Share

The Hijabi Dancer
The Hijabi Dancer
Penulis: Queen Li

G-Ace

Pemikiran dan penilaian setiap manusia terhadap lingkungan sekitarnya bergantung pada apa yang diterima oleh indera penglihatannya.

Itulah hukum dunia.

Apa?

"Don't judge book by its cover."?

Omong kosong macam apa itu?

Jika ada manusia yang tidak sedikit saja menilai orang lain hanya dari penampilannya, mungkin dia adalah minoritas di Bumi ini. Sulit diterima, namun itu semua adalah sebuah ironi yang terjadi.

"Dia layaknya seorang jalang."

"Bahkan dari penampilannya saja, dia tidak seperti seorang gadis baik-baik."

Kurang lebih itulah isi dialog dari dua wanita paruh baya yang sedang duduk menikmati kopi panas di sebuah caffe. Sembari menatap tajam pada seorang gadis berambut panjang yang mengenakan cropped tank top berwarna hitam berpadukan hot pants jeans yang sedang melintas di depan caffe tempat mereka singgah. Ketika itu Jihan Azzahra bersama teman-temannya sedang melintasi caffe menuju sebuah kedai Ice cream tempat mereka akan beristirahat usai menyelesaikan pertunjukan tari mereka di atas panggung.

Sekelompok remaja yang tergabung dalam sebuah grup dance cover itu terlihat larut dalam gurauan kecil antar mereka. Hingga tanpa sadar Jihan mengarahkan pandangannya ke arah caffe dan melihat sepasang wanita paruh baya sedang menatap dirinya. Spontan Jihan pun melemparkan senyuman ramah pada mereka dan dengan perasaan terpaksa para wanita itu membalas senyuman gadis yang tak mereka sukai. Kedua wanita tersebut tidaklah mengenal Jihan, namun setelah melihat penampilan gadis itu di atas panggung secara otomatis penilaian mereka terhadap Jihan sudah ditentukan.

Pakaian dan tarian sensual penuh gairah persis seperti yang dilakukan sang penyanyi asli dari lagu Trouble Maker yang dibawakan oleh Jihan dan David malam itu telah membuat seisi mall menjadi riuh menyaksikan pertunjukan mereka.

Dance cover.

Adalah pekerjaan yang sudah digeluti oleh gadis itu selama lima tahun terakhir.

Dengan nama panggung G-Ace, Jihan terkenal di berbagai kota di negeri ini. Bersama dengan grupnya, The Gold, Jihan telah mendapatkan banyak penghargaan dari dalam dan luar negeri. Bisa dibilang The Gold adalah salah satu grup dance cover papan atas di Indonesia.

Selain itu, G-Ace juga dikenal sebagai seorang influencer dan youtuber yang cukup sukses. Berbagai konten tentang tarian dan ulasan tentang Kpop yang dikemas dengan epic membuatnya dengan mudah merebut hati para pengikutnya di media sosial.

Di sela waktu istirahat, Jihan menyempatkan diri untuk membuka akun media sosialnya dan mengunggah vidio penampilannya dengan David hari ini. Tak lupa Ia juga mencantumkan sebuah caption pada vidio tersebut.

"Yeaaay lancar semuanya ... thx guys atas dukungannya ... xoxo"

Hanya berselang beberapa menit, postingan tersebut sudah mendapatkan ratusan like dan komentar dari para netizen. Sebagian besar berisi komentar dukungan dan kekaguman mereka terhadap Jihan. Ada yang memuji skill menari Jihan, ada pula yang memuji kecantikan wajah dan keindahan tubuhnya. Jihan merasa senang membaca setiap komentar tersebut, itu membuatnya semakin bersemangat. Hingga sebuah komentar menarik perhatiannya.

"Astaghfirullah... gadis macam apa yang dengan senang hati tubuhnya disentuh oleh pria yang bukan suaminya? Bahkan kau mempertontonkan kemolekan tubuhmu pada semua orang."

Komentar tersebut membuat Jihan secara spontan membuka profile akun orang yang memberikan komentar negatif itu padanya. Pemilik akun @diandradeaaaa25 itu adalah seorang wanita yang selalu mengenakan pakaian dan hijab syar'i lengkap dengan cadarnya. Hampir semua postingannya berisi tentang ceramah dan kebersamaannya bersama para sahabat.

Seolah dia adalah seorang wanita tanpa cela.

Meski begitu, Jihan tetap tak percaya bahwa ada manusia tanpa cela.

Wanita itu pasti juga punya dosa meski dia adalah seorang yang terlihat agamis.

"Berhijab tak membuatmu menjadi wanita paling suci." gumamnya dalam hati.

Namun sekelebat kalimat muncul di pikirannya.

"Berhijab saja bukan jaminan masuk Surga, lalu bagaimana denganku yang selalu berpakaian terbuka?"

"Hey! "

Suara itu langsung membuyarkan lamunan Jihan.

Gadis cantik berkulit putih dengan pipi merona alami dan rambut pendek sebahu itu mulai berjalan di sisi Jihan.

Clara adalah sahabat terdekatnya di The Gold.

"Kau menari dengan sangat luar biasa."

Puji Clara sembari memberikan tepukan lembut di bahu Jihan seolah begitu menghargai kerja keras temannya itu.

Jihan tersenyum mendengar pujian tersebut. Namun hanya berselang sepersekian detik, mata Jihan terlihat kembali kosong.

"Ji, are you ok?"

Jihan tak menjawab, pikirannya sedang berkelana jauh semakin dalam menjelajahi setiap inci memori yang mungkin saja akan membantunya menemukan apa yang Ia cari.

Mereka berdua hanya berjalan pelan tanpa ada dialog.

Apa kau pernah merasakan bahwa hidupmu bak sebuah papan puzle?

Potongan-potongan kecil yang tersusun rapih membentuk sebuah papan kehidupan yang indah.

Semua tersusun dengan baik, namun hanya karena sebuah potongan kecil tak kau temukan, maka ratusan potongan puzle yang lain seolah tak berarti.

Apa yang harus kulakukan?

Kemana harus kucari?

Dan apa kiranya yang harus kutemukan?

Semua pikiran itu terus bergejolak di pikiran Jihan. Seolah dirinya terjebak dalam kesendirian di alam bawah sadarnya. Ia berjalan tanpa arah, tapi kakinya tak mau berhenti untuk terus mencari sesuatu yang entah apa. Sesuatu yang hilang dari dalam dirinya.

Yang bahkan Ia tak tau bagaimana bentuk dan cirinya.

Kegelisahan yang tiba-tiba datang dan menghantuinya sejak sebuah mimpi menakutkan di bulan desember tahun lalu itu begitu menyiksanya.

"Mungkinkah itu karena kau merindukan sahabat kecilmu dulu?" ucap Clara setelah mendengar alasan Jihan termenung untuk beberapa saat kebelakang.

"Maksudmu, sesuatu yang hilang itu adalah Ardhy?"

Clara mengangkat kedua bahunya tanda Ia pun tak begitu yakin dengan perkataannya.

"Entahlah, mungkin saja."

"Aku memang merindukannya, sudah tujuh tahun sejak kali terakhir aku bertemu dengannya." Jawab Jihan.

Mengingat kenangan masa kecilnya itu kembali membuat Jihan menghela nafas dalam sembari menyapukan pandangannya menyusuri luasnya mall malam itu.

Tiba-tiba pandangannya terarah pada sesosok pria berperawakan tinggi besar dengan tubuh atletis yang terus menatap ke arah dirinya.

Pria berusia sekitar 20-an itu terus memandanginya dengan sesekali tersenyum aneh.

Entah dari mana Ia berasal atau siapakah dirinya, namun pandangannya telah membuat Jihan merasa risih.

Jihan membalas tatapan itu dengan penuh tanya. Gadis itu mengangkat salah satu alisnya sembari sedikit memiringkan kepalanya seolah menanyakan pada pria itu "what's wrong?"

Pria misterius tersebut hanya tersenyum smirk dan lalu pergi dari tempat Ia berdiri sejak tadi. Saat itu Jihan mengingatnya, ternyata pria itu sudah memandanginya dengan cara yang sama bahkan sejak penampilannya di panggung tadi.

"Jika ini film, maka dia adalah seorang psikopat yang terobsesi padaku. Gadis cantik, manja, tak berdosa,dan tak berdaya dari keluarga kaya." celetuknya dengan nada mengejek.

- To Be Continued -

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status