Share

Chapter 5. Suami

Selesai makan malam yang di hidangkan oleh koki di rumah Zev, Mia menyantap makanan sampai perutnya kenyang, masakan koki di rumah Zev masih tidak sebaik masakan yang di buat sahabatnya, Linda.

Zev berdiri, lelaki itu menuju kamar. Mia meneguk air mineral sebelum menyusul Zev.

“Apa aku boleh pulang?” tanya nya.

Zev yang baru saja mengambil jaket dari dalam lemari menoleh ke arah Mia. “Pulang? Ini rumahmu, kau ingin pulang kemana?” tanya Zev balik.

Terdiam. Ada benarnya, selain itu rumah Mia dan rumah Zev sangat jauh. Mia juga berpisah dengan Linda hanya demi bisa mendapatkan pekerjaan di daerah Los Angeles - California. Benar-benar demi pekerja Mia harus bekerja sejauh itu dari tempat tinggalnya.

Zev menghampiri setelah memakai jaketnya. “Kamu istirahat saja di sini dan jangan sampai kau berani berusaha kabur. Aku akan kembali ke rumah sakit untuk memastikan keadaan ibu.”

“Sebenarnya apa alasanmu bersikeras untuk menikahiku?”

Langkah kaki Zev berhenti. Ia berbalik melihat Mia yang sedang menunggu jawaban dari Zev.

“Tidak ada alasan khusus, aku hanya ingin kau yang menjadi istriku.”

“Tapi kita bahkan baru bertemu tadi pagi.” Sahut Mia.

Zev merendahkan bahu, membuang nafas sejenak lalu menghampiri Mia lagi. Gadis yang hanya sebatas dadanya itu mendongak, Mia berkedip beberapa kali, masih menunggu Zev berkata dengan jujur.

Kedua mata mereka saling menatap, Zev yang bermata biru dan Mia yang bermata coklat. “Kamu tau keadaan ibuku tadi?” bukannya menjawab, Zev malah memberikan pertanyaan.

Mia pun mengangangguk.

“Ini permintaan darinya. Aku tidak mau dia semakin sakit hanya karena mendengar aku tidak mau menikah. Penyakitnya akan semakin memburuk, bahkan nyawanya akan ikut terancam jika kamu memberitahunya kalau aku baru bertemu denganmu tadi pagi dan langsung membuatmu menjadi istriku.”

“Jadi ini bukan karena aku memukulimu tadi?”

Zev menggeleng. “Mungkin itu salah satu bagian kenapa aku memilihmu untuk menjadi istriku. Kau mungkin baru mengenalku dan begitupun juga aku, tapi bukan berarti dua orang asing tidak bisa bersatu dalam hubungan pernikahan ‘kan?”

“Aku masih tidak mengerti kenapa harus aku yang kamu kamu pilih di saat masih banyak gadis yang jauh lebih cantik dan pantas untuk kau pilih menjadi istrimu.”

Itu hal yang berbeda, kau satu-satunya gadis yang berhasil membuatku tertawa di saat pertemuan pertama.’ Kata Zev dalam hati.

“Sudah aku katakan, tidak ada alasan khusus. Saat itu aku sedang berpikir wanita seperti apa yang akan aku nikahi, lalu kau muncul tanpa aku duga. Mungkin ini yang namanya takdir, kau datang karena takdir ingin aku menjadikanmu istriku.” Kata Zev, ia menyentuh wajah Mia.

“Kamu tetap disini, aku akan kembali besok setelah menjaga ibu.” Zev mendaratkan ciuman di kening Mia sekilas, lelaki itu menatap Mia beberapa detik sebelum benar-benar berjalan pergi meninggalkan Mia yang mematung di kamar tersebut.

____

Sesekali Mia menataap jam yang ada di meja nakas, jam digital tersebut sudah menunjukkan pukul 22:30pm, tapi Mia bahkan tak bisa memejamkan matanya barang semenit untuk tidur.

Ponsel di raih, ponsel yang sudah terisi daya penuh itu menampilkan lock screen dengan wajah seekor panda menggemaskan. Mia menggeser ikon kunci dan mencari nomor Linda.

Sekarang Mia ragu untuk memberi tahu Linda atas pernikahannya dengan Zev yang mendadak ini, terlebih kondisi ibu Zev yang berbahaya jika mengalami kaget sedikit saja. Mia menimang-nimang ingin menghubungi Linda atau tidak.

“Linda, maafkan aku. Aku harus menyembunyikan pernikahanku darimu, tapi aku berjanji akan memberitahumu suatu hari nanti.”

Mia mendekap benda persegi tersebut, jika terjadi sesuatu dengan ibu Zev karena Mia, hal tersebut pasti akan membuat Mia merasa bersalah seumur hidup. Ia berbaring di atas tempat tidur yang nyaman, jauh lebih nyaman berkali lipat dari tempat yang ia sewa di Los Angeles untuk tempat tinggal sementara selama jauh dari Linda.

Sudah tepat tengah malam tapi Mia belum juga bisa memejamkan mata. Ia merasa bersalah karena tidak memberitahu Linda.

Mia tidak lupa akan statusnya dengan Zev sekarang, lelaki yang bari ia temui tadi pagi itu kini telah menjadi suaminya. Mia bingung, dirinya bahkan tidak pernah berpacaran karena sibuk bekerja, lalu tiba-tiba saja Zev muncul dan menjadikannya sebagai istri.

Dulu saat tinggal di panti ia juga sibuk untuk bekerja, setelah keluar dari panti pun Mia juga tetap sibuk bekerja tanpa peduli yang namanya berpacaran, Mia bahkan hanya mengenal satu laki-laki yang sangat dekat dengannya, dia adalah Allexin adik dari Linda. Dua orang yang sudah Mia anggap sebagai saudara.

Tanpa sadar Mia yang sedang berpikir itu terlelap dalam tidurnya.

Ke esokan hari, samar-sama Mia mendengar suara seseorang sedang mengganggu tidurnya. Kedua mata yang terpejam terbuka, sinar matahari telah terlihat dari balik jendela. Mia duduk, merenggangkan tangan sambil menguap.

“Aku dimana?” katanya sembari mengucek mata yang sedikit lengket.

Diam, kedua bola matanya memastikan posisinya sekarang ada di mana. Karena masih dalam kondisi belum sepenuhnya sadar, Mia kembali mengucek matanya hingga pintu terbukan, Zev muncul dari sana.

“Aaaaa.....!” pekik Mia.

Zev terkejut. “Ada apa? Apa kau melihat hantu?” ujar Zev yang kini sedang mencari sumber kenapa Mia berteriak seperti tadi.

“Kau siapa!” Mia menunjuk Zev.

“Aku?” Zev menunjuk dirinya sendiri, “aku suamimu, apa kau lupa setelah bangun dari tidur?” kata Zev.

Mia menurunkan tangan, berkedip beberapa kali sambil mengingat sosok Zev, begitu ia ingat mulutnya terbuka yang langsung di tutup oleh telapak tangan.

“Astaga, dia benar-benar suamiku.” Batin Mia.

Zev geleng-geleng kepala, berjalan ke arah laci meja untuk mengeluarkan sesuatu dari sana.

“Kamu baru pulang? Bagaimana keadaan ibumu?” tanya Mia, kini gadis itu turun dari tempat tidur, beralih duduk di tepi sambil menatap Zev yang sedang membelakanginya.

“Kondisinya sudah lebih baik. Apa kau ingin ikut denganku untuk menemuinya? Saat ibu sadar, hal yang dia cari itu kamu.” Zev lantas berjalan ke arah Mia, memakaikan sebuah kalung silver dengan bandul kristal biru.

Kemudian Zev memastikan cincin pernikahannya dengan Mia masih gadis itu pakai. Zev mengangguk sedangkan Mia di buat heran dengan apa yang Zev lakukan.

“Aku? kenapa dia mencariku?”

“Orang yang sangat ingin melihat aku menikah adalah ibu, dan kau adalah istriku sekarang, kemarin kau tau sendiri apa yang terjadi dengan ibu setelah upacara. Jadi jangan banyak bertanya, pergilah ke kamar mandi lalu bersiap dengan rapih, kita pergi ke rumah sakit setelah kau sarapan.”

Mia mengangguk pelan, ia berdiri ke kamar mandi seperti apa yang Zev katakan, menjadi kucing penurut. Tak lama Mia keluar menghampiri Zev di meja makan setelah membersihkan diri dan berpakaian rapih.

Seorang pelayan menyediakan menu sarapan untuk Mia, tadinya Mia tidak terbiasa dengan perlakukan seperti itu sampai membuat Mia ingin melakukan dan menyiapkan sarapannya sendiri. Namun, Zev mencekal tangan Mia dan melarang Mia untuk melakukan apapun. Akhirnya Mia hanya menghela nafas pasrah.

Selesai sarapan Zev langsung menuju rumah sakit, kini Mia di hadapkan dengan sosok ibu Zev yang juga bermata biru seperti Zev. Kedua bola mata itu menatap Mia, sudut bibir ibu Zev tertarik membentuk senyum.

“Kau cantik sekali.” Pujinya.

Mia berjalan mendekat saat Zev sedikit menepuk bahu Mia dari belakang untuk mengintrupsi. Mia merasa gugup berhadapan langsung dengan ibu Zev yang berbaring sakit, Mia mengambil duduk lalu memegang tangan perempuan bernama Jeslyn yang sudah terurulur seolah ingin menggapai Mia.

“Terima kasih sudah memuji.” Jawab Mia, ia masih merasa sangat canggung.

“Aku senang akhirnya Zev datang membawa istrinya, dia tidak akan menikahimu jika aku tidak memaksanya. Dan akhirnya setelah sekian lama dia menunjukkanmu di depanku sebagai menantuku.”

Mia tersenyum kaku. Ia menoleh ke arah Zev yang tersenyum ringan tanpa beban, berbeda dengan Mia yang menahan kegugupan dan rasa canggungnya.

“Ibu sudah melihatnya ‘kan? Ibu juga sudah memastikan aku mengikatnya dalam hubungan resmi, jadi ibu jangan menuntutku untuk menikah lagi.” Sahut Zev.

Kedua bola mata biru milik Jeslyn melihat Zev. “Kau sudah memiliki istri secantik Mia, lalu apa aku harus menyuruhmu mencari istri yang lain? Tidak, aku rasa Mia sudah cukup untuk menjadi istrimu.” Katanya.

Mia tersenyum tambah canggung, bagaimanapun juga Zev dan Jeslyn masih asing untuknya, tapi dua orang itu kini adalah keluarga Mia. Secara tidak langsung, Jeslyn kini juga adalah ibu Mia setelah menikah dengan Zev.

Jeslyn memegang erat tangan Mia sampai membuat gadis itu menoleh.

“Maaf sudah menggangu malam pangantin kalian. Harusnya Zev menemanimu di malam pertama pernikahan, bukan malah menjagaku di rumah sakit dan meninggalkanmu di rumah sendirian.”

“Malam pertama?” Mia membeo, ia kembali menatap Zev yang malah menaikkan sebelah alis. Lelaki itu mendekati Jeslyn dan berdiri di samping Mia memegang tangan ibu Zev.

“Ibu tenang saja. Masih banyak malam yang akan aku lewati dengan Mia, ibu ingin cucu? Aku akan segera buatkan, tapi ibu harus janji harus sehat.” Kata Zev.

Mia tidak terlalu bodoh dengan apa yang Zev maksud dengan membuat cucu. Mia mendongak menatap Zev, lelaki itu menunduk menatap Mia sambil tersenyum. Tiba-tiba Zev meringis karena kakinya di injak kuat oleh Mia, sedangkan Mia menahan kesal untuk Zev sambil terus menekan kakinya di atas kaki Zev.

____

Bersambung...

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sepasang Sepatu ?
masih setengah sadar ya mi, kaget pasti
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status