Share

Siapa Fanya?

Author: Gina Sofiany
last update Last Updated: 2023-06-20 15:19:37

"Itu leher kamu kenapa?" tanya Tiara khawatir.

"Kemarin tiba-tiba ada orang aneh yang langsung mencekik aku terus bilang, aku masih bisa hidup baik-baik saja setelah menghilangkan nyawa Fanya, Fanya anaknya siapa aku aja ga tau" sahutnya santai.

Tiara yang mendengar itu langsung terdiam, Sara yang melihat Tiara diam saja mengerutkan keningnya.

Baru saja dia akan mengeluarkan suara, Sara mendapatkan notifikasi Wa dari atasannya.

Bryan tau kalau ada Tiara di sana, dan dia membiarkannya saja karena yang dia lihat gadis itu tetap bekerja dan sepertinya Tiara membantu pekerjaan gadis itu.

"Beb, aku ke ruangan Pak Bos dulu ya, kenapa aku takut ya? Apa aku mau diomelin lagi," sahutnya sambil menyimpan file-filenya terlebih dulu.

"Tolong liatin dan cek apa sudah disimpan atau belum file-filenya aku takut lupa" sahutnya sebelum membuka pintu.

Tiara menganggukkan kepalanya dan gadis itu keluar dari ruangannya menuju ke ruangan Bryan.

"Ada apa ya Pak?" tanya gadis itu setelah menutup pintu ruangannya dan berjalan ke arah pemuda itu.

"Kenapa ada Tiara di sana? Kamu panggil dia?" tanya pemuda itu datar.

Gadis itu sudah menelan saliva kasar setelah mendengar pertanyaan pemuda tampan di depannya.

"Maaf Pak sebelumnya, saya manggil dia untuk meminta tolong membantu pekerjaan saja. Jujur saja pekerjaan saya memang cukup banyak hari ini dan saya sedikit kewalahan," sahutnya sambil menggigit bibir bawahnya.

Dan tangannya terlihat memainkan ujung bajunya, Bryan hanya menganggukkan kepalanya.

"Memang ga etis minta ini ke Bapak disaat saya baru saja masuk kerja, hmmm boleh ga kalau saya minta orang satu lagi untuk membantu saya?" cicitnya takut-takut.

Bryan langsung menganggukkan kepalanya membuat gadis itu langsung bingung, dia pikir dia akan dimarahi oleh pemuda itu.

"Ini Bapak serius kan?" Bryan kembali menganggukkan kepalanya.

"Saya memang sedang mencari orang untuk membantu kamu, jadi nanti kamu ga usah minta Tiara untuk membantu kamu lagi. Kasihan pekerjaannya jadi double nanti,"

Gadis itu menganggukkan kepalanya "Wah, terimakasih banyak Pak," sahutnya kegirangan.

Gadis itu langsung pamit dari ruangan Bryan dan kembali ke ruangannya lagi.

"Tolong kamu bantu Sara untuk sementara, sambil saya mencari satu Sekretaris lagi," sahutnya pada salah satu asistennya melalui telpon.

Setelah melihat Sara keluar dari ruangannya dia langsung menghubungi asistennya.

Setelah mendengar persetujuan dari salah satu asistennya menutup sambungannya dan kembali bekerja.

Tiara juga kembali ke Divisinya karena dia dipanggil oleh atasannya, Sara bekerja dengan tenang dan riang dia merasa senang karena akan mendapat teman baru.

****

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 7 malam dan Bryan baru saja menyelesaikan pekerjaannya.

Pemuda tampan itu memutuskan untuk melepas dasi yang mencekiknya lalu dia membuka kancing yang dekat leher dan satu kancing di bawah leher.

Setelah itu dia melepas kacamata bacanya dan menggulung lengan bajunya sampai siku.

Bryan sudah beberapa kali mengklik save dokumennya untuk memastikan apakah sudah tersimpan atau belum.

Setelah itu dia merapihkan berkas-berkasnya dan memilah berkas yang sudah dia kerjakan dan yang belum dia kerjakan.

Setelah itu keluar dari ruangannya tak lupa mematikan lampu ruangannya.

Pemuda tampan itu mengerutkan keningnya saat melihat lampu ruangan Sara yang masih menyala.

Dia menuju ke arah ruangan gadis itu lalu membukanya, "Kenapa ka-," dia seketika menghentikan ucapannya setelah melihat gadis itu yang tertidur di atas meja yang dikelilingi oleh sofa-sofa.

Bryan masuk ke dalam lalu dia mengambil laptop yang masih menyala, sebelum Bryan menutup laptopnya dia mengklik beberapa kali tombol save.

Lalu dia mematikan laptopnya dan menaruh laptop itu di atas meja kerja Sara.

Setelah itu Bryan merapihkan berkas-berkasnya dan menaruhnya juga di meja dekat laptop.

Baru dia membangunkan gadis cantik itu pelan-pelan agar tidak mengejutkannya.

Sara langsung bangun dan Bryan sempat tersenyum karena gemas dengan ekspresi gadis itu saat bangun.

"Kamu lembur? Sudah saya bilang kalau jam pulang Kantor itu harus segera pulang" sahut dengan ekspresi datar.

Gadis itu menatap ke arah Bryan dan dia sempat terpesona dengan penampilan pemuda itu saat ini.

Penampilan yang berantakan namun terkesan menggoda, dia bahkan sampai menelan salivanya.

"Jangan melamun cepat pulang" sahutnya lagi.

Gadis itu langsung tersadar dan dia langsung bangkit, Bryan ikut bangkit sampai dia melihat gadis itu yang kebingungan seperti mencari sesuatu.

Bryan dengan santai bilang kalau laptopnya sudah dia matikan dan sudah dia klik save dokumen beberapa kali.

Lalu dia juga sudah membereskan dokumen-dokumen tadi dan dia simpan didekat laptopnya.

Gadis itu hanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih.

"Sudah besok saja dilanjutkan pekerjaannya, sekarang kamu pulang," sahutnya dan dia langsung keluar dari ruangan gadis itu.

Sara hanya senyum-senyum saja karena ulah pemuda itu.

Dia langsung mengambil blezernya dan mengambil tas kerjanya, tak lupa dia mematikan lampu ruangannya sebelum keluar dari ruangan.

Saat dia keluar dari ruangannya Sara dibuat terkejut dan menelan saliva takut karena lorong lantainya sudah gelap.

Dia langsung saja berlari ke arah lift karena ketakutan. Sampai Bryan terkejut karena dia mendengar suara orang berlari ke arahnya.

Dia sedang menunggu lift sambil menunggu gadis itu keluar dari ruangannya.

Sara misuh-misuh takut membuat Bryan menggelengkan kepalanya, sepertinya dia tidak sadar kalau Bryan ada di depannya saat ini.

Tak lama suara Lift bunyi dan pintu terbuka membuat Sara terkejut, dan dia terkejut 2 kali.

Gadis itu terkejut karena bunyi lift dan terkejut sekaligus malu karena ada Bryan di sana, dia kira dia sendirian di sana.

Mereka masuk lift bersama dan Sara menekan tombol ke arah lobi, Bryan menekan kembali tombol lantai itu membuat Sara mengerutkan keningnya.

"Pintu Lobi jam segini udah dikunci, kamu pulang bareng saya saja," sahutnya santai sambil memainkan ponselnya.

Gadis itu hanya mengangguk saja. Tak lama lift bunyi dan gadis itu kembali terkejut karena dia melamun.

Mereka keluar dari lift dan Bryan berjalan di depan gadis itu, melihat suasana basement yang sudah sepi dia langsung berjalan agak cepat dan reflek memegang ujung baju pemuda itu.

Membuat Bryan terkejut dan reflek berhenti, lalu dia menoleh ke arah belakang. Pemuda itu hanya menggelengkan kepalanya saja saat melihat wajah ketakutan gadis itu.

Sara semakin mendekat ke arah Bryan membuat pemuda itu terdiam karena dia bisa mencium aroma parfum yang manis dari tubuh gadis itu dan pemuda itu menyukainya.

"Menjauh, Saya risih" sahutnya datar. Sara reflek menjauhkan badannya dari Sara dan mereka masuk ke dalam mobil.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang memperhatikan mereka sambil mengepalkan sebelah tangannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpikat Pesona Tuan Eksekutif   Dari Cinta ke Kakak Zone

    "Maaf menunggu lama" sahut Sara, wanita itu langsung duduk di depan Zein.Pemuda itu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, "Santai saja, sudah pesan?"Wanita itu menganggukkan kepalanya, "Jadi ada apa Kak?""Bagaimana kabar kamu dan Bryan?""Baik" sahutnya terlihat bingung karena pemuda itu tidak menjawab pertanyaannya."Baguslah dia mendengar ucapanku" Sara mengerutkan keningnya bingung, "Kamu harus berterimakasih sama Rani, Tiara dan saya karena sudah membantu hubungan kalian berdua"Sara terlihat tersenyum, "Baiklah terimakasih Tuan, jadi ada apa Tuan memanggil saya? Tidak biasanya Tuan mengajak saya bertemu, biasanya Tuan akan langsung muncul di depan rumah kalau merindukan saya dan Kila""Dengarkan baik-baik ucapan saya dan jangan kamu potong ucapan saya" Sara menganggukkan kepalanya, saat pemuda itu ingin mengeluarkan suaranya. Pelayan datang membawa pesanan Sara.Setelah pelayanan

  • Terpikat Pesona Tuan Eksekutif   Happy Ending

    1 bulan kemudian"Saya bersumpah sebagai saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari sebenarnya" sahut Sari sambil mengangkat tangan kanan ke atas dan tangan kiri memegang sebuah map.Setelah mengucapkan sumpah saksi, gadis itu duduk di kursi saksi. Di kursi terdakwa ada Tiara, Bimo dan 3 anak Bram dan pengacara dari masing-masing mereka.Di kursi pengunjung ada Sara, orang tua Sara, Sintya, Bryan, Erham, Tiara dan Rani yang menghadiri persidangan. Kila tidak ikut, dia diasuh oleh Ayah Bryan dan Erham.Sari ditanya oleh beberapa pertanyaan oleh jaksa, gadis itu menjawabnya dengan lugas dan tegas ia juga memberikan beberapa bukti kuat yang dia punya.Di kursi terdakwa mereka berlima hanya diam saja tidak ada perlawanan, gadis itu sudah berjanji pada Sari akan menyerahkan diri ke polisi setelah penculikan Kila.Setelah beberapa jam persidangan dan beberapa saksi serta terdakwa sudah ditanya oleh Jaksa dan mahkamah agung sudah berdiskusi dengan dua rekan yang duduk

  • Terpikat Pesona Tuan Eksekutif   18+ Tidak Jadi

    "Kamu tidur di kasur dengan Kila, aku akan tidur di Sofa" sahut Bryan sambil menata sofa yang ada di kamarnya."Biar aku saja, Kakak masih dalam masa pemulihan" "Aku sudah baik-baik saja, kasian Kila kalau harus kamu gendong ke Sofa""Aku saja yang tidur di Sofa, Kakak dan Kila tidur di kasur" sahutnya sambil menghampiri Bryan."Bisakah sekali saja kamu menuruti perkataanku" sahutnya sambil menatap lamat wajah cantik Sara dan sebelah tangannya menahan sebelah tangan Sara yang akan mengambil selimut."Kakak-" ucapannya terpotong karena Bryan mengecup bibir wanita itu, membuat Sara terkejut."Sssttt, nanti Kila bangun" lirihnya tepat di depan bibir wanita itu.Bryan menatap wajah Sara dan menatap bibir mungil dan pink alami Sara beberapa menit, lalu dia kembali menempelkan bibirnya ke bibir Sara.Wanita itu hanya diam saja karena masih terkejut dengan tingkah Bryan, sampai akhirnya Bryan menggigit bibir bawah wan

  • Terpikat Pesona Tuan Eksekutif   Ke Rumah Kakek

    "Kabar Ayah bagaimana?" tanyanya sambil mengelus sebelah tangan mungil Kila."Ayah baik-baik saja dan Ayah sangat ingin bertemu dengan Kila"Sara yang mendengar itu hanya diam saja, "Ajaklah Ayah kapan-kapan ke rumah untuk bertemu dengan Kila""Rencananya saat aku sudah diperbolehkan pulang, aku ingin Kila menginap di rumah Ayah" sahutnya sambil menatap lamat wajah lelap sang anak."Bolehkah aku membawa Kila?" tanyanya sambil menatap ke arah Sara.Sara sempat terdiam sejenak, lalu wanita itu menganggukkan kepalanya."Kamu bisa ikut kalau mau""Tidak, Kakak bawa Kila saja. Minta Kak Erham untuk tinggal di rumah juga biar Kila tidak terlalu bingung dan minta pulang"Bryan hanya mengangguk saja, "Maafkan Papa ya Sayang karena baru datang sekarang" sahutnya sambil mengecup kening Kila.Sara hanya tersenyum melihat itu, wanita itu mengecup sebelah tangan mungil sang anak.****

  • Terpikat Pesona Tuan Eksekutif   Memulai Lembaran Baru?

    "Kamu tau bukan semenjak Bryan masuk penjara, dia membuat ulah karena sudah menghilangkan nyawa seorang gadis?" Sari menganggukkan kepalanya, jujur saja dia sempat terkejut saat melihat berita tentang Tiara di televisi."Jangan bilang gadis itu-" Sari menganggukkan kepalanya, "Dia sudah tidak waras mencari masalah dengan Bram, lalu apa hubungannya dengan Kila?""Semenjak Adiknya Bram meninggal, Bram menugaskan dia untuk membantu memperjual-belikan manusia. Gadis itu tentu tidak mau, namun dia diancam akan di habisi nyawanya kalau tidak mau-""Langsung ke intinya saja, aku tidak butuh FYI itu""Ck, kamu sungguh tidak sabaran" sahutnya kesal, Sara hanya mengedikkan kedua bahunya acuh."Intinya Bram tidak sengaja melihat Kila saat sedang bermain di taman komplek, dan dia mencaritahu latar belakang Kila.Karena ada sangkut pautnya dengan Tiara, jadi Bram meminta Tiara untuk menculiknya. Dia ingin menjualnya ke Hongkong""Lalu kamu setuju keponakanmu dijual? Kamu sudah gila!" sahutnya k

  • Terpikat Pesona Tuan Eksekutif   Papa

    "Angkat tanganmu, taruh pisaunya ke lantai" sahut Sari dengan pistol di tangannya mengarah ke samping kening anak buah pemuda itu."Kenapa kau bodoh sekali bisa ditaklukkan oleh seorang gadis?!" sahutnya kesal pada anak buahnya.Sang anak buah hanya diam saja sambil mengangkat kedua tangannya dan menelan salivanya kasar."Taruh pisau itu sekarang!" "Baiklah… baiklah… jangan arahkan pistol itu ke saya" sahutnya sambil menaruh pisau itu ke lantai.Sari memberi isyarat pada Tiara dan anak buahnya untuk keluar dari sana."Bawa juga anak itu keluar" sahutnya tanpa suara pada Tiara yang sedang memeluk anak kecil yang masih tertidur di pelukannya.Tiara hanya mengangguk saja, yang penting dia bisa keluar dari sini.Setelah Tiara dan Bimo keluar dari ruangan, Sari terlihat sedikit lengah karena dia memberitahu Tiara ke mana jalan keluar.Bram langsung mengambil pisau miliknya dan langsung menusukkan ke arah pe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status