Share

Bab 2: Kasus saat cuti.

Suara benda besar jatuh yang berasal dari lantai tiga membuat Clare Littlejohn beranjak terbirit-birit. Dua tangga spiral besar nan megah itu ia lewati cepat demi menuntaskan rasa cemasnya. Tanpa meminta izin terlebih dahulu pada sang pemilik kamar, Clare membuka lebar-lebar pintu berdaun dua itu hingga menimbulkan bunyi sebab terbanting pada tembok. 

"Astaga, Henry!" teriaknya histeris.

Bagaimana tidak histeris, mengetahui jika adiknya yang bodoh itu sedang melakukan percobaan bunuh diri. Lagi. Kali ini dengan gantung diri di tengah kamarnya yang memiliki langit-langit cukup tinggi. Sebuah lemari besar tergeletak begitu saja di bawahnya—dapat dipastikan lemari tersebutlah sumber debum besar yang beberapa menit lalu terdengar—sementara Henry sendiri benar-benar tergantung di sana tanpa berkutik. 

Clare yang sangat panik jika saja adiknya itu betulan mati sesegera mungkin berteriak memanggil Goyle Johnson, pelayan setia keluarga Littlejohn untuk membawakan tangga besi lipat untuk Henry turun. Tanpa waktu lama Goyle sudah membawakan tangga tersebut di pelukannya. Bahkan Erroll, anjing ras Dalmatian kesayangan Henry itu pun ikut bersamanya lalu berlari menghampiri Henry dan menggong-gong mencoba untuk memanggil tuannya yang tergantung di atas sana. 

Tanpa perlu diperintahkan, Goyle menempatkan dengan sempurna tangga besi lipat itu di bawah Henry. Kali ini Erroll mencoba untuk menaiki tangga tersebut namun kemudian turun dan sedetik kemudian mencoba untuk naik kemudian turun lagi, hal itu ia lakukan selama beberapa kali hingga akhirnya memilih duduk di sebelah tangga menunggu tuannya turun. 

Dengan serta-merta Henry mengejutkan semua yang ada di sana karena suara tarikan napasnya yang begitu besar selayaknya orang sekarat.

"Cepat turun dari sana, dasar gila!" Clare mengutuk terang-terangan.

"Oh, halo, Kakak!" Dengan bodohnya Henry melambai-lambaikan tangan pada Clare seolah-olah menjadi seorang artis terkenal yang tengah menyapa penggemar setianya. 

"Turun, Henry!" teriaknya sekali lagi.

Erroll ikut memeriahkan suasanya dengan gong-gongannya, sedangkan Goyle hanya berdiri tegap menonton keributan adik-kakak yang sudah menjadi makanan sehari-harinya selama bekerja.

"Aku mendengar amukan hebat, ada apa lagi—wow!" sahut Arlo tiba-tiba. "Apakah yang kali ini berhasil?" 

Akhirnya Henry melepas ikatan seutas tali tambang di lehernya dan turun perlahan. "Aku masih hidup, itu artinya gagal untuk yang kesebelas kalinya menggunakan metode gantung diri ini."

Arlo Martinez, sahabat karibnya itu menghampiri lalu memberikan salam tos andalan mereka berdua sambil terkekeh-kekeh.

"Berhentilah melakukan hal-hal gila, Henry Littlejohn. Akan kuadukan pada ayah ibu agar kau dikembalikan ke Skotlandia." Clare mengancam sebelum akhirnya melenggang pergi dengan Goyle di belakangnya yang kembali memeluk tangga besi lipatnya tersebut.

"Terima kasih untukmu, Kakak. Dan Goyle juga tentu saja. Jika saja dalam waktu satu menit kalian tidak datang aku sudah dipastikan tengah berada di alam baka saat ini," gumamnya tanpa ada yang memperdulikan.

Henry membuka lemari bajunya—yang sudah kembali dibereskan ke posisi semulanya lagi oleh Goyle—memilih salah satu dari puluhan jas dokter yang tergantung di dalam sana. "Nah, sekarang ada apa, Mr. Martinez."

Arlo menaikkan sebelah alisnya, menatap Henry tidak percaya. "Kupikir tanpa kusebutkan pun kau sudah dapat menebak apa tujuanku datang kemari," katanya sambil lalu.

Tangan Henry menggapai susu kotak rasa stroberi yang berada di atas nakas, lalu duduk sambil menyeruput minumannya. "Ya, aku tahu. Tadi itu hanya basa-basi." 

Sedetik kemudian Henry berlari secepat kilat ke kamar mandi yang tersedia di dalam kamarnya. Dan berteriak: "SIAL! MINUMAN INI SUDAH BASI!"

Arlo terlalu kebingungan untuk menghadapi sikap Henry yang padahal tak jauh beda dengan dirinya sendiri.

"Bodoh sekali. Kau bisa menebak banyak hal sulit tapi hanya minuman basi pun kau tidak tahu." Arlo mengejek.

"Aku lupa kalau sudah mendiamkannya selama hampir dua bulan." Henry bergumam.

"Seharusnya kau minum terus sampai habis, untuk salah satu percobaan bunuh dirimu." Arlo menyarankan. Kakinya melangkah pada kursi yang berada di tengah kamar. 

"Itu sia-sia, dan hanya akan membuatmu sakit perut dan muntah-muntah karena keracunan. Tidak sampai mati. Aku sudah pernah mencobanya dan tidak akan pernah lagi." Henry menjelaskan. 

"Baiklah. Kembali ke topik awal, jadi kau ingin datang tidak?"

Henry sudah mengetahu isi gulungan kertas berpita merah yang dibawa Arlo: undangan pernikahan salah satu teman universitas mereka yang diadakan secara megah dan meriah di salah satu Gereja di wilayah Great Smith Street, pada tanggal 3 januari tahun 2012, pukul 11 pagi. Ia bukan seorang penyihir yang mampu meramal sesuatu, hanya saja mudah baginya mengetahui info tersebut dari gosip-gosip yang beredar dan dari banyaknya kemungkinan-kemungkinan ia hanya menebak waktu dan tempat paling ideal. Tetapi, hanya satu yang tidak ia ketahui yaitu, pasangan.

"Aku benci pernikahan," sarkasnya dalam satu tarikan napas.

Arlo ikut mencibir, "Kaupikir aku dengan senang hati akan datang? Tentu saja tidak."

"Aku akan datang," putus Henry selang beberapa menit kemudian.

"Cepat sekali berubah pikiran, kenapa dengan dirimu? Dan dengan siapa kau akan datang nanti?"

"Hanya merasa ada sesuatu yang menyenangkan besok," jawabnya asal. "Aku akan datang dengan Kakakku."

Arlo bergidik ngeri begitu Henry menyebutkan akan ada suatu hal terjadi. Perkiraannya jarang sekali meleset, dan kebanyakan kejadian seperti mimpi buruk yang terjadi. Dalam Arlo berdoa agar dirinya senantiasa hidup damai sampai mendapatkan pasangan yang menerimanya sepenuh hati. Akan tetapi, hal itu sedikit mustahil untuk seseorang terdekat Henry Littlejohn.

"Jangan mencoba menakut-nakutiku," kesalnya. Kemudian ia berdiri dan beranjak pergi dari kamar Henry. "Baiklah hanya itu keperluanku kemari, aku akan pergi sekarang."

"Tunggu!"

Tanpa mengindahkan panggilan Henry, Arlo kabur sebelum Henry meminta sesuatu yang menyebalkan. 

"Hey, Martinez! Aku tahu kau akan pergi ke swalayan, tolong belikan aku kudapan! Martinez sahabatku, jangan kabur!"

Terlambat. Arlo sudah dapat menebak itu jadi yang dilakukannya adalah: lari secepat mungkin.

Henry berdecak kesal. Lalu terpaksa ia meninggalkan kamar dan turun ke bawah, mencari sesuatu untuk dimakan. Cuti bekerja ternyata sangat membosankan.

Di tanggal 3 Januari Henry datang lebih siang dari jadwal. Bersama dengan kakaknya ia sibuk mengomentari hidangan dan pasangan pasutri yang tengah berbahagia. Clare sendiri terharu melihat mereka sementara Henry tidak peduli sama sekali. 

Teriakan seorang wanita dari salah satu meja dekat air mancur kali ini lebih menarik dibanding pasangan pengantin di atas podium.

Meja tersebut adalah meja paling sepi karena terletak di area paling pojok terhalang air mancur, bahkan hidangannya pun masih tersusun rapi seperti belum ada yang menyentuhnya. Tepat di bawah meja tersebut seorang lelaki muda terbaring tak berdaya sambil menggenggam segelas wine yang tumpah habis ke rerumputan. Darah mengalir dari punggungnya yang tertusuk pisau.

Wanita yang berteriak, seorang lelaki muda yang kelihatannya seusia dengan korban, seorang pelayan, dan satu lagi seorang tukang dekorasi. Pelakunya bisa salah satu dari mereka, pun bisa jadi siapa saja yang hadir saat ini. Rasa-rasanya cuti kerja Henry harus selesai hari ini juga.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status