Share

Chapter 7 - Hubungan Tersembunyi

Sudah kesekian kalinya Janu mengajak Kalila untuk pergi ke tempat clubbing sehingga membuat Kalila menjadi terbiasa dengan tempat seperti itu. Awalnya canggung namun semakin hari Kalila terlihat menikmatinya. Dia juga tampak sangat menikmati dance floor bersama Janu dan juga teman-teman yang lain.

Walaupun Kalila sampai saat ini belum menyentuh minuman itu, namun tetap saja Janu sudah ingkar untuk menjaga Kalila. Janu terlihat tidak sadarkan diri karena terlalu banyak meneguk minuman beralkohol. Justru Kalila yang malah menjaga Janu dan mengantarnya kembali ke rumah ditemani oleh Reva dan Doni.

Kalila merangkul tubuh Janu dan membaringkannya ke ranjang. Dia pun membuka sepatu Janu dan menyelimuti tubuh Janu yang sudah tidak sadar itu.

 “Lila, jangan pergi.” Seketika Janu menggenggam tangan Kalila namun matanya masih tertutup. Janu pun membuka matanya perlahan dan bergegas duduk. Dia tampak meraih tubuh Kalila dalam keadaan mabuk berat.

“Aku gak bisa, Mas. Aku harus balik. Nanti orangtua aku marah.” Ucap Kalila dengan tubuhnya yang sudah duduk di pangkuan Janu.

Janu tidak merespon ucapan Kalila dan seketika dia melumatkan bibir Kalila. Kalila membelalakkan mata terkejut dan jantungnya berdegup kencang. Wanita itu memang baru pertama kali dicium oleh laki-laki.

Seketika tubuh Kalila gemetar dan takut akan bertindak bodoh jika merespon ciuman dari Janu. Lagipula, Janu saat itu dalam keadaan tidak sadar menyentuh Kalila akibat beberapa minuman alkohol yang dia teguk sedari tadi.

 “Mas, jangan kaya gini. Kamu lagi mabok. Kamu tidur ya. Aku balik dulu.” Ucap Kalila yang berhasil melepaskan ciuman Janu.

Janu terlihat frustrasi, namun Kalila langsung membaringkan tubuh Janu lagi. Dia pun bergegas keluar dari kamar Janu dan menitipkan pesan ke asisten yang ada di rumah Janu untuk merawatnya jika terjadi hal yang tidak di inginkan nantinya.

Tap!

Kalila menutup pintu mobil Doni yang sudah menunggunya sedari tadi bersama Reva. Ya, Doni dan Reva menunggu Kalila untuk mengantarnya kembali ke rumah.

Kalila seketika panik saat dia melirik arlojinya yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Tanpa sadar dia pun menggigit jempol untuk menenangkan diri dari rasa khawatirnya itu.

“Lila, lo kenapa? Kok gugup sih?” Tanya Reva yang menoleh ke jok belakang dan mendapati Kalila dengan ekspresinya yang panik seperti itu.

“Gue takut di marahin Bang Adam karna pulang kemaleman.” Jelas Kalila

“Masih jam sepuluh kali. Udah santai aja.” Jawab Reva dengan nada bicara yang sangat tenang

Wait… Adam?” Tanya Doni yang seketika mengerutkan dahinya dan mencoba memastikan kepada Kalila “Adam Mahendra?” Tanya Doni sembari menolehkan wajahnya ke jok belakang.

“Iya.” Jawab Kalila singkat.

 “What? Janu pacarin adeknya Adam?” Tanya Reva membelalakkan mata terkejut kepada Kalila

“K-kenapa? Kalian juga musuhan sama abang gue?”

“Ng-nggak, sih. Tapi, semua angkatan kita udah tau banget hubungan Janu dan Adam itu gimana.” Sambung Doni sembari menggaruk-garuk kepalanya

“Terus—Janu tau lo adeknya—”

“Tau.” Jawab Kalila memotong pertanyaan Doni. Doni dan Reva pun saling melirik keheranan satu sama lain. Seakan masih tidak percaya dengan hal aneh ini. Suatu hal yang harusnya tidak mungkin terjadi, akan tetapi realita berkata lain.

***

Kalila masuk ke dalam rumahnya dengan diam-diam melangkahkan kakinya perlahan seperti maling. Semua lampu terlihat sudah di matikan dan dia pun sebisa mungkin tidak menimbulkan suara agar orangtuanya dan Adam tidak terbangun dan menginterogasi dirinya.

Kalila menghela napas lega. Akhirnya tidak ada satu pun keluarganya yang terbangun saat dia kembali ke rumah. Kalila pun bergegas menghidupkan lampu kamarnya.

Tek!

“Darimana kamu malam-malam? Udah jam berapa, Lila?” Tanya Adam yang tiba-tiba sudah berada di kamar Kalila dan berdiri di hadapannya.

“Astaghfirullah, Bang Adam!!” Ucap Kalila terkejut sembari mengusap dadanya “Abang bisa gak sih jangan masuk ke kamar aku? Ngagetin banget!” Ucap Kalila kesal

“Jawab pertanyaan aku, Lil!”

Kalila pun mendengus kasar dan memutarbalikkan bola matanya “Maaf, bang. Aku tadi lagi main sama temen.”

Adam mendekat ke hadapan Kalila “Baju kamu bau alkohol. Kamu pasti main sama Janu, kan? Jangan bohong.”

“Apa sih, Bang?! Aku udah bilang aku lagi main sama temen.”

“Kamu pikir abang gak tau dengan kebiasaan dunia malamnya Janu?” Ucap Adam dengan menaikkan alis kirinya dan menatap Kalila dengan sinis.

“Lila… Lila… Kamu mungkin bisa bohongin Bapak untuk gak berhubungan lagi sama Janu. Tapi kamu gak bisa bohongin abang, Lila.”

“Iya, tadi aku main sama Mas Janu. Tapi, aku gak minum bang sumpah.” Kalila pun akhirnya jujur kepada Adam karena sudah tertangkap basah oleh Adam yang memang tidak bisa untuk di bohongi.

“Jangan mentang-mentang kamu udah lulus kamu jadi bisa hidup seenaknya tanpa aturan, Lil. Inget, cita-cita kamu masih panjang. Belum lagi pendidikan kamu untuk jadi hakim nanti.” Tegas Adam

“Kalo sampe terjadi apa-apa sama kamu, Abang gak akan pernah bantu dan gak akan anggep kamu jadi adek Abang lagi.” Ucap Janu dan langsung membanting pintu kamar Kalila dengan kasar.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status