Share

3. Semua Tentangmu

Demitrio mendekati Renata, dia terus berjalan mendekat. Renata mundur beberapa langkah, tanpa terasa bulir-bulir bening mengalir di pipi mulusnya.

"Tolong Pak! Jangan kayak gini...," lirih Renata. Tangan kecilnya menyilang memberi kode, supaya Demitrio menjauh.

Tapi langkah Demitrio, semakin dekat dengan tubuh ramping Renata.

"Hah!" teriak Demitrio, mengagetkan Renata.

Alhasil tubuh Renata menabrak sofa dan terpelanting ke belakang, tangan Renata refleks menyambar kimono Demitrio.

Bruugh ...

Tubuh kekar Demitrio ikut terjatuh di atas Renata.

"Kamu yang membawa sendiri tubuhku, Renata Prameswari." Tangannya mulai membelai lembut pipi mulus Renata.

Dengan napas yang tak beraturan Renata terus meronta, takut, cemas, kesal kata yang ada di dalam hatinya.

Begitu santai bosnya mengatakan hal itu.

"Maaf pak, tolong menjauh!" teriak Renata, jari-jari mungilnya mendorong Demitrio. Tapi semua sia-sia, tubuh kekar Demitrio masih lekat di atas Renata.

"Pak aku mohon! Aku masih virgin dan ini hanya aku serahkan pada orang yang tepat...," ucap Renata dengan wajah cemas dan polos.

"Bagus dong, mungkin saya orang yang tepat?" Demitrio mulai menggoda dengan mengedipkan satu matanya.

Renata hanya bisa bergidik, tangannya menahan tubuh Demitrio.

"Tolong pak, lepas!" Pekik Renata, wajahnya makin memerah.

Dalam hati, dia terus melapalkan do'a-do'a, berharap tidak ada setan yang menguasai bosnya ini.

Tok ... Tok ... Tok ...

Mendengar pintu diketuk, Demitrio mengangkat tubuhnya. Renata bersyukur, sepertinya pertolongan Tuhan semakin dekat.

Sepasang laki-laki dan wanita masuk ke dalam kamar, membawa koper dan taxedo dengan hanger yang masih tergantung. Renata tidak tahu apa yang akan mereka lakukan?

"Silahkan, Nona," pinta seorang wanita cantik, mempersilahkan Renata duduk di depan cermin.

Wanita itu dengan cepat merias dan merubah wajah Renata, kacamata Renata diganti dengan softlens. Renata tampak ayu dengan riasan make up natural.

Rambut Renata yang panjang dibentuk sedemikian indah, setelah semua selesai, perubahan yang sangat drastis terjadi padanya. Gaun hitam panjang Renata, semakin memperindah lekuk tubuh.

"Anda cantik, Nona...," kata wanita yang merias Renata, senyumnya terus mengembang melihat wajah cantik Renata.

Renata hanya membalas dengan senyuman, melihat bayangan dirinya di depan cermin.

Demitrio mengganti pakaian dengan taxedo di ruang ganti. Tak berapa lama Demitrio keluar, setelah merapihkan pakaian yang dikenakannya.

Pandangan Demitrio terkesima melihat perubahan yang terjadi, pada sekertarisnya yang selalu berpenampilan kaku.

"Cantik." Mata Demitrio tak bisa lepas memperhatikan Renata, dari ujung rambut sampai kaki. Dia tidak menyangka Renata akan berubah bak putri, sesaat Demitrio terhipnotis.

"Pak!" bentak Renata, yang terbiasa menggerutu pada bosnya ini.

Demitrio yang tersadar, langsung mengalihkan pandangannya pada kedua fashion style yang khusus dibooking untuk acaranya ini.

"Terimakasih atas kerjasamanya, saya puas dengan hasil kerja Anda...," Demitrio mengeluarkan uang cash,  memberikan uang tips sebagai tambahan.

Renata masih berdiri kaku melihat Demitrio, sepatu high hellsnya belum terpasang. Demitrio mendekati Renata yang terus tertunduk.

"Lihat aku, Rena!" Demitrio memerintah.

Ihh ... Sejak kapan dia bilang Rena? Panggilan itu cuma buat ibu dan keluarga, batin Renata terus bergumam.

Renata masih tertunduk dan terdiam, Demitrio semakin memperpendek jarak diantara mereka.

"Lihat aku!" Bentak Demitrio.

Mendengar bentakan Demitrio, kepala Renata repleks mendongak ke atas.

Jedug ... Kepala Renata membentur dagu Demitrio, yang tengah melihat ke arah Renata.

"Aww ... Kamu!" bentak Demitrio, badannya terhuyung sesaat.

"Maaf Pak, saya tidak sengaja," imbuh Renata, tangannya memegang dagu Demitrio.

"Lebam sedikit, Pak...," ucap Renata, membolak-balik kepala Demitrio, memeriksa dengan seksama.

Saat ini yang ditakutkan Renata, ada luka di wajah tampan bosnya ... Kalau itu terjadi bisa-bisa bonus berkurang.

Demitrio menangkap tangan Renata, matanya melihat Renata dengan tatapan menghipnotis.

Pandangan Renata, sesaat terserap sirih mata Demitrio. Sadar Renata, atasan kamu ini pemain cinta. Renata membuang muka, menghindari tatapan Demitrio.

"Kenapa menghindar?" tanya Demitrio, tangannya masih menggenggam tangan Renata.

Renata terus menunduk, dia tidak mau jadi korban atasannya. Renata berpikir gak lucu kan, besok tersebar headline News seorang bos bersama sekertarisnya, tengah berbuat mesum di hotel ... Renata makin bergidik membayangkan semuanya.

"Maaf Pak, waktu kita tinggal sedikit. Acara louncing akan segera dimulai. Tidak lucu kan, apabila bapak datang terlambat!" tegas Renata mengalihkan perhatian.

Demitrio tersenyum, seringai di bibir merahnya tercipta. Entah apa yang akan dia lakukan terhadap Renata?

***

Tamu-tamu undangan, berdatangan dengan pakaian formal. Memperlihatkan kedigdayaan kuasa, dari masing-masing perusahaannya.

Demitrio dengan santai dan berwibawa, memulai obrolan dengan para undangan.

Renata yang mengekor hanya bisa mengagumi obrolan bosnya. Apabila Demitrio berbicara, maka lawan bicaranya seperti terhipnotis dengan setiap kata yang terucap.

"Who are you, Miss?" tanya seorang pria berwajah blasteran.

Renata melihatnya sekilas ... Belum berbicara memperkenalkan diri, Demitrio langsung menghalanginya.

"Dia Perempuanku, Al. Jangan ganggu!" Mata Demitrio mengintimidasi.

"Hai brother, gimana kabar kamu? Sudah lama tak bersaing seperti ini ya...," Pria yang disebut Al, menyeringai licik.

Demitrio menyambar tangan Renata, yang masih termangu.

"Jangan terlalu dekat, kalau tidak ingin kena masalah!" tegas Demitrio, membawa Renata menjauhi Al.

"Saya tidak mendekati siapapun, Pak," bisik Renata.

"Bagus ... Tetap di dekat saya, terlebih lagi jangan sampai berteman dengan Alghara!" seru Demitrio.

Renata makin mengerti kenapa bosnya, tidak pernah mengajaknya ke pertemuan besar? Ternyata dia memiliki jiwa humanis juga, dia tidak ingin karyawan wanitanya di manfaatkan oleh klien berhidung belang.

Walaupun setiap hari Renata kesal dengan sikapnya, tapi malam ini semua terjawab sudah, ada sisi lain yang baru diketahui Renata tentang dirinya.

Acara akan segera dimulai, MC pembuka membacakan points penting dari susunan acara yang digelar Agashi Groups.

Giliran Demitrio Agashi mengemukakan, tujuan dari louncing produk. Diharapkan dari acara ini selain pengenalan produk tapi sebagai promosi penanaman saham di Agashi Groups.

Tepuk tangan saling bersahutan ketika Demitrio telah memaparkan, kilatan cahaya dari jepretan kamera para wartawan turut menambah suasana semakin riuh.

Demitrio termasuk pengusaha muda yang tengah naik daun, banyak majalah dengan headline news membahas sang pengusaha sukses Demitrio Agashi.

Setelah turun dari panggung, Demitrio mendekati Renata yang terus memainkan laptopnya.

"Sudah, makan saja dulu. Jangan lupa kesehatanmu lebih penting,"

Dengan perhatian Demitrio, tubuh Renata tak karuan, berjuta kupu-kupu berasa terbang membawanya pergi ketempat terindah.

"Jangan salah paham. Saya melakukannya agar pekerjaan kamu tidak terhambat, hanya karena masuk angin ... Gak lucu kan?" ejek Demitrio, dia melihat geli ketika Renata mencebik.

Renata pergi menuju meja-meja makanan, yang tersusun rapih. Dia mengambil piring kecil yang diisi dengan kue-kue.

"Ekhm ... Kenapa sendirian?" Alghara bertanya pada Renata yang tengah sibuk memasukan kue ke dalam mulutnya.

Uhuk ... Uhuk ... Kaget mendengar ada yang menyapa, tanpa sengaja Renata tersedak.

Alghara memberikan air minum pada Renata, tangannya menepuk-nepuk punggung Renata.

"Kenapa ceroboh kayak gini? Kamu tidak apa-apa?" tanya Alghara cemas.

"Gak apa-apa. Saya hanya kaget...,"

Tangan Alghara mengambil kue yang ada di piring Renata, Renata dengan cepat merebut kuenya kembali.

Alghara terhenyak kaget, baru kali ini ada wanita yang begitu menantangnya. Senyum terkembang di wajah tampannya.

"Kamu karyawannya Demitrio atau kekasihnya?"

"Kalau kekasihnya apa urusan bapak? Terus kalau saya karyawannya, apa bapak akan mengejek saya?" jawab Renata ketus.

"Waw ... Nona apa nona tidak tahu reputasi saya? Pekerjaan nona bisa hilang, apabila saya berkehendak!" Alghara berseru.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
S Rohmah
Haduuhh Alghara s hidung belang mulai mengacau.. Memangnya siapa dia??
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status