Pria tampan itu melukiskan senyuman di wajahnya di kala Shakira memuji dirinya. Dia membenarkan posisi berdiri Shakira, dan membuat Shakira sedikit salah tingkah tak menentu. Wanita itu malu, karena kelepasan bicara pada pria tampan di hadapannya.
“Maaf, Tuan.” Shakira mundur beberapa langkah, menjauh dari pria tampan itu. Pria tampan itu tersenyum samar, mengamati paras Shakira yang sangat cantik. “Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” tanyanya merasa tak asing melihat wajah Shakira. Shakira terdiam sebentar, berusaha mengingat-ingat. “Maaf, Tuan, sepertinya tidak,” jawabnya sedikit ragu. Wajah pria tampan di hadapannya ini sedikit mengingatkannya pada seseorang yang pernah dia temui lama, tapi dia khawatir dirinya salah. “Ya, mungkin aku salah,” jawab pria tampan itu. Shakira menganggukkan kepalanya. “Sekali lagi, maafkan saya, Tuan. Tadi, saya terburu-buru sampai tidak melihat jalan.” “Lupakan. Itu adalah sebuah kecelakaan. Ah, ya, apa kau anggota Kerajaan?” tanya pria tampan itu penasaran ingin tahu. “A-aku—” “Nona, Yang Mulia Raja sudah mencari Anda,” ujar sang pelayan, berlari menghampiri Shakira—dan membuat Shakira menghentikan ucapannya. Shakira menoleh, menatap sang pelayan. “Dad mencariku?” Sang pelayan mengangguk. “Benar, Nona. Yang Mulia Raja mencari Anda. Beliau meminta Anda untuk segera berkumpul di ruangan pesta.” Shakira mendengkus kesal. “Baiklah, lima menit lagi aku akan ke sana.” Sang pelayan tak berani membantah Shakira, dia menundukkan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Shakira—yang bersama dengan seorang pria tampan. Shakira menoleh, menatap pria tampan itu. “Tuan, maaf saya permisi. Ayah saya sudah mencari saya.” Pria tampan itu mengangguk, lalu Shakira melangkah pergi meninggalkan tempat itu. Tampak sorot mata pria tampan itu tak lepas menatap Shakira yang mulai lenyap dari pandangannya. “Yang Mulia Raja? Ayah? Artinya apa dia anak Raja Jokum?” gumam pria tampan itu lagi dengan senyuman tipis di wajahnya. Detik selanjutnya dia memilih melangkah pergi meninggalkan tempat di mana dirinya berada. *** Bangunan mewah di Kerajaan Denmark selalu memiliki nilai seni yang tak ternilai. Alunan musik terdengar begitu indah. Para anggota Kerajaan duduk di tempatnya masing-masing. Tampak Shakira—yang duduk di samping Shula. Tentu ini atas permintaan sang raja berkuasa. Sebab, sejatinya keturunan selir tak pernah dianggap oleh Kerajaan. Shakira duduk menyendiri, tak bicara pada siapa pun. Wanita cantik itu terbiasa dengan kesendirian setiap kali ada acara Kerajaan. Bagaimana tidak? Dia tak pernah dianggap. Bahkan di kala mendiang neneknya hidup, dia tak pernah dianggap sebagai cucu. Hal itu sudah biasa baginya. Pun selama ini dia menikmati kehidupan di luar tanpa harus peduli dengan aturan-aturan ketat kerajaan. “Shula, hari ini kau cantik sekali. Stanley pasti jatuh cinta padamu,” ucap Ratu Asta penuh percaya diri. Shula tersenyum anggun. “Tentu saja, Mom. Stanley Geovan pasti tertarik padaku. Dia akan jatuh cinta padaku. Aku memiliki segala aspek yang dikagumi para kaum adam.” “Mommy bangga sekali padamu, Sayang.” Asta menatap bangga putrinya. Shula tersenyum angkuh, sambil melirik Shakira dengan tatapan sinis. Shakira yang duduk tenang hanya memutar bola mata malas di kala mendapatkan tatapan sinis dari Shula. Wanita cantik itu jengah menghadiri pesta tidak penting ini. Jika bukan karena ayahnya, maka dia tak akan pernah mungkin mau datang. Tak selang lama Raja Jokum bangkit berdiri, menyambut kehadiran dua sosok penting memasuki ruangan khusus di istana. Tepat di kala Raja Jokum bangkit berdiri—semua orang yang datang ikut bangkit berdiri. “Tuan Geovan, senang bertemu dengan Anda.” Raja Jokum mengulurkan tangan pada William Geovan—pengusaha asal Toronto—yang terkenal memiliki pengaruh besar pada pasar bisnis dunia. “Raja Jokum, terima kasih sudah mengundangku.” William menyambut uluran tangan Raja Jokum. “Aku jauh lebih senang, karena Anda bisa hadir, Tuan Geovan. Mari silakan duduk,” jawab Raja Jokum hangat, dan ramah. William tersenyum sambil menoleh menatap sang istri. “Ini Marsha Geovan, istriku.” Raja Jokum mengulurkan tangannya pada Marsha. “Apa kabar, Nyonya Geovan?” “Saya baik, Raja. Bagaimana dengan Anda?” Marsha balik bertanya. Raja Jokum tersenyum ramah. “Saya juga baik. Ah, ini Ratu Asta, istri saya.” William dan Marsha menyapa hangat sang ratu. Pun tentu sang ratu membalas sapaan ramah dua sosok penting itu. Detik selanjutnya, Raja mempersilakan William dan Marsha untuk duduk di kursi yang telah disediakan. “Tuan Geovan, Nyonya Geovan, saya akan memperkenalkan secara resmi dua putri saya yang hebat. Putri pertama saya adalah Tuan Putri Shula, dan putri kedua saya adalah Shakira,” ucap Raja Jokum memperkenalkan Shula dan Shakira. “Selamat malam, Tuan Geovan, Nyonya Geovan,” sapa Shula hangat. William dan Marsha tersenyum membalas sapaan Shula. “Selamat malam,” sapa Shakira dengan nada datar, penuh paksaan. Meski Shakira menyapa tak seramah Shula, tetapi William dan Marsha masih menyambut baik sapaan dari Shakira. Terlihat jelas William dan Marsha memberikan senyuman di wajah mereka pada Shakira. “Tuan Geovan, ke mana Stanley?” tanya Raja Jokum tak melihat keberadaan Stanley di dekat William dan Marsha. “Stanley, ada di—” William hendak bersuara, tapi seketika itu juga Stanley muncul. “Maaf, membuat kalian menunggu,” ucap Stanley sopan, dan ramah. Raja Jokum tersenyum melihat kedatangan Stanley. “Tidak masalah. Silakan duduk, Stanley.” Stanley duduk tepat di samping Marsha—neneknya. Namun, di kala dia duduk, tatapannya tak sengaja menatap Shakira yang memberikan tatapan penuh keterkejutan padanya. Jika Shakira menampilkan pancaran keterkejutan, lain halnya dengan Stanley yang tampak tenang. ‘Ya Tuhan, i-itu bukannya pria tadi?’ gumam Shakira, dengan raut wajah menampilkan kepanikan di wajahnya. Sungguh! Dia tak menyangka pria yang tadi menabraknya adalah Stanley Geovan—pria yang akan dijodohkan oleh Shula. “Stanley, ini aku kenalkan pada dua putri hebatku,” ucap Raja Jokum seraya menatap dua putrinya. “Ada Tuan Putri Shula, putri pertamaku, dan Shakira, putri keduaku,” lanjutnya memberi tahu Stanley. Stanley mengangguk, dengan senyuman di wajahnya melihat ke arah Shula dan Shakira. “Stanley, senang berkenalan denganmu,” ucap Shula yang langsung mengulurkan tangan pada Stanley. Stanley menyambut ramah tangan Shula. “Terima kasih, Tuan Putri. Aku juga senang berkenalan denganmu.” Shakira tampak tak suka melihat adegan di mana Stanley menyambut uluran tangan Shula. Namun, dia tak bisa berbuat apa pun, karena dia menyadari posisinya yang merupakan anak selir. Shakira memilih tak berkata apa pun dalam menyapa Stanley. Wanita cantik itu hanya memberikan senyuman yang dia paksakan. Hatinya cukup sakit akan fakta yang dia dapatkan. Pria yang tadi dia puji, ternyata pria yang akan menjadi milik kakak tirinya. Fakta yang membuatnya sangat kesal, tapi dia tetap tak berdaya.Suasana pesta pertunangan menjadi tegang. Keheningan membentang menyelimuti ketegangan yang ada di sana. Cincin pertunangan yang harusnya Stanley sematkan di jari manis Shula berada di depan Shakira. Seakan semesta tak mengizinkan pertunangan itu berlangsung, tetapi kejadian ini menimbulkan seluruh mata tertuju pada Shakira yang sejak tadi diam mematung.Stanley masih bergeming di tempatnya, menatap Shakira yang tampak panik. Pria tampan itu tersenyum samar—dia seakan mengabaikan tatapan semua orang yang memandang penuh rasa bingung.Stanley mulai melangkah, mendekat menghampiri Shakira, dan tepat di kala dia tiba di depan Shakira—dia menundukkan tubuhnya mengambil cincin berlian yang ada tepat di depan kaki Shakira.Suasana makin mencekam. Sorot mata dua insan itu saling melemparkan tatapan dalam penuh arti. Mereka seakan menganggap bahwa orang-orang di sekeliling mereka hanya patung yang tak dapat bereaksi apa pun.Tatapan itu bagaikan magnet tarik menarik yang sulit untuk ditolak.
“Ya Tuhan, Shakira! Kau cantik sekali!” Savannah langsung berlari, menghampiri Shakira, memberikan pelukan erat pada teman dekatnya itu. Tampak raut wajahnya gembira melihat keberadaan Shakira. Sebab sejak tadi, Savannah memang sudah mencari Shakira, tetapi temannya itu tak kunjung muncul.Shakira tersenyum sambil mengurai pelukannya, menatap hangat Savannah. “Terima kasih. Kau juga sangat cantik.”“Tidak secantik dirimu. Malam ini kau benar-benar luar bisa, Shakira. Menurutku kau tampil sangat sempurna,” kata Savannah memuji dengan jujur, tanpa berlebihan.Malam itu, Shakira memang tampil sangat cantik. Bahkan banyak tamu undangan pria yang tak berkedip sedikit pun melihat penampilan Shakira yang memukau. Meski banyak yang membenci Shakira, karena statusnya anak selir, tetapi mata manusia tidak bisa berbohong sama sekali. Shakira tampil begitu cantik dan menawan.Shakira kembali tersenyum. “Kau juga sangat cantik, Savannah. Gaunmu sangat indah.” Savannah menyentuh kedua tangan Shak
Alunan musik memenuhi ballroom hotel milik kerajaan Denmark. Ribuan tamu memadati tempat itu. Semua tamu yang hadir jelas dari kalangan atas. Bahkan untuk masuk ke acara pesta, mendapatkan tidak bisa sembarangan masuk. Harus ada pemeriksaan yang ketat. Sebab ini bukan pesta biasa, melainkan pesta pertunangan calon ratu Denmark bersama dengan seorang billionaire yang lahir dari keluarga berkuasa di dunia.Ya, hari yang dinantikan seluruh orang telah tiba. Hari di mana Stanley Geovan bertunangan dengan Shula. Para wartawan turut hadir atas izin dari Raja Jokum. Acara ini tak sama sekali disembunyikan. Malah yang ada acara ini digelar sangat mewah—bahkan masuk pemberitaan dunia.Keluarga Geovan telah hadir, dan menjadi sorotan para media. Pun kerabat kerjaan Denmark semua datang. Bisa dikatakan acara pertunangan megah ini, membuat seperti pertemuan para orang yang berkuasa. Tak heran jika yang hadir ke pesta pertunangan itu, mengenakan pakaian dari rancangan designer ternama dunia.Para
“Shakira? Kau sudah pulang, Sayang?” Filipa tersenyum lembut, melihat Shakira yang baru saja pulang. Dia langsung memberikan pelukan hangat pada putri kesayangannya itu.“Tidak usah berlama-lama di istana,” jawab Shakira datar di kala mendapatkan sambutan dari sang ibu. Raut wajahnya tampak menyimpan rasa kesal di dalam diri.Filipa mengurai pelukannya. “Apa kau tadi bertemu Daddy-mu?”Shakira menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku datang ke istana murni untuk mencoba gaun yang akan aku pakai di pesta pertunangan Shula dan Stanley saja.”Kening Filipa mengerut, menatap jengkel putrinya. “Sayang, kau tidak sopan. Harusnya setelah kau sudah mencoba gaun pengantinmu, kau wajib menemui ayahmu.”“Aku tidak suka berlama-lama di istana, Mom,” jawab Shakira tenang.Filipa menghela napas dalam. “Shakira, Mommy sangat tahu kau tidak suka berlama-lama di istana, tapi paling tidak kau tetap menghargai Daddy.”“Aku percaya Daddy mengenalku dengan baik,” jawab Shakira lagi, dengan raut wajah kali ini
“Daddy!” Shula memeluk lengan Raja Jokum yang baru saja keluar dari ruang kerja. Dia bergelayut manja, dengan tatapan raut wajah berbinar bahagia. Ya, hari ini dia datang ke istana membawa Stanley atas permintaan sang ayah.Raja Jokum mengabaikan pelukan Shula, tatapannya menatap Stanley. “Terima kasih kau sudah datang di sela-sela kesibukanmu. Aku dengar dari asistenmu belakangan ini banyak hal yang harus kau urus. Tapi, aku minta kau tetap utamakan Shula. Hari pertunanganmu dan Shula makin dekat.”Stanley tersenyum samar. “Maaf, belakangan ini memang ada beberapa hal yang harus aku lakukan. Dan tenang saja, aku tahu hari pertunanganku dan Shula makin dekat. Tentu aku akan utamakan.”Pria tampan itu sebenarnya sedang tak ingin mendatangi istana, tetapi karena permintaan Raja Jokum, membuatnya memilih untuk mengalah. Pun dia sadar bahwa sebentar lagi pertunangannya dan Shula. Dia tak ingin apa yang sudah direncanakan menjadi berantakan.“Daddy, aku sudah memesan kalung berlian edisi k
Berita tentang tindak kejahatan yang menimpa Shakira mulai tersingkirkan berganti dengan penuhnya berita tentang persiapan pertunangan Shula dan Stanley. Berita yang terang-terangan menggemparkan seluruh negeri itu berhasil melenyapkan berita tentang kejahatan yang menimpa Shakira.Ya, dunia memang terlalu kejam seakan Shakira tak sepenting itu. Bahkan polisi yang ditugaskan khusus oleh Raja Jokum hanya memberi tahu, kejahatan yang menimpa Shakira murni berasal dari komplotan penjahat. Tidak ada unsur musuh yang memiliki dendam atau ada dalang sebenarnya. Semua hanya murni kejatan dari imigran gelap.Pernyataan polisi tentang semua murni kejahatan imigran gelap, membuat tak lagi banyak pertanyaan. Sebab, menurut mereka semua sudah sangat jelas bahwa itu adalah tindakan kejahatan, tidak ada unsur dendam atau apa pun. Akibat pernyataan polisi itu, berita tentang Shakira telah tersingkirkan—semua orang fokus pada berita persiapan pertunangan Shula dan Stanley yang makin dekat.Banyak ora