Share

Chapter 8 - Kesalahan Fatal

Pagi itu, Kalila di sibukkan dengan menjadi moderator di acara kampusnya dengan Janu yang menjadi pembicara. Ya, rutinitas yang membawakan takdir Kalila dan Janu bersatu.

Menjadi moderator di pagi itu suasananya pasti sangat berbeda bagi Kalila. Dimana waktu itu Janu dan Kalila hanya manusia yang saling bertegur sapa tanpa adanya ikatan cinta di dalam diri mereka.

Janu menatap Kalila terus-terusan dari sudut panggung dengan beberapa dekan fakultas dan juga rektor yang duduk di dekatnya. Menurutnya, dia adalah laki-laki yang beruntung bisa mendapatkan wanita cerdas, cantik, dan pekerja keras seperti itu. Sementara Kalila tengah memberikan kata sambutan kepada peserta yang mengikuti seminar dengan kemampuan komunikasinya yang tidak diragukan lagi.

“Baiklah, saat ini kita kedatangan pembicara hebat loh. Pengusaha muda sukses dan udah buka beberapa cabang usahanya di Indonesia. Mau tau kan gimana perjalanannya beliau? Kita langsung saja memberikan waktu kepada Pak Janu Sanjaya.” Ucap Kalila dan Janu pun langsung bergegas berdiri dan menghampiri Kalila sembari melemparkan senyum

I love you, Lil.” Bisik Janu sembari mengambil microphone dari tangan Kalila. Sementara Kalila hanya tersenyum saat mendengar bisikan yang terlontar dari mulut Janu.

Good luck, sayang.” Bisik Kalila dengan bangga.

Kalila menatap Janu kagum saat tengah menceritakan strategi bisnis yang dia bangun serta pencapaian-pencapaian yang dia miliki. Dia pun seakan merasa mimpinya menjadi kenyataan. Mimpi dimana dia mengidamkan laki-laki seperti Janu.

Beberapa saat setelah acara seminar selesai, Janu tiba-tiba menghampiri Kalila yang tampak sedang sibuk membereskan barang-barangnya.

“Kita ke club, yuk! Temen aku udah pada nunggu.” Ucap Janu ke hadapan Kalila

“Astaghfirullah! Ngagetin banget, sih, Mas.” Ucap Kalila sembari menghembuskan napas kasar “Aku gak bisa, Mas. Aku ketauan sama Bang Adam.” Jelas Kalila dengan wajahnya yang tampak murung.

Janu mengerti posisi hubungannya dengan Kalila saat itu memang masih belum memungkinkan. Apalagi, kesalahan Janu yang mabuk berat itu membuat dia seakan kehilangan harga diri di depan Kalila.

“Ya udah, kita ke rumah aku aja yuk. Aku kangen kamu, Lil. Pengen habisin waktu aja sama kamu.” Jelas Janu sembari mengusap puncak kepala Kalila dan Kalila pun mengangguk menyetujui.

***

“Mas, Mama sama Papa kamu gak balik ke Indonesia lagi?” Tanya Kalila yang memang selama ini belum pernah mendapati kedua orangtua Janu ketika dia mengunjungi rumah megah mereka.

“Katanya sih bulan depan, sayang. Kamu pengen ketemu ya? Sabar ya, Lila.” Jelas Janu sembari meletakkan tasnya di sofa yang berada di kamarnya itu.

Kalila hanya mengangguk dan kembali menatap halaman rumah Janu dari jendela kamar laki-laki itu. Seketika dia menghela napas, rasanya sayang sekali jika rumah sebesar ini jarang ditempati dan juga dinikmati.

Janu tiba-tiba mendekati Kalila dan memeluk wanita itu dari belakang “I love you, Lila. Tadi kamu perfect banget jadi moderator. So proud of you.” Ucap Janu yang masih memeluk Kalila.

Kalila tersenyum bangga dan membalikkan tubuhnya sehingga kedua bola mata mereka saling menatap satu sama lain “I’m so proud of you too, Mas Janu.”

Janu dan Kalila masih saling menatap satu sama lain dengan wajah mereka yang sedikit demi sedikit mendekat sampai tidak ada jarak. Seketika Janu pun mengecup bibir Kalila. Awalnya Kalila terkejut, namun dia pun kembali membalas kecupan Janu. Janu yang mendapati balasan itu pun perlahan mulai mengecup setiap tubuh Kalila sehingga pada akhirnya mereka tenggelam dalam nafsu yang mereka ciptakan. Janu dan Kalila pun tanpa sadar melakukan hal yang tidak seharusnya……..

Kalila mengusap wajah Janu yang jaraknya sangat dekat dengan wajahnya. Tubuh mereka hanya di baluti selimut. Kalila memang baru pertama kali melakukan hubungan diluar batas itu. Ada rasa menyesal sedikit dalam dirinya, namun dia juga menikmatinya saat melakukan hal itu dengan Janu.

“Sayang… Aku mau pulang.” Ucap Kalila lembut kepada Janu sembari mengusap wajah laki-laki itu.

“Iya, sayang. Aku bakal anterin.  I love you, Lila. Did I hurt you?” Tanya Janu memastikan karena dia tahu Kalila baru pertama kali melakukan hal itu. Sementara Kalila hanya menggelengkan kepala dan langsung mengecup kening Janu.

***

Acara pelepasan wisuda, sebuah upacara pelantikan bagi mereka yang sudah berhasil menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Sebuah acara yang selalu ditunggu bagi seseorang yang secara resmi akan melepas statusnya yang semula menjadi mahasiswa kini menjadi alumni dengan membawa gelar di belakang nama mereka.

Ya, hari itu merupakan hari yang bersejarah bagi Kalila. Bagaimana tidak, Kalila mendapatkan julukan lulusan terbaik dengan predikat cum laude dan IPK 3.98, Ya, IPK yang nyaris sempurna.

Janu menatap Kalila dengan tatapan kagum. Wanita itu benar-benar sempurna di matanya. Kalila bukan hanya mengandalkan fisik yang indah serta wajah yang cantik, namun dia juga memiliki kemampuan yang sangat sempurna di bidang pendidikan.

“Mas…” Ucap Kalila menghampiri Janu dengan Kalila yang terlihat sangat cantik memakai toga saat menghampiri Janu dengan mulutnya yang masih menganga serta pandangannya yang belum pernah melesat sedikit pun dari wajah Kalila

“Mas Janu!!” Teriak Kalila sehingga membuyarkan lamunan Janu

“I-iya, sayang.” Ucap Janu terkejut mendengar teriakan Kalila “Kamu cantik banget, Lila. Congratulations!!!

Thank you, Mas. “Mas, aku minta maaf ya, aku cuma bisa ketemu sebentar sama kamu. Orangtua aku, Bang Adam, dan Rangga udah nungguin. A—”

“Gapapa, sayang. Yang terpenting aku udah lihat wanita idaman aku aja udah seneng banget. Besok setelah magang aku jemput kamu. Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat.” Jelas Janu

Ya, saat itu Kalila juga berstatus menjadi anak magang di sebuah perusahaan law firm untuk mencari pengalaman agar dia bisa dengan mudah mencari pekerjaan dengan kemampuan serta pengalaman magang yang dia miliki.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status