Home / Romansa / Terpikat Pesona Tuan Eksekutif / Hari Pertama Masuk Kantor

Share

Hari Pertama Masuk Kantor

Author: Gina Sofiany
last update Huling Na-update: 2023-06-16 20:06:18

Sara sudah siap dengan pakaian formalnya, dia bahkan sudah siap sejak jam setengah 6 pagi karena tidak ingin telat, selain itu dia juga mengejar jadwal angkutan umum deket rumahnya.

Setelah bersih-bersih dan sarapan Sara melihat ke arah arlojinya sudah menunjukkan pukul 6 pagi, dia memutuskan untuk segera berangkat.

Beruntungnya gadis berwajah arab itu mendapat bis dan pagi ini bis cukup sepi, sambil menunggu bis sampai tujuan ia mengambil headset dan memakai sebelah saja untuk mendengarkan musik dari ponselnya.

Sampai ada seorang pemuda dengan pakaian casualnya meminta izin pada gadis itu untuk duduk di sampingnya.

Sara melihat ke sekeliling dan baru sadar kalau bangku sudah penuh, hanya tersisa bangku di sampingnya yang kosong.

Gadis itu hanya mengangguk sambil tersenyum membiarkan pemuda tampan itu duduk di sampingnya, sepertinya dia masih kuliah.

"Terima kasih Mbak," sahutnya, Sara hanya tersenyum.

"Masnya kerja di mana?" tanyanya basa-basi.

"Saya masih kuliah Mbak, sudah semester 6," sahutnya sambil tersenyum, "Mbaknya kerja di mana?"

Sara menyebutkan nama perusahaannya dan pemuda itu juga menyebut nama kampusnya, gadis itu hanya mengangguk.

Tak lama Sara mengetuk jendela sebagai isyarat dan berdiri dari kursinya karena. dia juga meminta izin pada pemuda itu agar bisa lewat, karena gadis itu duduk dekat jendela dan pemuda itu duduk di pinggir, "Saya duluan ya," sahutnya sambil tersenyum manis.

Pemuda itu hanya mengangguk sambil membalas senyuman manis gadis itu, "Hati-hati Mbak dan semangat," sahutnya.

Sara bercerita kalau hari ini itu hari pertamanya bekerja, makanya pemuda itu memberikannya semangat gadis itu hanya tersenyum saja.

"Senangnya disemangati berondong, cakep pula hihihi," sahutnya sambil cekikikan.

Sara berjalan sedikit cepat karena sudah jam setengah 7. Setelah sampai di dalam lobi gadis itu menghela nafas panjang lalu menuju ke lift.

****

Sara saat ini sedang duduk di depan Bryan, gadis itu merasa sangat terintimidasi dengan aura dan tatapan dingin pemuda tampan itu.

Bryan sedang mengecek kembali profil gadis itu saat ini, bahkan saat masuk tadi dia sempat meneliti penampilan gadis itu.

Dengan tatapan dinginnya yang membuat Sara tidak nyaman.

Sara ditanyai beberapa pertanyaan formal setelah itu dia kembali meneliti penampilannya.

Membuat Sara reflek melihat penampilannya, apakah ada yang kurang? Atau ada yang aneh dengan penampilannya?.

Sara terlihat menelan salivanya gugup. Kedua tangannya terkepal di atas rok spam selututnya.

Pemuda itu mengangguk, "Pertahanan penampilan anda, saya tidak menyukai Sekretaris yang berpenampilan terbuka atau sengaja memperlihatkan lekuk tubuhnya seakan ingin menjual tubuhnya pada saya," sahutnya santai.

Sara sempat tertegun mendengar ucapan pemuda itu, sepertinya dia harus mulai melatih kesabarannya, karena feelingnya mengatakan.

Kalau dia harus tahan banting dengan sikap pemuda di depannya ini, "Untung aja ganteng," monolognya lirih.

"Kamu bilang apa tadi?" tanya pemuda itu, dia seperti mendengar gumaman gadis itu. Sara langsung panik dan menggelengkan kepalanya.

"Hah? Tidak Pak, saya tidak bilang apa-apa, mungkin Bapak salah dengar" sahutnya sambil tersenyum kikuk.

Bryan mengerutkan keningnya lalu dia mengedikkan bahunya, "Baiklah, mulai sekarang kamu bekerja dengan saya, ingat ini. Saya paling tidak suka kalau ada karyawan telat, saya tidak suka minuman dan makanan yang manis-manis dan saya alergi serbuk bunga"

Sara menganggukkan kepalanya, Bryan sempat mengerutkan keningnya bingung karena dia tidak melihat gadis itu mencatat ucapannya.

"Saat rapat saya tidak suka kalau penampilan saya atau penampilan Sekretaris saya tidak rapih, pastikan kamu perhatikan penampilan saya dan penampilan kamu juga, saat jam pulang kerja meja harus sudah rapih dan harus sudah pulang.

Saya tidak suka melihat Sekretaris masih di kantor saat jam pulang, kecuali kalau ada kerja tambahan dari saya. Paham?" gadis itu mengangguk ragu sambil menelan salivanya.

Sara merekam semua percakapan mereka tadi karena malas mencatatnya, "Kamu ingat perkataan saya? Tidak kamu catat?" tanya pemuda itu karena dia tidak melihat gadis itu mencatat poin-poin yang pemuda itu sebutkan tadi.

Gadis itu menunjukkan ponselnya sambil tersenyum kikuk, "Saya malas mencatat Pak, jadi saya rekam saja," Bryan hanya mengangguk.

"Oh ya satu lagi, saat di luar Kantor jangan panggil Bapak, panggil saja Bryan atau Kakak. Saya lihat kamu lebih muda dari saya 2 tahun," gadis itu hanya mengangguk.

"Baiklah kalau begitu, kamu bisa langsung kerja sekarang. Ruangan kamu ada di depan ruangan saya, di sana sudah ada Sintia. Dia akan memberitahu kamu apa yang harus kamu kerjakan,"

Kembali gadis itu mengangguk dan dia pamit undur diri, Bryan hanya mengangguk saja.

Gadis itu keluar dari ruangan Bryan menuju ke ruangan di depannya, dia masuk ke dalam dan terlihat ada wanita cantik yang sedang duduk di sofa.

Sintia, nama wanita cantik itu tersenyum manis menyambut Sara, Sara bisa lihat perut wanita itu yang buncit. Dia menghampiri Sara dan mengajaknya kenalan.

Mereka sempat mengobrol sebentar, saling memperkenalkan diri lalu Sintia langsung memberitahu apa saja yang akan gadis itu kerjakan.

Wanita itu juga mengajarkannya dengan lembut dan santai, sehingga Sara mudah mengerti.

"Udah ngerti kan Sayang? Kalau ada apa-apa, kamu boleh telpon Kakak," sahutnya sambil tersenyum, Sara mengangguk dia mengucapkan terima kasih pada wanita itu.

Sintia hanya mengangguk sambil mengelus rambut gadis cantik itu, tak lama pintu diketuk lalu ada kepala seorang pria yang menyembul.

Pria itu ternyata suami Sintia, dia ingin menjemput wanita hamil itu, wanita hamil itu resign karena dia sedang mengandung anak pertama dan suaminya meminta wanita cantik itu untuk resign dan fokus menjaga sang buah hati.

Suami Sintia sempat menyapa Sara singkat sebelum mereka keluar dari ruangan dan dia ditinggalkan seorang diri di ruangan itu.

"Oke kita mulai, semoga betah di sini. Harus betah, karena susah nyari pekerjaan jaman sekarang," sahutnya menyemangati dirinya sendiri.

"Dan harus banyak stok kesabaran, karena Bryan ganteng-ganteng dingin, semoga aja dia ga rese," sahutnya dan gadis itu mulai bekerja dengan santai.

Disisi lain Bryan menatap ke arah ruangan di depannya sejenak. "Setelah melihat wajahnya, aku yakin dia gadis itu" sahutnya sambil tersenyum miring.

Pemuda itu mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang, "Halo, tolong cari tau tentang gadis yang saya kirim lewat pesan," sahutnya setelah itu dia mematikan ponselnya. tangannya terlihat terkepal dan wajahnya terlihat sedikit memerah menahan amarah.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
YOSSYTA S
ok, lanjut kk Author... smgt cerita bgus dan seru bgt. ......
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Terpikat Pesona Tuan Eksekutif   Dari Cinta ke Kakak Zone

    "Maaf menunggu lama" sahut Sara, wanita itu langsung duduk di depan Zein.Pemuda itu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, "Santai saja, sudah pesan?"Wanita itu menganggukkan kepalanya, "Jadi ada apa Kak?""Bagaimana kabar kamu dan Bryan?""Baik" sahutnya terlihat bingung karena pemuda itu tidak menjawab pertanyaannya."Baguslah dia mendengar ucapanku" Sara mengerutkan keningnya bingung, "Kamu harus berterimakasih sama Rani, Tiara dan saya karena sudah membantu hubungan kalian berdua"Sara terlihat tersenyum, "Baiklah terimakasih Tuan, jadi ada apa Tuan memanggil saya? Tidak biasanya Tuan mengajak saya bertemu, biasanya Tuan akan langsung muncul di depan rumah kalau merindukan saya dan Kila""Dengarkan baik-baik ucapan saya dan jangan kamu potong ucapan saya" Sara menganggukkan kepalanya, saat pemuda itu ingin mengeluarkan suaranya. Pelayan datang membawa pesanan Sara.Setelah pelayanan

  • Terpikat Pesona Tuan Eksekutif   Happy Ending

    1 bulan kemudian"Saya bersumpah sebagai saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari sebenarnya" sahut Sari sambil mengangkat tangan kanan ke atas dan tangan kiri memegang sebuah map.Setelah mengucapkan sumpah saksi, gadis itu duduk di kursi saksi. Di kursi terdakwa ada Tiara, Bimo dan 3 anak Bram dan pengacara dari masing-masing mereka.Di kursi pengunjung ada Sara, orang tua Sara, Sintya, Bryan, Erham, Tiara dan Rani yang menghadiri persidangan. Kila tidak ikut, dia diasuh oleh Ayah Bryan dan Erham.Sari ditanya oleh beberapa pertanyaan oleh jaksa, gadis itu menjawabnya dengan lugas dan tegas ia juga memberikan beberapa bukti kuat yang dia punya.Di kursi terdakwa mereka berlima hanya diam saja tidak ada perlawanan, gadis itu sudah berjanji pada Sari akan menyerahkan diri ke polisi setelah penculikan Kila.Setelah beberapa jam persidangan dan beberapa saksi serta terdakwa sudah ditanya oleh Jaksa dan mahkamah agung sudah berdiskusi dengan dua rekan yang duduk

  • Terpikat Pesona Tuan Eksekutif   18+ Tidak Jadi

    "Kamu tidur di kasur dengan Kila, aku akan tidur di Sofa" sahut Bryan sambil menata sofa yang ada di kamarnya."Biar aku saja, Kakak masih dalam masa pemulihan" "Aku sudah baik-baik saja, kasian Kila kalau harus kamu gendong ke Sofa""Aku saja yang tidur di Sofa, Kakak dan Kila tidur di kasur" sahutnya sambil menghampiri Bryan."Bisakah sekali saja kamu menuruti perkataanku" sahutnya sambil menatap lamat wajah cantik Sara dan sebelah tangannya menahan sebelah tangan Sara yang akan mengambil selimut."Kakak-" ucapannya terpotong karena Bryan mengecup bibir wanita itu, membuat Sara terkejut."Sssttt, nanti Kila bangun" lirihnya tepat di depan bibir wanita itu.Bryan menatap wajah Sara dan menatap bibir mungil dan pink alami Sara beberapa menit, lalu dia kembali menempelkan bibirnya ke bibir Sara.Wanita itu hanya diam saja karena masih terkejut dengan tingkah Bryan, sampai akhirnya Bryan menggigit bibir bawah wan

  • Terpikat Pesona Tuan Eksekutif   Ke Rumah Kakek

    "Kabar Ayah bagaimana?" tanyanya sambil mengelus sebelah tangan mungil Kila."Ayah baik-baik saja dan Ayah sangat ingin bertemu dengan Kila"Sara yang mendengar itu hanya diam saja, "Ajaklah Ayah kapan-kapan ke rumah untuk bertemu dengan Kila""Rencananya saat aku sudah diperbolehkan pulang, aku ingin Kila menginap di rumah Ayah" sahutnya sambil menatap lamat wajah lelap sang anak."Bolehkah aku membawa Kila?" tanyanya sambil menatap ke arah Sara.Sara sempat terdiam sejenak, lalu wanita itu menganggukkan kepalanya."Kamu bisa ikut kalau mau""Tidak, Kakak bawa Kila saja. Minta Kak Erham untuk tinggal di rumah juga biar Kila tidak terlalu bingung dan minta pulang"Bryan hanya mengangguk saja, "Maafkan Papa ya Sayang karena baru datang sekarang" sahutnya sambil mengecup kening Kila.Sara hanya tersenyum melihat itu, wanita itu mengecup sebelah tangan mungil sang anak.****

  • Terpikat Pesona Tuan Eksekutif   Memulai Lembaran Baru?

    "Kamu tau bukan semenjak Bryan masuk penjara, dia membuat ulah karena sudah menghilangkan nyawa seorang gadis?" Sari menganggukkan kepalanya, jujur saja dia sempat terkejut saat melihat berita tentang Tiara di televisi."Jangan bilang gadis itu-" Sari menganggukkan kepalanya, "Dia sudah tidak waras mencari masalah dengan Bram, lalu apa hubungannya dengan Kila?""Semenjak Adiknya Bram meninggal, Bram menugaskan dia untuk membantu memperjual-belikan manusia. Gadis itu tentu tidak mau, namun dia diancam akan di habisi nyawanya kalau tidak mau-""Langsung ke intinya saja, aku tidak butuh FYI itu""Ck, kamu sungguh tidak sabaran" sahutnya kesal, Sara hanya mengedikkan kedua bahunya acuh."Intinya Bram tidak sengaja melihat Kila saat sedang bermain di taman komplek, dan dia mencaritahu latar belakang Kila.Karena ada sangkut pautnya dengan Tiara, jadi Bram meminta Tiara untuk menculiknya. Dia ingin menjualnya ke Hongkong""Lalu kamu setuju keponakanmu dijual? Kamu sudah gila!" sahutnya k

  • Terpikat Pesona Tuan Eksekutif   Papa

    "Angkat tanganmu, taruh pisaunya ke lantai" sahut Sari dengan pistol di tangannya mengarah ke samping kening anak buah pemuda itu."Kenapa kau bodoh sekali bisa ditaklukkan oleh seorang gadis?!" sahutnya kesal pada anak buahnya.Sang anak buah hanya diam saja sambil mengangkat kedua tangannya dan menelan salivanya kasar."Taruh pisau itu sekarang!" "Baiklah… baiklah… jangan arahkan pistol itu ke saya" sahutnya sambil menaruh pisau itu ke lantai.Sari memberi isyarat pada Tiara dan anak buahnya untuk keluar dari sana."Bawa juga anak itu keluar" sahutnya tanpa suara pada Tiara yang sedang memeluk anak kecil yang masih tertidur di pelukannya.Tiara hanya mengangguk saja, yang penting dia bisa keluar dari sini.Setelah Tiara dan Bimo keluar dari ruangan, Sari terlihat sedikit lengah karena dia memberitahu Tiara ke mana jalan keluar.Bram langsung mengambil pisau miliknya dan langsung menusukkan ke arah pe

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status