Share

Pemilihan Sekretaris Baru

Seorang gadis cantik turun dari taksi, dia sempat merapihkan penampilan sejenak lalu masuk ke dalam lobi perusahaannya.

Saat masuk ke dalam lobi dia agak bingung karena ramai sekali orang di sana. Sampai dia melihat temannya yang menuju ke arahnya sambil memainkan ponselnya.

Langsung saja Sara menghalangi gadis itu membuat gadis itu terkejut, "Eh Titi, kok rame sih? Ada apa?"

"Pak Bryan buka loker buat Sekretaris dan mereka kandidatnya," sahut gadis itu santai, karena dia ada urusan dan dia terburu-buru dia langsung pamit pada gadis itu dan pergi keluar perusahaan.

Gadis itu masuk ke dalam, saat dia akan menekan lift ada seseorang yang berdehem padanya membuat gadis itu terkejut.

Saat Sara menoleh ke samping dia hanya tersenyum sambil menggaruk kepala bagian belakangnya saja saat melihat pemuda tampan yang sudah melipat tangannya di depan dadanya.

"Alasan kali ini apa lagi" sahutnya datar.

"Saya ga ada alasan, Bapak sendiri yang meminta saya menemui klien dulu sebelum sampai di Kantor," sahutnya santai.

Saat sedang sarapan tadi Bryan menghubunginya untuk memintanya menemui klien di salah satu restoran yang ternyata tak jauh dari rumahnya.

Gadis itu mengiyakan, pemuda itu hanya mengangguk dia lupa kalau tadi pemuda itu meminta tolong pada Sara untuk menemui kliennya.

Mereka naik lift bersama, Sara asik dengan dunianya sendiri sambil menunggu lift sampai di lantainya.

Sedangkan Bryan asik dengan tabnya, mereka sampai di lantai ruangan mereka, mereka keluar dan berpencar.

Bryan langsung masuk ke dalam ruangan dan Sara juga masuk ke dalam ruangannya.

Gadis itu sempat terkejut karena dia melihat salah satu asisten pemuda itu ada di ruangannya, pemuda diutus oleh Bryan untuk membantu pekerjaan gadis itu.

Wajahnya 2 kali lipat lebih dingin dari Bryan tapi pemuda itu sedikit lebih ramah dari pemuda itu.

Gadis itu berusaha fokus dengan pekerjaannya, sedangkan Bryan hari ini harus mewawancarai para-para gadis di luar sana.

****

Setelah selesai makan siang, saat ini Bryan beserta salah satu asistennya yang membantu pekerjaan gadis itu dan Sara saat ini sedang ada di restoran untuk bertemu dengan klien dari China.

Nama pemuda tampan itu adalah Erham, gadis itu jadi semakin merinding saat duduk diantara mereka karena wajah dan sikap mereka yang sama-sama dingin saat ini.

Sara memilih untuk menyibukkan dirinya dengan tab di tangannya sekalian mempelajari materi.

Tak lama kliennya datang membuat gadis itu sedikit gugup, kliennya ini sangat cantik dan elegan.

Di belakangnya ada asistennya yang sangat tampan menurutnya.

Setelah itu mereka mulai pembicaraan, dan kembali Bryan dibuat terkejut oleh gadis itu karena dia sangat fasih menggunakan bahasa China.

Melihat gadis itu menyampaikan materi yang asistennya berikan dengan sangat baik membuat kedua pemuda tampan itu tersenyum bangga, meski mereka tersenyum tipis dan singkat.

Setelah selesai dan mereka sepakat, kedua pemuda tampan itu dan Sara memutuskan untuk kembali ke Kantor.

Mereka pisah lift, Bryan harus ke lantai finance sedangkan Erham dan Sara kembali ke ruangan.

Besok Erham tidak akan membantu gadis itu lagi karena akan ada Sekretaris baru yang akan membantu pekerjaan gadis itu.

Setelah selesai dengan urusannya di bagian Finance dia kembali ke ruangannya.

Sebelum masuk ke dalam ruangannya dia sempat melihat ke arah ruangan Sara, Sara dan Erham terlihat sibuk dengan laptop masing-masing.

Erham yang melihat gerak-gerik pemuda tampan itu entah kenapa dia merasa curiga dengan pemuda tampan itu.

Setelah Bryan masuk ke dalam ruangannya, dia menerima telpon dari suster yang merawat adiknya itu.

Suster pengasuh sang adik menghubunginya untuk memberikan kabar tentang sang adik.

Setelah sambungan terputus, pemuda itu menghela nafas panjang.

"Karena sibuk, aku jadi lupa tujuan awal" monolognya sambil memijat keningnya.

"Maaf ya Sayang, Kakak akan hukum orang yang sudah bikin kamu kayak gini," sahutnya sambil tersenyum tipis.

****

Saat ini gadis itu sedang berjalan santai menuju ke minimarket untuk membeli bahan makanan dan keperluannya.

Saat sedang asik dengan ponselnya, gadis itu dikejutkan oleh seseorang yang tiba-tiba membekapnya dari belakang.

Sara berusaha memberontak namun kalah dengan kekuatan laki-laki. sampai akhirnya dia pingsan.

Baru saja dia akan dibawa oleh pemuda itu ke arah mobilnya, dari arah belakang ada seseorang yang menegur pemuda itu.

"Mau dibawa ke mana dia?" tanya Bryan. Pemuda itu hanya diam saja dengan Sara yang tak sadarkan diri dalam pelukannya.

"Lepasin dia" sahutnya santai.

pemuda itu tidak terima dengan ucapan Bryan langsung berdecak sebal, "Dia yang sudah membunuh Adikmu Bryan, kamu bilang lepasin dia?"

"Saya tau dan masih ragu. Saya ragu bukan dia pelakunya"

"Ragu? jelas-jelas wajah mereka mirip"

Mendengar itu membuat Bryan terdiam, "Saya masih butuh dia, kamu lepasin dia biar saya yang handle"

Pemuda itu menoleh ke arah Sara sejenak, setelah itu menoleh ke arah Bryan. Pemuda itu berdecak sebal lalu memberikan Sara pada Bryan.

Pemuda itu pergi dari sana meninggalkan Bryan yang menggendong Sara. Bryan memutuskan untuk ke mobilnya dan mengantarkan gadis itu pulang.

"Kamu tenang saja, aku tentu tidak akan tinggal diam, aku udah janji sama Fanya untuk balas dendam" monolognya setelah mendudukkan Sara di kursi penumpang dan Bryan yang sudah duduk di kursi pengemudi.

pemuda itu menyalakan mesin mobil dan mengantarkan gadis itu ke apartemennya, dia tau di mana gadis itu tinggal karena info dari anak buahnya.

Tak membutuhkan waktu lama, mobil yang ditumpanginya oleh Bryan tiba dengan selamat di apartemen gadis itu.

Kebetulan gadis itu sadar dan terkejut saat tau dia ada di dalam mobil Bryan "Kamu lebih baik istirahat dan jangan keluar sendirian malam-malam" sahutnya singkat.

Sara hanya diam saja, dia masih memproses kejadian beberapa waktu yang lalu, "Kamu mau ikut saya pulang?" tanyanya sambil menoleh ke arah Sara.

Sara langsung sadar dan menggelengkan kepalanya lalu turun dari mobil, tak lupa gadis itu mengucapkan terimakasih kepada Bryan. pemuda itu hanya mengangguk dan pergi dari sana.

****

Bryan saat ini sedang duduk di ruang ICU lengkap dengan baju khusus pengunjung ICU. pemuda itu menatap gadis cantik di depannya yang terbaring lemah dengan segala alat untuk menopang kehidupannya dengan tatapan hangat khas seorang kakak pada adiknya.

Pemuda itu pun mengecup punggung tangan kurus sang adik dan menaruh punggung tangan sang adik ke keningnya.

"Kamu kapan bangun Sayang? Kalau kamu bangun. Kakak janji akan nurutin semua keinginan kamu, maaf selama ini Kakak selalu sibuk dan jarang memiliki waktu sama kamu" sahutku lirih.

Tanpa Bryan sadari, sang adik mengeluarkan air matanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status