Share

[6]

Setelah drama pagi ini--bermalam di apartment Jose, akhirnya sekarang Giselle telah berpakaian rapi. Dia bersiap menuju cafe untuk bertemu dengan teman-temannya. Ada hal penting yang harus mereka bicarakan siang ini.

"Tidak ada jadwal penting siang ini, kan?" tanya Giselle sembari video call dengan asistennya di perusahaan ayahnya. Dia terlalu sibuk untuk berdandan dan memastikan tidak ada kekurangan di wajahnya.

"Tidak ada, nona. Untuk hari ini, kau tidak perlu datang ke perusahaan. Dokumen penting yang harus kau baca untuk meeting besok, akan saya kirimkan ke surel nona."

"Okay." Giselle mengangguk dan tersenyum tipis sebelum mematikan sambungan teleponnya dengan Cassandra.

Giselle kembali menekan layar ponselnya, menekan nama Felix untuk menghubungi pria itu. Hanya voice call, Giselle tidak mau pria itu melihatnya dengan wajah yang masih berantakan.

"Iya. Kenapa?" Suara berat itu menyapa Giselle.

Giselle tersenyum sinis, nada itu terdengar seolah dirinya sedang mengganggu si pria di seberang sana.

"Aku tidak mau ada kekurangan untuk rencanaku kali ini. Lakukan semuanya dengan hati-hati, aku tidak ingin adanya kecurigaan nantinya," ucap Giselle sembari memasang anting-anting mutiaranya.

"Aku selalu melakukannya dengan sempurna. Bagaimana malammu dengan Jose? Apa dia tergoda denganmu?" Felix terkekeh saat Giselle tidak menanggapinya dengan cepat.

"Seharusnya kau menjemputku, bajingan!" marah Giselle.

Tawa Felix semakin menjadi-jadi. Pria itu suka saat Giselle marah seperti sekarang. Pasti wajahnya akan terlihat sangat lucu.

"Okay, aku berangkat sekarang." Kalimat itu mengakhiri percakapan mereka.

Giselle sudah siap. Dia menggunakan dress selutut, anting-anting mutiara, heels berwarna hitam, dan rambut berwarna cokelat yang dia biarkan tergerai dengan indah.

"Kunci mobil!" seru Giselle sembari menjulurkan tangannya pada Mina yang dari tadi berdiri di belakangnya.

Giselle langsung pergi saat dia mendapatkan kunci mobilnya dari Mina. Kaki jenjangnya melangkah dengan indah menuruni setiap anak tangga. Namun, suara berisik dan harum masakan dari arah dapur menarik perhatiannya.

"Kenapa mereka terlihat sibuk siang ini?" tanya Giselle pada Mina yang masih berada di belakangnya.

"Mereka akan makan siang terlebih dahulu, sebelum nenek Tuan Jose pulang," jawab Mina pelan.

Giselle hanya mengangguk. Tidak ada niatan untuk berkomentar ataupun antusias dengan acara yang akan mereka lakukan.

Giselle melewati ruang keluarga. Di sana tampak Natalie yang sedang bergelayut manja dengan perempuan tua itu--nenek Jose. Giselle membuang mukanya, terlalu malas melihat tingkah Natalie.

"Giselle, kau mau kemana?" Giselle menoleh pada sumber suara. Sesuatu yang sangat jarang terjadi saat sang ayah berada di rumah di jam makan siang.

"Ada hal penting yang harus aku bicarakan dengan temanku, Ayah," jawab Giselle dengan lembut.

"Tetaplah di rumah. Kau harus menghormati keluarga Jose. Kau juga tidak datang ke pesta pertunangan mereka. Jadi, sebaiknya kau ikut bergabung makan siang kali ini," ucap Harry sembari membaca majalah yang ada di genggamannya.

Giselle memejamkan matanya dan mengepalkan kedua tangannya. Ingin rasanya membantah sang ayah, tetapi dia tidak bisa. Giselle harus memperkuat posisinya untuk mendapatkan Barclay Group tanpa Natalie.

"Baiklah, Ayah."

~o0o~

Jose masih duduk di ruang kerja di apartemennya, belum ada niatan untuk bergerak apalagi bergegas ke kediaman keluarga Barclay.

Jika bukan karena Natalie, makan siang ini tidak akan terjadi. Dia terlalu malas menghabiskan energinya untuk melakukan hal-hal yang tidak menguntungkan perusahannya.

Ring!

Ponsel Jose berbunyi dan membuyarkan lamunannya. Segera, Jose melihat nama yang tertera di layar benda persegi tersebut.

"Halo, Bi," sapa Jose lembut

"Bagaimana Jose, apa dia menyukai sup buatan bibi?" Wanita itu melemparkan pertanyaan pada Jose dengan antusias.

"Dia mungkin menyukainya. Bibi kan tahu, harga dirinya begitu tinggi, sehingga untuk memuji sesuatu saja, dia butuh waktu beribu tahun untuk memikirkannya." Jose tertawa dengan kalimatnya sendiri.

Entah kenapa, nada suara wanita yang dia panggil Bi Rona itu tampak sangat bahagia kali ini. Jose juga bisa memastikan bahwa wanita itu sedang dalam suasana hati yang sangat baik sekarang.

"Syukurlah, senang mendengarnya."

"Hari ini, Keluarga Barclay mengadakan jamuan makan siang. Apa tidak sebaiknya Bibi ikut bersamaku?" tanya Jose.

Hening. Tidak ada jawaban di seberang sana. Hanya helaan nafas yang bisa Jose dengar.

"Bibi tidak mungkin ke sana Jose. Bibi tidak ingin merusak suasana ... Bibi harap, kau bisa menjaga rahasia kita." Rona menghela napasnya panjang.

Jose mengangguk paham. Suatu peristiwa di masa lalu bisa mengubah segalanya, pikir Jose.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status