Beranda / Romansa / The Dark Side (Perawan 1 Miliar) / File yang Ditukar (Part 2)

Share

File yang Ditukar (Part 2)

last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-06 08:24:03

"Amhh ... itu .... " Erga menghentikan ucapan lalu menatap Rezvan.

 

"Kalau begitu saya siap-siap dulu, Tuan." Zeeta pun membawa tas di tangan lalu bangkit hendak mengganti pakaian.

 

"Iya, benar begitu! Tidak usahlah berterimakasih. Aku sudah biasa." Rezvan menyulut rokok di tangan.

 

"Te–terima kasih, Tuan, atas pakaiannya," ucap Zeeta pada Rezvan, lalu kembali menundukkan pandangan.

 

"Telat!" sahut Rezvan.

 

"Ini ganti di mana, Tuan?" tanya Zeeta.

 

"Ganti di depan kami berdua saja!" seloroh Rezvan. "Kau ini!" Ia pun menggeleng.

 

"Ti–tidak bisa begitu, Tuan." Kedua bola mata Zeeta membulat sempurna.

 

"Argghhh! Kamar ataslah!" Rezvan tampak meradang. "Apa aku saja yang mengganti pakaianmu?" gertaknya kemudian.

 

Namun, tanpa mengindahkan ucapan Rezvan, bergegas Zeeta setengah berlari, berlalu meninggalkan kedua pria itu.

 

"Konyol!" umpat Rezvan.

 

Tak selang berapa lama, Zeeta kembali dengan pakaian yang masih belum juga digantinya.

 

"Apa lagi?" tanya Rezvan.

 

"Saya ganti pakaian di mana, Tuan? Saya tidak bisa membuka pintu kamar. Kamar sebelah juga dikunci," ucap Zeeta.

 

"Argghhh!" Rezvan pun bangkit. Lalu hendak mengantar Zeeta ke kamar atas.

 

"Kalem, Bro!" Erga mencoba mengingatkan Rezvan agar tak melakukan hal yang bukan-bukan.

 

Zeeta mengikuti langkah Rezvan dari belakang. Namun, sesekali menoleh, menatap Erga sehingga tatapan keduanya saling bertautan.

 

"Masuklah!" perintah Rezvan sesampainya di kamar atas.

 

Zeeta pun melangkah masuk. Namun, saat hendak menutup pintu, tanpa diduga, Rezvan mendorong tubuh Zeeta, lalu mengunci pintu kamar dari dalam. Pria itu pun menggiring tubuh Zeeta hingga mundur beberapa langkah. 

 

"Tu–tuan!? A–Anda mau apa?" Zeeta tampak gugup.

 

Tanpa segan, pria itu pun mendorong tubuh Zeeta ke ranjang.

 

"Tu–tuaaannn!" Jantung Zeeta nyaris berhenti berdetak saat Rezvan kini berada di atas tubuhnya.

 

"Kau tahu ...?!" Rezvan mengeraskan rahang. "Kau sangat menggemaskan sekali!"

 

"Sa–saya .... "

 

"Kau milikku!" tukas Rezvan lantang. "Simpan wajah polosmu! Jangan bersikap manis di depan Erga! Atau ... kau akan menyesal!" gertaknya lagi kemudian.

 

"Sa–saya .... "

 

"Mengerti?!" 

 

"Me–mengerti," Zeeta terbata dengan tubuh bergetar hebat. Pria di atas tubuhnya tampak begitu buas. Seakan suatu waktu bisa saja menerkamnya ibarat singa kelaparan. Namun tak berselang lama, pria bertubuh tegap itu pun bangkit.

 

"Astaghfurullah!" seru Zeeta seraya menekan dada menahan gemuruh yang menyala.

 

***Athikah_Bauzier***

  

Rezvan meraih map di meja. "Aku hanya ingin menanyakan sesuatu. Tawaran apa yang mereka katakan saat mengajakmu ke mari?" tanyanya kemudian pada Zeeta.

 

"Pekerjaan di bidang property, Tuan!"

 

Rezvan dan Erga saling berpandangan.

 

"Kau yakin di dalam map itu adalah semua berkasmu?" tanya Erga.

 

"Iya, Tuan. Saya yakin. Saya sudah mempersiapkan semua ijazah asli dan perlengkapan lain sebelum keberangkatan ke sini. Semua sudah lengkap di dalam map itu." Zeeta berucap tanpa jeda.

 

"Kau yakin?" Rezvan menyipitkan pandangan.

 

"Iya, Tuan." Zeeta pun bangkit, lalu meraih map cokelat dari tangan Rezvan.

 

Namun, tak lama ... kedua mata wanita itu membelalak sempurna. "Ti–tidak mungkin! Ke–kenapa bisa begini?"

 

"Itulah yang aku baca," timpal Rezvan.

 

"Tu–tuan! Sungguh, sa–saya tidak berkata bohong! Bukan ini berkas yang saya persiapkan." Kedua benik mata Zeeta tampak meremang.

 

"Hemh! Tapi aku sudah membayarmu mahal. Jadi, aku, ya, tidak mau tahu dengan urusan map yang kau persiapkan," tukas Rezvan.

 

"Ja–jangan seperti ini, Tuan! Ini pasti salah paham! Mungkin ... mungkin Map ini sengaja ditukar," kilah Zeeta.

 

"Di situ jelas tertulis nama dan profilmu. Lengkap!" Rezvan menepuk-nepuk pinggiran sofa yang didudukinya.

 

"Ta–tapi semalam Tuan janji tidak mau apa-apakan saya, bukan?"

 

"Benarkah? Apa aku berjanji? Rasanya tidak! Aku sudah keluar banyak uang untukmu," kilah Rezvan, lalu mengarahkan pandangan pada Erga. 

 

"Tuan! Saya janji akan mengganti uangmu. Ta–tapi ... tolong lepaskan saya!" pinta Zeeta.

 

"Ganti?!" Rezvan menaikkan alis sebelah, lalu sedikit menyeringai. "Baiklah, berapa kira-kira yang bisa kau ganti? Bisa kau taksir?"

 

"A–emhhh! Emh ... berapa, ya?"

 

"Hemh?" Rezvan mencondongkan badan ke depan.

 

"Du–dua jutakah a–tau lima juta?"

 

Sontak, bahak tawa Rezvan menggema di seantero ruangan. Begitu pula Erga yang terlihat mengulum senyum di sudut bibir.

 

"Jadi ...?" Zeeta menatap tak mengerti pada keduanya.

 

"Gaji dua juta atau lima juta selama sepuluh tahun pun tidak akan mampu menggantinya," putus Rezvan. 

 

"A–apa?" Kerongkongan Zeeta merasa tercekat.

 

"Kalau kau ingin mengganti, mungkin seumur hidup bisa kau habiskan di sini! Itu pun ... belum mampu menutupi," timpal Rezvan sekenanya.

 

"A–Anda gila! Kalian gila! Kalian semua gila, Tuan!" pekik Zeeta.

 

"Hey ... kau berani sekali, ya!" tandas Rezvan.

 

"Itu ... sama saja memperjualbelikan perempuan, Tuan! Apa Anda tidak khawatir jika itu terjadi pada keluarga Anda?" sergah Zeeta menatap nanar.

 

"Wanita ini sangat berani sekali! Terlihat polos, tapi nyatanya .... " Rezvan menggeleng.

 

"Menjijikkan sekali! Sebenarnya apa yang kalian cari, Tuan? Apa kalian tidak takut dosa, iya?" cerca Zeeta.

 

"Memang kau tahu dosa itu apa?" ejek Rezvan. "Jangan sok tahu dosa itu apa! Sedangkan kau sendiri belum mati," lanjutnya.

 

"Ya Allah!" Zeeta menyentuh dada. "Anda tidak punya iman, Tuan! Entah bagaimana dulu cara orang tua Anda mendidik Anda?" cecar Zeeta.

 

"Hei! Kau!" bentak Rezvan.

 

Bentakan Rezvan membuat Zeeta tersentak sehingga wanita itu tidak sengaja melemparkan map cokelat dari genggamannya.

 

Seketika Erga bangkit saat menyadari Rezvan berjalan cepat ke arah Zeeta. "Van!" cegah Erga, seraya menyentuh tepat pada bagian dada Rezvan.

 

"Jangan pernah sekalipun kau sebut-sebut orang tuaku! Atau ... malam ini ... kau akan menyesal seumur hidupmu." Tunjuk Rezvan pada Zeeta.

 

 

Bersambung ....

 

 

 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Mengatur Siasat 2

    "Hemh! Kau yakin dengan yang kau katakan?" Rebecca menyipitkan pandangan. Ribuan kerikil tajam seolah berdesakan memenuhi kerongkongan Zeeta, sehingga begitu sulit baginya untuk menelan. Ia saling menautkan jari jemari, lalu meremasnya kuat. Berusaha untuk tetap tersenyum dalam getir. "Ya, Bu!" Rebecca tersenyum seraya menyesap cappucino miliknya yang mulai terasa dingin. "Aku perhatikan, ada yang tampak berbeda dari tubuhmu sejak terakhir kali kita bertemu." Ia memindai tubuh Zeeta dari ujung kepala, lalu sedikit menunduk hendak memerhatikan bagian bawah tubuh Zeeta yang terhalang oleh meja. Namun, seketika Rebecca membulatkan mata sempurna. "Katakan padaku, apa kau hamil?" tanyanya lagi, lalu meletakkan cangkir di meja. Walaupun mengenakan pakaian tertutup dan longgar, Rebecca dapat melihat perut Zeeta yang tampak membulat saat dalam posisi duduk. Tatapan Zeeta pecah ke seantero sudut ruangan. "Jangan hiraukan saya, Bu. Saya hanya berharap,

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Mengatur Siasat 1

    "Anu ... Tuan! Bibi sudah janji pada Non Zeeta agar tidak membocorkan masalah ini." Bi Netty pun akhirnya mengaku. "Jadi, Zeeta di rumah Bi Netty?" Tatap Erga penuh selidik. "I–iya, Tuan." Bi Netty tampak gugup. "Hemh! Sudah kuduga. Aku akan ke sana sekarang." "Maafkan bibi. Sebaiknya jangan dulu, Tuan. Non Zeeta ingin menenangkan diri katanya," cegah Bi Netty seraya menundukkan pandangan. "Tidak apa-apa, Bi. Aku cuma ingin menjelaskan padanya kalau hanya aku yang berwewenang membuat aturan di villa ini, bukan yang lain, apalagi Mama." Erga menatap Cindy yang tengah sibuk memasukkan amplop cokelat ke dalam tasnya. "Maaf, Tuan. Anggap bibi tidak menceritakan ini pada Tuan, ya. Pura-pura saja Tuan tidak tahu kalau sudah bibi kasih tahu." Bi Netty terlihat cemas dan meremas kedua tangan di depan dada. "Bagaimana keadaan dia, Bi?" "Sejujurnya, bibi sangat khawatir dengan keadaan Non Zeeta. Dia susah makan, Tuan. Semua

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Kepercayaan yang Memudar

    "Wa–nita itu mengurungkan niat?! Itu berarti, wanita itu sadar sepenuhnya atas apa yang dilakukannya?" Zeeta ingin memastikan ucapan Ethan lagi. "Ya, tidak semuanya wanita yang kami tawarkan adalah hasil penculikan. Bahkan, sebagian dari mereka terang-terangan ingin menjual diri dengan sadar. Wanita itu mendesak ingin menjadi milik Rezvan, tapi Rezvan tidak sadar bahwa pilihannya tertukar. Sengaja aku memilihkan wanita sedikit terlihat liar untuk Rezvan. Kau tahu sendiri Rezvan berbeda dari Erga, bukan?" Dada Zeeta semakin terasa sesak tak tertahankan usai mendengar penjelasan Ethan. Belum juga masalah dengan Rezvan terselesaikan, kini terungkap lagi masalah yang semakin membuatnya semakin tergoncang. Erga yang selama ini ia percaya nyatanya .... "Erga marah besar padaku sehari setelah peristiwa malam di mana kau nyaris saja menjadi mainan kawan-kawan Rezvan. Tapi, ia berusaha terlihat tenang di hadapanmu dan juga Rezvan. Kau pikir apa alasan Erga selalu data

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Zeeta adalah Milik Erga, Bukan Rezan?!

    Bi Netty pernah mengatakan pada Zeeta bahwa Erga memiliki ruang pribadi di lantai atas yang tidak ada seorang pun diizinkan masuk ke dalamnya. Ruangan itu berisikan koleksi karya lukisan Erga. Beberapa waktu lalu Erga memang menunjukkan ruangan lain pada dirinya, bahkan mereka berdua beberapa kali menghabiskan waktu di tempat itu untuk melukis dinding. Namun, itu bukan ruangan yang Bi Netty maksud. Zeeta berdiri tepat di depan sebuah ruangan yang bisa jadi itu adalah ruang pribadi milik Erga. Namun, sayangnya ia mendapati ruangan itu terkunci. Ia pun mencari cara agar Bi Netty bisa menyerahkan kunci ruangan itu padanya. "Bi, aku membutuhkan sesuatu, tadi Tuan Erga menyuruhku untuk mengambil sesuatu di ruang pribadinya di atas," ucap Zeeta membuat alasan. "Benarkah, Non!?" Kedua mata Bi Netty berputar seolah merasa terheran. Selain dirinya yang dipercaya untuk membersihkan ruangan itu, tidak ada seorang pun ya

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Tipu Muslihat Erga?

    "Wilma ... Wilma! Siapa dia? Wajahnya tampak tak asing. Tapi di mana aku pernah bertemu dengannya?" Berulang kali Rezvan mencoba mengingat. Banyak wanita yang ditemui sehingga membuatnya lupa salah satu di antarnya. "Arrggghhh!" erangnya kemudian.Namun, tak berselang lama, pria itu mengingat sesuatu. "Wanita itu ... apa mungkin dia ... tapi bagaimana mungkin?" gumamnya."Tolong, periksa berkas jual beli lahan Green Bougenvil 5 tahun lalu," perintahnya kemudian pada salah satu staf.Setelah menunggu cukup lama, berkas yang diminta pun diantar ke ruang Rezvan. Lalu, pria itu pun menelisik secara seksama apa yang tertera pada setiap lembarnya. Sontak, ia mendongak seolah mulai mengingat sesuatu. Rentetan adegan beberapa tahun silam berkelebat dalam ingatan Rezvan. Namun, ia masih tak yakin akan terkaannya. Bisa saja itu hanya suatu kebetulan yang tak ada kaitannya sama sekali.Terdengar pintu ruang kerja diketuk pelan. Seorang karyawan masuk ke dalam ruanga

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Mengusir Zeeta Secara Halus

    **Athikah_Bauzier*** "Non, istirahat saja, ya! Biar bibi saja yang selesaikan cuci piringnya. Non, kan, lagi hamil muda. Jadi harus banyak istirahat. Bibi juga takut kena marah sama Tuan Erga." Bi Netty meraih apa pun yang hendak Zeeta lakukan. "Bi, saya tidak enak kalau cuma diam saja. Sudah, bibi jangan bilang-bilang sama Tuan Erga kalau saya melakukan semua ini. Jadi, bibi tenang saja, ya!" elak Zeeta. "Tidak perlu, Non. Begini saja, lebih baik Non Zeeta lanjut melukis saja, ya. Biar cepat selesai. Open gallery sudah tinggal beberapa hari lagi, Non. Jadi, ini kesempatan buat Non Zeeta," saran Bi Netty. "Hemh! Baiklah kalau begitu, Bi. Pokoknya kalau Bibi butuh bantuan, panggil saya saja, ya." Zeeta pun mengikuti saran Bi Netty walaupun sebenarnya ia merasa tak nyaman jika tidak melakukan apa pun. Sudahlah menumpang, tapi mau enak-enakan. Itulah yang sering kali membuat Zeeta merasa tidak nyaman. ***Athikah_Bauzier*** "Zeeta!"

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status