Beranda / Young Adult / The Good Antagonist / Chapter 3 - Samudra Ananta Dominic

Share

Chapter 3 - Samudra Ananta Dominic

Penulis: Echa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-16 15:58:57

"Ananta" ucap Elisa kaget

Seorang pemuda yang sedang memainkan ponselnya menoleh mendengar seseorang memanggilnya dengan nama panggilan sayang dari bundanya. Samudra menatap gadis itu datar, Elisa yang di tatap oleh sang pujaan hati tidak bisa menahan salting nya. Samudra yang melihat itu menatap gadis itu aneh. Sadar dengan kebodohannya Elisa berdehem untuk menghentikan kecanggungan ini.

"Ananta lo tinggal di sini? " tanya Elisa

"Ya" balas Samudra singkat

Setelah mengatakan itu Samudra melengos pergi. Elisa yang melihat itu mengekori Samudra. Samudra membiarkan saja Elisa berjalan di sampingnya mungkin gadis itu mau ke unit apartemen miliknya. Sesampainya di unit apartemen milik Samudra, Elisa tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya mengetahui bahwa mereka tetanggaan. Samudra mengabaikan Elisa yang masih berdiri di sampingnya sambil tersenyum, ia membuka pintu apartemennya setelah memencet kata sandi. Saat akan menutup pintunya terlihat ada kaki yang menahan, karena tak tega Samudra membuka pintu.

"Ngapain lo." ucap Samudra

"Boleh minta nomor hp lo." ujar Elisa

"Buat apa? "

"Gak boleh ya? " tanya Elisa memelas

Karena Samudra ingin segera beristirahat, Samudra memberikan nomor hp nya. Elisa sangat senang karena di kontak hp nya hanya ada kontak Atlas, Lova, oma dan opanya. Dengan begini ia semakin mudah mendekati Samudra.

"Makasih Ananta."

"Hm"

Setelah itu Samudra menutup pintu. Elisa berjalan ke arah lift untuk pergi ke minimarket. Kini Elisa sudah kembali ke apartemennya dengan membawa dua kresek yang berisi mie dan camilan. Tak butuh waktu lama mie goreng pun sudah habis di makan Elisa.

Elisa berjalan kearah balkon, Elisa memandang langit malam yang sangat indah dengan taburan bintang.

Ketika sedang menikmati keindahan langit, tercium bau asap rokok. Elisa menoleh ke arah samping terlihat Samudra yang sedang menghisap rokok. Samudra terlihat tampan dengan kaos hitam yang di pakainya. Elisa terus memandang Samudra tanpa kedip, Merasa ada yang melihatnya Samudra pun menoleh terlihat Elisa yang sedang memandangnya. Mereka pun saling tatap untuk beberapa detik, sampai tatapan itu terputus ketika Samudra mematikan rokoknya dan kembali masuk ke dalam apartemennya. Elisa pun kembali masuk.

Kini Elisa merebahkan tubuhnya di atas kasur. Elisa teringat tentang kisah hidup seorang Samudra Ananta Dominic. Samudra yang merupakan anak tunggal di tuntut sempurna oleh sang ayah. Tak jarang ia mendapati kekerasan yang didapat dari sang ayah jika ia mendapat nilai yang tidak sempurna. Itu membuat Samudra tumbuh menjadi pribadi yang dingin, namun karena masih ada sang bunda yang selalu berada di sampingnya, Samudra bisa bertahan. Sampai ketika ia memasuki kelas 11 bundanya dilarikan ke rumah sakit karena penyakit jantung yang di deritanya, Samudra sedih karena bundanya kembali masuk rumah sakit. Samudra benci kepada ayahnya karena tidak mau menemani sang bunda. Kebencian Samudra semakin besar ketika sang ayah berselingkuh dengan banyak wanita, Samudra pun memutuskan untuk tinggal di apartemennya, sesekali ia menginap di markas. Ia menganggap gang motor Asterioz sebagai rumah keduanya. Samudra kembali sedih ketika sang bunda meninggalkanya. Sejak saat itu ia kadang merasa kesepian meskipun ada sahabat-sahabatnya. Sampai ketika Mira datang Samudra mulai merasa lebih baik karena Mira ada di setiap ia membutuhkan seseorang sebagai penenang. Samudra dingin kepada perempuan tapi ia tak pernah bermain kasar. Samudra kembali hancur ketika Mira mulai menjauh darinya. Pada akhirnya Samudra meninggal karena memilih mengorbankan dirinya. Mengingat itu Elisa sedih ia bertekad membuat Samudra bahagia.

******

Sinar matahari menyinari seorang gadis yang masih tertidur. Dengan perlahan mata Elisa mulai terbuka, kemudian ia melirik jam weker yang ada di nakas samping kasurnya. Mata Elisa melotot melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 7 kurang seperempat. Dengan cepat Elisa mandi dan bersiap-siap. Tak butuh waktu lama Elisa sudah siap dengan seragam sekolahnya. Elisa membuka pintu apartemennya, berbarengan dengan itu Samudra juga baru saja keluar. Dengan cepat Elisa memegang tangan Samudra.

"Ananta bareng ya." ucap Elisa memelas

"Gak" balas Samudra

"Nanti gue telat."

"Bukan urusan gue."

"Ih Ananta plis." rengek Elisa

"Gak"

"Ananta jahat banget." Elisa pun pergi dengan menghentak-hentakan kakinya.

Melihat itu Samudra tersenyum tipis. Menyadari tingkahnya dengan cepat raut wajahnya kembali datar. Samudra berjalan menuju basement, setelah sampai Samudra segera menaiki motor sport nya kemudian menjalankan nya. Di depan apartemen terlihat Elisa yang sibuk menunggu angkutan umum namun tak kunjung ada. Karena tidak tega Samudra pun mendekati Elisa.

"Naik" ucap Samudra

"Naik apa." balas Elisa bingung.

"Naik atau gue tinggal."

"Bisa gak kalo ngomong itu yang jelas." omel Elisa

"Ck cepet naik ke motor gue."

"Gitu kek daritadi."

"Pake" ucap Samudra sambil menyodorkan helm.

"Iya"

Elisa pun naik ke jok belakang motor. Samudra menoleh ke belakang terlihat rok Elisa yang tersingkap memperlihatkan paha gadis itu. Samudra pun melepas jaket kebanggaannya dan memberikannya kepada Elisa.

"Buat apa." tanya Elisa bingung

"Buat nutupin paha lo." balas Samudra.

Mendengar itu Elisa merasa kupu-kupu berterbangan di perutnya, Elisa pun memakainya. Samudra mulai menjalankan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Karena takut jatuh Elisa pun melingkarkan tangannya di perut Samudra. Samudra merasakan ada yang memeluknya.

"Jangan peluk gue." ucap Samudra

"Gak mau nanti gue jatuh." balas Elisa

Mendengar itu pun Samudra membiarkan Elisa memeluknya. Elisa yang merasa tidak ada lagi penolakan dari Samudra semakin erat memeluknya dan menyenderkan kepalanya di punggung kekar Samudra.

Tidak terasa mereka sudah sampai di sekolah. Mereka telat karena gerbang sudah di tutup dan terlihat anak osis yang sedang bertugas. Samudra berniat kembali menjalankan motornya untuk ke pintu belakang, namun pergerakkannya di hentikan oleh sang ketua osis yang tak lain dan tak bukan adalah Atlas. Atlas cemburu melihat Elisa yang sedang memeluk Samudra. Samudra yang menyadari tatapan Atlas pun melepaskan lilitan tangan Elisa.

"Lo ngapain berangkat bareng Elisa." tanya Atlas cemburu.

"Terserah gue mau berangkat sama siapa." bukannya Samudra yang menjawab melainkan Elisa.

Atlas yang mendengar itu menyuruh Elisa turun dan menyeretnya. Elisa yang tidak terima di seret memberontak untuk melepaskan cekalan Atlas. Atlas semakin erat memegang tangan Elisa. Samudra yang melihat itu melepaskan cekalan Atlas.

"Jangan kasar." ucap Samudra

"Bukan urusan lo." ucap Atlas menatap tajam Samudra.

"Ngapain lo nyeret gue." marah Elisa

"Gue cemburu lo peluk Samudra." balas Atlas

"Kita bukan siapa-siapa lagi Atlas." ucap Elisa

"Yaudah ayo kita balikan." ucap Atlas

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • The Good Antagonist   Bab 53

    Elisa baru saja tiba di kelas. Sepanjang perjalanan banyak orang yang menatapnya sinis, benci, dan jijik. Elisa mengabaikan mereka semua dan berjalan seperti biasa. Elisa melangkah menuju bangkunya. Saat ia berjalan di jajaran bangku Aiza, perempuan itu menjulurkan kakinya ke depan. Elisa yang tidak melihat terjatuh karena tersandung kaki Aiza. Semua orang menertawakannya."Hahaha syukurin karma orang jahat tuh.""Aduh kasian pangeran berkudanya gak ada nih.""Mau gue bantu tapi aku pakai sarung tangan dulu ya takut kena bakteri kalau pegang tangan kotor lo."Elisa mengepalkan tangannya, ia ingin marah tapi ini masih pagi ia malas kalau harus kena masalah."Sabar Elisa ini masih pagi jangan sampai lo kena masalah." batinnya."Maaf sengaja sakit ya? " ujar Aiza sambil tersenyum mengejek."Mau gue bantu? " tanya Fara menjulurkan tangan nya. Namun segera di tepis oleh Elisa."Kok lo gitu sih kan gue mau bantu lo." Fara pura-pura memasang wajah menyedihkan."Gue gak butuh bantuan lo." si

  • The Good Antagonist   Chapter 52 - Sepemikiran

    Elisa dan Samudra berpindah tempat kini mereka berada di apartemen Samudra. Mereka duduk merenung di ruang tamu."Ananta kita harus gimana sekarang?""Untuk sementara waktu kamu tetap pakai HP itu, agar orang yang nyadap kamu gak curiga.""Tapi aku takut.""Jangan takut itu mungkin cuman nyadap biasa. Ada yang pernah ngirim link atau dokumen yang aneh gak? atau ada nomor yang gak di kenal? " "Gak ada HP aku aman-aman aja selama ini buktinya gak kena virus sama gak error." ucap Elisa. Emang selama ini tidak ada yang aneh dengan HP nya."Ini aneh penyadap itu gak ngambil saldo uang yang ada di HP kamu atau data pribadi." baru kali Samudra melihat hal seperti ini. Sebenarnya apa motif orang itu melakukan ini semua."Aneh setidaknya alasan orang itu nyadap HP aku karena bencikan? buktinya dia buat kesalahpahaman antara aku dan Lova." Elisa sedih mengingat itu. Awas saja jika ia tahu siapa penyadap ini akan ia tonjok sampai mampus.Terjadi keheningan diantara mereka. Samudra berpikir ada

  • The Good Antagonist   Chapter 51 - Ada yang aneh

    Selama jam pelajaran banyak murid yang menatap Elisa sinis. Apalagi Lova pindah tempat duduk, ia tidak ingin sebangku dengan Elisa."Lova." panggil Elisa. Lova mengabaikannya ia lebih memilih berjalan menuju bangku belakang.Elisa menghela nafas sepertinya mulai sekarang kehidupan sekolah tidak akan berjalan lancar. Ia harus segera mencari tau siapa yang menjebaknya. Semua murid tidak ada yang mau duduk bersama Elisa, Samudra pun memutuskan untuk duduk bersama Elisa. "Ananta." "Aku duduk di sini ya.""Iya." Elisa tersenyum. Setidaknya masih ada Samudra yang akan menemaninya."Kenapa sih Samudra nemenin tuh cewek.""Samudra terlalu di butakan cinta.""Tuh cewek bakal makin menjadi nih soalnya ada backingan.""Iya nih makin ngelunjak pasti."Elisa menarik nafas lalu menghembuskannya. Ia berusaha bersikap sabar mendengar bisikan mereka. Rasanya ia ingin menyumpal mulut mereka dengan kaos kaki yang sudah tidak di cuci 3 tahun.Bel pulang akhirnya berbunyi Elisa langsung saja menarik Sa

  • The Good Antagonist   Chapter 50 - Mulai hancur

    "Orang terdekat lo, Elisa." Aiza menunjuk Elisa. Semua orang menatap tak percaya apa yang barusan di ucapkan oleh Aiza. "Gue gak ngelakuin itu." bela Elisa. Semua orang menatap ke arah Elisa. Termasuk Lova ia memasang wajah kecewa. Elisa bingung dengan apa yang terjadi. Kenapa malah jadi dirinya yang terseret? Apa yang sebenarnya terjadi? Lova menatap Elisa."Lisa apa bener yang di ucapin Aiza? " "Itu gak bener, mana mungkin gue tega ngelakuin itu sama lo." "Halah ngaku aja." ujar Aiza. "Emang lo ada bukti gue yang ngelakuin itu? " tanya Elisa. "Beraninya lo ngeremehin gue. Gue gak mungkin ngomong gini kalau gak ada bukti. Fara tunjukkin isi chattingan lo sama Elisa." Aiza tersenyum miring. "Dengan senang hati." Fara membuka ponselnya dan menunjukkan ke semua orang chattingan nya bersama Elisa. "Liat ini nomor lo kan? " Fara menatap remeh Elisa. Elisa menarik ponsel itu dan membaca dengan seksama. Itu memang bener nomornya. unknown Send a picture Gue mau lo tempel poto

  • The Good Antagonist   Chapter 49 - Editan?

    Samudra dkk terlihat baru saja datang, mereka penasaran apa yang terjadi. Di depan sana terlihat Elisa yang masih syok dan Lova yang menangis. Mereka melihat ke arah poto itu dan terkejut begitu melihatnya."Itu Lova? " tanya Dewa dengan tatapan tidak percaya."Mata gue gak salah liat kan." ujar Stevan."Lova." ucapan Sean membuat semua orang menatap ke arah pemuda itu."I-ini g-gak se-seperti- " lidah Lova terasa kelu untuk menjelaskan semuanya. Lova sedih melihat Sean yang seperti enggan melihatnya."Sean kamu udah liat kan kelakuan jalang tuh cewek. Mending kamu putusin deh daripada nama kamu jadi tercoreng karena tuh cewek." ucap Fara."Iya Sean mending kamu pacaran sama Fara." timpal Mira. Fara mengangguk setuju dengan perkataan Mira."Kita ketipu guys cewek yang polos ini ternyata kelakuannya sama aja kayak jalang di club." ujar Aiza membuat suasana semakin panas."Wajah cowok yang di poto gak jelas tapi kayaknya om-om deh." timpal Fara.Para murid langsung menyahuti apa yang di

  • The Good Antagonist   Chapter 48 - Poto

    Satu tahun kemudian...Tidak terasa Elisa sudah satu tahun lebih menempati dunia novel ini. Banyak perubahan yang telah ia buat. Beberapa bulan lagi ia akan lulus sekolah. Elisa sudah melewati alur dimana ia dan Samudra meninggal. Semoga saja tidak ada yang berubah. Elisa masih tak menyangka ia bisa bertahan sejauh ini dari takdir kematian tragis Elisa. Kehidupan Elisa selama setahun ini tidak begitu damai. Meski begitu sampai detik ini ia masih belum mengetahui siapa antagonis pria di novel ini. Entah itu Rafli atau Arthur, Elisa hanya mencurigai mereka karena selalu bertingkah aneh."Lisa liat deh di kolong meja kamu ada bunga mawar lagi." ujar Lova. Membuyarkan lamunan Elisa.Elisa menghela nafas, memang sudah setahun ini ada yang menjadi pengagum rahasianya. Dia selalu menyimpan setangkai bunga mawar di kolong mejanya."Siapa sih nih orang gak bosen apa ngasih gue bunga terus.""Dia suka sama kamu.""Dia pasti tau kan kalau gue udah punya pacar.""Mungkin dia nunggu kamu putus.""

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status