Share

Tetanggaku Malaikat Maut
Tetanggaku Malaikat Maut
Penulis: Moone

Bab 1

Michigan, Oktober 2022.

Angin malam di musim gugur berhembus cukup kencang, menyapu helaian rambut berwarna ash brown milik Ezra. Dengan santai, ia berdiri dalam bayang malam yang gelap di sebuah gang yang sepi. Ditambah dengan pakaian suit dan trench coat hitam yang ia gunakan membuat Ezra menyatu dengan kegelapan. Mata hijaunya bergerak melihat ke arah jam tangan yang ia gunakan.

“Sepuluh detik lagi,” gumam Ezra sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya.

Matanya menyorot jalanan yang sepi seakan sedang menunggu seseorang. Tak lama, suara mesin motor terdengar dari arah jalanan utama dan..

BRAKK!

Seorang pengendara motor menabrak tiang jembatan dan terpental jauh ke tengah jalan. Motor sang pengendara jatuh tergeletak setelah hantaman besar tersebut dengan kerusakan yang cukup parah di bagian depan. Mesin motor masih menyala dengan kondisi lampu yang menyorot ke arah trotoar. Cairan darah mulai mengalir dari kepala si pengendara, membasahi aspal jalan yang semula kering. Sang pengendara motor tidak berkutik sama sekali.

Tiba-tiba sesosok pemuda yang memiliki rupa sama dengan sang pengendara motor muncul di dekat tubuhnya.

Ezra berjalan santai ke arah si pemuda yang kelihatan kebingungan.

“Michael Wilson,” panggil Ezra setelah menghisap rokoknya dan membuka sebuah lembar kertas yang ia simpan dalam suitnya.

Si pemuda menoleh ke arah Ezra lalu menatap kembali tubuh pengendara motor yang tergeletak di aspal bergantian.

“Michael Wilson. Lahir 14 April 2001, umur 21 tahun,” kata Ezra.

Michael tidak begitu mendengarkan perkataan Ezra karena masih fokus melihat tubuh pengendara motor dekatnya.

“A–aku tidak mengerti. Orang itu.. aku, kan? Lalu, aku ini apa? Kenapa bisa begini?” tanya pemuda itu tampak panik dan kebingungan.

“Ya, itu adalah tubuh fanamu,” jawab Ezra.

“Lalu aku? Kenapa.. apa yang.. aku tidak mung–”

“Kau sudah meninggal. Kau adalah arwah,” sela Ezra tegas.

Mata Michael terbelalak. Ia menatap manik mata Ezra dengan tatapan tidak percaya. Michael tersenyum miring, mencoba mengelak kenyataan yang menamparnya.

“Aha–ahaha.. kamu lucu sekali,” Michael tertawa gugup.

“Bagaimana kamu bisa tahu kalau aku benar-benar sudah meninggal?”

“Karena aku adalah malaikat maut yang akan menjemputmu. Seperti yang kubilang tadi, kau sudah jadi arwah sekarang.”

Michael diam mematung. Ia kembali melihat tubuh fananya dan mencoba menyentuhnya, namun tidak bisa karena dirinya yang seakan berwujud seperti asap–tak mampu menggapai benda padat.

“Kenapa bisa? Aku hanya menabrak tiang saja. Seharusnya aku masih hidup. Tidak bisakah kamu coba untuk cek? Siapa tahu aku masih bernapas! Aku tidak bisa menyentuhnya!” seru Michael frustasi karena tidak bisa menyentuh tubuh fananya dan mencoba meminta tolong kepada Ezra.

“Kumohon bantu aku! Aku belum sempat wisuda.. Ibuku sedang menungguku di rumah. Aku belum siap untuk mati.. Ku mohon.. ku mohon..” pinta Michael yang mulai mengucurkan air mata dengan nada pedih.

Ezra membuang puntung rokoknya ke jalan lalu menginjaknya untuk mematikan api. Ia menghembuskan napas kasar karena hal seperti ini bukan pertama kali ia alami. Kebanyakan arwah yang ia jemput, belum siap untuk meninggalkan dunia dan meminta belas kasihnya untuk masih diberikan kesempatan hidup. Tapi, tugasnya di bumi hanyalah untuk menjemput para arwah yang ada dalam list kematian. Bukan dia yang memutuskan apakah orang itu atau ini akan mati dan bisa hidup kembali.

Ezra tidak memiliki kewenangan itu.

“Dengar, kau sudah ditakdirkan untuk meninggal hari ini jam 10 malam di menit ke 43 detik ke 29. Kau akan meninggal karena kecelakaan motor dan salahmu sendiri yang tetap mengendarai motor saat mengantuk. Ditambah kau tidak menggunakan helm saat mengendarai motor. Kecerobohanmu sendiri yang membuatmu meninggal,” tegas Ezra.

Sekalipun Ezra sudah mencoba menjelaskan yang terjadi, Michael tetap keras kepala dan berusaha berteriak meminta tolong.

“Tolongg!! Siapa pun tolong aku!!” teriak Michael dan mulai berdiri mengitari sekitarnya.

“Percuma saja. Tidak akan ada yang bisa mendengarmu,” ucap Ezra dengan nada gemas.

Michael masih tidak mau mendengarkan perkataan Ezra dan berusaha kabur dengan berlari setengah melayang menuju sebuah mini market.

“Sial,” umpat Ezra kesal karena Michael berusaha kabur.

Ezra pun mengejar arwah Michael. Di depan minimarket, Michael dengan mudah menembus pintu dan berusaha berbicara pada seorang petugas yang sedang berjaga. Tapi, si petugas tidak bisa mendengar ataupun melihat sosok arwah Michael.

“Halo?! Pak halo!! Tolong saya! Tubuh saya ada di sana butuh pertolongan! Saya mohon..” ucap Michael sambil menggoyang-goyangkan tangannya di depan wajah si petugas.

“Sudah, menyerahlah. Sia-sia kamu berteriak sampai gigimu copot semua juga dia tidak akan mendengar atau melihatmu,” ujar Ezra sambil terengah-engah karena habis mengejar Michael.

Bekerja selama ratusan tahun sebagai seorang malaikat kematian memang tidak mudah. Ezra tidak memiliki kekuatan supernatural yang membuatnya bisa melayang atau pergi ke suatu tempat dengan sekejap mata. Ia hanya punya kemampuan menjadi mode menghilang dari penglihatan manusia biasa seperti para arwah.

Sebagai seorang malaikat kematian, ia layaknya seperti manusia biasa. Hanya saja ia tidak menua dan tidak bisa mati, tapi bisa merasakan sakit. Ia tidak memiliki sayap seperti malaikat-malaikat yang manusia gambar. Ia juga tidak bisa merasakan kenikmatan setelah makan yang enak atau tidur yang panjang. Ia bagaikan mayat yang dihukum dengan kehidupan membosankan tanpa kenikmatan atau kebahagiaan.

Hanya ada kehampaan.

Bahkan rokok yang baru saja ia hisap saat menunggu Michael datang sama sekali tidak memberikannya rasa nikmat. Ia hanya suka meniru perilaku para manusia saja, karena hanya itu yang dapat para malaikat maut lakukan dengan hasrat suatu hari nanti mereka bisa merasakan kenikmatan seperti manusia.

Karena itu, semua malaikat maut berusaha keras untuk memenuhi targetnya selama masa bertugas agar bisa dilahirkan kembali menjadi manusia.

“Kenapa.. kenapa aku harus mati sekarang?” ucap Michael lirih dan jatuh ke lantai dengan tangis yang pilu seperti seorang anak kecil.

Sebagai malaikat maut, ia cukup miris dengan fakta bahwa ia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh para manusia.

Tidak bisa mati.

Itulah kemampuan yang para malaikat maut miliki dan diinginkan manusia.

Namun, untuk apa kehidupan yang abadi kalau hanya dipenuhi kehampaan?

“Hei,” panggil Ezra yang kini setengah berlutut di depan Michael.

Memang miris melihatnya. Michael masih muda. Ia pasti masih memiliki banyak mimpi dan pengalaman yang ingin ia capai. Ia juga bisa saja sangat dibutuhkan oleh keluarganya.

“Tidak ada gunanya menangis saat ini. Tugas dan kehidupanmu di dunia sudah berakhir saat ini. Sekarang waktunya kau istirahat. Keluargamu pasti akan baik-baik saja.”

“Bagaimana kau bisa tahu kalau keluargaku akan baik-baik saja?” tanya Michael.

Ezra tidak tahu.

Ia hanya berusaha menenangkan arwah yang harus ia jemput.

Berbohong dan berbohong lagi.

Sejujurnya, Ezra sudah muak dengan semua kata-kata manis dustanya sendiri.

Sialnya, ia hanya tahu cara itu yang dapat berhasil membujuk para arwah untuk ikut dengannya.

“Karena aku sudah menjemput banyak arwah selama ratusan tahun dan semua keluarga para arwah yang ditinggalkan pada akhirnya akan baik-baiknya,” jawab Ezra.

Kali ini ia tidak sepenuhnya berbohong.

Semua kerabat atau kawan yang ditinggalkan pasti akan terpuruk. Tapi, pada akhirnya mereka akan baik-baik saja dan bertahan karena hidup mereka harus terus berjalan.

Ezra mengulurkan satu tangannya ke arah Michael.

“Ayo istirahat,” ajak Ezra.

Michael menatap uluran tangan Ezra dengan perasaan ragu. Setelah beberapa saat, ia menghembuskan satu napas panjang dan menyambut uluran tangan malaikat maut di depannya. Ezra pun tersenyum tipis dan menarik Michael untuk bangkit.

Ia menarik tombol crown pada jam tangannya untuk mengubah jarum menit ke angka delapan, hingga satu lampu pada jam tangannya menyala. Lalu menggerakkan jarum menit lagi ke arah angka satu dan lampu lain menyala. Terakhir, ia menggerakkan jarum menit ke arah angka tiga dan seluruh lampu pada jam tangan menyala sangat terang hingga menyilaukan pandangan Michael. Kedua mata Michael refleks terpejam dan saat matanya kembali terbuka, mereka sudah berada di sebuah tempat asing.

Michael melihat sekelilingnya yang tampak seperti sebuah ruangan berwarna serba putih tanpa batas dengan banyak bunga spider lily berwarna merah di sekitar mereka. Michael menengok ke atas dan terkejut melihat seperti danau tanpa batas ada di langit-langit ruangan. Ia dapat melihat pantulan dirinya pada genangan air di atas. Entah mengapa Michael merasa hatinya begitu tenang di tempat ini. Ia bahkan belum pernah merasakan hatinya sedamai ini.

“Jalan ke sana, lalu buka pintu itu maka kamu akan masuk ke tempat istirahatmu,” ucap Ezra yang memecah keterpukauan Michael.

Ia melihat ke depan dan ada sebuah pintu berdiri sendiri di tengah ruangan. Michael menarik satu napas dan menghembuskannya.

Ia tampak mencoba meyakinkan dirinya untuk menerima takdir hidupnya dan yakin kalau semua akan baik-baik saja.

“Uhm Pak,” panggil Michael pada Ezra.

“Boleh tolong titip salam perpisahan untuk ibuku? Tolong sampaikan kalau aku menyayanginya dan jangan lupa untuk sarapan sebelum pergi kerja. Ibu selalu lupa sarapan sampai suka sakit perut. Aku tidak ingin dia sakit saat aku tidak ada,” ujar Michael sambil terisak karena mengingat ibunya.

Ezra mengangguk mengiyakan.

Michael tersenyum dan berjalan ke arah pintu menuju alam baka. Setelah Michael masuk dan pintu tertutup, Ezra memutar kembali jarum menit jam tangannya dan kembali ke bumi.

“Ah akhirnya orang terakhir dalam list selesai.”

Ezra lega setidaknya kali ini arwah yang ia jemput tidak berusaha bermain petak umpet atau kejar-kejaran semalam suntuk seperti yang sebelumnya.

Setelah orang terakhir dalam list selesai ia jemput, malaikat maut akan menerima list baru kembali yang berisi 10 nama orang beserta tanggal lahir, tanggal kematian, bagaimana mereka akan meninggal dan titik koordinat kematiannya.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status