Share

3. Menuju pulang

 Aku pun sampai di gudang tempat Aku bekerja, Aku bekerja seperti biasa, menyusun barang-barang yang sudah di hitung temanku Denny, untuk dikirim sesuai pesanan toko langganan kami.

“Way nanti malam ada acara?” Denny menanya ku di sela pekerjaan kami

“Nggak ada way, emang kenapa Way?”

“Aku ulang tahun Way, kau bisa main DJ di acara ulang tahun ku nanti malam Way?”

“Jam berapa Way?”

“Jam Delapan aja Way kau datang!”

“Ok Way.”

“Gratis ni kan Way?”

“Ok Denny, buat denny apa yang nggak? Pasti Aku iya kan lah.” Jawabku menerima permintaan Denny.

“Haha… Makasih Way, Mantap kali, kali mantap sama dengan mantap kali.” Denny sangat senang aku menerima permintaannya.

“Haha…” Aku tertawa mendengar kalimat Denny sambil pergi untuk mengerjakan pekerjaan seperti biasanya.

Tidak banyak hal yang dapat aku tuangkan dalam cerita ini tentang pekerjaan ku saat itu. Sebab saat itu Aku emang bekerja seperti biasa saja.

 Jam sudah menunjukan pukul 15:00 WIB waktunya untuk bertukaran jam kerja pada pekerja shift dua.

 Aku langsung menuju locker dan membuka ponsel sambil mengambil jaket ku yang basah. Aku lihat ada satu pesan dari Lina di aplikasi WA ku.

“Aku nunggu di halte.” WA dari Lina.

“Ok nyonya.” Balas ku sambil berjalan ke halte.

 Aku hampir sampai di halte tempat Lina menunggu.

“Hai…” Sapa ku dengan teriakan dari kejauhan sambil melambaikan tangan.

“Matamu rabun ya?” Tanya ku sedikit berbisik ke Lina saat aku sudah sampai di halte, karena Lina hanya melihatku tapi tidak merespon sapaan ku.

“Kau yang rabun, nggak lihat apa disini ramai?” Jawab Lina

“Kalau ramai emang kenapa?”

“Kau nggak malu apa? Emang benar dugaan ku tadi pagi, isi di kepalamu sudah busuk.”

“Loh… kenapa harus malu Lin? Menyapa itu kan hal yang baik, lucu ya berbuat baik bisa malu.”

“Oh…”

“Singkat, padat, dan akurat ya?” sindir ku ke Lina karena menjawab perkataan ku dengan sangat singkat.

"Itu angkotnya sudah datang, stop sana!”

“Siap nyonya.”

Aku pun langsung menyetop angkot yang ditunjuk Lina, aku pun juga ingin cepat sampai ke tempat kosanku, untuk mempersiapkan lagu-lagu yang akan aku mainkan nanti malam di acara ulang tahun Denny.

 Di dalam angkot, Lina tidak bicara apapun kepada ku. Sebab di dalam angkot itu sangat bising di buat abang supir yang sedang menikmati lagu-lagu batak yang aku tidak tahu artinya, tapi walau aku tidak tahu artinya aku juga menikmati lagunya, sampai musik batak itu menemani aku dengan nyaman sampai ke tempat berhentiku.

“pinggir bang.” Lina meminta supir angkot untuk memberhentikan mobilnya pas di depan gang kos ku.

Lina turun terlebih dahulu, dan langsung menepi, sebagai isyarat kepada ku untuk kali ini aku lah yang harus membayar ongkos angkot.

“Ini bang dua orang, sama pacarku yang cantik.” Aku membayar ongkos angkot sambil melempar senyum ke Lina yang sedikit menaikan hidungnya, sebab mendengar perkataan ku kepada abang supir angkot.

“Ayok nyonya.” Ajak ku ke Lina untuk jalan memasuki gang tempat kos ku.

“Hemm… Jauh nggak?” Tanya Lina sambil berjalan mengikutiku dari belakang.

“Nggak kok, pas di belakang ruko ini kos-kosan ku.” Aku menunjuk ruko tempat kami berteduh tadi pagi.

 Tidak butuh waktu lama kami pun sampai di tempat kos ku.

“Mau masuk dulu apa langsung pulang?” Tanya ku ke Lina sambil membuka pintu kos ku.

“Pulang lah, mau ngapain berduaan sama mu di dalam kosan mu yang tidak seberapa ini?”

“ Ya… mana tau kita dua khilaf kan lumayan, hehe….” Candaku ke Lina sambil melempar jaket ku yang lembab ke lantai.

“Eh… sembarangan kau, kau kira aku wanita apaan?”

“haha… santai lah aku cuma bercanda, kan sudah aku bilang aku bukan orang jahat nyonya.” Jawabku santai sambil mengambil minum.

“Bercanda mu jelek, aku nggak suka.”

“Ya sudah maaf, ayo masuk dulu.” Ajak ku ke Lina sambil memberikannya segelas air minum.

BERSAMBUNG DI HALAMAN SELANJUTNYA...

TERIMAKASIH....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status