“Makasih,” ucap Alexa saat berjalan menuju ke kelasnya sambil melihat tangan Yaron yang masih menggenggam tangannya dengan erat.
“Mau sampai kapan?” tanya Yaron tiba-tiba sambil menghentikan langkahnya yang membuat Alexa mengerutkan kening dan mengangkat sebelah alisnya.
“Apa?”
“Yang kamu lakuin ini fatal, bukan hanya cewek yang entah jadi korban atau pelaku dari permainan cinta kamu, mereka gak segan-segan buat nyakitin kamu dan kamu harus tahu cowok juga bisa ngelakuin hal yang lebih kejam untuk balas dendam atau apapun itu. Kamu sadar gak!” ucap Yaron dengan nada yang tinggi yang membuat Alexa kaget dan diam saat Yaron memarahinya.
“Udah cukup, kamu gak perlu lagi ikut campur hubungan orang lain,” lanjut Yaron sambil menahan amarahnya.
“Oke ... itu artinya kamu juga nyuruh aku untuk jangan bantuin kamu. Jadi, tolong jauhin aku,” ucap Alexa yang langsung pergi meninggalkan Ya
Sikap Alexa sudah kembali normal saat Yaron datang seakan mengembalikan dan menghilangkan hawa nafsu makannya. Mata Alexa tidak bisa diam, setelah melihat Nazwa dan Haden yang sedang makan, ia kembali melihat ke arah Yaron yang sedang fokus kepada hpnya seakan sedang membalas pesan dari seseorang karena dari tadi jari tangannya tidak bisa diam.“Pasti chattan sama Nori,” lirih Alexa dalam hati.Bayangan dirinya dan Yaron kembali datang ke dalam pikiran Alexa, suara lembut dan penuh kasih sayang yang Yaron ucapkan seakan menghantui dan memenuhi setiap sel darah yang mengalir di tubuhnya. Bagaimana bisa Yaron bersikap keras kepala dan antagonis seperti ini padahal aslinya begitu sangat lembut dan penuh kasih sayang.“Irvin,” ucap Alexa pelan saat melihat ada panggilan masuk.Yaron yang daritadi fokus ke hpnya kini teralihkan oleh suara dering hp Alexa dan langsung menatap datar Alexa yang akan mengangkat teleponnya. Senyum m
“Kalian makin dekat aja ya,” ucap seseorang yang membuat Alexa dan Irvin menghentikan makan dan melihat ke arah sumber suara.“Raysha ...!” panggil Irvin yang membuat mukanya menjadi pucat sedangkan Alexa hanya tersenyum manis menanggapi tokoh yang entah berperan menjadi apa di kehidupannya.“Hai ... lama gak ketemu,” ucap Alexa manis.Raysha tersenyum kecut, “Lama banget ya.”“Sayang kok gak bilang-bilang sih kalau mau makan malam, kan aku bisa nemenin kamu,” ucap Raysha sambil membawa kursi dari meja sebelah dan duduk di samping Irvin.Alexa sangat mual saat mendengar apa yang di ucapkan oleh Raysha, “Sangat menjijikan,” ucap Alexa dalam batinnya sambil menyuapi mulutnya.“Kamu mau pesan makanan?” tanya Irvin pada Raysha.“Nggak ah, suapin aja sama kamu,” jawab Raysha yang membuat Alexa ingin mengacak-acak wajah yang sok manis it
Alexa turun dari kamarnya untuk pergi ke ruang makan saat sudah rapih menggunakan seragam, tidak lupa dengan memegang hp namun tidak memainkannya bahkan Alexa belum lihat sama sekali hpnya pagi ini karena tidak ada keinginan dan merasa sudah bosan saja karena pasti yang mengechat itu-itu aja. Saat Alexa akan memulai sarapan, salah satu pembantu Alexa ada yang berbicara bahwa ada teman Alexa yang sudah menunggu di luar.“Yaron, Mbak?” tanya Alexa sambil mengerutkan keningnya.“Bukan Non,” jawab pembantu Alexa sopan.“Suruh masuk aja kalau gitu, Mbak. Sekalian ajak ke ruang makan.”Pembantu Alexa langsung menganggukan kepalanya dan pamit untuk menemui orang yang katanya teman Alexa. Tidak terlalu lama, pembantu Alexa kembali dengan sosok Irvin muncul dari belakang. Sambil mengangkat sebelah alis matanya dan tidak lupa tersenyum kecil, Alexa melihat ke arah Irvin dan langsung menyuruhnya untuk duduk.“Ada apa?
Alexa berjalan menuju kantin untuk membeli minuman buat Yaron yang sedang berolahraga di lapangan, jangan ditanya kenapa Alexa bisa mau melakukan itu kalau tidak di chat dan dipaksa oleh Yaron yang pada akhirnya mereka membuat kesepakatan bahwa Alexa boleh pergi dengan Irvin asalkan Alexa mau nonton dan membawakan Yaron minuman dan makanan seperti layaknya Alexa memperlakukan Irvin tadi pagi.Alexa melihat teman-teman sekelas Yaron yang sedang berolahraga dan matanya kini tertuju kepada Nori yang sedang menatap Yaron malu-malu, walaupun mungkin tidak ada yang sadar Nori melakukan itu. Tapi, tentu saja Alexa akan tahu dan bisa merasakannya jika Nori sedang berusaha untuk menarik perhatian Yaron lagi.“Minuman yang gak dinginkan?” tanya Alexa sambil memberikan minumannya kepada Yaron yang kini sedang beristirahat di sampingnya.Yaron membawa minuman dari Alexa dan langsung meminumnya karena haus, “Makanannya?” tanya Yaron.“Ada
Yaron kini sudah berada di rumah Alexa dan sedang menunggu Alexa turun dari kamarnya karena dia baru saja beres mandi, entah Alexa yang lambat atau emang Yaron yang terlalu bersemangat sehingga datangnya jam 6 pagi pun belum. Tanpa urat malu, kini Yaron sudah berada di meja makan namun sambil menyiapkan roti untuk di makan Alexa dan nanti untuknya menunggu dibuatkan oleh Alexa.“Kenapa gak sekalian nginep aja?” gerutu Alexa saat sudah sampai di meja makan sambil memakai kardigan karena terburu-buru saat pembantunya memberitahu jika Yaron sudah ada di rumahnya pagi-pagi.Yaron tidak mengubris sama sekali ucapan Alexa, dia hanya berdiri dan membuat Alexa duduk di kursi, “Sekarang buatin aku roti dengan selai coklat terus pakai keju tapi jangan terlalu banyak,” suruh Yaron kembali duduk di kursi yang berhadapan dengan Alexa.“Lah itu buat siapa?” tanya Alexa menunjuk roti yang sudah siap di meja makan.“Buat kamu lah
Kini, sudah menjadi sebuah kewajiban bagi Alexa membawa sarapan bagi Yaron, entah itu roti ataupun salad buah yang penting jenis makanannya sehat. Sikap Alexa kepada Yaron pun kini semakin stabil dan netral, Alexa jarang sekali bersikap badmood kalau lagi berhadapan dengan Yaron. Perubahan sikap Alexa memang ada sebab dan akibatnya, selain sikap Yaron yang sudah tidak semenyebalkan dulu, Alexa juga sedikit demi sedikit sudah mengerti akan sikap Yaron dan bisa memakluminya. Tapi sebenarnya perubahan sikap Alexa juga ada hubungannya dengan obat yang ada di kantong Yaron.“Obat siapa?” tanya Dokter pribadi Alexa.“Teman, Dok. Jadi menurut Dokter itu obat apa?”Dokter itu menggelengkan kepala, “Saya belum tahu pasti, ini obat apa. Tapi ini bukan obat sembarangan yang bisa dibeli di apotek. Harus ada resep terlebih dahulu dari dokter.”Alexa mengerutkan keningnya, “Jadi, orang yang mengomsumsi obatnya kemungkinan
Banyak siswa yang berlalu lalang di parkiran dan gerbang utama sekolah untuk pulang ke rumah masing-masing atau bahkan sudah ada janji dengan yang lain, seperti halnya Nazwa yang langsung mempunyai janji bersama dengan Indra. Sehingga saat keluar kelas, Nazwa langsung meninggalkan Alexa dan Haden karena sudah tidak sabar makan malam dan jalan-jalan bersama pujaan hatinya.“Haden, kamu beneran suka sama Nazwa?” tanya Alexa saat melihat wajah Haden yang kusut karena ternyata pada akhirnya Nazwa bisa dekat dengan Indra.“Hah? Kata siapa? enggaklah, masa iya,” tampik Haden.“Oh, baguslah kalau gitu. Padahal Kak Indra cowok yang ... you know lah. Namanya juga cowok,“ Wajah Alexa terlihat sedih.“Hah? Gimana? Maksud kamu ... si Indra itu?” tanya Haden yang langsung membuat Alexa menganggukan kepalanya pelan.Haden yang melihat itu langsung memukul meja dengan keras, “Kalau kamu udah tahu dari awal, ke
Alexa melihat ke arah Yaron terlebih dulu, “Yaron itu tidur atau pura-pura tidur? Takut aja, kalau kalian merencanakan sesuatu supaya aku terjebak.”“Gila ya, bangunin aja kalau gak percaya,” jawab Haden.Lagi dan lagi, Alexa melihat ke arah Yaron dengan muka yang khawatir dan kasian, tapi mau tidak mau Alexa harus membangunkan Yaron, toh ini udah malam. Masa iya dia mau nginep di rumahnya.“Yaron ... Ron ... Yaron...!” panggil Alexa lembut sambil menggoyang-goyangkan tubuh Yaron pelan.Alexa melihat ke arah Haden dengan khawatir karena Yaron tidak bangun-bangun, begitupun dengan Haden yang langsung menghampiri Yaron untuk membantu Alexa membangunkannya.“Panas, dia sakit?” tanya Haden saat menyentuh kening dan leher Yaron.Alexa membulatkan matanya sambil menyentuh kening Yaron yang benar-benar panas, sambil terus memanggil nama Yaron tidak henti. “Yaron pingsan,” ucap Alexa lemah