat untuk terlempar ke aspal," jawabnya santai, wajah kulkas 10 pintu itu tampak tersenyum tipis menjawab pertanyaan Panji."Aku pikir otakmu tidak bekerja dengan baik saat hatimu terluka," sahut Panji sambil menggeleng kepala heran."Kamu sudah pulang, Nak." Adi berjalan menghampiri Wira yang sedang bicara dengan Panji.Bukan Wira tidak melihat Sekar di sana, hanya saja dia seperti ragu untuk mendekat karena takut terjadi perdebatan lagi. Wira langsung mencium tangan Adi yang ada dihadapanya."Kamu membiarkan lukamu itu? Apa tid

  • Terpikat Mayor Ajudan Bapak   65 🩷

    "Aku hanya butuh penjelasan. Hanya itu!" tegas Sekar dengan nada tinggi bicara pada suaminya."Aku butuh waktu Sekar, hanya butuh waktu!" Wira menatap tegas ke arah Sekar yang sudah berlinang air mata berdiri dihadapanya."Waktu untuk apa? Jelaskan padaku!"Wira tidak ingin dengan emosinya melampiaskan pada Sekar. Dia memilih keluar dengan barang yang dia butuhkan. Tak ingin peduli panggilan Sekar dari dalam kamar."Ada apa, Mas?" Mbok Nanik yang mendengar teriakan Sekar berpapasan Wira yang akan keluar rumah."Jaga Sekar, jangan biarkan dia pergi ke mana-mana. Tenangkan dia." Setelah mengatakanya, Wira melanjutkan langkahnya keluar rumah.Mereka belum bisa menyelesaikan masalah mereka berdua. Sekar tidak mengejarnya, dia hanya menangis akan apa yang sudah dia dengar. Dengan mudahnya dia bilang lelah ketika Wira hanya butuh waktu untuk menenangkan dirinya."Yang tenang, Mbak, ingat yang

  • Terpikat Mayor Ajudan Bapak   64 🩷

    "Akh!" Rintihan lirih Wira terdengar ketika merasakan telapak tangannya terluka karena jatuh dari motor. Pergelangan tangannya baret panjang dengan siku ikut terluka, tubuhnya terhenti ke sisi jalan dengan motor yang menindihnya. Body motor milik pengawal rumah dinas Adi juga mengalami baret tanpa kerusakan lebih.Kecelakaan tunggal itu terjadi ketika Wira menghindari seekor kucing melintas, karena kurang fokus, dia oleng dan jatuh karena kecepatan tinggi. Untung dia masih mengenakan sepatu dan celana dinasnya, luka tidak begitu banyak meski lututnya terasa perih di dalam celana panjangnya.Jalanan sepi, dia berusaha bangun sendiri dan mendorong motor ke sisi jalan tanpa siapapun yang membantu. Dia melepaskan helm dan bersandar di sisi  pembatas jembatan. Untung dia tidak terpental, mungkin saja kalau terpental Wira masuk ke jalan kereta apa yang ada dibawa jalan raya.Bukan ketenangan yang terjadi, dia malah celaka meski tidak terluka parah

  • Terpikat Mayor Ajudan Bapak   63 🩷

    Bukan kelegaan yang Wira rasakan setelah memastikan seseorang yang dia pikir ibunya terbukti. Dia malah terus memikirkan itu sepanjang perjalanan pulang. Bagaimana ibunya bisa hidup bahagia saat 2 putranya dia tinggalkan."Harusnya kau temui saja dia," ucap Teman Wira."Untuk apa? Dia saja tidak mau denganku. Aku hanya ingin membuktikan apa yang aku pikirkan. Terima kasih kau sudah banyak membantuku." Apa yang dikatakan tidak sejalan dengan apa yang dirasakan. Sejak usia Gala 3 tahun, dia sudah ditinggalkan, itu artinya 17 tahun yang lalu ibu Wira meninggalkan mereka.Namun, lebih dari 17 tahun Wira tidak mendapatkan kasih sayang orang tuanya. Mungkin dia memiliki orang tua, tapi dia seperti tidak memiliki orang tua. Dering telepon mengalihkan pikiranya akan sang ibu. Dia menatap layar ponsel tertulis di sana Cintaku itu artinya Sekar. Sejak tadi istrinya coba menghubungi tapi tidak dia jawab."Mas di mana?" tany

  • Terpikat Mayor Ajudan Bapak   62 🩷

    "Mas—" Wira malah diam tanpa memberi jawaban atas apa yang Sekar katakan."Ya, aku pulang. Kalau begitu tutup teleponya." Wira tidak bisa membohongi Sekar dan memilih pulang.Dalam perjalanan pulang dia menghubungi Gala untuk tidak jadi pergi karena Sekar memintanya pulang. Mungkin belum waktunya dia menemukan kebenaran akan keluarganya.Dengan perasaan yang campur aduk, Wira masuk ke dalam rumah. Dia bersikap tidak terjadi apapun dan mendengarkan apa yang Sekar mau. Bukan apa-apa, hanya memeluk tubuh suaminya saja, dan mengajaknya bicara. Padahal ada hal yang lebih penting. Masalahnya Wira tidak menceritakan, kalau saja bilang dengan jujur mungkin Sekar mengiyakan."Mas tidak kembali ke Batalyon?" Setelah beberapa saat di rumah dan menemani suaminya makan, Sekar berbaring di pangkuan Wira yang duduk menatap layar TV."Tidak. Aku akan menemanimu. Mau ke kamar sekarang? Aku akan membantumu.""Tidak ap

  • Terpikat Mayor Ajudan Bapak   61 🩷

    "Mas, ada apa? Bangunlah! Mas!" Panggilan Sekar membuat Wira yang tidur sambil berteriak membuka mata dengan nafas memburu."Ada apa, Mas?" tanya Sekar yang duduk sambil menatap Wira.Tanpa menjawab, Wira bangun dan memeluk erat tubuh istrinya. Nafasnya masih memburu tanpa mengatakan apapun. Sekar yang khawatir membalas pelukan Wira dengan mengusap pelan punggung suaminya. Keringat membanjiri tubuhnya, tapi tidak peduli akan itu Sekar masih memeluknya."Maaf, aku bermimpi buruk. Seseorang mengejarku sampai akhirnya dia berhasil mencekik ku.""Minumlah dulu." Sekar menyodorkan air minum untuk suaminya. Dia tampak seperti orang yang baru berlari bermil-mil jauhnya."Beberapa hari ini Mas terus bermimpi buruk, ada apa sebenarnya? Apa ada beban pikiran yang Mas tidak katakan padaku? Ceritakan saja Mas jika itu menganggu dirimu." Wira hanya menggeleng pelan. Dia kembali membawa Sekar dalam pelukanya.Sete

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status