Share

Malikha, 2003

Malikha Russel menanti kabar dari Rais. Setiap hari diperiksanya telepon selulernya, sampai benda tersebut benar-benar bergetar. Ia berharap itu adalah kabar dari Rais. Meskipun akhirnya ia harus kecewa. Tapi setiap hari ia selalu memeriksa ponselnya. Yang ia dapati hanya pesan masalah pekerjaan dan pekerjaan.

Berbagai macam pikiran berkelebat di benaknya.

Di mana anak itu?

Baik-baik sajakah dia?

Kenapa tidak ada kabar sama sekali?

Apakah dia masih hidup?

Malikha memandangi Malikha Nature. Masih terbayang sosok Rais di pagi buta, yang diam berdiri mematung di dalam kebun hidroponik. Namun begitu, Rais tampak menikmatinya ketika itu. Malikha mengambil ponselnya. Dilihatnya nomor kontak Rais, lalu didekapnya ponsel itu.

Dan ia merasakannya.

Hangat.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status